Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KONSEP DIRI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa I

Dosen : Ns. Wahyu Sulfian, M.Kes

Disusun Oleh :

Ni Made Dwi Sudiari


(202001107)
2C KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan benar. Kami banyak mengalami kesulitan dalam penyusunan makalah
ini, namun berkat pengarahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak
terutama dari dosen pembimbing mata kuliah keperawatan jiwa 1, kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan
bantuannya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dan kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen Pembimbing: Ns. Wahyu Sulfian,
M.Kes.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, materi,
maupun dari segi lainnya. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, demi terciptanya kesempurnaan dan untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dan menambah
wawasan yang lebih luas bagi para pembaca khususnya para mahasiswa.

Palu, 31 Maret 2022

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................... ii


Daftar Isi .......................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang .......................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah .......................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................... 4
1.5 Metode Penulisan .......................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi .......................................................... 5


2.2 Dimensi Konsep Diri .......................................................... 5
2.3 Perkembangan Konsep Diri .......................................................... 6
2.4 Faktor-faktor yang .......................................................... 9
Mempengaruhi Konsep Diri
2.5 Rentang Respon Konsep Diri .......................................................... 10
2.6 Penyebab Gangguan Konsep Diri .......................................................... 12

2.7 Pembagian Konsep Diri .......................................................... 14


2.8 Masalah Gangguan Konsep Diri ........................................................... 20

3.1 Asuhan Keperawatan Gangguan .......................................................... 28


Konsep Diri
BAB IV PENUTUP .......................................................... 31
3.1 Kesimpulan .......................................................... 31
3.2 Saran .......................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan,
pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya Seseorang dikatakan
mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa
dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten,
gagal, tidak menarik, tidak disukai. dan kehilangan daya tarik terhadap
hidup. Orang dengan konsep din negatif akan cenderung bersikap
pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak
melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan
Orang dengan konsep diri negatif akan mudah menyerah sebelum
berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu
menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya seseorang. dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih
optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala
sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan
dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai
penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan Orang dengan
konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat
hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang
akan datang.
konsep diri yang mengandung unsur citra tubuh, peran, identitas
pribadi, dan ideal diri merupakan manifestasi dari bentuk identitas yang
dipandang secara komprehensif untuk mendukung kepribadian. Secara
umum, konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita memandang diri
kita secara utuh, meliputi: fisik, intelektual, kepercayaan, sosial, perilaku,
emosi, spiritual, dan pendirian dalam percakapan sehari-hari. Istilah konsep
diri dirancukan dengan istilah lainnya, ada yang menyebut konsep diri itu
diri (self-esteem), ada yang menyebut nilai diri (self worth), dan ada pula

1
yang menyebut penerimaan diri (self-acceptance) Akan tetapi, ada pula
yang membedakan istilah harga diri dengan konsep diri, dengan
memandang konsep diri merupakan bagian dari harga diri dan harga diri
merupakan konsep diri yang bersifat umum. Dengan konsep diri ini, kita
bisa membayangkan bagaimana kita bercermin untuk mengetahui siapa
sesungguhnya diri kita (Keliat, B.A, 1994).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi dari konsep diri?
1.2.2 Apa saja dimensi pada konsep diri?
1.2.3 Bagaimana perkembangan dari konsep diri?
1.2.4 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri?
1.2.5 Bagaimana rentang respon dari konsep diri?
1.2.6 Apa saja penyebab gangguan pada konsep diri?
1.2.7 Apa saja pembagian dari konsep diri?
1.2.8 Apa saja masalah keperawatan pada gangguan konsep diri?
1.2.9 Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan konsep diri
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari konsep diri.
1.3.2 Untuk mengetahui dimensi pada konsep diri.
1.3.3 Untuk mengetahui perkembangan dari kosep diri.
1.3.4 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri.
1.3.5 Untuk mengetahui rentang respon dari konsep diri.
1.3.6 Untuk mengetahui penyebab gangguan pada konsep diri.
1.3.7 Untuk mengetahui pembagian dari konsep diri.
1.3.8 Untuk mengetahui masalah keperawatan pada gangguan konsep
diri.
1.3.9 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan konsep diri.
1.4 Manfaat Penulisan

