Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : 202167040
Kelas :
RMK BAB 9
MATERIALITAS DAN RISIKO
Materialitas
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang
harus dikeluarkan. FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai :
Besarnya penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan
memperhitungkan sotuasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana
yang mengandalkan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh
penghapusan atau salah saji tersebut.
Auditor mengikuti lima langkah yang saling terikat erat dalam menerapkan materialitas,
seperti :
1) Menetapkan pertimbangan pendahulu tentang materialitas
2) Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas kesegmen-
segmen
3) Mengestimasi total salah saji dalam segmen
4) Memperkiraan salah saji gabungan
5) Membandingkan salah saji gabungan dengan mempertimbangkan pendahuluan
atau yang direvisi tentang materialitas
Menetapkan Pertimbangkan Pendahulu Tentang Materialitas
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas adalah jumlah maksimum yang membuat
auditor yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji tetapi tidak mempengaruhi
keputusan para pemakai yang bijaksana. Auditor menetapkan pertimbangan pendahuluan
tentang materialitas untuk membantu merencanakan pengumpulan bukti yang tepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan:
Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut
Dasar yang diperlukan untuk mengevaluassi materialitas
Faktor-faktor yang juga mempengaruhi materialitas
Standar akuntansidan auditing tidak menyediakan pedoman khususs tentang materialitas
bagi para praktisi. Pedoman ilustratif tersebut berupa rumus-rumus yang menggunakan
satu atau lebih dasar dan rentang persentase.
Mengalokasikan Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas Ke Segmen-Segmen
(Salah Saji Yang Dapat Ditoleransi).
Alokasi pertimbangan pendahulu tentang materialitas ke segmen-segmen perlu dilakukan
karena auditor mengumpulkan bukti per segmen dan bukan untuk laporan keuangan
secara keseluruhan. Sebagian besar praktisi mengalokasikan materialitis ke akun-akun
neraca dan bukan ke akun-akun laporan laba-rugi, karena kebanyakan salah saji dalam
laporan laba-rugi memiliki pengaruh yang sama terhadap neraca akibat digunakannya
sistem pembukuan double-entry. Ketika auditor mengalokasikan pertimbangan pendahulu
tentang materialitas ke saldo akun, materialitas yang dialokasikan ke saldo akun tertentu
itu disebut dalam SAS 107 (AU 312) sebagai salah saji yang dapat ditoleransi. Auditor
menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada akun-akun
neraca :
1. Audior memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih banyak salah saji
dibandingkan akun-akun lainnya.
2. Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan.
3. Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini.
Tujuan mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke akun-akun
neraca adalah membantu auditor memutuskan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan
bagi setiap akun dalam neraca maupun laporan laba-rugi.
Mengestimasi Salah Saji Dan Membandingkan Dengan Pertimbangan Pendahuluan
Ketika melaksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor membuat kertas
kerja unuk mencatat semua salah saji yang ditemukan. Salah saji dibagi menjadi dua jenis
yaitu :
Salah saji yang diketahui (known misstatement) adalah salah saji dalam akun yang
jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor.
Salah saji yang mungkin (likely misstatement) terbagi lagi menjadi dua jenis.
Salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan
auditor tentang estimasi saldo akun.
Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu
populasi.
Perhitungan proyeksi langsung estimasi salah saji (direct projection estimate of
misstatement) adalah :
Salah saji bersih dalam sampel × total nilai populasi yg terctat = Proyeksi lngsng estimsi
Total sampel salah saji
Risiko
Auditor yang efektif akan mengakui bahwa memang ada risiko dan akan menangani
risiko tersebut dengan cara yang tepat. Sebagian risiko yang dihadapi auditor dapat
merespons dengan tepat. Standar pekerjaan lapangan yang kedua mengharuskan auditor
untk memahami entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk
menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan klien. Model risiko audit
ini bersumber dari literature professional dalam SAS 110 (AU 350) tentang sampling
audit serta dalam SAS 107 (AU 312) tentang materialitas dan risiko.
