ISSN 2307-4531
(Cetak & Online)
http://gssrr.org/index.php?journal=JournalOfBasicAndApplied
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kapasa
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam bayi dan pijat bayi pada perubahan pada motor
perkembangan bayi berusia 3-6 bulan di Posyandu (Integrated Health Post) Kapasa Makassar. Pelajaran ini
itu penelitian percobaan lapangan yang melibatkan variabel perlakuan senam yaitu bayi dan pijat bayi, sementara
respon (tergantung) variabel adalah pengembangan keterampilan motorik bayi. Desain penelitian adalah Percobaan
quasy menggunakan uji pretest-post dua group design. Populasi penelitian adalah bayi berusia 3 - 6 bulan di Posyandu
Kapasa Makassar yang berjumlah 20 mata pelajaran, yang dipilih dengan teknik random sampling dan kemudian dibagi menjadi
2 (dua) kelompok, satu kelompok sebagai pengobatan yang terdiri dari 10 mata pelajaran dan satu kelompok kontrol juga terdiri dari 10
subyek. Penelitian ini menggunakan Pembangunan Denver Screening Test (DDST) untuk mengevaluasi perkembangan motorik dan
diukur sebelum dan setelah pemberian intervensi. Intervensi dilakukan 3 kali seminggu selama 2
bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memberikan senam bayi dan hasil pijat bayi peningkatan keterampilan motorik
bayi berusia 3 - 6 bulan di Posyandu Kapasa Makassar. Disarankan bagi ibu untuk memberikan bayi
senam dan pijat bayi untuk bayi mereka untuk meningkatkan perkembangan motorik bayi berusia 3-6 bulan.
------------------------------------------------------------------------
161
International Journal of Sciences: Dasar dan Riset Terapan (IJSBAR) (2019) Volume 48, No 3, pp 161-167
1. pengantar
Pertumbuhan seseorang termasuk pertumbuhan ukuran fisik tubuh, dan pengembangan lebih mengarah pada sel
diferensiasi dan pematangan [1]. Masih banyak anak-anak balita yang ditemukan selama pertumbuhan dan
pengalaman pengembangan penundaan yang disebabkan oleh kurangnya kebutuhan manusia pemenuhan anak-anak, termasuk kebutuhan
bermain. Banyak orang tua tidak tahu tentang perkembangan anak. Hal ini yang berhubungan dengan pertumbuhan anak hanya
dikenal oleh petugas kesehatan [2]. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi serentak di masing-masing individu dan tergantung pada
stimulasi tindakan ibu yang memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada
perkembangan motorik kasar anak. Dampak jika kurang stimulasi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, terutama gross
perkembangan motorik seperti ketika bayi berusia antara 8-12 bulan, bayi belum bisa duduk tanpa
pegangan, berdiri dengan pegangan, bangun dan berdiri, berdiri dua detik dan belum mampu untuk berdiri [3]. Anak adalah
usia emas bagi anak-anak. Pada periode ini, mengalami pertumbuhan yang luar biasa dan pengembangan, baik dari segi
fisik, emosional, kognitif dan psikososial. Pembangunan adalah semua perubahan yang terjadi pada anak-anak, dalam hal
kognitif, psikososial dan motorik. Tindakan stimulasi ibu sangat berpengaruh dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak. Peran petugas kesehatan juga diperlukan untuk mengurangi frekuensi motorik kasar
Gangguan pada anak-anak dengan melakukan promosi kesehatan dengan menggunakan penyuluhan langsung kepada ibu-ibu yang memiliki bayi.