2
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai asuhan keperawatan
konsep diri.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi
Konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial,
sensasinya juga didasarkan bagaimana orang lain memandangnya. Konsep
diri sebagai cara memandang individu terhadap diri secara utuh baik fisik,
emosi, intelektual, social & spiritual. Terdapat dua aspek besar dalam
menjelaskan konsep diri, yaitu identitas dan evaluasi diri (Varcarolis, E.M,
2000) Pertama, konsep identitas, konsep ini terfokus pada makna yang
dikandung diri sebagai suatu objek, memberi struktur dan isi pada konsep
diri, dan mengaitkan diri individu pada sistem sosial Secara umum,
identitas mengacu pada siapa atau apa dari seseorang. sekaligus mengacu
pada berbagai makna yang diberikan pada seseorang oleh dirinya sendiri
dan orang lain. Kedua, evaluasi diri (atau harga diri) dapat terjadi pada
identitas-identitas tertentu yang dianut oleh individu atau dapat juga terjadi
pada evaluasi holistik tentang diri. Konsep diri adalah konseptualisasi
individu terhadap dirinya sendiri. Konsep diri secara langsung
mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri.
Konsep diri dibangun pada saat seseorang dapat berpikir dan mengenali
hal-hal yang dapat mempengaruhinya, dimulai pada saat remaja hingga usia
tua. Data menunjukkan bahwa cara berpikir secara negatif sangat
mempengaruhi pada masa usia lanjut karena intensitas emosional dan
perubahan fisik berhubungan dengan penuaan. (Potter & Perry, 2010).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. (Stuart and Sudeen, 1998).
Konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial,
sensasinya juga didasarkan bagaimana orang lain memandangnya. Konsep
diri sebagai cara memandang individu terhadap diri secara utuh baik fisik,

5
emosi, intelektual, sosial dan spiritual. Penting diingat bahwa konsep diri
ini bukan pandangan orang lain pada kita melainkan pandangan kita sendiri
atas diri kita yang diukur dengan standar penilaian orang lain. (Muhith,
2015).

● Komponen konsep diri

a) Diri yang dikondisikan atau diri yang dasar, yaitu pandangan yang
digambarkan oleh individu tentang diri sendiri; pemikiran atau per sepsi
individu mengenai kemampuan, status, dan peranan individu dalam
berhubungan dengan dunia luar.

b) Diri yang lain atau diri sosial, pandangan atau penilaian tentang diri
sendiri yang didasarkan pada penilaian orang-orang yang dihormati atau
lingkungan sekitar yang memiliki pengaruh besar terhadap diri individu
yang diperoleh melaui interaksi sosial individu dengan orang lain.

c) Diri yang ideal, seperangkat interpretasi individu saat sedang


mengungkapkan keinginan atau aspirasi yang bersifat pribadi, sebagian
besar berupa keinginan dan sebagian lagi merupakan keharusan-keharusan
atau yang disebut sebagai perangkat ambisi ambisi yang mengarah pada
suatu yaitu gambaran diri yang ideal dan dipahami oleh individu sebagai
dirinya sendiri.

2.2 Dimensi Konsep Diri


konsep diri akan tergabung dalam beberapa dimensi tentang diri yang satu
sama lain ada keterkaitan yang mendalam. Menurut Allen (Stuart and
Sundeen, 1998), dimensi konsep diri terbagi menjadi empat bagian. yang
terdiri atas :
a. Konsep diri aktual, konsep diri ini dapat dinyatakan sebagai persepsi yang
realistis terhadap diri kita sendiri. Ada juga yang menyatakan bahwa
konsep diri aktual itu adalah persepsi atas siapa diri kita saat ini. Konsep
diri aktual juga merupakan persepsi nyata kita pada diri kita sendiri dan
persepsi yang saya gambarkan pada orang lain, seperti status sosial, usia,

