Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep
kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas
kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit. Rumah sakit yang merupakan salah
satu dari sarana kesehatan, merupakan salah satu dari sarana kesehatan,
merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien.

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit
yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam
keputusan menteri kesehatan nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan rumah sakit
yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) merupakan suatu unit di rumah sakit
dengan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan seorang farmasis
dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan, menyediakan, dan
mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit yang
berintikan pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan farmasi klinik yang sifat
pelayanannya berorientasi kepada kepentingan penderita. Kegiatan pada instalasi
ini terdiri dari pelayanan farmasi minimal yang meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan perbekalan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita
rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu, pengendalian distribusi pelayanan
umum dan spesialis, pelayanan langsung pad pasien serta pelayanan klinis yang
merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.

1
Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi,
mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigm lama (drug oriented) ke
paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi pharmaceutical care (pelayanan
kefarmasian). Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu
dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat
dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Menurut Permenkes RI Nomor 58 Tahun 2014 pasal 1 rumah sakit adalah


institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Berdasarkan undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,
rumah sakit yang mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3
BAB III
VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. Visi RSUD Arga Makmur


Visi RSUD Arga Makmur adalah :
“Terwujudnya RSUD Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara yang Unggul
Terpercaya dan berkeadlian melalui Pelayanan Prima”
B. Misi RSUD Arga Makmur
Adapun Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bengkulu Utara adalah :
1. Meningkatan mutu pelayanan dengan standar profesi tertinggi berbasis mutu
dan keselamatan, sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelayanan;
2. Meningkatan mutu SDM dengan senantiasa memberikan peluang dan
dukungan anggaran untuk meningkatan pengetahuan, kemampuan teknis dan
kemampuan manajerial pada seluruh karyawan;
3. Membangun system infirmasi dan manajemen rumah sakit berbasis teknologi
informatika yang handal, transparan dan akuntabel.
4. Meningkatan mutu pelayanan kesehatan berkelanjutan;
5. Memperluas jalinan kerjasama dengan mitra terkait;
6. Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang fleksibel dengan tata cara
pengelolaan yang transparent, akuntabel, responsibility dan independen; dan
7. Mewujudkan kesejahteraan seluruh karyawan rumah sakit secara
bertanggungjawab.
C. Nilai
Rumah sakit umum daerah Arga Makmur memiliki nilai-nilai/prinsip-prinsip:
a. Integritas;
b. Profesional;
c. Fokus pada pelanggan;
d. Tim Kerja yang solid;
e. Efisien.

4
D. Tujuan
1. Tujuan Jangka Menengah
Tujuan pembangunan kesehatan jangka menengah di RSUD Arga Makmur
adalah terlaksananya pelayanan kesehatan paripurna, bermutu tinggu,
terjangkau, sebagai pusat rujukan yang terpercaya sesuai standar serta
mampu meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan yang ada di RSUD
Arga Makmur.
2. Tujuan Jangka Pendek
Sedangkan tujuan jangka pendek yang ditetapkan oleh rumah sakit untuk satu
tahun kedepan meliputi :
a. Peningkatan kualita dan kuantitas SDM di Rumah Sakit
b. Peningkatan kemampuan dan kepribadian perawat/bidan/dokter
c. Peningkatan kemampuan penguasaan IT tenanga Medical Record dan
Keuangan Rumah Sakit
d. Pembangunan dan pemeliharaan bangunan Rumah Sakit
e. Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah Sakit
f. Pengadaan dan pemeliharaan saran medis dan non medis
g. Pengadaan biaya operasional rumah sakit yang meliputi penyediaan ATK,
barang cetak, bahan-bahan logistic Rumah Sakit dan lain lain yang lengkap
di sajikan dalam bentuk matriks kerja atau Uraian rencana kerja BLUD
RSUD Arga Makmur.

5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Menurut PerMenKes Nomor HK.03.05/III/2718/08 tentang penyelenggaraan


Rumah Sakit Umum Daerah. Susunan organisasi RSUD Arga Makmur terdiri dari :

a. Direktur
Direktur mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas
dan fungsi RSUD.
b. Kepala bagian tata usaha
Membawahi :Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Kasubbag Keuangan
Kasubbag Perencanaa
c. Kepala bidang pelayanan dan sarana medis
Membawahi :Kasubbag Pelayanan dan Penunjang Medik
Kasubbag Sarana Medik
d. Kepala bidang keperawatan da logistic keperawatan
Membawahi :Kasubbid Keperawatan
Kasubbid Logistik Keperawatan
e. Kepala bidang rekam medis,sumber daya manusia dan SIRS
Membawahi: Kasubbid Rekam Medis
Kasubbid Peningkatan SDM &
f. Kelompok jabatan fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
RSUD Arga Makmur sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan
fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Unit-unit non struktural


a. Dewan Pengawas
Pembentukan tugas, fungsi, tata kerja dan keanggotaan dewan pengawas
ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Komite
Komite merupakan wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur utama

6
dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite
medic memiki tugas memberikan pertimbangan kepada direktur utama dalam
hal menyusun standar pelayanan medis, hak klinis khusus kepada staf medis
fungsional (SMF), program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan.
Komite etik dan hokum mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada
direktur utama dalam hal menyusun dan merumuskan medicoetikolegal dan etik
pelayanan rumah sakit, penyelesaian masalah etik kedokteran, etik rumah sakit
serta penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik pelayanan rumah sakit,
pemeliharaan etika penyelenggaran fungsi rumah sakit, kebijakan yang terkait
dengan hospital bylaws serta medical staf bylaws, gugus tugas bantuan hukum
dalam penanganan masalah di rumah sakit.
c. Satuan Pemeriksaan Intern (SPI)
SPI adalah satuan kerja fungsinal yang bertugas melaksanakan pemeriksaan
intern rumah sakit. Satuan pemeriksaan intern berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada direktur utama.
d. Instalasi
Instalasi adalah unit pelayanan non structural yang menyediakan fasilitas dan
menyelanggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit.
Instalasi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur yang dipimpin
oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh direktur utama.
Kepala instalasi dalam melaksanakan tugasny dibantu oleh tenaga-tenaga
fungsional/non medis.