PDR = AAR
IR × CR
Jenis-Jenis Risiko
1. Risiko deteksi yang direncanakan (Planned detection risk)
2. Risiko inheren
3. Risiko pengendalian (control risk)
4. Risiko salah saji yang material (risk of material misstatement)
5. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)
Menilai Risiko Audit Yang Dapat Diterima
Risiko penugasa (engagement risk) adlah risiko bahwa auditor atau kantor akuntan public
akan menderita kerugian setelah audit selesai,walaupun laporan audit sudah benar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima:
Derajat ketergantungan pemakai ekxternal pada laporan keuangan. Jika pemakai
eksternal sangat tergantung pada laporan keuangan, maka tepat untuk mengurangi
risiko audit yang dapat diterima. Ada beberapa faktor yang merupakan indicator yang
baik mengenai derajat ketergantungan pemakai ekstern pada laporan keuangan:
- Ukuran klien
- Distribusi kepemilikan
- Sifat dan jumlah kewajiban.
Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit
dikeluarkan. Jika klien terpaksa mengajukan permohonan kebangkrutan atau
menderita kerugian yangbesar setelah audit selesai, auditor menghadapi kemungkinan
yang lebih besar untuk membela mutu audit ketimbang jika klien tidak mengalami
tekanan keuangan. Ada beberapa faktor yang merupakan indicator yang baik bahwa
probabilitasnya meningkat:
- Posisi likuiditas
- Laba (rugi) tahun-tahun sebelumnya
- Metode pembiayaan pertumbuhan
- Sifat operasi klien
- Kompetensi manajemen
Evaluasi auditor atas integritas manajemen
Menilai Risiko Inheren
Auditor harus menilai faktor-faktor yang menyebabkan risiko inheren dan memodifikasi
bukti audit untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Auditor harus
mempertimbangkan beberapa faktor utama ketika menilai risiko inheren:
Sifat bisnis klien
Hasil audit sebelumnya
Penugasan awal versus penugasan berulang
Pihak-pihak yang terkait
Transaksi nonrutin
Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat
Unsur-unsur populasi
Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangann yang curang
Faktor-faktor yang berkaitan dengan misapropriasi aktiva
Auditor harus mengevaluasi informasi yang mempengaruhi risikoinheren serta
memutuskan faktor risiko inheren yang tepat bagisetiap siklus, akun, dan sering kali, bagi
setiap tujuan audit.
Hubungan Risiko Dengan Bukti Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko
Auditor harus merespon risiko terutama dengan mengubah luas pengujiandan jenis
prosedur audit, termasuk memasukkan unsur ketakterdugaan dalam prosedur audit yang
digunakan. Ada dua cara lain yang dapat dipakai auditor untuk mengubah audit guna
merespons risiko:
1. Penugasan mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman
2. Penugasan akan direview secara lebih seksama daripada biasannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko inheren, seperti kerentanan terhadap
misapropriasi aktiva serta rutinitas transaksi, juga mungkin berbeda dari akun ke akun.
Karena alasan ini, wajar jika risiko inheren ditetapkan bervariasi untuk akun yang
berbeda dalam audit yang sama. Walaupun menilai risiko inheren dan risiko pengendalian
untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo merupakan praktikyang umum,
mengalokasikan materialitas ke tujuan tersebut bukan merupakan hal yang umum. Salah
satu keterbatasan utama dalam menerapkan model risiko audit adalah sulitnya mengukur
komponen-komponen model itu. Konsep materialitas dan risiko dalam auditing berkaitan
erat dan tidak terpisahkan. Risiko adalah ukuran ketidakpastian, sedangkan materialitas
mengukur besarannya.
Mengevaluasi Hasil
Model risiko audit untuk mengevaluasi hasil-hasil audit dinyatakan dalam SAS 107
sebagai
AcAR = IR × CR × AcDR
Dimana :
AcAR = Achieved audit risk ( risiko audit yang dicapai)
IR = Inherent risk ( risiko inheren)
CR = Control risk (risiko pengendalian)
AcDR = Achieved detection risk (risiko deteksi yang dicapai)
Rumus tersebut menunjukkan tiga cara untuk mengurangi risiko audit yang dicapai ke
tingkat yang dapat diterima:
1. Mengurangi risiko inheren
2. Mengurangi risiko pengendalian
3. Mengurangi risiko detksi yang dicapai dengan menigkatkan pengujian audit sustantif.
Penggabungan ketiga faktor tersebut secara subjektif untuk mencapai tingkat risiko audit
yang cukup rendah membutuhkan pertimbangan profesional yang matang.
