LR/CR Pendahuluan Organisasi publik dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Masyarakat semakin kritis untuk menilai kinerja dari organisasi publik untuk melakukan perubahan dan pembaharuan. Perubahan dan pembaharuan mendasar terhadap sistem penyelengaraan pemerintahan perlu dilakukan seiring dengan bergulirnya reformasi birokrasi, baik di lingkup kementrian dalam negri maupun daerah. Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun aparatur negara agar mampu mengemban misi, tugas dan fungsi serta peranannya masing-masing dalam rangka meningkatkan pelayanan publik untuk jadi lebih baik. Berkaitan dengan penataan kelembagaan, kepegawaian, dan perencanaan pelatihan dan pendidikan, analisis jabatan mutlak dilakukan di setiap instansi atau organisasi publik. Kegiatan analisis jabatan penting dilakukan untuk mengetahui deskripsi dan spesifikasi pekerjaan yang diperlukan dalam organisasi. Deskripsi dan spesifiksi pekerjaan penting diketahui untuk menentukan individu yang berkompeten dalam bidang yang berkaitan. Analisis jabatan terus mengalami perkembangan seiring dengan adanya tuntutan reformasi birokrasi. Mengingat bahwa Permendagri No. 4 Tahun 2005 tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah sudah tidak sesuai, maka diterbitkan Permendagri No. 35 Tahun 2012 Tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Analisis jabatan pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan informasi jabatan. Analisis jabatan merupakan pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan pegawai. Analisis jabatan Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Permendagri No. 35 Tahun 2012. Analisis jabatan diperlukan dalam rangka program penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian serta pendidikan yang berbasis pada kinerja. Aspek yang dianalisis adalah pelaksanaan pekerjaan yang menjabarkan fungsi-fungsi yang ada di setiap unit kerja. Instansi pemerintah maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib melakukan analisis jabatan. Manajemen sumber daya manusia memiliki ruang lingkup yang berhubungan dengan sumber daya manusia di dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas itu meliputi rancangan organisasi, staffing, sistem reward, tunjangan-tunjangan, pematuhan, manajemen performasi, pengembangan pekerja dan organisasi, serta komunikasi dan hubungan masyarakat. analisis pegawai adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pegawai yang dilakukan oleh pegawai, yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan interview terhadap pegawai dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor. Analisis jabatan adalah salah satu cara untuk merubah ekspektasi karyawan berdasarkan performa kinerjanya. Dengan melakukan analisis jabatan, Anda bisa mengidentifikasi kemampuan, tugas, dan tanggung jawab untuk posisi tertentu. Umumnya, peran analisis jabatan ini dibutuhkan ketika ada pekerjaan yang berhubungan dengan software tertentu, pengoperasian mesin dan alat tertentu, pendidikan dan sertifikasi, manajemen waktu, hingga pemecahan masalah. Dengan adanya anjab dan ABK, maka akan diketahui mengenai uraian jabatan, beban kerja perjabatan, peta jabatan, dan bobot jabatan. Hasil dari anjab dan ABK dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan pegawai, penetapan kompetensi dan syarat dari suatu jabatan, serta sebagai indikator kinerja pegawai. Pembahasan Analisis jabatan menjadi landasan atau pedoman pada perusahaan untuk penerimaan, penempatan, serta penentuan jumlah karyawan. Analisis jabatan digunakan sebagai landasan untuk melaksanakan mutasi, promosi, dan pemberian latihan atau training kepada karyawan serta sebagai dasar pemberian kompensasi. Tujuan analisis jabatan sebagai berikut : 1. Penarikan,seleksi dan penempatan karyawan. 2. Sebagai pentunjuk dasar dalam menyususn progam latihan. 3. Menilai kinerja/pelaksanaan kinerja. 4. Memperbaiki cara bekerja karyawan. 5. Merencanakan organisasi agar memenuhi syarat/memperbaiki struktur organisasi sesuai beban dan fungsi pekerjaannya. 6. Merencanakan dan melaksanakan promosi serta transfer karyawan atau ASN. 7. Merencanakan fasilitas dan perlengkapan kerja bagi ASN atau karyawan. 8. Bimbingan dan penyuluhan ASN atau karyawan. Analisis jabatan dimulai dengan proses pengumpulan informasi jabatan yang kemudian diolah menjadi analisis jabatan yang terdiri dari deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Proses pengumpulan informasi pekerjaan dimulai dari tahap persiapan, pengumpulan data jabatan, dan pengolahan data jabatan. Informasi pekerjaan merupakan bahan dari analisis jabatan. Informasi pekerjaan dikumpulkan dari beberapa informan. Informan yang dipilih yaitu pemangku jabatan yang bersangkutan. Hambatan yang ditemui dalam proses pengumpulan informasi pekerjaan yaitu informan kurang memahami mengenai daftar pertanyaan yang diberikan. Daftar pertanyaan yang diberikan terlalu panjang sehingga informan memerlukan waktu untuk bisa memahami maksud dan tujuan dari daftar pertanyaan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan, yaitu dengan menanyakan kembali