Petugas kesehatan juga melakukan pemeriksaan langsung untuk mendapatkan gambar yang nyata dari peristiwa perkembangan perilaku motorik kotor di
anak-anak usia bayi karena jika anak tidak diberikan tindakan stimulasi itu akan mempengaruhi pertumbuhan dan
pengembangan. Salah satu bentuk stimulasi yang diberikan untuk meningkatkan perkembangan motorik bayi adalah senam bayi. Bayi
senam juga bisa diberikan kepada bayi berusia 3-6 bulan [4]. Manfaat senam bayi telah dipelajari oleh
sejumlah studi, seperti Proyek Pra Sekolah Harvard (di bawah kepemimpinan Buton I., Putih), University
of Chicago (di bawah pimpinan Benjamin S. Bobom), Kesehatan Ibu dan Anak lembaga di
Tsjechoslowakie (oleh Jaroslav Koch), dan Suzy Pudden studio yang ada di New York City. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi
yang senam bisa berbicara lebih cepat, memiliki nafsu makan yang lebih baik, tidur lebih baik dan proses pembangunan mereka
gerakan lebih cepat daripada mereka yang tidak berolahraga [5]. Selain senam bayi, bentuk lain dari
stimulasi seperti pijat bayi juga perlu diberikan. Pijat bayi membantu pencernaan bayi, membuat
bayi mengkonsumsi ASI lebih baik, membatu perkembangan fisiologis dan emosional anak. Bayi yang
dipijat secara teratur cenderung mengalami gangguan kesehatan. pijat bayi secara teratur memiliki efek positif pada
pertumbuhan fisik bayi seperti peningkatan pertumbuhan fisik dan mental [6]. Penelitian saat ini di
Australia itu diungkapkan oleh Lana Kristiane F. Flores membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang tua mereka akan
memiliki kecenderungan untuk meningkatkan hubungan berat badan, emosional dan sosial yang lebih baik [7] . Namun, medis
ilmu tentang pijat bayi belum banyak diketahui oleh masyarakat [8] . Berdasarkan data pengamatan
dilakukan di Posyandu Kapasa di Februari 2018 dari 43 bayi ada 20 dari mereka berusia 3-6 bulan. Itu
peneliti yang tertarik dalam memeriksa apakah ada pengaruh pemberian senam bayi dan pijat bayi
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Kapasa Makassar selama dua bulan, mulai bulan Juli-Agustus 2018 oleh
memilih 40 bayi berusia 3-6 bulan lahir dengan persalinan normal. Data diolah dan dianalisis berdasarkan
162
International Journal of Sciences: Dasar dan Riset Terapan (IJSBAR) (2019) Volume 48, No 3, pp 161-167
tujuan penelitian. Hasil analisis disajikan dengan menggunakan tabel dilengkapi dengan deskripsi meja.
Pengumpulan Data Instrumen terdiri dari data pre test sekunder dan post test, tabel pertumbuhan bayi yang normal dan
Pertumbuhan bermotor / Denver pre test dan post test, dan meja uji pertumbuhan motorik. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan uji normalitas diikuti dengan uji efek. Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS, kemudian dipresentasikan di
Populasi penelitian adalah 43 bayi yang rutin datang ke posyandu Kapasa. sampel penelitian adalah 40 bayi
berusia 3 - 6 bulan yang ibunya setuju untuk menjadi responden dan ingin memijat bayi mereka. Jumlah
subyek berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 40 bayi, 20 subyek diobati dengan senam dan pijat bayi pemberian
selama 8 minggu dengan 24 perlakuan dan 20 subyek sebagai kelompok kontrol tanpa intervensi apapun. Instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah DDST untuk mengukur perkembangan motorik bayi dari setiap responden sebelum dan setelah pengobatan.
Kriteria inklusi adalah usia 3-6 bulan, bayi dalam keadaan sehat, ibu bayi setuju untuk menjadi responden dan
anaknya ingin dipijat.
Peneliti membuat surat persetujuan, dan responden harus menandatangani isi laporan bahwa
responden bersedia menjadi sampel penelitian ini sampai akhir penelitian. pengumpulan data oleh peneliti
dengan mengukur perkembangan motorik bayi menggunakan Pembangunan Denver Screening Test (DDST).