Soal pilihan ganda bab 9
1. pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan.
Merupakan definisi dari…
a. materialitas
b. risiko
c. salah saji yang dapat ditoleransi
d. risiko inheren
Jawaban : a. materialitas
2. dibawah ini yang bukan faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan pendahulu
tentang materialitas adalah….
a. Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut
b. Dasar yang diperlukan untuk mengevaluassi materialitas
c. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat
d. Faktor-faktor yang juga mempengaruhi materialitas
Jawaban : c. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan
transaksi dengan tepat
3. jumlah maksimum yang membuat auditor yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji
tetapi tidak mempengaruhi keputusan para pemakai yang bijaksana. Merupajan definisi
dari…
a. Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas kesegmen-segmen
b. Mengestimasi total salah saji dalam segmen
c. Memperkiraan salah saji gabungan
d. Menetapkan pertimbangan pendahulu tentang materialitas
Jawaban : d. Menetapkan pertimbangan pendahulu tentang materialitas
4. Ada beberapa faktor yang merupakan indicator yang baik mengenai derajat
ketergantungan pemakai ekstern pada laporan keuangan…
a. 2
b. 3
c. 4
d. 1
Jawaban : b. 3
5. SAS 107 (AU 312) menjelaskan tentang…
a. Sampling
b. Materialitas dan risiko
c. Mengaudit
d. Salah saji yang dapat ditoleransi
Jawaban : b. materialitas dan risiko
BAB 10
Audit Atas Pengendalian Internal Menurut Section 404 dan Risiko Pengendalian
Section 404 dari undang-undang Sarbanes-Oxley (section 404) mengharuskan auditor
perusahaan public menilai dan melaporkan keefektifan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan, selain audit atas laporan keuangan.
Tujuan Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakkan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan
dan sasarannya. Tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang
efektif:
1. Reliabilitas pelaporan keuangan
2. Efisiensi dan efektivitas operasi
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan
Tanggung Jawab Manajemen Dan Auditor Atas Pengendalian Internal
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan menyeleggarakan pengendalian
internal entitas. Manajemen juga diharuskan oleh section 404 untuk melaporkan secara
terbuka tentang kefektifan pelaksanaan pengendalian tersebut. Tanggung jawab auditor
mencakup memahami dan menguji pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Auditor juga diwajibkan oleh section 404 untuk menerbitkan laporan audit tentang
penilaian manajemen atas pengendalian internalnya, termasuk pendapat auditor mengenai
kefektifan pelaksanaan pengendalian tersebut. Ada dua konsep utama yang melandasi
perancangan dan implementasi pengendalian internal-kepastian yang layak dan
keterbatasan inheren:
Kepastian yang layak
Keterbatasan inheren
Tindakan yang diambil oleh dua karyawan atau lebih yang bersekongkol untuk mencuri
aktiva atau menyalahsajikan catatan disebut kolusi (collusion).
Section 404 dari UU Sarbanes-Oxeley mengharuskan manajemen semua perusahaan
publikuntuk mengeluarkan laporan pengendalian internal yang mencakup hal-hal berikut
ini :
Suatu pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan da
menyelenggarakan struktur pengendalian internal yang memadai serta prosedur
pelaporan keuangan,.
Suatu penilaian atas efektivitas struktur pengendalian internal dan prosedurpelaporan
keuangan per akhir tahun fiskal perusahaan.
Penilaian manajemen mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan terdiri
dari dua komponen utama. Pertama, manajemen harus mengevaluasi rencana
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Kedua, manajemen harus menguji
efektifitas pelaksanaan pengendalian.
Standar pekerjaan lapangan yang kedua dari GAAS menyatakan “ auditor harus memiliki
pemahaman yang cukup tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
internalnya, untuk menilai apakah risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
disebabkanoleh kekeliruan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu,
dan luas prosedur audit lebih lanjut.