7
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Arga Makmur Nomor :


/VII/RSUD/SK/2016 struktur organisasi instalasi farmasi RSUD Arga Makmur terdiri
dari :

1. Kepala Instalasi Farmasi


Kepala instalasi farmasi RSUD Arga Makmur mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pelayanan farmasi rumah sakit yang optimal.
2. Koordinator Instalasi Farmasi
Koordinator Instalasi farmasi RSUD Arga Makmur mempunyai tugas pokok
melaksanakan pelayanan kefarmasian untuk rawat inap dan rawat jalan.
3. Penanggung Jawab Pelayanan Rawat Inap
Penanggung jawab pelayanan rawat inap mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pelayanan farmasi di unit pelayanan rawat inap.
4. Penanggung Jawab Pelayanan Rawat Jalan
Penangung jawab pelayanan rawat jalan mempunyai tugas pokok
menyelenggrakan pelayanan farmasi di unit pelayanan rawat jalan.
5. Penanggung Jawab Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Penanggung jawab pengelolaan perbekalan farmasi mempunyai tugas pokok
menyediakan perbekalan farmasi yang di butuhkan instalasi dan unit-unit Lain.
6. Penanggung Jawab Pelayanan Farmasi Klinik
Penanggung jawab pelayanan farmasi klinik mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan pelayanan farmasi klinik.
7. Penanggung Jawab Administrasi Farmasi
Penanggung jawab administrasi farmasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
administrasi dan pelaporan kegiatan instalasi farmasi.
8. Koordinator Pelaksana Farmasi
Koordinator pelaksana farmasi mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan
farmasi.

8
BAB VI

URAIAN JABATAN

1. Kepala Instalasi Farmasi


1.1 Wewenang
 Memimpin Instalasi Farmasi
 Mengadakan koordinasi lintas instalasi
 Mengkoordinir rencana dan program kerja instalasi farmasi
 Mengusulkan rancangan pedoman/standar pelayanan farmasi
 Melakukan pengawasan dan pengendalian di instalasi farmasi
 Melakukan penilaian dan evaluasi instalasi farmasi
 Melaporkan kegiatan instalasi farmasi
1.2 Tugas dan Tanggung Jawab
A. Tugas
 Menyusun dan mengkoordinasi rencana dan program kerja instalasi
farmasi
 Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data sesuai bidang farmasi
 Mengelola SDM di instalasi farmasi
 Melakukan pengawasan dan pengendalian di instalasi farmasi
 Menyusun pedoman/standar pelayanan di instalasi farmasi
 Menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan
 Memberikan saran/pertimbangan kepada atasan mengenai langkah-
langkah yang diambil sesuai bidangnya
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidangnya.
B. Tanggung Jawab
 Terlaksananya program kerja instalasi
 Terlaksananya kegiatan instalasi farmasi sesuai dengan
kebijakan/standar/prosedur yang telah di tetapkan.
2. Koordinator Instalasi Farmasi
2.1 Wewenang
 Mengkoordinir kegiatan pelayanan farmasi rawat inap dan rawat jalan
 Melaporkan kegiatan pelayanan farmasi rawat inap dan rawat jalan

9
2.2 Tugas dan Tanggung Jawab
A. Tugas
 Menyusun dan mengkoordinir kegiatan pelayanan farmasi
rawat inap dan rawat jalan
 Mengumpulkan, mengelola, dan menganalisa data
pelayanan farmasi
 Menyusun prosedur pelayanan farmasi rawat inap dan rawat
jalan
 Mengkoordinir pengelolaan perbekalan farmasi di unit
pelayanan rawat inap dan rawat jalan, serta unit lain
 Memberikan informasi mengenai perbekalan farmasi kepada
unit-unit lain
 Memberikan binbingan teknis kepada petugas di unit
pelayanan rawat inap dan rawat jalan
 Melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan farmasi
 Memberikan saran/pertimbangan kepada kepala instalasi
farmasi
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
B. Tanggung Jawab
 Terlaksananya program kerja instalasi farmasi
 Terlaksananya kegiatan pelayanan farmasi rawat inap dan
rawat jalan
3. Penanggung Jawab Pelayanan Rawat Inap
3.1 Wewenang
 Mengatur pelaksana kegiatan pelayanan farmasi rawat inap\
 Memberi bimbingan teknis kepada petugas di unit pelayanan rawat inap
3.2 Tugas dan Tanggung Jawab
A. Tugas
 Mengkoordinir pelayanan farmasi rawat inap
 Mengelola perbekalan farmasi di unit pelayanan rawat inap
 Melaksanakan distribusi perbekalan farmasi di unit/instalasi lain
 Menyusun laporan penggunaan perbekalan farmasi di unit pelayanan
rawat inap

