Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN

KEGIATAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


DI YOUTH CENTER PILAR PKBI JAWA TENGAH
PROGRAM REMAJA DISKO DENGAN TEMA TOXIC RELATIONSHIP

Oleh:
Rizki Kurniasih (1706026110)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan telah tersusunnya laporan praktik pengalaman lapangan ini,


sebagai dosen pembimbing lapangan menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Rizki Kurniasih
NIM : 1706026110
Jurusan/Fakultas : Sosiologi/Fakultas Ilmu Sisial dan Ilmu Politik
Benar-benar telah mengikuti kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan
minor di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah yang
terhitung mulai tanggal 07 Januari s/d 20 Februari 2020, dan telah melaksanakan
Praktik Pengalaman Lapangan mayor Talkshow di Jakwier Coffe yang
dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2020.
Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat bermanfaat dan dapat
digunakan sebagai mana mestinya.
Semarang, 08 Maret 2020
Mengetahui

Dosen Pamong Dosen Pembimbing

Ika Nindiyas Ranitadewi, S. Gz Kaisar Atmaja, M.A

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) serta penyusunan laporan
pelaksanaan PPL dapat diselesiaikan dengan baik. Sholawat serta salampun tak
lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang
telah memberikan tauladan baik dan semoga kelak bagi kita semua mendapatkan
syafaat dan keberkahan dalam menuntut ilmu. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis banyak mendapatkan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesempatan dan umur panjang
sehingga penulis bisa berproses sejauh ini.
2. Kedua Orang Tua yang telah menjadi motivasi untuk penulis menyelesaikan
laporan ini.
3. Prof. Dr. KH. Imam Taufiq, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang.
4. Dr. Hj. Misbah Zulfa Elizabeth, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
5. Dr. Moch. Parmudi, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
6. Kaisar Atmaja, M.A selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang banyak
memberikan masukan dan kritikan sehingga laporan magang ini dapat
terselesaikan.
7. Elisabeth S.A Widyastuti SKM M.Kes selaku Direktur PKBI Jawa Tengah
yang telah memberikan penulis kesempatan untuk ikut berproses di PKBI
Jawa Tengah.
8. Ika Nindiyas Ranitadewi, S. Gz Selaku pamong dari PKBI Jawa Tengah yang
telah memberi arahan dan bimbingan selama berproses.
9. PILAR PKBI Jawa Tengah selaku wadah yang telah memberikan penulis
pengalaman dan kesempatan yang sangat luar biasa sekali untuk belajar secara

3
langsung di lapangan.
10. Seluruh panitia PPL yang telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan
PPL ini. Serta pihak-pihak yang membantu, meberikan dukungan serta
motifasi dalam pelaksanaan PPL hingga sampai tersusunnya laporan ini.
Laporan PPL ini disusun berdasarkan dengan apa yang telah penyusun
jalankan selama melaksanakan PPL di PKBI Jawa Tengah, yang dilaksanakan
mulai tanggal 07 Januari s/d 20 Februari 2020. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dalam segi susunan serta cara
penulisan laporan ini, maka dengan demikian penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi memberikan sedikit tambahan ilmu serta
demi menyempurnakan laporan ini. Sehingga dengan begitu laporan ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya sekaligus bagi penulis
pada khususnya.

Semarang, 08 Maret 2020

Penyusun

Rizki Kurniasih

DAFTAR ISI

4
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2

KATA PENGANTAR.............................................................................................3

DAFTAR ISI............................................................................................................5

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................6

A. Latar Belakang..............................................................................................6

B. Pengertian PPL.............................................................................................7

C. Tujuan PPL...................................................................................................8

D. Tahapan Pelaksanaan PPL............................................................................8

BAB II. GAMBARAN PERKUMPULAN KELUARGA BERENCANA


INDONESIA (PKBI ) JAWA TENGAH...............................................................13

A. Gambaran Umum........................................................................................13

BAB III. ISI............................................................................................................17

A. Bentuk Kegiatan di PKBI Jawa Tengah.....................................................17

B. Bentuk Kegiatan PPL Mayor......................................................................30

C. Analisis........................................................................................................32

BAB IV. PENUTUP..............................................................................................34

A. Kesimpulan.................................................................................................34

B. Saran............................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35

LAMPIRAN...........................................................................................................36

5
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka memperdalam keilmuan bagi para mahasiswa sesuai dengan
disiplin ilmu yang telah dimiliki, Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
merupakan bentuk praktikum untuk memperdalam ilmu-ilmu teori yang berasal
dari jurusan masing-masing untuk meningkatkan kompetensi Sarjana Sosiologi.
Kegiatan praktikum ini diwajibkan bagi semua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP) sebagai salah satu prasyarat akademik untuk mencapai
gelar Strata Satu (S1).
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan salah satu kegiatan
belajar Mahasiswa yang dilakukan di lapangan untuk mengintegrasikan
pengetahuan teoritis yang diperoleh di kampus dengan pengalaman praktek di
lapangan sehingga keahlian-keahlian khusus yang merupakan target kompetensi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dapat tercapai. Selain itu salah satu tujuan
adanya PPL ini adalah untuk meningkatkan penguasaan dan keterampilan
Mahasiswa terhadap suatu disiplin ilmu, mata kuliah dan kompetensi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Berdasarkan upaya peningkatan mutu bagi calon Sarjana Sosiologi, Sistem
Belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dikembangkan suatu sistem
pembelajaran yang memadukan antara pembekalan teori dan praktek. Dengan
demikian, diharapkan mahasiswa sanggup menggali berbagai kebenaran dan
kesalahan baik dalam teori yang telah diperoleh maupun prakteknya, sehingga
kebenaran tetap menjadi kebenaran dan kesalahan diperbaiki agar menjadi
kebenaran.
Sehingga sangat tepat kiranya Kantor Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) Jawa Tengah menjadi obyek pelaksanaan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL), karena bagaimanapun juga instansi inilah yang bersentuhan
langsung dengan praktek sosial.

6
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, pada
masa remaja ini seseorang tidak bisa lagi dikatakan sebagai anak-anak namun juga
belum bisa juga disebut dewasa. Namun saat ini tidak sedikit dari remaja yang
malah justru salah pergaulan dan akhirnya terjerumus ke dalam hal-hal yang
negatif, seperti pergaulan bebas, seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang
dan lain sebagainya. Hal seperti ini merupakan suatu kejadian nyata yang sudah
banyak terjadi dikalangan remaja dan akhirnya menjadi masalah di lingkungan
masyarakat. Banyak dampaknya yang akan muncul akibat perbuatan ini, mulai
dari penularan virus HIV-AIDS, penularan IMS, serta kehamilan yang tidak
diinginkan.
Oleh karena melihat situasi remaja yang seperti ini PKBI Jawa Tengah
mendirikan PILAR (Pusat Informasi dan Layanan Remaja) pada 18 Maret 1998.
Di masa sekarang seiring perkembangan zaman, remaja sekarang menjadi remaja
yang bisa dibilang paling beruntung karena mereka bisa menikmati kecanggihan
teknologi masa kini yang mana sangatlah jauh berbeda pada kondisi remaja tahun
90-an dimana saat itu PILAR berdiri, maka dari itu tantangan, permasalahan, dan
metode-metode yang digunakan dalam pendekatan terhadap remaja zaman
sekarang tentulah berbeda dengan remaja-remaja zaman dulu.

B. Pengertian PPL
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan belajar mahasiswa
yang dilakukan di lapangan untuk mengintegrasikan pengetahuan teoritis yang
diperoleh di kampus dengan pengalaman praktek di lapangan sehingga keahlian
khusus yang merupakan target kompetensi program studi dapat tercapai.
Pelaksanaan PPL atau Magang meliputi kegiatan pembekalan (coaching),
simulasi (di laboratorium indoor), praktek lapangan, pembuatan laporan, evaluasi
dan penelitian.
Pelaksanaan PPL dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu PPL mayor dan
PPL minor. PPL mayor merupakan realisasi kompetensi tingkat fakultas yang
dalam PPL berwujud kegiatan public speaking di tengah masyarakat. Public
speaking yang dimaksud dapat berupa khutbah, ceramah keagamaan, dan

7
diseminasi program pembangunan dan pengembangan masyarakat. Sementara itu
PPL minor merupakan realisasi kompetensi yag dikembangkan oleh masing-
masing program studi.

C. Tujuan PPL
1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk mempraktekkan atau
mendemonstrasikan berbagai teori yang mereka peroleh di perkuliahan
serta masing-masing kategori kompetensi yang dikembangkan di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang dilakukan pada suatu lembaga/instansi
tempat praktikum sesuai konsentrasi keahlian yang diambil.
2. Memperluas wawasan keilmuan mahasiswa terkait kegiatan-kegiatan
praktis dan non praktis lain yang berhubungan dengan jenis profesi
keahlian yang dikembangkan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Memberikan pengalaman nyata kepada masyarakat untuk memecahkan
masalah-masalah faktual yang muncul di tengah-tengah masyarakat
dengan mengacu kepada teori-teori serta kompetensi yang dikembangkan
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan
kemampuan hard skill dan soft skill yang dimiliki, seperti kemampuan
menyampaikan khotbah/ceramah agama, diseminasi dan sosialisasi
program pembangunan dan pengembangan dan berbagai kemampuan lain
yang menunjang pengembangan kompetensi yang dimiliki.

