Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah

memberikan kesempatan dan nikmat kesehatan dan ilmu yang

bermanfaat sehingga penulis dapat meyelesaikan brosur ini yang

berjudul “Budidaya Kacang Hijau (Vigna radiata)” di Balai Penyuluhan

Pertanian Kecamatan Lembah Sabil. Selawat dan Salam penulis

sanjungkan Kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah

membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu

pengetahuan.

Penulis menyadari penulisan Brosur ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran dan bersifat membangun

sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan dan kemajuan dunia

pertanian ke depan.

Penulis

i
PENDAHULUAN

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal

luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan

ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagi sumber

bahan pangan berprotein nabati tinggi. Di Indonesia menempati urutan

ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan

kacang tanah. Oleh sebab itu untuk peningkatan produksi kacang hijau

perlu diketahui tehnik budidaya yang baik dan benar, dan juga

pengendalian penyakit dan serangan hama.

SYARAT TUMBUH

Kacang hijau sangat tepat ditanam pada tanah berstektur liat

berlempung yang tak sedikit mengandung bahan organik, aerasi dan

drainase yang baik. Kacang hijau bakal tumbuh optimal pada struktur

tanah yang gembur dengan pH 5,8-7,0 optimal 6,7. Iklim yang baik

untuk budidaya kacang hijau di daerah yang mempunyai curah hujan

optimal yakni 50-200mm/bulan.

1
TEKNOLOGI BUDIDAYA

1. Memilih Benih Varietas Unggul 

Pilih varietas yang paling sesuai dengan agroekosistem setempat,

mempunyai potensi hasil tinggi, seragam, sehat, jelas asal usulnya dan

disesuaikan permintaan penggunaan seperti masak serentak, warna biji

mengkilap-kusam, ukuran biji kecil-sedang-besar, umur genjah (< 60

hari)  -sedang (60-70 hari), serta toleran penyakit.

Ciri benih bermutu:

tingkat kemurnian dan daya tumbuh tinggi dan berlabel. Benih bermutu

menghasilkan tanaman sehat, pertumbuhan lebih cepat dan seragam

2. Persiapan Lahan 

 Pengolahan tanah tidak diperlukan jika kacang hijau ditanam di

lahan sawah bekas tanaman padi, jerami dapat dipakai sebagai

mulsa

 Mulsa berguna untuk melembabkan tanah, mengurangi serangan

lalat kacang, dan menekan pertumbuhan gulma


2
 Pengolahan tanah di lahan kering perlu optimal

 Sisa gulma atau tanaman dibersihkan bersamaan dengan pengolahan

tanah

3. Pembuatan Saluran Drainase

 Saluran drainase digunakan untuk menjaga kelembaban tanah.

 Jarak antar-saluran ditentukan oleh jenis tanah, umumnya 3-4 m

dengan lebar dan kedalaman sekitar 30 cm

 Pada lahan kering, saluran drainase berfungsi sebagai pematus air

pada saat hujan

4. Persiapan Tanam

 Lahan sawah bekas tanaman padi : tidak perlu pengolahan tanah

secara intensif cukup dibersihkan kemudian dibuat parit / saluran

3-4 m

 Lahan kering : perlu pengolahan tanah sehingga  struktur tanah

gembur, kemudian diratakan

 Bersihkan lahan dari gulma maupun kotoran/bekas tanaman.

3
 Buat saluran secukupnya sehingga memudahkan pengaturan air.

Saluran dibuat setiap  3-4 m, kedalaman 25-30 cm, dan lebar 20-25

cm

 5. Penanaman

 Kebutuhan benih kacang hijau 20-10 kg/ha, bergantung ukuran biji

 Tanam dengan cara ditugal, jarak tanam 40 cm antar-baris, 10-15

cm dalam barisan,   2-3 biji  per lubang

 Pada musim hujan jarak tanam lebar 40 X 15 cm (populasi sedang),

 pada musim kemarau jarak tanam lebih rapat 40 X 10 cm (populasi

rapat)

 Kacang hijau dapat ditanam tumpang sari dengan jagung

6. Pemupukan

Acuan pemupukan tanaman kacang hijau pada tipe penggunaan

lahan sawah dengan pola tanam padi-padi-kacang hijau Sebagai

berikut :

4
 Takaran pupuk berbeda untuk setiap jenis tanah, berikan

berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai kebutuhan tanaman

 Pupuk dasar diberikan secara sebar merata atau ditugal

dimasukkan ke dalam   kemudian ditutup dengan tanah tipis

sebelum tanam pada saat tanah masih lembab, untuk lahan

kering/tegal

 Kacang hijau yang ditanam setelah padi sawah biasanya tidak

banyak memerlukan pupuk buatan

 Penggunaan pupuk hayati seperti bakteri penambat N

(Rhizobium) disesuaikan kebutuhan

5
 PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering)  dapat digunakan sbg salah

satu acuan menetapkan takaran pupuk

 Pemberian pupuk organik, Pupuk organik terdiri atas bahan

organik sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos

(humus), yang telah mengalami proses pelapukan, berbentuk

padat atau cair, abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan

sebagai penutup lubang tanam.  Lahan kering masam perlu

menggunakan kapur pertanian (dolomit atau kalsit).