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis uji wilcoxon yang dilakukan dengan komputerisasi.
persetujuan etis untuk penelitian ini diperoleh dari Komite Etik, Politeknik Kesehatan Kementerian
3. hasil
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam bayi dan pijat
perubahan dalam pengembangan motorik bayi berusia 3-6 bulan di Posyandu Kapasa Makassar menggunakan subjek
163
International Journal of Sciences: Dasar dan Riset Terapan (IJSBAR) (2019) Volume 48, No 3, pp 161-167
bayi usia 3-6 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini. distribusi berusia bayi di Posyandu
Kapasa kebanyakan dari mereka pada usia 4 bulan adalah 20 subyek (50,0%) sedangkan usia kedua 3 bulan dan 5 bulan
masing-masing adalah 10 subyek (25,0%). distribusi jenis kelamin subjek terdiri dari 17 subyek adalah laki-laki (42,5%), dan 23
Tabel 1: Distribusi perkembangan motorik bayi pada kelompok perlakuan dan kontrol di Posyandu Kapasa
f % f %
pretest
posttest
Terlambat - - 2 10,0
Maju 7 35,0 - -
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan pada pre test, 4 mata pelajaran (20%) memiliki perkembangan motorik terlambat dan 16
subyek (80,0%) memiliki perkembangan motorik yang normal dan pada post test, 13 subyek (65,0%) memiliki motorik normal
pengembangan dan 7 subyek (35,0%) memiliki perkembangan motorik maju. Hasil lain menunjukkan di kontrol
kelompok. Pada pre test, 4 mata pelajaran (20,0%) memiliki perkembangan motorik terlambat dan 16 subyek (80,0%) memiliki yang normal
perkembangan motorik dan pada post test, 2 subyek (10,0%) memiliki perkembangan akhir motorik dan 18 subyek (90,0%)
memiliki perkembangan motorik yang normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan, rata-rata perkembangan motorik
pra uji 1,80 (± 0,41) dan post test 2,35 (± 0,48) sedangkan pada rata-rata kelompok kontrol pre test perkembangan motorik
1,80 (± 0,41) dan post test 1,90 (± 0,30). Perubahan malues rata diperoleh menunjukkan peningkatan pada motor
pengembangan setelah bayi telah dirawat oleh senam dan pijat bayi. Hasil ini memberikan informasi yang
memberikan latihan dan bayi hasil pijat di perkembangan motorik meningkat pada bayi berusia 3-6 bulan.
Meja 2: Hasil analisis uji Wilcoxon baik dalam pengobatan dan kelompok kontrol
Berbeda Ranks
Kondisi N Berarti SD p
Berarti - Ranks + Ranks ties
kelompok perlakuan
0,55 0 11 9 0001
post test 20 2,35 2.141
kelompok kontrol
0,10 0 2 18 0000
post test 20 1,90 0,3078
Tabel 2 di atas menunjukkan hasil Tes Wilcoxon yang terdiri dari Ranks dan skor Z. Berdasarkan
164
International Journal of Sciences: Dasar dan Riset Terapan (IJSBAR) (2019) Volume 48, No 3, pp 161-167
nilai-nilai rank, 11 mata pelajaran yang positif untuk jajaran dan 9 subjek dasi, itu berarti bahwa 11 subjek mengalami
meningkat dalam perkembangan motorik setelah diberikan senam dan pijat bayi. Hasil analisis menunjukkan
berarti nilai perbedaan adalah 0,55 (p = 0,001 <0,05), yang secara statistik berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan
perkembangan motorik sebelum dan setelah bayi diberi pengobatan. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian senam
dan pijat bayi dapat memiliki efek yang signifikan pada peningkatan perkembangan motorik bayi berusia 3-6 bulan. Di
kelompok dikendalikan, 2 mata pelajaran positif untuk jajaran dan 18 subjek dasi, itu berarti bahwa 2 mata pelajaran
mengalami peningkatan dalam perkembangan motorik. Hasil analisis menunjukkan nilai rata-rata perbedaan adalah 0,10
(P = 0,000 <0,05).