10
 Melaksanakan tugas lain yang di berikan atasan
B. Tanggung Jawab
 Terlaksananya pelayanan farmasi rawat inap sesuai standar
 Kebenaran, ketepatan, dan kecepatan pelayanan farmasi rawat inap
4. Penanggung Jawab Pelayanan Rawat Jalan
4.1 Wewenang
 Mengatur pelaksanaan kegiatan pelayanan farmasi Rawat Jalan
 Memberi bimbingan teknis kepada petugas di unit pelayanan rawat jalan
4.2 Tugas dan Tanggung Jawab
A. Tugas
 Mengkoordinir pelayanan farmasi rawat jalan
 Mengelola perbekalan farmasi di unit pelayanan rawat jalan
 Menyusun laporan penggunaan perbekalan farmasi di unit pelayanan
rawat jalan
 Melaksanaka tugas lain yang di berikan atasan
B. Tanggung Jawab
 Terselenggaranya pelayanan kegiatan farmasi rawat jalan
 Memberi bimbingan teknis kepada petugas di unit pelayanan rawat jalan
5. Penanggung Jawab Pengelolaan Perbekalan Farmasi
5.1 Wewenang
 Menyusun perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi yang akan
diadakan
 Menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan oleh panitia pengadan
5.2 Tugas Dan Tanggung Jawab
A. Tugas
 Melaksanakan dan mengkoordinir pengelolaan perbekalan farmasi di
instalasi farmasi
 Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data yang diperlukan untuk
pengadaan obat
 Melakukan penerimaan, penyimpanan, dan distribusi perbekalan farmasi
 Melakukan pemantauan mutu perbekalan farmasi

11
 Mengendalikan persediaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan untuk
pelayanan
 Menyusun laporan penggunaan perbekalan farmasi
 Mengelola dan mengendalikan persediaan gas medis yang dibutuhkan
pelayanan
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
B. Tanggung Jawab
 Menyediakan perbekalan farmasi yang bermutu
 Menjaga tersediaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan pelayanan farmasi
 Memelihara mutu perbekalan farmasi
6. Penanggung Jawab Farmasi Klinik
6.1 Wewenang
 Melakukan pemantauan penggunaan obat
 Menyediakan informasi mengenai obat bagi pasien maupun tenaga
kesehatan lain di lingkungan rumah sakit
 Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan lain
melalui telepon, surat, atau tatap muka
6.2 Tugas dan Tanggung Jawab
A. Tugas
 Melaksanakan pelayanan informasi obat, yaitu pelayanan informasi loket
farmasi, mempersiapkan jawaban informasi kepada tenaga kesehatan,
dan pembuatan, penyebaran leaflet
 Melakukan monitoring efek samping obat
 Konseling pasien rawat jalan dan pasien rawat inap
 Melakukan pengkajian penggunaan obat
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
B. Tanggung Jawab
 Terlaksananya kegiatan pelayanan farmasi klinik di instalasi farmasi
 Kebenaran informasi yang disampaikan kepada pasien maupun tenaga
kesehatan lain yang membutuhkan informasi mengenai oba
7. Penanggung Jawab Administrasi Farmasi
7.1 Wewenang

12
 Mengumpulkan data dari unit-unit di instalasi farmasi untuk penyusunan
laporan
 Mengatur jadwal dinas, absensi, cuti, dan izin karyawan instalasi farmasi
 Menyebarkan pengumuman/informasi yang di sampaikan dari manajemen
rumah sakit
7.2 Tugas dan Tanggung Jawab
A. Tugas
 Mengkoordinir kegiatan administarsi dan pelaporan
 Melakukan entry data penggunaan obat pasien
 Menyusun laporan penggunaan obat di instalasi farmasi
 Membuat jadwal dinas dan absensi karyawan isntalasi
 Melaksankan tugas lain yang di berikan atasan
B. Tanggung Jawab
 Terlaksananya administrasi dan pelaporan kegiatan instalasi farmasi
 Tersusunya klaim penggunaan obat pada pihak ketiga
 Pengaturan jadwal dinas karyawan instalasi farmasi sehingga kegiatan
instalasi farmasi dapat berjalan lancer
8. Koordinator Pelaksanaan Farmasi
8.1 Wewenang
Mengkoordinir pelaksana farmasi di unit masing-masing dalam melaksanakan
pelayanan kefarmasian
8.2 Tugas dan Tanggung Jawab
A. Tugas
 Mengatur jadwal dinas pelaksanaan farmasi di unitu masing-masing
 Melaksanakan pelayanan farmasi mulai dari penerimaan resep sampai
penyerahan obat kepada pasien/petugas ruangan sesuai prosedur
 Melakukan administrasi pengelolaan perbekalan farmasi di unit masing-
masing
 Melakukan administrasi pelayanan farmasi di unit masing-masing
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
B. Tanggung Jawab
Terlaksananya pelayanan farmasi sesuai standar.

13
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

Tata hubungan kerja di Instalasi Farmasi RSUD Arga Makmur ditunjukan pada
gambar berikut :

14
15
BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Instalasi farmasi mempunyai fungsi utama dalam pelayanan/jasa obat atas


dasar resep dan pelayanan obat tanpa resep, berorintasi pada pasien apakah obat
yang di berikan dapat menyembuhkan penyakit serta efek samping. Tanggung
jawab dan tugas apoteker di Instalasi Farmasi ialah bertanggung jawab atas obat
resep, dan mampu menjelaskan tentang obat pada pasien. Dengan demikian bias di
ambil kesimpulan bahwa peranan penting dalam Instalasi Farmasi adalah
APOTEKER. Instalasi farmasi Rumah Sakit merupakan departemen di dalam rumah
sakit yang di pimpin oleh Apoteker. Apoteker adalah administrator rumah sakit di
segala persoalan tentang penggunaan obat. Kriteria pelayanan Farmasi antara lain :

a. Instalasi Farmasi rumah sakit di pimpin oleh seorang Apoteker


b. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat izin kerja
c. Pada pelaksanaanya apoteker di bantu oleh ahli madya farmasi dan tenaga
menengah farmasi
d. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakkit bertanggung jawab terhadap segala
aspek hukum dan peraturan-peraturan baik terhadap pengawasan distribusi
maupun administrasi barang
e. Setiap saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk melangsungkan
dan mengawasi pelayanan kefarmasian dan harus ada pendelegasian
wewenang yang bertanggung jawab jika kepala isntalasi farmasi berhalangan
hadir
f. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan
kebutuhan
g. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas farmasi atau
tenaga farmasi lainnya, harus ditunjuk apoteker yang memiliki kualifikasi
pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya pelatihan tersebut
h. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait
dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja
yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan.