D. Tahapan Pelaksanaan PPL

1. Sosialisasi Pelaksanaan PPL/Magang


Panitia PPL/Magang mengadakan sosialisasi pelaksanaan PPL
dalam tahun akademik berjalan kepada seluruh calon peserta PPL/Magang.
Materi sosialisasi pelaksanaan PPL/Magang meliputi ketentuan
pelaksanaan PPL/Magang dan waktu pelaksanaan magang yang
menggunakan sistem kuota dan terbagi dalam dua periode pelaksanaan

8
PPL/Magang yakni periode I (Januari-Februari) dan Periode II (Juli-
Agustus).
2. Pendaftaran PPL/Magang
Calon peserta PPL/Magang diwajibkan melakukan pendaftaran
PPL/Magang FISIP UIN Walisongo Semarang. Calon Peserta PPL
mendaftarkan diri di ruangan Labotarium FISIP dengan sistem wawancara
dan memilih tempat yang diminati mereka untuk melaksanakan PPL.
3. Pembagian Kelompok PPL/Magang
Peserta PPL/Magang yang telah mendaftar akan dibagi dalam
kelompok yang beranggotakan 5 orang. Pembagian kelompok PPL
dilakukan oleh panitia PPL.
4. Observasi Lokasi PPL/Magang
Kegiatan observasi dilakukan untuk menetukan kelayakan instansi
yang akan ditentukan sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan PPL. Pelaksana
kegiatan observasi ini adalah dilakukan oleh mahasiswa sendiri. Adapun
lokasi yang perlu diobservasi terdiri dari beberapa instansi yang memiliki
relevansi kompetensi dan kekayaan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan
PPL, yaitu kegiatan PPL Mayor dan kegiatan PPL Minor.
Peserta PPL/Magang yang telah terbagi kedalam kelompok
melakukan observasi lokasi PPL/Magang sesuai dengan daftar
rekomendasi lokasi-lokasi PPL/Magang yang diberikan oleh panitia
PPL/Magang. Selain itu, kelompok peserta PPL/Magang juga dapat
melakukan inisiasi observasi di lokasi yang lain sesuai dengan relevansi
keilmuwan Sosiologi atau Ilmu Politik.
5. Rapat Koordinasi
Panitia PPL melakukan rapat koordinasi dengan pimpinan fakultas
dan pimpinan lokasi PPL (termasuk dosen pamong) sebelum pelaksanaan
PPL mahasiswa FISIP UIN Walisongo Semarang. Rapat koordinasi
dimaksudkan untuk menyamakan persepsi terkait ketentuan teknis
pelaksanaan PPL khususnya instrumen penilaian kegiatan PPL antara
dosen pendamping lapangan dan dosen pamong.

9
6. Orientasi atau Coaching
Peserta PPL sebelum terjun lapangan perlu diberikan orientasi atau
coaching yaitu penataran singkat mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan PPL, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan teknis
pelaksanaan PPL. Orientasi PPL atau magang dilaksanakan oleh jurusan
bekerja sama dengan laboratorium.
Pembekalan atau coaching dilakukan empat hari sebelum
pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang bertujuan untuk
memberikan arahan atau gambaran umum terhadap mahasiswa atau
mahasiswi yang hendak melaksakan PPL. Pembekalan atau coaching
diberikan agar mahasiswa peserta PPL paham secara adminsitratif atau
teknis tentang bagaimana pelaksanaan PPL yang hendak dilakukannya
terkait praktek dalam bidang masing-masing. Pembekalan dilaksanakan dari
pukul 13.00 sampai 16.00 WIB pada hari Jumat Di lantai 3 gedung A
Kampus 3. Pembekalan dihadiri dari mahasiswa dari jurusan Sosiologi dan
Ilmu Politik yang mengikutu PPL.

Pembekalan diawali dengan pembukaan, lalu dilanjutkan dengan


laporan panitia terkait dengan jumlah mahasiswa yang mengikuti PPL,
pembagian wilayah PPL, serta tata tertib melaksanakan PPL. Selanjutnya
ada pembukaan pengarahan yang dibawakan oleh Ibu Misbah Zulfa
Elizabeth sebagai Dekan Fakultas FISIP mengarahkan bagaimana
seharusnya peserta PPL melaksanakan kegiatan PPL 45 hari kedepan serta
arahan hal apa saja yang harus dilakukan peserta PPL selama melaksanakan
kegiatan PPL. Setelah itu, dilanjutkan dengan penjelasan teknis PPL yang
dibawakan oleh Bapak Ahwan Fanani selaku Wakil Dekan I.

7. Pelaksanaan praktikum Mayor dan Minor


a. PPL Mayor
Sebelum mengikuti PPL Mayor, mahasiswa akan mengikuti
pembekalan dan simulasi. Dalam pembekalan, mahasiswa
mendapatkan teori tentang:

10
1) Substansi naskah khutbah atau ceramah (tema, materi, dalil,
sistematika, dan lain lain).
2) Petunjuk tentang cara penyampaian (kefasihan, tajwid,
intonasi, mimik, dsb)
3) Hal-hal teknis dan praktis lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan praktek lapangan..
Dalam kegiatan simulasi, mahasiswa mempratikkan ceramah
atau diseminasi dan pengembangan masyarakat di hadapan
kelompok dan dosen pembimbing. Setelah itu dievaluasi dan
dinilai oleh dosen pembimbing dan peserta yang lain. simulasi ini
dimaksudkan untuk mengukur kesiapan mental dan material
mahasiswa dalam menyampaikan khutbah/ceramah di masyarakat.
Simulasi dilakukan di laboratorium FISIP.
Dalam kegiatan praktek lapangan, mahasiswa dibimbing oleh
dosen pembimbing dari fakultas serta dosen pamong yang
ditentukan oleh pimpinan instansi tempat pelaksanaan praktikum.
Kegiatan PPL Mayor dilaksanakan secara berkelompok, dengan
anggota kelompok sekurang-kurangnya lima mahasiswa. Lama
waktu PPL Mayor sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan engan satu
kali kegiatan ceramah/ khutbah jumat.
b. PPL Minor
Sebelum mengikuti PPL Minor, mahasiswa akan mengikuti
pembekalan dan simulasi. Dalam pembekalan, mahasiswa
mendapatkan materi tentang:
1) Substansi dan materi yang perlu dikuasai mahasiswa dalam
PPL minor, sesuai dengan jurusan masing-masing.
2) Petunjuk tentang adab dan etika mahasiswa dalam PPL Minor
(pakaian, tingkah laku, kedisiplinan, dsb)
3) Hal-hal teknis dan praktis lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan praktek lapangan.

11
Dalam kegiatan mikro praktikum/simulasi, mahasiswa
dibimbing oleh pembimbing yang memberikan latihan dan
petunjuk-petunjuk, sehingga mahasiswa siap terjun ke lapagan
sesuai dengan konsentrasi masing-masing jurusan. Kegiatan
PPL Minor dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 minggu.

8. Pembuatan Laporan
Laporan pelaksanaan kegiatan PPL merupakan gabungan antara
kegiatan PPL Mayor dan PPL Minor. Laporan PPL dibuat individu, yang
diserahkan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan penilaian.

12
BAB II

GAMBARAN PERKUMPULAN KELUARGA BERENCANA INDONESIA


(PKBI ) JAWA TENGAH
A. Gambaran Umum
Penulis telah melaksanakan PPL Minor di salah satu lembaga di Kota
Semarang yaitu lembaga Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
Jawa Tengah, penyusun memilih PKBI Jawa Tengah sebagai tempat untuk
melaksanakan PPL Minor karena PKBI Jawa Tengah merupakan kantor yang
memiliki keterkaitan dengan keilmuan jurusan Sosiologi, serta secara penuh
menggambarkan bagaimana program kerja yang nantinya akan dilakukan oleh
seorang lulusan Sosiologi.
PKBI Jawa Tengah terletak di Jl. Jembawan Raya No.8-12, Kalibanteng
Kulon, Kota Semarang merupakan lembaga yang disahkan pada 22 Februari 1969,
memasuki tahun 1970-an bersama dengan lahirnya BKKBN, PKBI mulai
mengembangkan program pendidikan masyarakat dengan komponen meliputi:
1. Kelompok Penyuluhan Keluarga Berencana (KPKB).
2. Mobile Audio Visual Unit (MAVU) kegiatan MAVU dinilai cukup berhasil
dalam memasyarakatkan KB, maka selanjutnya dikembangkan oleh BKKBN
menjadi MUPEN KB tahun1976.
3. Special Event.
4. Media Tradisional.
5. Local Mass Media.
Tahun 1980 merupakan titik tolak pengembangan PKBI Jawa Tengah,
yaitu diawali dengan merealisasikan kebijakan “back to clinic”. Kegiatan yang
mulai berkembang antara lain vasektomi, program remaja dan program-program
integritas lainnya yaitu pemberdayaan perempuan dan pelayanan anak (Bina
Anapsara). Suatu prestasi yang patut dicatat dari PKBI Jawa Tengah adalah
keberhasilannya menarik kaum pria untuk menjalani vaksektomi. Keberhasilan itu
bersumber dari penemuan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) oleh Prof. Dr. Untung
Praptohardjo.