Berbeda Ranks
Kelompok N Berarti p
Berarti - Ranks + Ranks ties
Pengobatan 20 0,55 0 13 17
Tabel 3 menunjukkan hasil analisis uji independent t perbedaan antara pengobatan dan kelompok kontrol
p = 0,000 <0,05 menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian senam dan pijat bayi pada pengembangan motorik
berubah pada bayi berusia 3-6 bulan. Subyek dalam kelompok perlakuan menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi (mean = 0,55) dibandingkan
4. Diskusi
Secara umum, perkembangan motorik bayi membutuhkan perhatian khusus. kebutuhan ini harus dipenuhi sehingga anak-anak dapat mengembangkan
baik seperti yang diharapkan. Ada banyak faktor yang dianggap karena mempengaruhi penguasaan keterampilan motorik pada anak-anak. Di
Selain faktor kematangan tubuh, hal yang tidak kalah penting adalah latihan dan pengalaman
faktor. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian 6 kali senam lebih efektif dalam pengembangan motorik kasar dari
bayi usia 3-6 bulan dibandingkan dengan 3 kali senam. Secara teoritis, hal ini disebabkan oleh pemberian
senam yang akan terus memberikan efek adaptasi pada sistem persarafan. Di mana ada
peningkatan jumlah cabang dendritik dan peningkatan kompleksitas yang lebih besar di lapisan V neuron
dibandingkan dengan memberikan 3 kali senam dan melalui gerakan bertahap dan terus menerus akan merangsang
homunculus serebral, yang merupakan bagian dari otak yang bertindak sebagai pusat gerakan otot-otot dan tubuh
keseimbangan dapat mengoptimalkan perkembangan motorik kasar bayi. Menurut Adriana (2011) bahwa bayi yang mengambil bayi
senam umumnya memiliki perkembangan motorik yang lebih optimal dibandingkan bayi yang tidak pernah beed bayi dilakukan
senam [9]. Hal ini sesuai dengan (2006) studi Irawati bahwa bayi-bayi berusia 4 bulan dan di atas adalah
diberikan program senam memiliki perkembangan motorik yang lebih cepat tanpa indikasi medis [5]. Bayi menjadi lebih
percaya diri, lebih aktif, sosialisasi yang lebih baik daripada anak-anak dari usia mereka. Bayi berusia 4-12 bulan yang melakukan
senam, akan dapat merangsang hipofisis kelenjar untuk meningkatkan pelepasan hormon somathotropin
(Hormon Pertumbuhan), menyebabkan pertumbuhan tulang menjadi lebih cepat, oleh karena itu pengembangan motorik kasar adalah sesuai
dengan usia. senam bayi juga membantu meningkatkan sirkulasi darah, menyebabkan pasukan oksigen ke seluruh tubuh
165
International Journal of Sciences: Dasar dan Riset Terapan (IJSBAR) (2019) Volume 48, No 3, pp 161-167
menjadi teratur, merangsang perkembangan otot dan pertumbuhan sel, menyebabkan perkembangan motorik kasar adalah di
sesuai dengan usia bayi. Menurut Notoatmojo (2010) peningkatan pengetahuan seseorang dapat diturunkan dari
informasi yang diperoleh dari orang-orang yang dianggap penting [10]. Tingkat pengetahuan seseorang terdiri dari mengetahui,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Penelitian Saleh yang menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan dengan pendekatan pemodelan efektif dalam meningkatkan
pengetahuan, kemampuan praktis, kepercayaan diri ibu dalam menyusui dan bayi merangsang [11]. Premkumar
menjelaskan bahwa ada hubungan antara stimulasi seperti senam bayi dalam merangsang pertumbuhan
dan perkembangan bayi sesuai usia. Stimulasi yang diberikan kepada bayi digunakan untuk memperkenalkan informasi baru
dalam bentuk gerakan atau berbagai posisi, kemudian merangsang sensorik dari sendi dalam tubuh yang berarti bahwa
pesan telah diterima dan dirasakan oleh otak. stimulasi berulang adalah proses pembelajaran untuk menghasilkan
keterampilan, kebiasaan dan kematangan motorik kasar yang diperlukan untuk berdiri, berjalan dan karenanya siap untuk tahap berikutnya [12].