16
Sumber Daya Manusia Farmasi Rumah Sakit

Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi


professional yang berwenang berdasarkan undang-undang, memenuhi persyaratan
baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualita maupun kuantitas dengan
jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan
pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dan
keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan visi rumah sakit.

Personalia pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah sumber daya manusia yang
melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakityang termaksud dalam bagan
organisasi rumah sakit dengan persyaratan :

 Terdaftar di Departemen Kesehatan


 Terdaftar di Asosiasi profesi
 Mempunyai Izin Kerja
 Mempunyai SK Penempatan

Berdasarkan keputusan menteri kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 yang


dimaksud dengan APOTEKER adalah mereka yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di
Indonesia sebagai APOTEKER.

Persyaratan APOTEKER di rumah sakit adalah


o Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan (Depkes)
o Telah mengucapkan sumpah / janji sebagai APOTEKER
o Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian harus terdaftar di
Kementrian Kesehatan dan mempunyai Surat Tanda Registrasi Apoteker
(STRA) dan Surat Izin Prakter Apoteker (SIPA) atau SIPA pendamping
o Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan
tugasnya sebagai Apoteker
o Tidak bekerja disuatu perusahaan Farmasi dan tidak menjadi Apoteker
Pengelola Apotek (APA) di Apotek lain.

17
Kualifikasi APOTEKER yang dapat menduduki jabatan dapat dilihat pada table di
bawah ini.

Tabel Kualifikasi SDM untuk Dapat Menduduki Jabatan Fungsional


JABATAN FUNGSI KUALIFIKASI
Kepala Instalasi Mengorganisir & Apoteker S2 (Farmasi Klinik/
mengarahkan Manajemen) Apoteker Dengan
Pengalaman Bekerja Di Instanlasi
Farmasi Rumah Sakit Minimal 3
Tahun
Koordinator Mengkoordinir Apoteker dan Pengalaman Bekerja
beberapa penyedia Di Instanlasi Farmasi Rumah Sakit
Minimal 2 Tahun
Apoteker Melaksanakan fungsi Apoteker S2 Farmasi Klinik/ Sp-FRS,
Fungsional Farmasi pelayanan farmasi mengikuti kursus farmasi klinik atau
Klinik klinik Apoteker

Dalam melakukan perkerjaan kefarmasiaan di rumah sakit, Apoteker dibantu oleh


Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga
Teknis Kefarmasian (STRTTK).

Selain SDM untuk pekerjaan kefarmasian kualikfikasi SDM instlasai farmasi


diklarifikasikan sebagai berikut :
a. Untuk pekerjaan administarsi terdiri dari :
 Operator komputer / Teknisi yang memahami kefarmasian
 Tenaga Administrasi
b. Untuk pekerjaan umum terdiri dari :
 Pekarya / Pembantu pelaksana
 Untuk menghasilkan mutu pelyanan yang baik dan aman, maka dalam
penentuan kebutuhan tenaga harus mempertimbangkan kompetensi
yang sesuai dengan jenis pelayanan, tugas, fungsi, wewenang dan
tanggung jawabnya

18
Distribusi Ketenagaan

Instalasi Farmasi Rumah Sakit RSUD Arga Makmur di dalam melaksanakan


pelayanan farmasi dibagi menjadi 3 (tiga) shift pelayanan dalam waktu 24 jam.
Distribusi tenaga farmasi ditempatkan pada gudang farmasi, apotek farmasi rawat
jalandan rawat inap, farmasi klinis, serta perbekalan farmasi. Masing-masing
pelayanan dan gudang farmasi dipimpin oleh apoteker.

Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan factor-faktor yang


berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu :
 Kapasitas tempat tidur dan Bed Occupation Rate (BOR)
 Jumlah resep atau formulir permintaan obat (floor stock) per hari
 Volume perbekalan farmasi
Jenis pelayanan
- Pelayana rawat inap
- Pelayana rawat jalan
- Pelayanan gudang farmasi
- Pelayanan farmasi klinis

Analisa Kebutuhan Tenaga di IFRS


Analisa kebutuhan tenaga disusun bersama-sama oleh panitia penyusun
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja RS. Jumlah tenaga yang dibutuhkan
tergantung pada jenis pelayanan, komposisi shift jaga dan jumlah pasien yang
dilayani. Jumlah ketenagaan Instalasi Farmasi disusun setahun sekali berdasarkan
data tahun berjalan dan perkiraan perkembangan tahun yang dianggarkan.
Table Ketenagaan Instalasi Farmasi

No UNIT KERJA MASTER APT S1 D3 AA SMU HONOR

1 Kepala
isntalasi
Farmasi
2 Koordinator
Instalasi
Farmasi

19
3 Farmasi
Rawat Inap
4 Farmasi
Rawat Jalan
5 Kelompok
Kerja Farmasi
Klinis
6 Kelompok
Kerja
Perbekalan
7 Administrasi
Farmasi
9 Jumlah

Evaluasi Kinerja Tenaga IFRS


Evaluasi Kinerja Tenaga IFRS mengacu pada evaluasi kinerja karyawan
Rumah Sakit sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya yang meliputi
penilaian terhadap :
- Kualifikasi Kerja
- Kuantitas Kerja
- Disiplin Kerja
- Kecakapan
- Tanggunmg Jawab
- Loyalitas
- Inisiatif
- Kejujuran
- Motivasi
- Kerjasama
- Komunikasi
- Absensi

Evaluasi kinerja tersebut dilakukan setiap akhir tahun dan bersifat terbuka
dan diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja yang
bersangkutan.