13
Keberhasilan lainnya yang perlu diapresiasi dari PKBI Jawa Tengah
adalah mendapat akreditasi A dalam memenuhi standar keanggotaan IPPF pada
2014. Saat ini PKBI Jawa Tengah tersebar di 28 Kabupaten/Kota.
Dalam PPL Minor ini kami lebih terfokus pada satu bidang yang ada
dalam PKBI Jawa Tengah yaitu Youth center PILAR. PILAR (Pusat Informasi &
Layanan Remaja) didirikan pada Maret 1998 oleh PKBI Jawa Tengah, diawali
dan didukung oleh relawan-relawan muda yang sebagian besar adalah mahasiswa
dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, seperti kedokteran, psikologi,
kesehatan masyarakat, komunikasi, dan ilmu sosial.
Sasaran program ini adalah remaja yaitu usia 10 – 24 tahun yang rentan
karena rendahnya akses terhadap layanan informasi kesehatan reproduksi. Secara
keseluruhan tujuan PILAR adalah meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab
remaja terhadap kesehatan seksual dan reproduksi untuk mengurangi penularan
IMS, HIV-AIDS, serta mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
dengan meningkatkan pengetahuan remaja dan dukungan stakeholder.
Maka tidak heran apabila di dalam PPL Minor kami ini langsung terjun
menghadapi remaja. Selain itu, dalam PILAR juga langsung berhubungan dengan
dinas-dinas terkait yang konsen terhadap isu-isu remaja, kesehatan dan
pendidikan. Adapun visi dan misi PKBI yaitu:
Visi :
“Terwujudnya Keluarga Bertanggung Jawab, yaitu keluarga yang
menuaikan tanggung jawabnya dalam dimensi Kelahiran, Kesehatan,
Pendidikan, Kesejahteraan, dan Masa Depan”
Misi :
1. Dimensi Kelahiran, menjamin bahwa setiap kelahiran adalah
direncanakan dan dikehendaki.
2. Dimensi Kesehatan, adalah penguasaan pengetahuan dan perilaku
hidup sehatfisik, mental dan sepiritual.
3. Dimensi Pendidikan, adalah memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap anggota keluarga untuk mengembangkan kemampuan,
kecerdasan, dan kepribadian yang dilaksanakan secara dialogis.

14
4. Dimensi Kesejahteraan, adalah menyeimbangi kecukuoan sandang,
pangan dan papan dengan jati diri yang mandiri dan bermartabat.
5. Dimensi Masa Depan, adalah membangun kesiapan keluarga
menghadapi tantangan kehidupan dimasa depan.

Berikut ini adalah visi dan misi PILAR:


Visi :
“Remaja yang bertanggung jawab”
Misi :
Memberikan informasi kepada remaja mengenai kesehatan reproduksi
sehingga remaja dapat bertanggung jawab atas perilaku seksual baik
pribadi maupun sosial (PKBI Daerah Jawa Tengah,
https://pkbijateng.or.id, dilihat pada 29 Februari 2020).

a. Struktur Organisasi PILAR

Koordinator
Youth Center

Asisten Finance
Program Youth Center

Divisi Divisi Divisi Divisi Devisi


Pendampingan Layanan Informasi dan data Edukasi Media

b. Tugas dan Fungsi


1. Koordinator Youth Center
Koordinator bertanggungjawab terhadap program di youth center
secara kelembagaan. Selain itu koordinator juga bertanggungjawab

15
terhadap proyek yang masuk di youth center secara administrasi
dan pelaksanaan.
2. Finance Youth Center
Finance beetanggungjawab dalam pengelolaan pendanaan youth
center baik program dan proyek yang ada di youth center.
3. Asisten Program
Asistem program bertanggungjawab dalam pelaksanaan program
serta kelembagaan dan program yang ada di cabang.
4. Divisi Pendampingan
Divisi penndampingan bertanggungjawab dalam pendampingan,
memberikan informasi dan meningkatkan kapasitas peer educator
dampingan serta remaja komunitas.
5. Divisi Layanan
Divisi layanan bertanggungjawab dalam kegiatan layanan,
pelayanan mobile clinic serta memberikan informasi layanan
kesehatan reproduksi pada remaja sekolah maupun remaja
underserved.
6. Divisi Informasi dan Data
Divisi Informasi dan data bertanggungjawab dalam kegiatan
penelitian, manajemen data konseling dan penelitian dan
mengelola informasi berdasarkan hasil penelitian dan konseling
sebagai dasar advokasi.
7. Divisi Edukasi
Divisi edukasi bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan
perluasan informasi kesehatan reproduksi melalui media, diskusi
kelompok, training pada remaja sekolah maupun komuitas.
8. Divisi Media
Divisi media bertanggungjawab dalam produksi media informasi
tentang kesehatan reproduksi dan layanan kesehatan reproduksi
melalui media cetak, media sosial dan website, serta merchandise
youth center.

16
BAB III

ISI

A. Bentuk Kegiatan di PKBI Jawa Tengah

No. Hari Tanggal Uraian Kegiatan


1 Selasa 07 Januari 2020 - Serah terima PPL dari kampus
ke PKBI Jawa Tengah yang
didampingi oleh direktur PKBI
Jawa Tengah dosen
pembimbing lapangan dan
dosen pamong
- Perkenalan kepada staff PKBI
jawa Tengah.
- Perkenalan tentang PKBI Jawa
Tengah bersama Mas Lucky.
- Diskusi evaluasi edukasi di
SLTA bersama relawan
PILAR.
2 Rabu 08 Januari 2020 - Merangkum buku setara kelas 8.
3 Kamis 09 Januari 2020 - Diskusi mengenai film
imperfect.
- Nonton Film Dua Garis Biru.
- Diskusi Film Dua Garis Biru.
4 Jumat 10 Januari 2020 - Membuat kuesioner tentang
toxic relationship.
- Capasity building tentang dasar-
dasar konseling dengan
pemateri dari relawan PILAR.

17
5 Sabtu 11 Januari 2020 - Melanjutkan Capasity building
tentang dasar-dasar konseling
bersama relawan PILAR.
- Bersih-bersih aula, ruang 204,
dan gudang di lantai 2.
6 Minggu 12 Januari 2020 Libur
7 Senin 13 Januari 2020 - Membuat multiple choice
tentang gender sesuai modul
D4L.
- Diskusi event untuk bulan
Februari
8 Selasa 14 Jnauari 2020 - Praktek C4L, yakni tentang
merayakan kesalahan, perilaku
positif, stop, jejak kakimu, body
mapping, powerpush, sungai
kehidupan, dan menjemput
impian.
- Diskusi event remaja disko
untuk bulan Februari.
- Diskusi edukasi body mapping
SMK Texmaco bareng relawan
PILAR.
9 Rabu 15 Januari 2020 - Melanjutkan praktek C4L.
- Diskusi edukasi buat tanggal 17
Januari 2020 di SMK Texmaco.
- Menyalin data konfirmasi team
building.
10 Kamis 16 Januari 2020 - Input data Kuesioner tentang
toxic relationship.
- Perbaikan capasity building.
- Input monitoring form D4L

18
SMAN 15 Semarang kelas X
IPS.
- Memindahkan data devisi CSE
dari word ke PPT
11 Jumat 17 Januari - input monitoring form D4L
2020 SMAN 15 Semarang kelas X
MIPA.
- latihan edukasi body mapping.
- Edukasi body mapping di SMK
Texmaco.
- Evaluasi edukasi bersama Pak
Aris dan Bu anggita.
12 Sabtu 18 Januari Libur
2020
13 Minggu 19 Januari 2020 - Posyandu Remaja Mangkang
Kulon pada pukul 16.00 WIB di
Warung tiga dua.
14 Senin 20 Januari 2020 - Input monitoring form D4L
SMKN 9 Semarang.
- Membuat artikel menstrual cup.
15 Selasa 21 Januari 2020 - Lanjut membuat artikel
menstrual cup.
- Diskusi event remaja disko.
- Membuat kamus kespro tentang
menopause, MKM/manajemen
kebersihan menstruasi, hak
seksual, relasi kuasa, ereksi, dan
HIV.
- Input monitoring form D4L
SMAN 08 Semarang
16 Rabu 22 Januari 2020 - Sharing relawan (bahas email

19
dan google drive) bersama
Mbak Ninuk
- RTL dari kegiatan konseling
dan diskusi tentang hasil
observasi dari pihak PKBI Jawa
Tengah
- Latihan Drill D4L
17 Kamis 23 Januari - observasi seminar USM oleh
2020 UKM PILUS dengan tema
kesehatan. reproduksi dan
NAPZA.
- D4L di kota lama acara
launching data LBH APIK.
18 Jumat 24 Januari - Sharing with Mbak Fetra dari
2020 radio RRI tentang publik
speaking.
- Mempersiapkan bahan-bahan
untuk edukasi di SMK
Texmaco.
- Edukasi tentang body mapping
di SMK Texmaco.
- Evaluasi edukasi bersama Pak
Aris dan Bu Anggita.
19 Sabtu 25 Januari Libur
2020
20 Minggu 26 Januari - Posyandu Remaja di
2020 Kedungsari, Rowosari,
Tembalang.
21 Senin 27 Januari - Membuat press realease
2020 posyandu remaja Mangkang.

20
- Revisi kespro.
- Evaluasi SMK Texmaco.
- Diskusi event remaja disko.

