Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BENTOT
Alamat : Jl. Manunggal No 004 Kode Pos 73671

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMBERIAN PMT PENYULUHAN/PEMULIHAN BAGI BALITA BURUK DAN


GIZI KURANG

I Pendahuluan
Keadaan gizi yang baik merupakan syarat utama dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas.
Masalah gizi dapat terjadi di setiap siklus kehidupan, dapat terjadi
sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa atau usia
lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa
kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada
periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun
kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi.
Kegiatan ini akan dilaksanakan sesuai dengan tata nilai UPTD
Puskesmas yaitu :
1. Ramah : Ramah dan santun dalam memberikan pelayanan
2. Indah : Menciptakan suasana lingkungan kerja yang
nyaman, indah dan asri
3. Mudah : Cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan
4. Profesional : Melayani berdasarkan tugas dan kompetensi sesuai
aturan yang berlaku (SOP)
5. Inovatif : Selalu berinovasi untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada masyarakat

II Latar Belakang
Kurang gizi masih menjadi masalah utama di Indonesia.
Menurut RISKESDAS tahun 2013, secara nasional prevalensi balita
gizi kurang dan buruk (BB/U < -2 SD) sebesar 19,6%, prevalensi
balita pendek (stunting) sebesar 37,2%, balita sangat kurus
(BB/TB < -3 SD) sebesar 5,3%. Di Kecamatan Patangkep Tutui,
prevalensi balita gizi kurang dan buruk (BB/U < -2 SD) basil PSG
tahun 2013 sebesar 8,8 %. Setiap anak dengan gizi buruk
mempunyai risiko kehilangan IQ 10-13 poin. Proporsi penduduk
umur >1 tahun dengan keadaan anemia mencapai 21,7% secara
nasional. Di Kecamatan Mantrijeron, tahun 2013 prevalensi ibu
hamil anemia sebesar 26,22%. Pada ibu hamil, anemia
meningkatkan risiko ibu melahirkan bayi BBLR, prematur, risiko
kematian ibu dan bayi. Konsumsi garam beryodium tingkat
rumah tangga menunjukkan 77,1% rumah tangga yang
mengonsumsi garam dengan kandungan cukup iodium, 14,8%
rumah tangga mengonsumsi garam dengan kandungan kurang
iodium dan 8,1% rumah tangga mengonsumsi garam yang tidak
mengandung iodium. Masalah gizi lebih juga masih menjadi
masalah penting di Indonesia karena berisiko meningkatnya
penyakit kardiovaskular, penyakit diabetes mellitus. Prevalensi
obesitas di Indonesia pada penduduk laki-laki dan perempuan
dewasa (>18 tahun) pada tahun 2013 sebanyak 19,7% dan
32,9% (RISKESDAS, 2007). Di Kecamatan Patangkep Tutui ,
prevalensi obesitas pada balita sebesar 6,08% (PSG 2013).

III Tujuan
1.Tujuan Umum
Membantu mempercepat pemulihan status gizi bagi balita gizi buruk
dan gizi kurang dengan pemberian PMT
2.Tujuan Khusus
a. Memantau perkembangan masalah gizi di wilayah Puskesmas
Bentot
b. Mencegah masalah gizi di wilayah Puskesmas Bentot

IV Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan pokok memberikan penyuluhan gizi mengenai PMT
bagi balita gizi buruk dan gizi kurang

V Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan PMT penyuluhan dengan
melakukan koordinasi petugas terkait

VI Sasaran
Sasaran kegiatan adalah balita gizi buruk dan gizi kurang

VII Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bulan Juli dan Oktober 2019

VIII Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai
melakukan kegiatan dan dilaporkan kepada penanggung jawab
UKM dan Kepala Puskesmas. Evaluasi dilakukan setiap tiga
bulan sekali dengan melakukan analisis terhadap pelaksanaan
kegiatan.

IX Sumber Dana
Sumber dana kegiatan dibiayai dari dana DAK

Bentot,.........................

Pengelola
Program/Upaya

ZAHRATUNNISA

Anda mungkin juga menyukai