20
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

Agar pegawai, baik pegawai negri Sipil maupun tenaga kontrak dapat
melaksanakan pekerjaanya dengan baik tentunya perlu dipersiapkan sedini mungkin
mulai dari rekrutimen, penempatan sampai dengan jenjang kariernya.

Setelah melalui proses rekrutimen para pelamar Pegawai Negri Sipil


ditetapkan menjadi Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS) yang diperkuat dengan
diterbitkanya Surat Keputusan (SK) Penemptan. Berdasarkan PP Nomor 101 Tahun
2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negri Sipil, menyatakan
bahwa ada kewajiban bagi CPNS untuk mengikuti diklat prajabtan sebelum yang
bersangkutan menjadi PNS. Diklat prajabatan ini sifatnya umum, belum mengerucut
pada pelaksanaan tugas secara substansi.

Kegiatan orientasi sangat mendukung sekali karena ketika CPNS memulai


melaksanakan tugas sesuai dengan SK penempatan. Banyak yang merasa belum
siap, termaksud penerapan etika dalam melaksanakan tugas. Disamping itu
organisasi yang menerima CPNS juga tidak mengetahui apa yang harus dilakukan.
Ketidakjelasan ini sangat mempengaruhi ketidakpuasan CPNS karena saat pertama
tugas biasanya yang bersangkutan melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya. Atau sebaliknya, instansi yang menerima
CPNS menduga para CPNS sudah langsung mampu melaksanakan tugasnya
dengan benar, sehingga banyak tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh CPNS
tersebut. Sementara Instansi tidak melakukan bimbingan atas tugas yang
diberikannya. Kejadian ini tidak menutup kemungkinan membuat para CPNS diawal
pelaksanaan tugas merasa kurang nyaman.

Bagi PNS mutasi (pindah tugas) juga perlu mengikuti diklat/orintasi di instalasi
yang baru. hal ini dilakukan karena terdapat perbedaan pelaksanaan tugas antara
instalasi baru sehingga diharapkan PNS mutasi dapat melaksanakan tugas sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki dilingkungan kerja RSUD Arga Makmur.

Orientasi Pegawai baru juga berlaku untuk tenaga kontrak agar dapat
memahami hal-hal yang menjadi tugasnya selama bekerja di RSUD Arga Makmur.

21
Tahapan yang dilakukan pada orientasi pegawai baru adalah :

1. Kepala Instalasi Farmasi menerima surat pengantar pegawai baru (CPNS, PNS
mutasi) dari bagian Hukum Diklat dan Kepegawaian.
2. Pelaksanaan Farmasi menerima surat yang sudah didisposisi oleh Kepala
Instalasi Farmasi
3. Membuat Tatalaksana orientas : Jadwqal, Waktu, Materi dan Area Orientasi.
4. Pegawai baru mematuhi peraturan dan belajar bekerja sesaui jadwal orintasi
yang mengacu ke Rumah Sakit
5. Menandatangani daftar hadir pada format yang tersedia
6. Koordinasi dengan Kepala Instalasi tempta pegawai baru melakukan orientasi
7. Menulis Kegiatan yang dilakukan dan sudah diarahkan Kepala Instalasi Farmasi
8. mengkoreksikan catatan kegiatan Kepala Instalasi tempat orientasi bila sudah
benar maka saling membubuhka Tanda Tangan
9. Menguji pegawai baru setelah selesai orientasi sejauh mana memahami tugas-
tugas di Instalasi Farmasi
10. Kepala Instalasi Farmasi menentukan pegawai baru akan ditempatkan sesuai
hasil orientasi.

Materi orientasi yang dilakukan di Instalasi RSUD Arga Makmur adalah :

1. Pengelolaan perbekalalan farmasi dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi dengan


system satu pintu mulai pemilihan (seleksi) berdasarkan analisa kebutuhan, pola
penyakit, dan data komsumtif.
2. Perencanaan perbekalan farmasi melibatkan seluruh pengguna dengan metode
konsumtif dan epidiologi berdasarkan jumlah kebutuhan, menyesuaikan dengan
anggran, penepatan prioritas, siklus penyakit, sisa persediaan dan data
pemakian periode yang lalu.
3. Pengadaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur,
merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
untuk penggunaan satu minggu.
4. Penerimaan perbekalan farmasi dilaksanakan oleh panitia penerimaan dan
apoteker di Instalasi Farmasi dengan memeriksa, meneliti surat pesanan, faktur,
kondisi fisik, sertifikat orginal, tanggal kadaluarsa dan no batch. Penerimaan