Stimulasi senam bayi dan pijat bayi dapat membantu bayi berlatih gerakan motorik kasar menurut usia
mereka. Bayi diberikan stimulasi dengan senam di mana ada gerakan berulang, sehingga saraf jaringan di
otak menjadi terangsang, terorganisir dan terus berkembang. Gerakan dalam senam bantuan
secara bersamaan mengkoordinasikan penggunaan kedua mata, kedua telinga, kedua tangan dan kedua kaki. senam bayi dan bayi
pijat harus membuat ibu dan anak-anak senang melakukannya. Untuk anak-anak, tubuh itu sendiri adalah taman bermain alami
alat. Anak pertama mengamati dan bermain dengan tangannya, kemudian dengan kakinya dan kemudian meletakkan segala sesuatu ke dalam mulut,
tujuannya adalah bahwa anak mampu mencapai tubuhnya lebih baik dan dengan demikian anak belajar untuk memahami situasi [13].
5. Batasan Studi
Faktor-faktor yang mempengaruhi bayi perkembangan motorik dalam penelitian ini adalah senam hanya bayi dan pijat bayi,
sementara ada banyak faktor lain yang mempengaruhi perkembangan motorik bayi seperti nutrisi, dan stimulasi
6. kesimpulan
Peneliti menyimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian senam dan pijat bayi dalam meningkatkan motorik
perkembangan bayi berusia 3-6 bulan. Hal ini dapat dilihat pada data yang diperoleh dari awal sebelum dan sesudah
bayi pijat dan senam bayi dilakukan. Kelompok perlakuan mengalami peningkatan pada bayi
keterampilan motorik lebih dari kelompok kontrol. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi petugas kesehatan di
mempromosikan dan memberikan pelayanan kesehatan dengan melakukan senam bayi dan pijat bayi di posyandu sehingga
Pertumbuhan anak-anak menjadi lebih optimal dan orang tua memahami pentingnya pijat bayi untuk
7. singkatan
8. bersaing bunga
166
International Journal of Sciences: Dasar dan Riset Terapan (IJSBAR) (2019) Volume 48, No 3, pp 161-167
9. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk menambahkan bayi senam dan pijat bayi dalam meningkatkan
Referensi
[1]. Ali, K., Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT. RajaGrafindo. Persada, 2003.
[2]. Setyaningsih, A., R. Nurhidhariani, dan AA Putri, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Praktek PENGGUNAAN alat Permainan
edukatif DENGAN Perkembangan motorik kasar di PAUD Anggrek Kabupaten Pati. Jurnal Cerdas Keperawatan 2016. 3 ( 1): p. 1-9.
[3]. Roesli, U., Pedoman PIJAT bayi prematur & bayi Usia 0-3 bulan. 2001: Niaga Swadaya.
[4]. Paul E, D., Perkembangan motorik halus Anak Usia 4-5 Tahun. Yogyakarta Lumbung Pustaka, 2008.
[5]. Irawati, K., PANDUAN Senam Bayi. 2006: Puspa Swara Jakarta.
[6]. Kristianto, H., Pengaruh terapisentuhterhadap antropometri PADA bayi di Wilayah kerja puskesmas pesantren Saya kediri. 2008, Universitas
Sebelas Maret.
[7]. Utami, R., Pedoman Pijat Bayi prematur Dan Bayi Usia 0-3 Bulan. Trubus Agriwidya, Jakarta, 2001. 1: p. 2-4.
[8]. Sari, A., Pengaruh Penyuluhan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu TENTANG Pijat Bayi di Desa Dukuh Sidokarto Godean
Sleman Yogyakarta. Universitas Gajah Mada, 2004.
[9]. Adriana, D., Tumbuh kembang Dan terapi yang Bermain PADA Anak. Jakarta: Salemba Medika 2011.
[10]. Notoatmojo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. 2010, Jakarta: Rineka Cipta.
[11]. Saleh et.al, Pengaruh Pendidikan kesehatan DENGAN pendekatan pemodelan Terhadap Pengetahuan, kemampuan Praktek Dan Percaya Diri
Mengajukan hearts menstimulasi Tumbuh kembang bayi 0-6 bulan. 2014, Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Hasanudin. Diakses Dari http: //
[12]. Premkumar, K., Sambungan pijat: anatomi dan fisiologi. 2004: Lippincott Williams &
Wilkins.
[13]. Purwanti, S., efektifitas Pelaksanaan senam bayi Terhadap peningkatan Perkembangan bayi. Involusi Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of
167