22 Selasa 28 Januari - Revisi kespro.


2020 - Revisi press realease posyandu
remaja Mangkang.
- Buat presensi J4L.
- Membuat kuesioner tentang
toxic relationship.
- Diskusi event remaja disko.
- RTL edukasi.
23 Rabu 29 Januari - Rekap post test setara.
2020 - Rekap refleksi siswa tentang
setara.
- Diskusi event remaja disko.
24 Kamis 30 Januari - Mistery client di Puskesmas
2020 Ngaliyan.
- Sesi online ruang berbagi Ep. 7
belajar menulis kreatif tentang
HKSR dengan narasumber Rita
Widiadana.
25 Jumat 31 Januari - Revisi kamus kespro.
2020 - Observer siaran Imelda tentang
virus corona dengan pembicara
Luqi dan Jeki.
26 Sabtu 01 Februari - Observer siaran RRI tentang
2020 penyakit menular.
27 Minggu 02 Februari Libur
2020
28 Senin 03 Februari - Tanggapan isu terkini pro

21
2020 kontra kebijakan mendikbud
yang baru yaitu program
kampus merdeka.
- Melanjutkan merangkum belajar
menulis kreatif tentang HKSR
dengan narasumber Rita
Widiadana.
- Melanjutkan review radio RRI
tentang penyakit menular.
- Membuat laporan mistery client
puskesmas.
29 Selasa 04 Februari - Membuat Pre test modul D4L.
2020 - Membuat tanggapan pro dan
kontra kampus merdeka.
- Copyweb data PILAR.
- Latihan edukasi tentang gender
dan sex.
30 Rabu 05 Februari - Revisi laporan mistery client
2020 puskesmas.
- Artikel toxic relationship.
- Diskusi materi gender dan jenis
kelamin.
- Membuat undangan remaja
disko.
31 Kamis 06 Februari - Belajar edukasi dengan Mas
2020 Muya terkait gender dan jenis
kelamin.
- Edukasi body mapping di SMK
Setia Budhi.
- Evaluasi setelah edukasi dengan

22
Mbak Rosta.
32 Jumat 07 Februari - Diskusi evaluasi di Imelda.
2020 - Mempersiapkan edukasi tentang
gender dan jenis kelamin SMK
Texmaco.
- Evaluasi edukasi bersama Pak
Aris dan Mbak Anggita
33 Sabtu 08 Februari - Membuat artikel toxic
2020 relationship
- Observer online RRI tentang
infobesitas.
34 Minggu 09 Februari Libur
2020
35 Senin 10 Februari - Menyelesaikan artikel toxic
2020 relationship
- Diskusi event remaja disko.
36 Selasa 11 Februari - Koreksi pre dan post test C4L
2020 training.
- Monitoring dari Pak Kaisar.
- Evaluasi dan diskusi setelah
monitoring dari kampus
bersama Mbak Rosta.
- Diskusi event remaja disko.
37 Rabu 12 Februari - Classroom observation setara
2020 kelas 8.
- Membuat dekorasi untuk acara
remaja disko.
38 Kamis 13 Februari - Membuat dekorasi buat event
2020 remaja disko.
- Revisi classroom observation

23
setara kelas 8.
- Briffing bersama narasumber,
moderator, dan MC.
39 Jumat 14 Februari - Persiapan acara remaja disko.
2020 - Dekor di Jakwier.
- Puncak acara Remaja disko.
- Evaluasi acara remaja disko.
40 Sabtu 15 Februari Libur
2020
41 Minggu 16 Februari Libur
2020
42 Senin 17 Februari - Mencari data guru SMP 26
2020 Semarang
- Diskusi posrem Mangkang
supaya remaja mangkang minat
mengikuti posrem.
- Diskusi harapan yang diambil
dari pilar dan fokus laporan
bersama Mbak Rosta.
43 Selasa 18 Februari - Membuat pedoman wawancara
2020 untuk mewawancarai Mas
Fandy.
- Membuat konsep dan narasi
video tentang PKPR di
puskesmas.
- Revisi classroom observation
setara kelas 8.

44 Rabu 19 Februari - Diskusi dengan Mas Fandy dan


2020 Mas Bagus di Mangkang Kulon
terkait cara menarik remaja

24
Mangkang Kulon agar tertarik
dengan posrem.
45 Kamis 20 Februari - Edukasi bersama PE (Peer
2020 Education) di SMP 22
Semarang.
- Kesan, pesan dan perpisahan
bersama anak magang UNS,
UDINUS, UIN, dan dosen
pamong.
46 Senin 24 Februari - Penarikan PPL pada pukul
2020 10.00 WIB.

Kegiatan selama di PKBI Jawa Tengah antara lain, hari pertama 07


Januari 2020 dilakukan penyerahan mahasiswa PPL yang langsung
diserahkan oleh dosen pembimbing lapangan Bapak Kaisar Atmaja yang
mana pada penyerahan tersebut di terima langsung oleh Direktur PKBI
Jawa Tengah yaitu Elisabeth S.A Widyastuti SKM M.Kes yang di
dampingi oleh Dwi Yunanto Hermawan SKM dan Mbak Tata salah staf
anggota Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR), dalam
penyerahan tersebut mereka memperkenalkan tentang PKBI. Dari
penjelasan itu kami mahasiswa magang diarahkan untuk bekerja
membantu relawan PILAR.

Pelaksanaan PPL di PKBI Jawa Tengah menuntut kita untuk


mencermati proses jalannya pekerjaan yang ada. Selama 45 hari, terhitung
dari tanggal 07 Januari sampai 20 Februari 2020, kita mulai bekerja
dengan cara membangun citra atau kepercayaan (trust) terhadap para
pegawai yang ada di PKBI Jawa Tengah khususnya di PILAR. Kami
dipantau perilaku kesehariannya, hingga kemudian kita diberi beberapa
tugas dari PILAR, mulai dari membantu pekerjaan dalam hal membuat

25
artikel, menginput data, diskusi, kegiatan di lapangan, hingga terjun
langsung dalam kegiatan yang diselenggarakan.

Pada awal pemberian tugas membuat artikel, kami diberikan tugas


membuat artikel tentang tanggapan Film Dua Garis Biru yang dikaitkan
dengan fenomena saat ini. Sebelum membuat artikel tersebut kami
menonton barsama Film Dua Garis Biru. Selain itu kami juga membuat
artikel dengan tema berbeda-beda, disini saya mendapat bagian artikel
tema menstrual cup. Di artikel saya lebih memfokuskan cara memilih
menstrual cup yang aman. Kemudian untuk tugas artikel selanjutnya kami
diberi tugas membuat artikel tentang toxic relationship. Saya juga diberi
tugas untuk menanggapi pro dan kontra tentang program kampus merdeka.
Kemudian hasil akhir dari pembuatan artikel ini adalah diposting di web
PKBI.

Selain membuat artikel, kami juga ikut membantu dalam hal


menginput monitoring form, merangkum buku setara, membuat kuesioner
tentang toxic relationship yang dimana nanti hasil surveinya akan
ditampilkan diacara “Remaja Disko” yang dilaknakan pada tanggal 14
Februari 2020, dan juga kami diberi tugas untuk membuat pre test tentang
modul Dance For Life. Kemudian kami juga dibeikan tugas untuk
membuat kamus Kespro (Kesehatan Reproduksi) dengan tema yang
berbeda-beda. Disini saya mendapatkan bagian tentang menapause, MKM
(Manajemen Kebersihan Menstruasi), hak seksual, relasi kuasa, ereksi, dan
HIV. Selain itu kami juga membuat soal pilihan ganda tentang gender.

Selain hal tersebut kami juga berdiskusi dengan para anggota dan
relawan PILAR terkait dasar-dasar konseling. Pemateri diskusi ini adalah
relawan dari PILAR. Dalam diskusi ini kami juga melakukan praktek
koseling yang sebelumnya dibagi menjadi beberapa kelompok. Pada
diskusi lain kami juga mendapat kesempatan berdiskusi tentan publik
speaking. Pemateri diskusi ini adalah Mbak Fetra dari RRI Semarang.

26
Kegiatan dilapangan yang kami lakukan adalah edukasi ke
sekolah-sekolah, observer radio, posyandu remaja, dan mistery clien di
puskesmas. Edukasi yang kami lakukan adalah ke SMK Texmaco dan
SMK Setia Budhi. Edukasi SMK Texmaco dilakukan pada hari Jumat
yang dilaksanakan bersamaan jam pramuka. Edukasi ini berlangsung
selama kurang lebih 45 menit. Materi yang disampaikan adalah tentang
body mapping serta gender dan jenis kelamin. Pada materi body mapping
kami menyampaikan materi tentang masa pubertas, disini dalam satu kelas
dibagi menjadi dua kelompok dimana nantinya satu kelompok
menggambar perubahan fisik dan emosional pada siluet gambar tubuh
laki-laki dan satu kelompok lainnya menggambar perubahan fisik serta
perubahan emosional pada siluet gambar tubuh perempuan. Kemudian dari
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil dari diskusinya di
depan kelas. Dan kemudian dilanjut sesi penyampaian materi dan tanya
jawab. Di SMK Texmaco pada pertemuan pertama saya mendapatkan
kelas X TEI 1 yang ditemani dengan Clara anak magang dari UNS
menyampaikan materi body mapping. Kemudian pertemuan kedua
mendapat bagian kelas X TKR 3 yang ditemani dengan Putri relawan
PILAR menyampaikan materi body mapping.

Pertemuan ketiga di SMK Texmaco saya mendapat bagian kelas X


TKJ 1 bersama Okta anak magang UIN menyampaikan materi gender dan
jenis kelamin. Dalam penyampaian materi kami membagikan kertas yang
ada tulisannya tentang gender dan jenis kelamin, kemudian para siswa
menempelkannya dipapan tulis yang sudah ada tulisan gender dan jenis
kelamin (laki-laki dan perempuan). Para siswa menempelkannya sesuai
dengan ciri-ciri gender dan jenis kelamin. Kemudian seperti biasa setelah
itu kami lanjut penjelasan materi dan sesi tanya jawab. Setiap kali kami
selesai melakukan edukasi, kami melakukan evaluasi dengan Pak Aris dan
Bu Anggita.