22
meliputi perbekalan farmasi yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
seperti perbekalan farmasi droping dan sumbangan.
5. Perbekalan Farmasi kosong dari distributor, apabila sangat dibutuhkan pasien
Instalasi Farmasi wajib memenuhi kebutuhan pasien dengan pembelian
langsung ke apotek ikatan kerja sama dengan Rumah Sakit
6. Untuk mengatasi kekurangan perbekalan farmasi di salah satu penyedia dari
kelompok kerja / depo maka dapat melakukan droping dari penyedia atau
kelompok kerja / depo yang lain, misalnya : dari penyedia akses ke penyedia
Jamkesmas.
7. Penyimapanan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi sesuai persyaratan
disertai dengan system informasi, Alfabetis, FIFO, FEFO. Penyimpanan
perbekalan farmasi yang termolabil dalam lemari pendingin disertai alat
pengukur suhu (suhu 2-8oC). perbekalan farmasi yang stabil pada suhu ruangan
disimpan dalam ruangan disertai alat pengukur suhu (suhu < 30 oC). Ruang
penyimpanan bahan berbahaya terpisah dari ruang penyimpanan perbekalan
farmasi LASA diberi jarak disertai dengan stiker LASA dan penulisan dengan
huruf Tolmen. Penyimpanan obat HIGH Alert dalam lemari diberi list merah dan
ditempelkan stiker high alert. Narkotika disimpan dalam lemari double lock, kunci
tidak diperbolehkan tergantung pada lemari, dan dipegang oleh 2 (dua) orang
pegawai. Psikotropik disimpan dalam lemari terkunci. Produk yang mudah
terbakar disimpan diruang tersendiri, terkunci, dan ventilasi yang cukup.
8. Obat-obat yang masuk dalam daftar High-Alert sesuai dengan standar WHO dan
ditetapkan 10 golongan kelas terapi sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit.
Terdiri dari golongan elektrolit pekat, elektrolit, anastesi umum, antineoplastic
parenteral dan oral, obat yang mempengaruhi darah, antidiabetic parenteral dan
oral, vasokonstriktor, penghambat neuromuscular, inotropic agent, radio contras
agent dapat disimpan ditroley emergensi ruang rawat sesuai dengan kebutuhan
dan diberi stiker High Alert, khusus injeksi KCL 7,6% di encerkan oleh Instalasi
Farmasi sesuai permintaan dokter, kecuali di ruang ICU dan ruang operasi dapat
diencerkan oleh petugas yang sudah terlatih.
9. Perhitungan harga obat di Instalasi Farmasi
a. Pasien BPJS mengacu kepada Formularium Rumah Sakit yang berlaku
b. Pasien jamkesda mengacu kepada Formularium Rumah Sakit yang berlaku
10. Pasien Umum ditetapkan dengan ketentuan sbb :
23
a. Harga Obat adalah harga pembelian (harga modal) + PPN 10% + margin
(25%)
11. Obat dapat diberikan berdasarkan resep dokter / CPO. Untuk obat bebas dan
bebas terbatas dapat dilayani tanpa resep dokter. Apotek Farmasi rawat jalan
dan Apotek farmasi 6 jam hanya melayani Resep / CPO pasien RSUD Arga
Makmur.
12. Resep pasien Rawat jalan masuk k apotek farmasi rawat jalan pada hari senin
sampai hari sabtu paling lama pukul 14.00 Wib. Resep pasien rawat jalan
dilayani selama 24 Jam.
13. Jumlah item obat dalam satu lembar resep untuk pasien rawat jalan minimal
satu aitem obat untuk penggunaan minimal tiga hari. Untuk pasien dengan
diagnosa kronis dapat diberikan untuk penggunaan 15 hari, 10 hari dan 7 hari,
antibiotic dapat diberikan penggunaan 3 smpai 7 hari, pasien diagnose TBC satu
lembar resep minimal tiga item obat. Untuk pasien rawat inap jumlah item obat
dalam satu lembar catatan pemakaian obat pasien penggunaan sesuai
kebutuhan, untuk pasien pulang (sembuh atau pulang atas permintaan sendiri)
dapat diberikan obat penggunaan lima hari.
14. pelayanan bahan medis habis pakai (BMHP) pasien umum, BPJS, Jamkesda,
dilaksanakan Instalasi Farmasi dengan persyaratan resep masuk satu hari
sebelum hari tindakan operasi (H-1), kecuali keadaan tindakan cito, kebutuhan
tindakan di Instalasi Bedah diluar jam kerja dilengkapi sebanyak 5 paket bedah
dan 5 paket anastesi disimpan di kamar operasi.
15. Distribusi perbekalan farmasi dilaksankan Instalasi Farmasi untuk pelayanan
individu rawat inap dan rawat jalan serta untuk penunjang pelayanan. Pelayanan
Farmasi untuk pasien rawat jalan dengan system peresepan (individual
prescribing), pelayanan farmasi untuk pasien rawat inap dengan sistem One Day
Dose Dispending (ODDD) dan kombinasidengan sistem floor stock.
16. pelayanan farmasi untuk pelayanan penunjang dengan sistem amprahan ke
Instalasi Farmasi (kelompok kerja perbekalan). Pendistribusian high alert dan
lasa disertai informasi dan stiker direkonstitusi oleh Instalasi Farmasi
17. Obat yang di bawa pasien dari luar Rumah Sakit dapat digunakan pasien sesuai
instruksi dokter tertulis dalam rekam medis dan CPO oleh dokter yang merawat
dan diserahkan ke Instalasi Farmasi untuk dikendalikan