Pengendalian atas rellabilitas pelaporan keuangan
Pengendalian atas kelas-kelas transaksi
Komponen Pengendalian Internal COSO
Setiap komponen mengandung banyak pengendalian, tetapi auditor hanya aka berfokus
pada pengendalian yang dirancanguntuk mencegah atau mendeteksi salah saji yang
terkenal dalam laporan keuangan. Komponen pengendaliab internal COSO meliputi hal-
hal berikut:
2. Tindakan yang diambil oleh dua karyawan atau lebih yang bersekongkol untuk
mencuri aktiva atau menyalahsajikan catatan disebut…
a. Otoritas khusus
b. Kelengkapan
c. Kolusi
d. Klasifikasi
Jawaban : c. kolusi
3. Penilaian risiko (risk assessment) adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk
mengidentifikasi dan …
a. menilai lingkungan pengendalian
b. untuk merancang sifat, penetapan waktu, dan luas prosedur audit lebih lanjut
c. menganalisis risiko-risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan
yang sesuai dengan GAAP.
d. membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk
menangani risiko guna mencapai tujuan entitas
Jawaban : c. menganalisis risiko-risiko yang relevan dengan penyusunan laporan
keuangan yang sesuai dengan GAAP.
4. Prosedur untuk menguji efektivitas pengendalian dalam mendukung penilaian risiko
pengendalian yang lebih rendah disebut…
a. Reliabilitas pelaporan keuangan
b. Kepastian yang layak
c. Keterbatasan inheren
d. Pengujian pengendalian
Jawaban : d. pengujian pengendalian
5. Berikut ini yang bukan termasuk jenis-jenis pendapat adalah…
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian
b. Defisiensi yang signifikan
c. Pendapat tidak wajar
d. Pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak memberika pendapat.
Jawaban : b. defisiensi yang signifikan
BAB 11
Auditing Kecurangan
Jenis-jenis kecurangan
Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabadian jumlah atau
pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipuu para pemakai laporan itu.
Sebagian besar kasus melibatkan salah saji jumlah yang disengaja, bukan pengungkapan.
Perusahaan juga mungkin sengaja merendahsajikan laba ketika laba itu tinggi untuk
membentuk cadangan laba atau “ cookie jar reserve”, yang dapat digunakan untuk
memperbesar laba dalam perioede mendatang. Praktik ini disebut income smoothing
(peralatan laba) dan earnings management (pengaturan laba). Peralatan laba merupakan
salah satu bentuk pengaturan laba dimana pendapatan dan beban ditukar-tukar diatara
periode-periode untuk mengurangi fluktuasi laba. Pengaturan laba menyangkut tindakan
manajemen yang disengaja untuk mememnuhi laba.
Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva adalah kecurangan yang melibatkan pencurian
aktiva enitas. Istilah penyalahgunaan aktiva biasanya digunakan untuk mengacu pada
pencurian yang melibatkan pegawai dan orang lain dalam lain organisasi.
Kondisi-Kondisi Penyebab Kecurangan
Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan
penyalahgunaan aktiva diuraikan dalam SAS 99 (AU 316). Ketiga kondisi dibawah ini
disebut sebagai segitiga kecurangan (fraund triangle):
1. Insentif/tekanan, insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan
keuangan adalah menurunnya prospek keuangan perusahaan. Faktor risiko
penyalahgunaan aktivanya yaitu, tekanan keuangan adalah dorongan atau insentif
yang umum bagi pegai yang menyalahgunakan aktiva.
2. Kesempatan, meskipun laporan keuangan semua perusahaan mungkin saja menjadi
sasaran manipulasi, risiko bagi perusahaan yang berkecimbung dalam industry yang
melibatkan pertimbangan dan estimasi yang signifikan jauh lebih besar. Fakor risiko
penyalahgunaan aktivanya yaitu, kesempatan untuk mencuri ada di semua
perusahaan. Akan tetapi kesempatan itu jauh lebih besar di perusahaan yang memiliki
kas yang bisa diakses, atau persediaan atau aktiva ynag bernilai lainnya, terutama jika
aktiva itu kecil atau mudah dibawa..