27
Selain di SMK Texmaco kami juga melakukan edukasi di SMK
Setia Budhi dengan penyampaian materi body mapping. Di SMK Setia
Budhi saya ditemani dengan Ditya, Okta, dan Dewi. Di SMK Setia Budhi
kami mendapatkan bagian kelas X OTKP. Seperti yang dilakukan di SMK
Texmaco kami membagi dua kelompok dalan satu kelas yang kemudian
masing-masing kelompok mendapatkan bagiannya masing-masing dan
kemudian dipresentasikan. Setelah itu dilanjut sesi penjelasan materi dan
tanya jawab. Kami melakukan edukasi selama kurang lebih 45 menit.
Setelah eduaksi selesai seperti biasa kami melakukan evaluasi.

Selain melakukan edukasi penulis juga melakukan observasi radio


yaitu radio RRI Semarang, Imelda, dan Trax FM. Penulis melakukan
observasi radio di Stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) Semarang yang
berada di Jalan Jend A Yani No. 144-146 Kota Semarang, Radio RRI
merupakan stasiun radio milik pemerintah yang di Semarang dapat
didengarkan pada berbagai kanal. RRI Pro 1 FM dengan tema Ragam
Musik dan Informasi di frekuensi AM 801 KHz dan FM 89 MHz. RRI Pro
2 FM Gaya Hidup Frekuensi 95.3 MHz. RRI Pro 3 FM Jaringan berita
Nasional Frekuensi FM 90.6 MHz. Rri Pro 4 FM Pendidikan dan Budaya
Frekuensi AM 1170 KHz (http://seputarsemarang.com/radio-rri-semarang-
5365/, dilihat pada 21 Februari 2020). Pada saat itu penulis melakukan
observasi di RRI yang membahas tentang penyakit menular.
Kemudian penulis melakukan observasi di Stasiun Radio Imelda
FM, Radio Imelda 104.4 FM berada di Gajahmada Building, Jalan Bukit
Puncak No.7 Kota Semarang. Radio Imelda FM ini membahas segala hal
tentang remaja mulai dari lagu hingga permasalahan remaja, pada
kesempatan itu penulis melakukan observasi tentang virus corona.
Selain kegiatan lapangan tersebut, kami juga mengikuti posyandu
remaja. Posyandu remaja ini terbagi di Mangkang Kulon, Sekaran, dan
Rowosari. Dalam posyandu remaja ini dilakukan tes kesehatan seperti cek
tensi, tinggi badan, dan berat badan. Selain itu juga dilakukan donor darah

28
seperti yang dilakukan di posyandu remaja Rowosari. Kemudian para
remaja disitu juga bisa melakukan konseling. Disitu pilar mengisi edukasi
tentang kesehatan remaja.
Penulis juga melakukan kegiatan lapangan menjadi mystery client.
Penulis medapatkan tugas untuk menjadi mystery client di puskesmas.
Puskesmas yang dipilih oleh penulis adalah Puskesmas Ngaliyan. Disini
penulis berpura-pura menjadi pasien yang mempunyai keluhan mengenai
menstruasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar penulis mengetahui
pelayanan PKPR di Puskesmas Ngaliyan. Setelah melakukan kegiatan ini
penulis membuat laporan tentang hasilnya.
Kami juga melakukan observer seminar di Universitas Semarang
yang diadakan oleh tim UKM PILUS yang membahas tentang kesehatan
reproduksi dan NAPZA. Dengan susunan acara sebagai berikut:
JAM KEGIATAN

06.00 – 07.00 Prepare Panitia


07.00 – 08.00 Registrasi Peserta
08.00 – 08.30 a. Sambutan WR III Universitas Semarang
b. Sambutan Pembina UKM PILUS
c. Sambutan Ketua Acara DPM 2020
d. Sambutan Ketua Umum UKM PILUS
e. Doa
08.30 – 08.45 Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars USM
08.45 – 09.30 Materi 1: Kesehatan Reproduksi
09.30 – 10. 15 Materi 2: Ganja Sintentis
10. 15 – 11.30 Lomba Puisi
11.30 – 12.00 Doorprize
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 13.45 Materi 3: Kesehatan Mental
13.45 – 14.05 Doorprize
14.05 – 14.40 Penentuan Finalis

29
14.40 – 14.50` Foto Bersama
14.50 – 15.00 Penutupan

Setelah melakukan observer seminar di Universitas Semarang penulis


mengikuti kegiatan Launching Data LBH APIK di Monod Diephuis & Co.
Kawasan Kota Lama Semarang. Acara ini bertemakan “Perempuan Melukis
Kehidupan”. Di kegiatan ini kami mengisi pada bagian D4L. Kegiatan ini
berlangsung dari pagi, dengan berbagai rangkaian acara seperti lomba melukis dan
sebagainya. Kemudian acara inti dimulai setelah dzuhur dengan susunan acara
yang telah disiapkan oleh panitia. Di kegiatan ini juga ada sesi sharing seorang
wanita yang berasal dari wilayah lokalisasi di Gambilangu. Kemudian diakhir
acara Tim PILAR mengisi D4L yang diikuti oleh semua peserta yang hadir
diacara tersebut. Setelah selesai acara seperti biasa kami melakukan evaluasi
kegiatan ini bersama-sama.

Pada hari terakhir magang penulis melakukan edukasi di SMPN 22


Semarang. Edukasi dilakukan di Aula SMPN 22 Semarang yang didampingi oleh
Bu Anita. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam dan diikuti
sebanyak 92 siswa. Edukasi dimaksudkan untuk memberikan informasi dan
menyamakan persepsi tentang suatu konsep. Edukasi yang dipaparkan yakni
tentang pengenalan materi Peer Educator (PE).
PE (Peer Educator) adalah Sebuah wadah atau perkumpulan remaja yang
dibentuk dan memiliki visi yang sama. Prinsipnya bekerja dari remaja, untuk
remaja dan oleh remaja. Tujuanya adalah pemberian informasi dan bantuan
konseling bagi remaja sebayanya. Potensi yang harus dimiliki PE adalah
kepedulian, komitmen dan menjaga kerahasiaan, kemampuan komunikasi, dan
ketertarikan dengan isu kesehatan reproduksi. PE juga memiliki tugas dan
tanggung jawab yaitu bersikap jujur, realistis, terbuka terhadap masalah
seksualitas; memberi informasi yang factual dan dapat dipercaya; informasi yang
diberikan harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak; memberi
contoh yang baik untuk teman sebayanya.

30
Penarikan PPL dilaksanakan pada hari Senin, 24 Februari 2020 pada pukul
10.00 WIB. Penarikan PPL seharusnya dilaksanakan pada tanggal 20 Februari
2020, hal ini diundur karena ada beberapa kendala. Dalam penarikan PPL, disini
kami memaparkan kegiatan apa saja yang telah dilakukan di PKBI Jawa Tengah
khususnya PILAR dan hal apa saja yang bisa diambil dari PILAR selama 45 hari.
Setelah itu kami beserta dosen pembimbing lapangan memberi kenang-kenangan
ke PKBI Jawa Tengah sebagai tanda terimakasih.
Secara praktis, yang saya dapatkan selama melakukan PPL di
PKBI Jawa Tengah yakni :
1. Mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan remaja, dimana yang dulunya
saya menganggaphal tersebut tabu sekarang berubah menjadi tidak tabu.
2. Mendapatkan berbagai ilmu, seperti konseling yang baik dan publik speaking
yang baik dan benar.
3. Mendapatkan pengalaman praktek bagaimana teknis dan pelaksanaan sebuah
program kerja, khususnya di PKBI Jawa Tengah.

B. Bentuk Kegiatan PPL Mayor


Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) merupakan youth
centre yang ada di PKBI Daerah Jateng. PILAR mulai dibentuk pada
tahun 1998 dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja
mengenai seksualitas serta kesehatan reproduksi sehingga remaja mampu
mengambil keputusan yang tepat untuk melindungi diri.
Hari Kasih Sayang Sedunia biasanya diperingati setiap tanggal 14
Februari, kali ini PILAR akan mengisinya dengan sebuah event yang
dilaksanakan pada Jumat, 14 Februari 2020 di Jakwier Coffe Jl. Imam
Barjo, Pleburan, Kec. Semarang Selatan, Kota Semarang dengan
mengambil tema “Mengenal Toxic Relationship dalam pacaran”. Tema
tersebut diambil karena di era millenial jaman sekarang ternyata masih
banyak para remaja yang gaya berpacarannya tidak sehat atau bisa
dikatakan mereka menjalani hubungan yang toxic. Banyaknya peserta

31
yang hadir dalam acra ini kurang lebih 75 peserta. Acara ini dimulai dari
pukul 13.00 sampai dengan selesai.
Untuk mengisi peringatan Hari Kasih Sayang Sedunia dengan
mengangkat tema tersebut, diharapkan setiap orang, khususnya remaja
mampu memahami bagaimana Toxic Relationship itu sendiri sehingga
para remaja dapat mengantisipasi hal tersebut di dalam hubungannya
dengan orang lain. Bucin (Bukan Cinta Negatif) #sayangibukansakiti
adalah sebuah hastag yang sedang digaungkan oleh PILAR PKBI Jawa
Tengah agar dapat memeriahkan peringatan hari kasih sayang sedunia.
Tujuannya adalah mengajak remaja khususnya yang sedang menjalin
hubungan pacaran untuk lebih memahami apakah hubungan pacaran yang
sedang mereka jalani termasuk ke dalam Toxic Relationship atau tidak.
Hal ini disebabkan banyaknya kejadian atau pengalaman akan maraknya
hubungan yang mengarah pada hal – hal yang negatif, misalnya kekerasan
dalam pacaran, pelecehan seksual, dan lain sebagainya. Pacaran yang sehat
adalah hubungan kedekatan yang akan membawa lebih banyak
kesenangan dann kenyamanan daripada membawa banyak stres dalam
kehidupan.
Untuk itu PILAR PKBI Jawa Tengah akan menyelenggarakan
kegiatan “Disko Toxic Relationship”. Kegiatan ini merupakan bagian dari
program kerja PILAR dalam upaya kampanye terkait isu-isu remaja
khususnya isu hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship. Serta
upaya meningkatkan sensitivitas remaja dalam isu-isu tentang kesehatan
reproduksi dan seksualitas yang memiliki cakupan luas.