24
18. Troley emergensi diisi sesuai dengan kebutuhan setiap ruangan, disiapkan
Instalasi Farmasi disertai bukti serah terima, perbekalan farmasi emergensi
digunakan pada saat emergensi (gagal nafas dan gagal jantung) dan diganti
setelah digunakan oleh instalasi farmasi bersama dengan perawat penanggung
jawab dan diberi segel.
19. Troley emergensi diperiksa setiap bulan untuk melihat kadaluarsa dari
perbekalan farmasi dan diganti dengan kadaluarsa yang lebih panjang dan
disegel.
20. Bila obat pasien rawat inap yang tidak terpakai lagi disebabkan pasien exit,
pasien pulang atas permintaan sendiri, perubahan terapi dikembalikan oleh
perawat ke instalasi farmasi setiap hari.
21. Perbekalan Farmasi yang akan / sudah expire date / rusak dari seluruh unit
pelayanan dan Instalasi Farmasi dilaporkan sesuai dengan perjanjian dengan
distributor {3(tiga) – 6(Enam) bulan} dan diserahkan ke Instalasi Farmasi,
dipisahkan penyimpananya dan didata sebelum dilakukan pemusnahan atau
dikembalikan ke distributor sesuai dengan peraturan yang berlaku.
22. pengkajian resep / telaah resep dilakukan disemua unit pelayanan Farmasi oleh
Apoteker dengan mengisi formulir telaah resep meliputi : Kejelasan tulisan,
Tepat Pasien / diagnose / Obat / Dosis / Rute / Waktu Penggunaan / Dokumen /
Duplikasi Pengguna / alergi / Interaksi Obat / Berat Badan (anak) / Kontra
Indikasi.
23. Pengkajian resep dilakukan Instalasi Farmasi mulai memvalidasi
a. Persyaratan administrasi meliputi :
a) Pasien : Nama Pasien, Tanggal Lahir
b) Dokter : Nama, Alamat, Asal Resep, Tanggal Resep
b. Persyaratan Farmasi meliputi :
a) Nama Obat
b) Bentuk
c) Kekuatan
d) Dosis
e) Jumlah
f) Stabilitas
g) Ketersediaan
h) Cara/Penggunaan
25
c. Persyaratan Klinis meliputi :
a) Interaksi Obat
b) Duplikasi Pengobatan
24. Dispensing merupakan proses penyiapan obat dimulai dari :
a. Meracik dalam ruangan yang bersih meliputi : Memberi harga, menimbang,
mengemas, periksa dengan melakukan double ceck (HTKP)
b. Memberi label / etiket meliputi etiket putih untuk obat pemakian oral (bis die :
2x sehari, bis in noctus : 2x semalam, bis : dua kali, ter dedie : 3x sehari),
etiket biru untuk pemakaian luar / parenteral (setiap 6 jam, setiap 8 jam,
setiap 12 jam) dan etiket merah untuk sediaan sirup (bis die : 2x sehari, bis
in noctus : 2x semalam, bis : dua kali, ter dedie : 3x sehari).
c. Menyerahkan ke pasien / keluarga pasien (pasien rawat jalan) atau
keperawat (pasien rawat inap) di sertai edukasi ( cara pakai, waktu
pemberian, penyimpanan dan efek samping obat).
d. Penulisan resep yang tidak terbaca dan tidak jelas, dibacakan oleh farmasis
dan perawat (dua orang) apabila tidak terbaca juga dikembalikan kepada
dokter yang menulis untuk diperjelas.
25. Rekonstitusi mengubah untuk bentuk tanpa mengubah zat aktif dilaksanakan
oleh Instalasi Farmasi. Mengencerkan obat high alert (injeksi KCL) dilakukan di
unit pelayanan farmasi kecuali ruang operasi dan ruang ICU dilakukan oleh
perawat.
26. Edakuasi farmasi / konseling untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan
pasien terhadap penggunaan obat / efek samping obat yang potensial terjadi /
dosis / kontra indikasi / interaksi / penyimpanaan. Edukasi pasien rawat jalan
dilakukan pada saat pasien mengambil obat pulang di apotek farmasi.
27. Monitoring efek samping obat (MESO) yang tidak lazim dan berbahaya pada
pemberian dosis terapi harus dicatat, dilaporkan dokter / perawat ke Instalasi
Farmasi. ESO yang dicatat dan dilaporkan adalah rasa panas, sesak, mual,
nyeri, debar-debar, gatal-gatal, ruam kulit, sakit kepala, pendarahan, syock
anafilaktik, discrasia darah, perforasi usus, aritmia jantung, efek fatal, kelainan
congenital, perdarahan lambung, hepatotoxic, carsinogenic, gagal ginjal, edema
laring, steven jhonson, epilepsy, dan neuropati. Untuk menentukan ESO
Instalasi Farmasi kolaborasi dengan dokter yang merawat. ESO dicatat dan di