6
jenis kelamin, dan tingkat pendidikan Ketika kita menyatakan, misalnya
"saya mahasiswa UT semester 3", maka kita sedang mengungkapkan.
b. Konsep diri ideal, konsep diri ideal merupakan persepsi seseorang atas
dirinya harus seperti apa tampaknya. Tindakan-tindakan yang kita lakukan
bisa dipandang sebagai upaya untuk mendekatkan pada kondisi yang
mendekati konsep diri yang ideal tadi. Individu biasa membandingkan
konsep diri ideal itu dengan nilai konsep dir aktualnya. Oleh karena
manusia pada dasarnya ingin agar konsep diri aktualnya memiliki
karakteristik yang sama atau mendekati konsep diri idealnya. Apabila
kedua konsep diri ini berjauhan, maka individu akan berupaya untuk
mencapai konsep diri yang ideal. Secara umum menurut pendapat para
ahli ada 3 dimensi konsep diri, Calhoun dan Acocella (1995) misalnya
menyebutkan ke 3 dimensi tersebut, yakni:
1. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan (kognitif) mencakup segala sesuatu yang kita
pikirkan tentang diri kita sendiri sebagai pribadi, seperti saya pintar, saya
cantik, saya anak baik
2. Dimensi Pengharapan
Dimensi pengharapan yakni pengharapan bagi diri kita sendiri.
Pengharapan ini merupakan self-ideal atau diri yang dicita-citakan.
Cita-cita diri meliputi dambaan, aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita,
atau menjadi manusia seperti apa yang kita inginkan
3. Dimensi Penilaian
Dimensi ketiga yakni penilaian kita terhadap diri sendiri. Penilaian diri
sendiri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita
sebagai pribadi
4. Konsep diri Sosial, konsep diri sosial pada dasarnya berkaitan dengan
relasi kita pada sesama. Kita ingin agar orang lain memandang kita
sebagai orang yang cerdas, menarik, baik hati, peduli pada nasib orang
atau memiliki kemampuan menjalankan tugas-tugas pelik Keinginan kita
untuk menjadi seperti itu merupakan wujud konsep diri sosial. Dalam

7
konsep diri sosial ini tercermin bagaimana kita ingin dipandang oleh orang
lain sebagai bagian dari satu kelompok masyarakat
2.3 Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam hubungan
dengan orang lain (Stuart and Sunden, 1995). Termasuk persepsi individu akan
sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang. lain dan lingkungannya,
nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek tujuan serta keinginannya
Konsep diri merupakan satu proses Ini merupakan bagian dari diri kita dalam
proses menjadi (becoming). Prosesnya dimulai dengan perkembangan (Stuart and
Sunden, 1995).
Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan atau herediter. Konsep diri
merupakan faktor bentukan dari pengalaman individu selama proses
perkembangan dirinya menjadi dewasa. Proses pembentukan tidak terjadi dalam
waktu singkat melainkan melalui proses interaksi secara berkesinambungan.
Burns (1979) menyatakan bahwa konsep diri berkembang terus sepanjang hidup
manusia, namun pada tahap tertentu, perkembangan konsep diri mulai berjalan
dalam tempo yang lebih lambat. Secara bertahap individu akan mengalami sensasi
dari badannya dan lingkungannya, dan individu akan mulai dapat membedakan
keduanya. Lebih lanjut Cooley (dalam Partosuwido, 1992) menyatakan bahwa
konsep diri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai-nilai, sikap, peran,
dan identitas dalam hubungan interaksi simbolis antara dirinya dan berbagai
kelompok primer, misalnya keluarga. Hubungan tatap muka dalam kelompok
primer tersebut mampu memberikan umpan balik kepada individu tentang
bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. Dan dalam proses
perkembangannya, konsep diri individu dipengaruhi dan sekaligus terdistorsi oleh
penilaian dari orang lain (Sarason, 1972).
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sudeen (1991) ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari
teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang

8
terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri), untuk lebih jelasnya mari
kita baca lebih lanjut tentang “Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri”
berikut ini:
1.      Teori perkembangan.
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara
bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan
orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang
terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi
lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama
panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan
pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta
aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2.      Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat)
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan
orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara
pandangan diri merupakan interpretasi dari pandangan orang lain terhadap
diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh
orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang
penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
3.      Self Perception (persepsi diri sendiri)
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta
persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri
dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif.
Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan.
Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan
sosial yang terganggu.

9
2.5 Rentang Respon Konsep Diri
Konsep diri dipelajari mulai kontak sosial dan pengalaman ber
hubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya
dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain
tentang dirinya. Konsep diri atas komponen citra diri, ideal diri, harga diri
dan penampilan peran, dan identitas personal. Respon individu terhadap
konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang respon konsep diri yaitu dan
adaptif sampai maladaptif. Staines (dalam Stuart and Sunden, 1995)
mengatakan bahwa konsep diri memiliki peranan penting dalam
terbentuknya pola kepribadian seseorang karena konsep diri merupakan inti
pola kepribadian, konsep ini mempengaruhi berbagai sifat dalam diri
seseorang
Dari rentang respon adaptif sampai respon maladaptif, terdapat lima
rentang respons konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga
diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham
Maslow mengartikan aktualisasi diri sebagai individu yang telah mencapai
seluruh kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya secara
keseluruhan.
1. Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif
dengan melatarbelakangi pengalaman nyata yang sukses dan diterima,
ditandai dengan citra tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang
realitas, konsep diri yang positif, harga diri tinggi, penampilan peran yang
memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam dan rasa identitas yang
jelas.
2. Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman
positif dalam beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan dengan
mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya dan mengungkapkan
keinginan yang tinggi. Tanda-tanda individu yang memiliki konsep
diri yang positif adalah: Yakin akan kemampuan dalam mengatasi
masalah.