a. Tujuan Remaja Disko


1. Mengisi peringatan Hari Kasih Sayang Sedunia melalui kegiatan kolaborasi
jaringan organisasi/komunitas yang berkecimpung mengenai isu – isu
tentang anak muda.
2. Meningkatkan kesadaran remaja (khususnya yang menjalin hubungan
pacaran) untuk memahami mengenai pacaran yang sehat

32
3. Meningkatkan partisipasi aktif remaja dalam menyuarakan hak kesehatan
seksual dan reproduksi.

b. Hasil yang diharapkan


1. Adanya pola kesadaran terkait isu hubungan yang tidak sehat
2. Munculnya aksi kampanye sederhana melalui stories Instagram.

c. Susunan Acara
Waktu Kegiatan Keterangan
13.00 – 13.30 Open Gate
13.30 – 13.40 Pembukaan MC MC : Fibia dan
Abi
13.40 – 15.30 Menonton Film Posesif
15.30 – 16.30 Narasumber : Moderator :
 Adi Dinardianta S. Psi., M.Psi., Indah Feni Rejeki
Psikolog
 Rodja Allifia Maha Dhiva
(Youth Champion PILAR PKBI
Jateng)
16.30 – 16.45 Tanya Jawab
16.45 – 16.50 Aksi kampanye sederhana (Bukan Rizki Tim Media Pilar
Cinta Negatif) #sayangibukansakiti

16.50 – selesai Penutupan & Sesi Foto Bersama

C. Analisis
Tujuan dilakukannya PPL yakni untuk mengintegrasikan pengetahuan
teoritis yang diperoleh di kampus dengan pengalaman praktek di lapangan
secara teoritis. Selain itu, tujuan PPL yakni untuk meningkatkan penguasaan

33
dan keterampilan mahasiswa terhadap suatu disiplin ilmu, mata kuliah dan
kompetensi.

Dalam PPL Mayor dan Minor ini, peserta PPL belajar menerapkan
materi kuliah tentang Institusi dan Sistem Sosial serta terjun langsung dalam
lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman yang didapat,
para pegawai dalam PKBI sebagai lembaga melakukan hubungan timbal
balik, baik antar individu maupun kelompok sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya. Fungsi dalam lembaga sendiri adalah terbentuknya masyarakat
yang begitu kompleks dan saling berhubungan, yaitu hubungan timbal balik
antara lembaga tersebut dengan masyarakat sekitar, yang mana dalam
hubungan ini terjadi sebuah interaksi antara lembaga tersebut dengan
masyarakat sekitar, dan saling menguntungkan kedua belah pihak.
Berdasarkan tugas dan fungsinya, PKBI juga punya berbagai program
kerja tersendiri sesuai dengan bidang dan seksi masing-masing. PKBI juga
menjalin mitra dengan pihak lain dalam menjalankan program kerja, misalnya
bekerjasama dengan berbagai instansi. Setiap bidang dan seksi dalam Dinas
memiliki tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) masing-masing.

Berdasarkan hasil edukasi di sekolah-sekolah, mayoritas siswa yang


menerima materi di kelas menyimak materi yang disampaikan dan aktif dalam
diskusi. Mereka juga sudah mampu melakukan analisa konflik yang serta
mencari solusi atas permasalahan yang ada melalui diskusi dalam tiap
kelompok.

34
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa kegiatan PPL dilaksanakan tidak
hanya untuk menambah pengalaman tetapi untuk menguasai teori yang
sudah dipelajarinya di bangku kuliah. Selain itu, agar mahasiswa juga
dapat mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan
serta keadaan yang terjadi di luar teori. Penulis juga berpendapat, adanya
praktek PPL sangat bermanfaat bagi mahasiswa guna menambah wawasan
serta menciptakan karakter yang profesionalitas dalam bidangnya.
Praktek lapangan yang dilakukan di PKBI Jawa Tengah
memberikan pengetahuan yang cukup untuk melihat keadaan remaja di
lapangan bagi penulis. Praktek lapangan juga memberikan sikap yang
disiplin, profesionalitas, kesopanan serta sifat jujur dalam lingkungan kerja
dan juga memberikan pemahaman mengenai bagaimana cara menjadi adil
dalam mengemban tugas. Praktek lapangan ini diadakan agar mahasiswa
mampu memahami keadaan dan keinginan masyarakat. Dapat dikatakan
juga bahwa kegiatan PPL merupakan langkah awal mengarahkan kepada
mahasiswa menjadi sumber daya manusia yang memiliki pengalaman dan
ketrampilan yang professional dalam bidangnya agar mampu membawa
perubahan yang lebih baik lagi.

35
B. Saran
Melihat realitas yang penulis temui di lapangan, penulis ingin
menyampaikan saran sebaiknya dalam menentukan jadwal PPL hendaklah
panitia PPL memberitahukan pendaftarnnya tidak terlalu cepat agar
peserta PPL mempunyai persiapan untuk melaksanakan kegiatan PPL dan
tidak terkesan tergesa-gesa. Selain itu, sebaiknya dalam penentuan tanggal
pelaksanaan PPL juga harus diperhatikan sehingga mahasiswa yang
mengikuti PPL mereka tidak tertinggal materi perkuliahan dikelas.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Kegiatan Pelaksanaan PPL/Magang, Fakulas Ilmu Sosial dan Ilmu


Politik UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2019/2020.
http://SeputarSemarang.com/radio-rri-semarang-5365/ dilihat pada Jum’at,
21 Februari 2020 pukul 20.00 WIB.
https://pkbijateng.or.id dilihat pada Sabtu, 29 Februari 2020 pukul 09.00
WIB.

36
LAMPIRAN

Gambar 1. Penyerahan PPL. Gambar 2. Diskusi bareng relawan


PILAR.

Gambar 3. Diskusi Film Gambar 4. Capasity building


dasar-dasar konseling.

37
Gambar 5. Persiapan edukasi. Gambar 6. Edukasi SMK
Texmaco 17 Januari 2020.

Gambar 7 dan 8. Posyandu Remaja Mangkang Kulon.

Gambar 9. Sharing dengan relawan Gambar 10. Seminar USM.


tentang e-mail.

38
Gambar 11. Launching LBH APIK. Gambar 12. Sharing dengan Radio RRI.

Gambar 13 dan 14. Edukasi SMK Texmaco tentang body mapping.

Gambar 15 dan 16 . Posyandu Remaja Rowosari.

39
Gambar 17. Mystery Clien Puskesmas. Gambar 18. Evaluasi radio Imelda.

Gambar 19. Edukasi SMK Setiabudhi. Gambar 20. Siaran radio Trax.

Gambar 21 dan 22. Edukasi SMK Texmaco.

Gambar 23. Evaluasi Edukasi SMK Texmaco. Gambar 24. Monitoring DPL.

40
Gambar 25. Briffing dengan MC, Narasumber, dan Moderator acara Remaja
Disko.

Gambar 26 dan 27. Acara Remaja Disko.

Gambar 28. Acara Remaja Disko Gambar 29. Evaluasi acara Remaja Disko.

41
Gambar 30 dan 31. Edukasi PE SMPN 22 Semarang.

Gambar 32. Perpisahan anak magang. Gambar 33. Poster acara Remaja Disko

Gambar 34. Penyerahan cinderamata.

42
Gambar 35. Evaluasi bersama DPL dan dosen Pamong.

Gambar 36. Penarikan PPL.

43
OUTLINE RADIO 1

Judul Outline : Valentine berfaedah dengan menjauhi Toxic relationship

Narasumber : Weni, Muya, dan Okta

Radio : IMELDA 104.4 FM

Tanggal : 13 Februari 2020

Pukul : 20.00-21.30 WIB

44
Toxic relationship adalah hubungan yang tidak menyenangkan bagi diri sendiri
atau orang lain. Hubungan ini juga akan membuat seseorang merasa lebih
buruk. Ciri-ciri toxic relationship antara lain, merasa tidak aman, ada
kecemburuan, keegoisan, ketidakjujuran, sikap merendahkan, memberi komentar
negatif, dan mengkritik.
Seseorang yang terjebak dalam toxic relationship dapat
menyebabkan terjadinya konflik batin dalam diri. Konflik batin ini akan
mengarah pada amarah, depresi, atau kecemasan. Pada intinya, toxic
relationship menyebabkan mereka yang terlibat di dalamnya kesulitan
untuk hidup produktif dan sehat. Banyak emosi negatif yang dirasakan
daripada emosi positif dalam menjalani sebuah hubungan. Bagaimana bisa
tau hubungan kita toxic apa engga:
1. Apakah dia kamu menjadi tempat untuk meluapkan emosi
2. Apakah sering ada kebohongan
3. Menghindar saat konflik
4. Gengsi atau sulit meminta maaf dan mengakui kesalahan
5. Kekerasan
6. Bukan pendengar yang baik
Salah satu bentuk toxic relationshipo yang cukup sering dan
ekstrim terjadi adalah kekerasan dalam pacaran. Kekerasan dalam pacaran
ialah perilaku atau ancaman kekerasan pada pasangan dalam hubungan
pacaran, ditujukan untuk mengontrol atau menyakiti pasangan.