3. Sikap/rasionalisasi, sikap manajemen puncak terhadap pelaporan keuangan
merupakan faktor risiko yang sangat penting dalam menilai kemungkinan laporan
keuangan yang curang. Faktor risiko penyalahgunaan aktivanya yaitu sikap
manajemen terhadap pengendalian dan perilaku etis dapat membuat pegawai serta
manajer merasionalisasi pencurian aktiva.
Menilai Risiko Kecurangan
SAS 99 memberikan pedoman bagi auditor dalam menilai risiko kecurangan. SAS 1
menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisme professional ( professional
skepticism), auditor “tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga
tidak mengasumsikan kejujuran absolut”. Melalui prosedur evaluasi atas penrimaan dan
kelanjutan klien, auditor menolak sebagian besar calon klien yang dianggap tidak
memiliki kejujuran integritas.
- Pikiran yang selalu mempertanyakan
- Evaluasi kritis atas bukti audit
Mengikhtisarkan informasiyang digunakan untuk menilai risiko kecurangan. Dibawah ini
lima sumber informasi untuk menilai risiko kecurangan:
1. Komunikasi di antara tim audit, SAS 99 mewajibkan tim audit mengadakan diskusi
untuk berbagi wawasan diantara anggota tim audit yang lebih berpengalaman serta
untuk curah pendapat.
2. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen, SAS 99 mengharuskan auditor untuk
mengajukan pertanyaan spesifik tentang kecurangan dala setiap audit.
3. Faktor-faktor risiko SAS 99 mengharuskan auditor mengevaluasi apakah faktor-faktor
risiko kecurangan mengindifikassikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan, kesempatan untuk berbuat curang, atau sikap atau rasionalisasi yang
digunakan untuk membenarkan tindakan yang curang.
4. Prosedur analitis, SAS 99 mengharuskan auditor melaksanakan prosedur analitisatas
akun-akun pendapatan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hubungan tidak
biasa atau tidak diharapkan yang melibatkan akun-akun pendapatan, yang mungkin
mengidentifikasikan adanya pelaporan keuangan yang curang.
5. Informasi lain, auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang sudah
diperoleh dalam setiap tahap ataubagian audit ketika menilai risiko kecurangan.
SAS 99 mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal berikut ini yang berhubungan
dengan pertimbangan auditor mengenai salah saji yang material akibat kecurangan.
Mengawasi Tata Kelola Korporasi Untuk Mengurangi Risiko Kecurangan
Manajemen bertanggung jawab mengimplementasikan tata kelola korporasidan prosedur
pengendalian untuk meminimalkan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi melalui
kombinasi antara tindakan mencegah, menghalangi, dan mendeteksi.
Tiga unsur untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan:
1. Budaya jujur dan etika yang tinggi.
- Menetapkan tone at the top
- Menciptakan lingkungan kerja yang positif
- Memperkerjakan dan mempromosikan pengawal yang tepat
- Pelatihan
- Konfirmasi
- Disiplin
2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan
- Mengidentifikasikan dan mengukur risiko kecurangan
- Mengurangi risiko kecurangan
- Memantau program dan pengendalian pencegahan kecurangan
3. Pengawasan oleh komite audit
Komite audit mengemban tanggung jawab utama mengawasi pelaporan keuangan
serta proses pengendalian internal organisasi. Pengawasan oleh komite audit juga
berfungsi sebagai penghalang dilakukannya kecurangan oleh manajemen senior.
Merespons Risiko Kecurangan
Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal berikut ini:
1. Mengubah Pelaksanaan audit secara keseluruhan, SAS 99 mengharuskan auditor
memasukkan unsur ketidakterdugaan dalam rencana audit.
2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk menangai risiko kecurangan,
prosedur audit yang tepat yang digunakan untuk menangani risiko kecurangan tertentu
tergantung pada akun yang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang diidentifikasi.
3. Merancang dan melaksanakan posedur untuk menangani pengabaian pengendalian
oleh manajemen. Ada tiga prosedur yang harus dilaksanakan dalam setiap audit:
- Memeriksa ayat jurnal dan penyesuaian lainnya untuk mencari bukti salah saji
yang mungkin akibat kecurangan.
- Mereview estimasi akuntansi untuk mengetahui adanya bias.