daftar pertanyaan yang telah diberikan dan mencatat hasil wawancara tersebut. Hasil dari pengisian daftar pertanyaan dan wawancara dengan informan digunakan untuk menyusun informasi jabatan yang diperlukan dalam proses analisis jabatan. Manfaat lain dari analisis jabatan yaitu digunakan sebagai job evaluation, dilakukan klasifikasi pegawai berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi. Pentingya analisis jabatan dilaksanakan dilingkungan organisasi pemerintahan dapat dilihat dari berbagai aturan yang di keluarakan oleh pemerintah mengenai analisis jabatan. Pentingnya informasi dasar yaitu informasi tentang jabatan yang diperoleh dari analisis jabatan. Oleh karena itu langkah tersebut bertujuan memperoleh tentang karakteristik pekerjaan yang ada di setiap unit kerja yang di rumuskan atau di formulasikan menjadi jabatan. Rumusan jabatan kemudian dijadikan dasar untuk melakukan berbagai kegiatan manajemen SDM aparatur diantaranya untuk menyusun peta jabatan. Dari peta jabatan tersebut dan hasil analisis beban kerja dapat disusun jumlah kebutuhan pegawai perjabatan. Oleh karena itu, kegiatan analisis jabatan mutlak untuk dilakukan semua instansi pemerintah dalam upaya memperoleh sumberdaya yang berkualitas dan jumlah aparatur yang sesuai dengan kebutuhan. Penerapan analisis jabatan di bidang mutasi belum dapat dilakukan secara maksimal. Penempatan pegawai di bidang mutasi belum melihat pada hasil analisis jabatan. Sifat jabatan yang ada di bidang mutasi cenderung bersifat terbuka, yang artinya semua jurusan atau latar belakang pendidikan bisa masuk di bidang mutasi. Beberapa jabatan tertentu seperti bendahara atau pengadministrasi keuangan, analisis jabatan dapat diterapkan tetapi untuk jabatan yang secara teknis bersifat terbuka. Analisis jabatan seharusnya dapat digunakan sebagai acuan untuk menempatkan pegawai ke jabatan yang sesuai dengan hasil analisis jabatanya. Penutup Untuk mengatur jabatan di instansi pemerintah, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) telah mengeluarkan Peraturan Menteri PANRB No. 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja. Selain merupakan amanat UU No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), setiap instansi pemerintah wajib untuk menyusun analisis jabatan (anjab) dan analisis beban kerja (ABK) guna menyusun kebutuhan jumlah serta jenis jabatan dari PNS dan PPPK. Setelah penyusunan anjab dan ABK selesai, hasilnya kemudian disampaikan kepada Kementerian PANRB dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) melalui aplikasi e-formasi. Bagi pemerintah daerah, juga menyampaikan hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja kepada Kementerian Dalam Negeri. Analisis jabatan belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik di organisasi pemerintah. Kegunaan analisis jabatan yang telah dilakukan di Bidang Mutasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah antara lain: digunakan dalam proses penerimaan dan seleksi pegawai, pemberian pelatihan yang diperlukan, perhitungan analisis beban kerja dan job evaluation. Proses analisis jabatan dengan pengumpulan informasi pekerjaan yang selanjutnya disusun menjadi analisis jabatan. Hasil analisis jabatan memberikan informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pegawai yang akan menjabat. Analisis jabatan memberikan pertimbangan dalam penempatan pegawai pada lima jabatan yang dianalisis. Analisis jabatan selanjutnya digunakan dalam perhitungan analisis beban kerja. Analisis beban kerja disusun untuk menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan dalam suatu instansi. Kelebihan atau inefektivitas dari pegawai dapat dikurangi. Berdasarkan analisis jabatan yang diperlukan, pada dasarnya pengetahuan mengenai manajemen sumber daya manusia dan keterampilan menggunakan komputer diperlukan dalam setiap jabatan yang telah dilakukan analisis. Analisis jabatan penting untuk dilakukan di setiap instansi pemerintah untuk dapat mengetahui deskrispi dan spesifikasi dari suatu jabatan. Deskripsi dan spesifikasi jabatan digunakan untuk dapat menentukan calon pegawai yang akan menduduki jabatan tersebut. Pengangkatan pegawai atau pemindahtugasan pegawai hendaknya memperhatikan hasil analisis jabatan. Hal ini untuk dapat memenuhi spesifikasi jabatan yang diperlukan dari suatu jabatan. Daftar Pustaka Didik Haryanto PENGARUH ANALISIS JABATAN, ANALISIS BEBAN KERJA DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 326 Kindai, Vol 17, Nomor 3 https://ejournal.stiepancasetia.ac.id/kindai/article/view/618/440 Guntur Witovta Asri PROSES PENYUSUNAN ANALISIS JABATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI Jurnal Demokrasi & Otonomi Daerah, Volume 16, Nomor 1, Januari 2018, https://jdod.ejournal.unri.ac.id/index.php/JDOD/article/viewFile/5855/5408 Preistia, M.Mustam, Hesti Lestari ANALISIS JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BIDANG MUTASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 93070-ID-analisis-jabatan-pegawai-negeri-sipil https://media.neliti.com/media/publications/93070-ID-analisis-jabatan-pegawai- negeri-sipil-di.pdf