1. Apa saja bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran?


Kekerasan dalam pacaran bisa terjadi dalam bentuk 1) teramati, dan 2)
tersamar.

Bentuk kekerasan yang teramati antara lain:


 Kekerasan fisik, seperti memukul, menjambak, mendorong;
 Pemanfaatan (ekonomi): mengambil uang atau fasiltas milik pasangan
secara paksa.

45
 Bentuk kekerasan yang tersamar antara lain:
 Kekerasan psikologis, seperti mengancam, ,mempermalukan,
memaksakan kehendak, memberi banyak aturan tanpa memikirkan
perasaan pasangan, mengejek, mengecilkan, membatasi ruang gerak
(posesif berlebihan). Contoh lainnya ialah mengancam akan
menyebarkan rahasia pasangan;
 Kekerasan seksual, seperti memaksakan kehendak untuk berhubungan
seksual dan tidak memperhatikan perasaan pasangan saat
berhubungan seks.
 

2. Bagaimana mengenali potensi kekerasan pada pasangan?


Ada baiknya mengamati potensi kekerasan pada pasangan, agar bisa
ditangani sejak awal. Berikut ini beberapa ciri orang yang cenderung
melakukan kekerasan:
 Suka menyalahkan orang lain. Di awal pacaran, mungkin ia
sering menyalahkan mantannya, saat sudah pacaran,
kemungkinan ia akan menyalahkan pasangannya jika terjadi hal-
hal yang tidak disukai.
 Menuntut dimengerti, tapi sulit mengerti pasangan.
 Merasa diri lebih dari pasangan.
 Memperbesar hal kecil: contoh: terlambat beberapa menit,
membuatnya sangat marah dan cenderung berteriak atau
memukul.
 Cemburu tanpa dasar.
 Cenderung kasar pada orang lain. Coba perhatikan bagaimana ia
memperhatikan orangtua, saudara, teman, pembantu, dan pelayan
restoran yang melayani kalian waktu kencan.
 

3. Apa saja faktor penyebab kekerasan dalam pacaran?

46
Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya kekerasan dalam pacaran,
antara lain:
 Pelaku memiliki “role model” pelaku kekerasan dan kemungkinan
adalah korban kekerasan dalam keluarga di masa kecilnya.
 Menganggap kekerasan sebagai hal yang biasa.
 Pelaku dan korban kurang memiliki keterampilan komunikasi
untuk mengatasi konflik.
 Pelaku kurang bisa mengelola emosi dan korban terlalu bergantung
pada pelaku sehingga enggan mengatakan tidak.
 Batasan-batasan dalam hubungan tidak didefinisikan secra jelas.
 Pelaku memiliki gejala gangguan kepribadian
seperti borderline atau antisocial.
4. Bagaimana membedakan kekerasan dalam pacaran dengan
pertengkaran yang umum terjadi?

Konflik, perbedaan pendapat, dan pertengkaran merupakan hal yang wajar


terjadi, bahkan dalam hubungan yang sehat. Bedanya, pada hubungan
yang sehat, seseorang akan menghargai pasangannya dan
berusaha memperhatikan perasaan pasangan. Sehingga, ada dorongan
untuk meminta maaf dan memaafkan dari kedua belah pihak. Tidak hanya
mempersalahkan satu pihak saja. Pada hubungan yang sehat,
ada kesetaraan dalam pengambilan keputusan yang memperhatikan
pendapat kedua belah pihak. Jadi, jika kesepakatan tidak terjadi, maka pria
dan wanita bergantian mengambil keputusan. Bahkan terkadang mereka
sudah memiliki semacam peraturan tersendiri, misalnya: soal makan
dimana akan diputuskan oleh pria, soal nonton apa akan diputuskan oleh
wanita. Perbedaan lainnya ialah, pada hubungan yang sehat tidak ada aksi
saling menyakiti, baik dalam bentuk fisik, psikologis, ekonomi, maupun
seksual.

5. Apa saja dampak kekerasan dalam pacaran bagi korban?

47
Dampak kekerasan pacaran bervariasi sesuai bentuk kekerasan yang
dialami. Dalam kekerasan fisik, maka korban bisa mengalami memar
atau luka. Selain dampak fisik, juga ada dampak psikis, seperti
perasaan cemas, ekspresi murung, gejala depresi, gejala trauma,
penurunan rasa percaya diri, berkembangnya pikiran negatif yang tidak
rasional seperti “Ini salah saya“. Dampak lainnya ialah, misalnya
meningkatnya konsumsi alkohol atau obat terlarang, menurunnya
produktivitas dalam bekerja atau belajar, serta menarik diri dari teman atau
keluarga. Di samping dampak psikis, jika korban mengalami kekerasan
seksual, maka dampak yang bisa terjadi antara lain: terjangkit infeksi
seksual menular, kehamilan yang tidak diinginkan, hingga aborsi.

6. Apa yang membuat seseorang masih mau bertahan dalam hubungan


pacaran yang dipenuhi kekerasan?

Mungkin kita bertanya-tanya saat melihat teman yang masih bertahan


dengan pacarnya, padahal sering mendapatkan perlakuan kekerasan. Ada
baiknya kita memahami alasan mengapa mereka masih bertahan. Pertama,
mereka memiliki “investasi” dalam hubungan. Sehingga akan berusaha
mempertahankan hubungan meskipun mengalami kekerasan. Investasi
dalam hubungan ialah pengorbanan baik waktu, tenaga, maupun perasaan
yang sudah dicurahkan untuk pasangan. Contoh investasi misalnya: sudah
merencanakan untuk menikah, sudah diperkenalkan kepada keluarga
besar, dan sudah pernah berhubungan intim. Kedua, ada kemungkinan
mereka takut dengan ancaman dari pacar. Misalnya, saat pacar
mengancam akan menyebarkan rahasia ke muka umum, jika berani minta
putus. Ketiga, biasanya, saat seseorang sudah bergantung baik secara
emosional maupun ekonomi, maka akan sulit mengakhiri hubungan.
Biasanya, orang yang tergantung menjadi tidak percaya diri untuk menjadi
lajang dan mengurus dirinya sendiri. Keempat, ia merasa takut dengan

48
status single atau lajang. Rasa takut ini biasanya dilandasi pikiran bahwa
dirinya tidak layak dicintai, setelah apa yang dialami dengan pacarnya.

7. Bagaimana pencegahan dan penanganan agar kekerasan dalam


pacaran tidak terus menerus terjadi?

Terdapat beberapa usaha yang dapat dilakukan baik oeh korban maupun
sahabat atau keluarga korban. Bagi korban: sadari tanda-tanda kekerasan
dalam hubungan.  Jika sering merasa tertekan karena pacar dan mengalami
lebih banyak perubahan negatif, maka ada indikasi kekerasan, meski
bukan fisik. Oleh karena itu, penting sekali membuat batasan bagi diri
sendiri, misalnya: batasan dalam perilaku seksual. Setelah itu, hargai diri
sendiri. Beranilah untuk bicara pada pasangan jika batasan kita dilanggar.
Ceritakan juga ke orang terdekat dan cari bantuan. Jika memerlukan
bantuan psikologis, bisa menghubungi Yayasan Pulih. pada jam kerja.

Sementara itu, sahabat atau keluarga korban dapat melakukan: berusaha


menjadi pendengar yang baik dan hindari menghakimi korban,
memberikan dukungan moril, dan membantu menghubungi pihak berwajib
jika kekerasan bertambah parah.

8. Apa saja Tips menghindari toxic relationship dalam pacaran di awal


hubungan?
Berikut ini tips menghindari tindak kekerasan dalam pacaran di awal
hubungan:
 Perhatikan perilaku pacar ke orang lain: apakah ia kasar, sering
mengejek, merasa diri lebih dari orang lain? Jika Ya, maka hati-hati,
besar kemungkinan ia akan memperlakukan Anda seperti itu.
 Hargai diri dan pendapat Anda.Cinta memang terkadang memerlukan
pengorbanan, tapi tidak selalu dan tidak dari kedua belah pihak. Jika
pasangan tidak mempedulikan perasaan dan keadaan Anda, besar

49
kemungkinan sebetulnya ia tidak mencintai Anda, sehingga tidak perlu
diperjuangkan.
 Buat batasan.Sejak awal hubungan, tetapkan harapan tentang
hubungan, termasuk batasan tentang hubungan intim dan kekerasan.
Katakan tidak jika ada perlakukan yang menyakiti. Sekali melakukan
kekerasan, biasanya intensitas dan frekuensi kekerasan akan meningkat,
jadi buat batasan bahwa jika bibit kekerasan. Segera cerita ke sahabat
atau keluarga. Hindari memaksakan diri melakukan tindakan yang
diminta pasangan jika melanggar batasan nilai pribadi atau norma sosial.
 Tetap habiskan waktu dengan diri sendiri, teman dan keluarga.Ada
baiknya saat pacaran tidak dihabiskan 100% dengan pacar, karena akan
membuat semakin tergantung dan semakin makin banyak investasi yang
diberikan kepada pacar. Tetap jadi diri sendiri, punya rencana sendiri,
habiskan waktu dengan teman dan keluarga.
 