 7. Pengairan

 Bila tersedia fasilitas pengairan, dapat dilakukan pengairan 3-4

hari sebelum tanam dan pada periode kritis kacang hijau

terhadap ketersediaan air yaitu saat menjelang berbunga (umur

25 hari) dan pengisian polong (45–50 hari). Pengairan diberikan

melalui saluran antarbedengan. 

 Pada daerah panas dan kering (suhu udara 30–31 0 C dan

kelembaban udara 54–62%) pertanaman perlu diairi dua kali pada

6
umur 21 hari dan 38 hari. Sedangkan untuk daerah yang tidak

terlalu panas dan kering, pengairan cukup diberikan satu kali

pada umur 21 hari atau 38 hari.

 Bila ditanam segera setelah padi sawah yang tanahnya Vertisol 

(lempung), pengairan tidak perlu diberikan, karena walaupun

lapisan atas tanah ini sangat keras dan retak-retak (“nelo” bhs

Jawa), namun di bagian bawahnya masih menyimpan air yang

cukup bagi pertanaman kacang hijau sampai panen.

8. Pengendalian OPT

 Lalat kacang : Dampak pada tanaman, terdapat bercak-bercak

pada daun pertama, polong yang diserang gugur, daun mulailayu

dan kekuning-kuningan, tanaman akan mati saat berumur 3-4

minggu.

       Pengendaliannya, tanam serempak, tanam gilir, benih masukan

kedalam lubang dengan insektisida butiran seperti furadan 3G, dan

penyemprotan dengan insektisida mulai umur tiga hari

  Ulat Jengkal : Dampak pada tanaman, menyerang tanaman yang

sudah tua, dan menyerang daun hingga tulang daun.


7
     Pengendaliannya, musnahkan telur dan larvanya,tanam gilir, tanam

serempak, dan penyemprotan pestisida.

 Penggerek Polong:  Dampak pada tanaman, membuat lubang pada

polong, memakan biji, gejala bercak hitam, adanya lubang bulat

pada polong, dan biji pada polong habis dimakan.

          Pengendaliannya, tanam serempak, tanam gilir, pengaturan waktu

yang tepat, menghentikan   penanaman selama 2 tahun jika hama

banyak, dan penyemprotan dengan pestisida.

 Ulat penggulung daun : Dampak pada tanaman, daun menggulung

ke dalam/keriting karenasel-sel bagian atasnya mengerut dan

menurunkan hasil, karena proses fotosintesis terganggu.

          Pengendaliannya,  membuang daun yang menggulung, mematikan

ulatnya, dan menyemprot pada saat berumur 3 minggu dengan 

Fungisida, dan setiap 10 hari pada umur 30-50 disemprot dengan ½

gram per liter air.

8
Jenis-jenis Penyakit

 Penyakit utama adalah bercak daun ercospora canescens, busuk

batang, embun tepung Erysiphe polygoni, karat daun dan penyakit

puru Elsinoe glycines.

 Bercak daun, pengendaliannya memotong daun dan lakukan

penyemprotan dengan fungisida pada usia 30 dan 40 hari.

 Karat daun, pengendaliannya menaman varietas tahan penyakit,

dan lakukan penyemprotan dengan fungisida setiap 10 hari mulai

25 hari sampai 45 hari.

 Kudis, pengendaliannya penanamn varietas tahan penyakit,

tanaman dicabut dan dibakar, dan penyemprotan pestisida secara

teratur  pada umur 20 hari, 30 hari, dan 50 hari.

 Embun tepung, pengendaliannya dengan menanam varietas yang

tahan penyakit, dan menyemprotkan fungisida saat tanaman usia

3 minggu.

 Mozaik kacang hijau, penanggulangannya dengan menanam

varietas tahan penyakit, tanam gilir, mencabut dan membakar

9
tanaman yang terserang, dan memberantas vector dengan

insektisida.

Prinsip pengendalian Hama secara terpadu pada kacang hijau :

 Identifikasi jenis dan penghitungan kepadatan populasi hama

 Menentukan tingkat kerusakan tanaman

 Taktik dan teknik pengendalian

o Mengusahakan tanaman selalu sehat    

o Pengendalian hayati                     

o Penggunaan varietas tahan

o Secara fisik dan mekanis              

o Penggunaan feromon sex

 Penggunaan pestisida kimia

9. Panen dan Pascapanen

 Umur kacang hijau umunya 58-85 hari, pemungutan panen dapat

dilakukan ketika sebagian besar polong telah kering, berwarna

10
hitam atau coklat dan mudah pecah, panen dilakukan dengan

dipetik dan dilakukan pada pagi hari.

 Polong yang sudah dipetik kemudian dijemur 2-3 hari setelah

kuning masukan kedalam karung dan dipukul-pukul agar biji

terlepas dari polong, dan setelah itu lakukan penapian untuk

memisahkan biji-biji yang rusak.

 Biji yang sudah bersih kemudian dijemur sampai kering simpan

yaitu kadar air mencapai 8–10%. Berilah abu dapur agar tidak

diserang hama bubuk kemudian disimpan dalam wadah kering

tertutup.

11

Anda mungkin juga menyukai