- Mengevaluasi dasar pemikiran bisnis untuk transaksi tidak biasa yang signifikan.
Bidang-Bidang Risiko Kecurangan Yang Spesifik
Risiko pelaporan keuangan yang curang atas pendapatan. SAS 99 yang dikeluarkan oleh
auditing standards board secara khusus mengharuskan auditor mengidentifikasi
pengakuan pendapatan sebagai risiko kecurangan dalam kebanyakan audit. Tiga jenis
utama manipulasi pendapatan adalah :
- Pendapatan fiktif
- Pengakuan pendapatan premature
- Manipulasi atas penyesuaian pendapatan
Tanda-tanda peringatan kecurangan pendapatan, ada banyak tanda peringatan atau
gejala yang mengindikasikan kecurangan pendapatan. Dua diantara yang paling
bermanfaat adalah: prosedur analitis dan perbedaan dokumenter.
Penyalahgunaan penerimaan yang melibatkan pendapatan
Kelalaian mencatat penjualan
Pencurian penerimaan kas setelah penjualan dicatat
Tanda-tanda peringatan atas penyalahgunaan pendapatan dan penerimaan kas.
Risiko pelaporan keuangan yang curang untuk persediaan:
Tanda-tanda peringatan kecurangan persediaan
Prosedur analitis
Risiko kecurangan dalam pembelian dan utang usaha.
Risiko pelaporan keuangan yang curang untuk utang usaha
Penyalahgunaan dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Bidang-bidang risiko kecurangan lainnya.
Aktiva tetap
Beban penggajian
Tanggung Jawab Bila Dicuri Ada Kecurangan
Merespon salah saji yang mungkin ditimbulkan oleh kecurangan. Semua salah saji yang
ditemukan auditor selama audit harus dievaluasi untuk mengetahui setiap indikasi
kecurangan.
Jenis-jenis teknik pengajuan pertanyaan, dapat menjadi teknik pengumulan bukti audit
yang efektif:
- Pengajuan pertanyaan informasional
- Pengajuan pertanyaan penilaian
- Pengajuan pertanyaan interogatif
- Mengevaluasi respons atas pengajuan pertanyaan
- Teknik menyimak
- Mengamati petunjuk perilaku
Tanggung jawab lain apabila dicurigai ada kecurangan, SAS 99 mengharuskan auditor
memperoleh bukti tambahan untuk menentukan apakah kecurangan yang material
memang sudah terjadi. SAS 99 mengharuskan audior untuk memperhitungkan
implikasibagi aspek lainnya.
Soal Pilihan Ganda BAB 11
1. Salah saji atau pengabadian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan
maksud menipu para pemakai laporan itu, merupakan definisi dari…
a. peralatan laba
b. pelaporan keuangan yang curang
c. pengaturan laba
d. penyalahgunakaan aktiva
Jawaban : b. pelaporan keuangan yang curang
2. dibawah ini yang bukan kondisi segitiga kecurangan (fraund triagles) adalah…
a. insentif
b. kesempatan
c. insentif
d. rasionalisasi
Jawaban : c. insentif
3. SAS 99 yang dikeluarkan oleh auditing standards board secara khusus mengharuskan
auditor untuk…
a. mengidentifikasi pengakuan pendapatan sebagai risiko kecurangan dalam
kebanyakan audit
b. memasukkan unsur ketidakterdugaan dalam rencana audit.
c. mengharuskan auditor melaksanakan prosedur analitisatas akun-akun pendapatan
d. menilai risiko kecurangan
Jawaban : a. mengidentifikasi pengakuan pendapatan sebagai risiko kecurangan
dalam kebanyakan audit
4. dibawah ini yang termasuk jenis utama manipulasi pendapatan adalah…
a. Pendapatan fiktif
b. Aktiva tetap
c. Beban penggajian
d. pengaturan laba
Jawaban : a. pendapatan fiktif
5. dibawah ini yang tidak termasuk jenis teknik pengajuan pertanyaan adalah…
a. Pengajuan pertanyaan interogatif
b. Mengevaluasi respons atas pengajuan pertanyaan
c. Teknik menyimak
d. Prosedur analitis
Jawaban : d. Prosedur analitis