“Cinta itu tak menyakiti, tapi mendukung untuk happy”

1. Perkenalkan PILAR

a. Alamat Jl. Jembawan Raya No.8, Kalibanteng Kulon, Kec. Semarang


Bar., Kota Semarang, Jawa Tengah 50146
b. WA : 082242689694

IG : pilar_pkbi
OUTLINE RADIO 2

Outline Siaran RRI Semarang

Heboh Infeksi Menular, Pentingnya Remaja Paham Kesehatan


Diri

Sabtu, 1 Februari 2020

50
Hai remaja, saat ini Indonesia bahkan dunia sedang digemparkan
dengan munculnya wabah virus corona. Dalam pemberitaan virus ini
merupakan virus yang mematikan. Maka dari itu kita semua harus
waspada terhadap virus tersebut.

Nah, dalam kewaspadaan terhadap virus, kita tidak perlu panik.


Seperti menurut seorang dokter Roslan Yusni Hasan, Sp.BS (@ryuhasan),
ahli bedah saraf yang berargumen bahwa rasa waspada tapi tidak perlu
heboh ataupun panik.

@ryuhasan : “Kenapa selalu heboh kalau ada isu penyakit infeksi


menular? Kan sepanjang ratusan ribu tahun sejarah manusia, infeksi
menjadi ancaman eksistensi manusia ini, selain kelaparan dan perang.
Meskipun sejak paruh kedua abad 20 Infeksi bukan lagi ancaman
kepunahan”.

Kita tidak perlu panik, justru sebaiknya harus meningkatkan pola


hidup sehat. Agar tubuh kita selalu fit dan tidak mudah terkena penyakit.

Apa saja sih pola hidup sehat yang dapat diterapkan remaja?

1. Membersihkan tangan secara rutin


2. Mencuci tangan dengan air dan sabun
3. Mengonsumsi makanan yang bergizi
4. Menutup hidung dan mulut menggunakan masker jika sedang flu
5. Perbanyak olahraga
6. Perbanyak minum air mineral
7. Beristirahat yang cukup

Selain menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat,


remaja juga sebaiknya rutin mengunjungi posyandu remaja. Apakah ada
remaja yang belum tau, kalau ada posyandu untuk remaja? Nah, kita akan
berbagi informasi terkait posyandu remaja.

51
Posyandu remaja merupakan wadah bagi generasi muda untuk
mempersiapkan diri menghadapi masa depan dari segi medis, selain itu
juga sebagai wadah remaja untuk memfasilitasi dalam memahami seluk
beluk remaja selama masa puber. Fungsi dari posyandu remaja ini yaitu
untuk memberi ruang bagi remaja untuk berkembang sesuai kebutuhan
dan karakteristiknya melalui pendekatan terpadu dan segi medis.

Di posyandu remaja ini remaja diberikan informasi dan pengetahuan


mengenai kesehatan reproduksi remaja, pengetahuan pentingnya
pendidikan kesehatan reproduksi dan napza, serta menciptakan generasi
muda di masing-masing desa atau kelurahan sebagai wadah pembinaan
dan memahami pentingnya gaya hidup sehat. Adapun kegiatan yang
dilakukan posyandu remaja yaitu :

Meja 1 : Pendaftaran
Meja 2 : Pengukuran TB, BB, LILA, HB, Tensi
Meja 3 : Pencatatan hasil pengukuran
Meja 4 : Pelayanan kesehatan (Konseling, Pemberian tablet tambah darah)
dan merujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap jika diperlukan/ sesuai
kebutuhan.
Meja 5 : KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), biasanya meliputi
penyuluhan, menonton film, pelatihan softskill (misal cara membuat recycle)

Della & Ana

Youth Center PILAR PKBI Jawa Tengah


Jl. Jembawan Raya No.8, Kalibanteng Kulon, Kec. Semarang Bar., Kota
Semarang, Jawa Tengah 50146
WA : 082242689694 | IG : pilar_pkbi

OUTLINE RADIO 3

52
Judul Outline : Valentine Berfaedah (Remaja Keren di Hari Kasih Sayang)
Narasumber : Weni dan Rosta
Observer : Lia (magang)
Radio : Trax FM
Tanggal : 11 Feb 2020
Pukul : 22.00-selesai
Tujuan/Goals Materi : Untuk memberikan pendangan tentang Fenomena
Valentine dan Kaitannya dengan Anak Muda

1. Pembahasan dan gambaran umum fenomena

Bulan Februari adalah bulan kasih sayang, dimana seseorang yang memiliki
kekasih berusaha membahagiakan pasangannya. Namun, seringkali narasi rutin
yang dibahas pada bulan ini muncul mengenai halal dan haramnya merayakan
valentine. Akun-akun yang memviralkan tersebut disinyalir juga
mengkampenyakan hashtag #IndonesiaTanpaPacaran. Gerakan ini mengajak
untuk melakukan nikah muda tanpa persiapan.
2. Prevalensi atau keadaan saat ini dengan Fenomena tersebut (bisa
berupa data ataupun berita atau kasus)

 https://tirto.id/bisnis-dan-kontroversi-gerakan-indonesia-tanpa-pacaran-
cK25
 https://www.suara.com/news/2019/04/20/213307/sering-sweeping-
gerakan-indonesia-tanpa-pacaran-resahkan-warga-depok
 https://tirto.id/assalamualaikum-calon-imam-sinetron-penjaja-virus-baper-
nikah-cKeK?utm_source=Tirtoid&utm_medium=Terkait

3. Problem atau masalah apa yang terjadi atau muncul dengan kondisi
sekarang

 Gerakan ini sebenarnya tidak banyak berpengaruh pada peningkatan


pernikahan pada usia muda di Indonesia. Sebab, jauh sebelum gerakan ini
muncul, pernikahan pada usia muda sudah sangat lazim di Indonesia.

53
Pernikahan pada usia muda ini berbeda dengan pernikahan anak.
Sebagaimana diatur undang-undang, yang dimaksud pernikahan anak
adalah pernikahan di bawah usia 18 tahun.
 Sejumlah penelitian menemukan bahwa pernikahan di usia muda
berpotensi meningkatkan risiko perceraian. Salah satunya riset
Nicholas Wolfinger, seorang profesor dari studi keluarga dan konsumsi
dan sosiologi di Universitas Utah, Amerika Serikat. Ia menganalisis
data National Survey of Family Growth (NSFG) dan mendapati pada
periode 2006 hingga 2010, risiko tingkat perceraian untuk pernikahan pada
usia 20-24 tahun mencapai 20 persen. Risiko ini terbanyak kedua setelah
pernikahan pada usia di bawah 20 tahun yakni 32 persen.
(https://tirto.id/gerakan-nikah-muda-sia-sia-sekaligus-berbahaya-dhyS)

4. Bagaimana Cara mengatasi, menyikapi, Solusi ( SESUAIKAN


DENGAN PRINSIP PILAR PKBI), Jika bersifat langkah silahkan
dimasukkan langkah langkahnya

 Merayakan valentine adalah pilihan masing-masing.


 Cinta remaja memang erat dibahasnya dengan pacaran, it’s okay asalkan
pacaran yang saling mendukung, bukan toxic relationship.
 Narasi ‘buruan nikah muda’ perlu disadari remaja sebagai sesuatu yang
lambat laun dapat berdampak negatif.

5. Peran Remaja dalam menyikapi ini (opsional)

 Agen perubahan (Remaja Keren) perlu terus menyuarakan pentingnya


bertanggung jawab atas pilihan. Termasuk dalam mengelola perasaan
cinta yang biasanya diwujudkan dalam pacaran. Pacaran memang pilihan
masing-masing.
 Dalam Modul Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas :cinta
butuh tanggung jawab. Gerakan nikah mudah tidak menjadi
alasan/dorongan untuk segera nikah muda.

54
6. Perkenalkan PILAR

a. Alamat Jl. Jembawan Raya No.8, Kalibanteng Kulon, Kec. Semarang


Bar., Kota Semarang, Jawa Tengah 50146
b. WA : 082242689694
c. IG : pilar_pkbi

Storyboard: Film PILAR

Adagen Video Keterangan

Adegan Guru berjalan di lorong sekolah Backsound musik dengan volume rendah
1 menuju kelas untuk mengajar.

Adegan Perkenalan, riwayat hidup dan


2 motivasi menjadi guru

Adegan Guru menyapa siswa dan mulai Narasi:


3 mengajar modul SETARA di
kelas.

55
(backsound narasi oleh narator
tentang modul setara)

Adegan Wawancara dengan guru: Video lapisan dengan adegan aktivitas guru
4 mengajar di sekolah dan aktivitas lainnya
 Reaksi anda saat mendapat
setara pertama kali?
 Bedanya apa sebelum ada
setara dan sekarang?
 pandangan rekan kerja
terhadap program?

Adegan Guru menghadap ke kepala


5 sekolah

Adegan Wawancara dengan kepala Video lapisan dengan kepala sekolah


6 sekolah mengajak melihat-lihat sekolah.

 Bagaimana fenomena di
sekolah soal kespro?
 Bagaimana bapak melihat
program ini kedepan?
 Apa yang anda lihat dari guru
setara?

Adegan Video pelatihan guru Narasi: Rutgers dan PKBI sudah melakukan
7 pelatiah pendahuluan bagi guru2 setara

Adegan Wawancara dengan guru:


8
 Sebagai orang yang
mengajari guru-guru lain se

56
kota semarang, apa yang di
dapat?
 Bagaimana ibu memaknai
perjalanan ibu sampai
sekarang.
(apa yang dilakukan tidak
sekedar menyampaikan
materi, tapi seutuhnya untuk
mendedikasikan diri saya
untuk murid)

Adegan Adegan selesai mengajar


9

Adegan Adegan potongan wajah-wajah Narasi: pesan guru untuk siswa.


10 siswa yang senang dengan
pembelajaran yang diberikan.

(dengan setting video lambat/Slow


motion)

57

Anda mungkin juga menyukai