26
lapor ke pusat MESO di Jakarta, perkembangan ESO tetap dimonitor dan
dievaluasi.
28. Kejadian terkait obat atau medication eror harus dicatat / dilaporkan dan
dievaluasi. Kejadian terkait obat atau medication eror yang sudah mencederai /
menjadi masalah bagi pasien (KTD) dicatat, dilaporkan tidak mlebih dari 2 kali
24 jam.
29. Visite farmasi ke ruangan rawat inap pasien dapat dilaksanakan secara mandiri
oleh apoteker farmasi klinis melakukan edukasi, melaksanakan pelayanan
informasi obat, memonitor efek samping obat, mendata medication eror, dan
menilai rasionalitas penggunaan obat. Penanggung jawab farmasi klinis
melkasanak visit untuk kasus yang memerlukan perhatian khusus (pasien rawat
intensif, pediatric, DM) dan resep poli farmasi (lebih dari lima resep dan jumlah
obat lebih dari dua untuk jenis obat yang sama). Adanya resep racikan Instalasi
Farmasi melakukan Observasi ke pasien memantau adanya interaksi psikokimia
antara obat dalam resep racikan.
30. Untuk melaksanakan pemantauan obat secara rasional, edukasi farmasi,
pelayanan informasi obat, monitoring efek samping obat. Visite Bersama tim
dilaksanakn Instalasi Farmasi Bersama tim PPRA, tim PPI, untuk melaksanakan
pemantauan penggunaan antibiotik, pencegahan infeksi nosokomial. Supervisi
farmasi (penagnggung jawab farmasi klinis) dilaksanakan oleh apoteker yang di
tunjukan Direktur, supervise dilaksanakan ke unit pelayanan farmasi dan ke
ruang rawat inap pasien untuk memantau penyimpanan perbekalan / pencatat
suhu lemari pendingin dan ruangan, double check untuk pemberian obat ke
pasien.
31. Memberikan informasi / menjawab pertanyaan (PIO) baik lisan mauoun tulisan
untuk menyelesaikan masalah terkait obat pasien dilaksankan Instalasi Farmasi.
Pelayanan informasi obat dilaksanakan pada saat visite, penyuluhan pasien /
keluarga pasien kolaborasi dengan tim promosi kesehatan (PROMKES).
Pernyataan terkait obat dari Instalasi user di catat diunit pelayanan farmasi di
Instalasi user dan dilaporkan ke Instalasi farmasi sebagai laporan bulanan.
32. Pengendalian mutu merupakan kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap
pelayanan yang diberikan secara terencana dan sistematis, sehingga di dapat
peluang untuk peningkatan mutu serta tindakan untuk proses peningkatan mutu
pelayanan farmasi.
27
33. Pengawasan, pemeliharaan dan audit terhadap perbekalan farmasi untuk
mencegah kehilangan, kadaluarsa / rusak.
34. Melaksanakan standar prosedur operasional yang menjamin keselamatan kerja
dan lingkungan, sesuai dengan Kesehatan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
(K3RS), melaksankan prosedur yang mendukung kerja tim Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit dengan memantau penggunaan antibiotic di rumah sakit,
Menyusun Tahapan Pengendalian Mutu, mangaplikasikan / implementasi
Program Pengendalian Mutu.
35. Struktrur organisasi mempedomani ketentuan yang berlaku dan ditetapkan
pimpinan rumah sakit. Struktur organisasi mempedomani standar pelayanan
farmasi nomor : ------ /VII/RSUD/2016 meliputi : Insatalasi Farmasi
dipimpin kepala Instalasi Farmasi (Apoteker), coordinator instalasi farmasi,
penanggung jawab pelayanan rawat inap, penaggung jawab pelayanan rawat
jalan, penaggung jawab pelayanan farmasi klinis, penaggung jawab pengelolaan
perbekalan farmasi, penanggung jawab administrasi farmasi, koordinator
pelaksana farmasi rawat jalan, koordinator pelaksana farmasi rawat inap,
koordinator pengelola perbekalan farmasi, koordinator administrasi perbekalan.
36. Pimpinan Instalasi farmasi mempunyai kemampuan untuk memimpin, mengelola
pelayanan farmasi baikproduk maupun klinis dan mengembangkan pelyanan
sesuai perkembangan iptek dan mampu bekerjasama dengan pihak lain, mampu
mengatasi masalah, memberikan motivasi staf Instalasi (memberi reward /
punishman) dan melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan Instalasi
Farmasi.
37. Analisa kebutuhan tenaga untuk pekerjaan kefarmasian dibutuhkan tenaga
apoteker untuk memimpin unit pelayanan farmasi, melaksanakan pelayanan
farmasi klinis, sarjana farmasi, akademi farmasi dan sekolah menengah farmasi
membantu apoteker dalam melaksankan tugas. Untuk pekerjaan administrasi
dibutuhkan operator computer yang memahami kefarmasian. Petugas Instalasi
Farmasi yang bukan tersebut diatas diberikan pelatihan pelayanan kefarmasian
koordniasi dengan Instalasi Diklat untuk mendapatkan sertifikat. Untuk pekerjaan
administarsi dibutuhkan operator computer yang memahami kefarmasian.

28
BAB X

PERTEMUAN/RAPAT

Rapat (conference atau meeting) merupakan alat/media komunikasi


kelompok yang bersifar tatap muka dan sangat penting, diselenggrakan untuk
mendapatkan mufakat melalui musyawarah untuk mengambil keputusan. Jadi rapat
merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk
membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalu rapat
berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi
dapt dirumuskan.

Beberapa tujuan diadakan rapat yaitu :


1. Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu permaslahan
2. Untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan
3. Sebagai alat koordinasi antarintern atau antarekstern
4. Agar peserta rapat dapat ikut berpartisipasi pada masalah-masalah yang
sedang terjadi
5. Menampung semua permasalahan dari arus bawah (para peserta rapat).
Rapat yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Arga Makmur terdiri dari :
1. Rapat rutin
2. Rapat Insidentil
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Setiap Bulan
Jam : 08.00 WIB- Selesai
Tempat : Ruang Pertemuan Instalasi Farmasi
Peserta : Seluruh Staf Instalasi Farmasi
Materi : Evaluasi Kineja. Masalahdan pemecahanya, evaluasi rekomendasi
dan tindak lanjut
Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera.

29
BAB XI

PELAPORAN

Pelaporan adalah pendataan kegiatan dan evaluasi mutu yang dilakukan


setiap bulan oleh kepala urusan dan dilaporkan kepada Kepala Instalasi untuk
diadministrasikan, diolah dan dianalisa. hasil analisa berupa informasi menajemen
yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan dan sebagai umpan balik untuk
meningkatan mutu pelayanan.

1. Laporan Bulanan :
- Laporan peresepan Obat Generik setahun sekali
- Laporan Peresepan Obat Formularium
- Laporan Penggunaan Narkotik
- Laporan Penjualan Umum Apotek
- Laporan Pengklaiman BPJS
- Laporan Pengklaiman Jamkesda
- Laporan Stok Opname per 3 (Tiga) Bulan
- Laporan Barang Expire Date
- Laporan Barang Kosong
- Laporan Medication Eror
- Laporan Konseling
- Laporan Informasi Obat
2. Laporan Tahunan :
- Laporan Perencanaan (RBA)
- Laporan Mutasi Perbekalan Farmasi
3. Evaluasi :
- Evaluasi Pembelian Perbekalan Farmasi (Analisa ABC)
- Evaluasi Manfaat dan Efikasi Formularium
- Evaluasi Penerimaan Perbekalan Farmasi
- Evaluasi Penyimpanan Perbekalan Farmasi
- Evaluasi Peresepan Obat Generik
Evaluasi dilakukan terhadap proses kegiataan apakah sudah sesuai dengan
standar. Review terhadap pelayanan yang telah diberikan penggunaan sumber
daya.

30
BAB XII

PENUTUP

Demikianlah pedoman pengorganisasian farmasi di buat. Pedoman ini dapat


digunakan sebagai arahan untuk pelaksannan Farmasi di Instalasi Farmasi.
Pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan dan akan direvisi bila diperlukan.

Direktur RSUD ARGA Makmur

Dr. Hj. HERAWATI, Sp. PK


NIP : 19820214201001 2 013

31

Anda mungkin juga menyukai