10
3. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri. Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep
diri yang adaptif dengan konsep diri yang maladaptif. Tanda dan gejala
yang ditunjukkan sperti perasaan malu terhadap diri sendiri, akibat
tindakan penyakit, rasa bersalah terhadap diri sendiri, dan merendahkan
martabat.
4. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan
aspek-aspek. Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas,
keutuhan, dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam
berbagai situasi. Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan yang
intim karena identitas seseorang diekspresikan dalam berhubungan dengan
orang lain.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain. Tanda dan gejala yang
ditunjukkan yaitu dengan tidak adanya rasa percaya diri, ketergantungan,
sukar membuat keputusan, masalah dalam hubungan interpersonal, ragu
dan proyeksi.
2.6 Penyebab gangguan konsep diri
Menurut “Stuart & sundeen, 1995”. Ada berbagai hal yang dapat
menyebabkan gangguan konsep diri antara lain :
1. Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua seperti sudah diuraikan di atas turut menjadi faktor
signifikan dalam mempengaruh konsep din yang terbentuk Sikap posnif
orang tua yang terbaca oleh mak akan menambahkan konsep dan pemikiran
yang positif serta skap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan
mengundang pertanyaan pada anak dan menimbulkan arum bahwa dirinya
tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai, dan
semua ito akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak
sayang.

11
2. Kegagalan
Kegagalan yang terus-menerus dialami seringkali menimbul La pertanya
kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua
penyebabnya terletak pada kelemahan diri Kegagalan membuat orang
merasa dirinya tidak berguna
3. Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang
cenderung lebih negative dalam memandang dan merespon segala sesuatu
termasuk dalam menilai diri sendiri.
4. Kritik internal
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk
menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik diri
sendiri sering berfungsi sebagai regulator atau rambu-rambu dalam
bertindak atau berperilaku. Agar keberadaan kita dapat diterima oleh
masyarakat dan dapat beradaptasi diri dengan baik
5. Merubah diri
Seringkali diri kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertambah
rumit dengan berpikir yang tidak-tidak terhadap suatu keadaan atau
terhadap diri kita sendiri. Namun dengan sifatnya yang dinamis, konsep
diri dapat mengalami perubahan kearah yang lebih positif
2.7 Pembagian Konsep Diri
Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian Konsep diri
tersebut di kemukakan oleh Stuart and Sundeen (1995), yang terdiri dari :
1. Citra Tubuh ( Body Image )
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran,
bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang
secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap
individu (Stuart and Sundeen , 2006). Stresor-stresor tersebut dapat berupa:

12
a. Operasi. Seperti: mastektomi, amputsi, luka operasi yang
semuanya mengubah gambaran diri. Demikian pula tindakan
koreksi seperti operasi plastik, protesa dan lain-lain.
b. Kegagalan fungsi tubuh. Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat
mengakibatkan depersonlisasi yaitu tadak mengkui atau asing
dengan bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf.
c. Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh. Seperti
sering terjadi pada klien gangguan jiwa, klien mempersiapkan
penampilan dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan
kenyataan.
d. Tergantung pada mesin. Seperti: klien intensive care yang
memandang mobilitas sebagai tantangan, akibatnya sukar
mendapatkan informasi umpan balik dengan penggunaan intensive
care dipandang sebagai gangguan.
2.8 Masalah Keperawatan Gangguan Konsep Diri
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu
mengalami kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya
sendiri yang negatif. Gangguan konsep diri dapat juga disebabkan adanya
stresor. (Muhith, 2015) & (Potter & Perry, 2005). Masalah keperawatan
gangguan konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian yaitu
1. Gangguan Citra Tubuh
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna, dan objek yang sering kontak dengan tubuh.
Gangguan tersebut diakibatkan kegagalan dalam penerimaan diri akibat
adanya persepsi yang negatif terhadap tubuhnya secara fisik. (Muhith,
2015)

13
2.9 Asuhan Keperawatan Pada Konsep Diri
a. Pengkajian konsep diri
● Faktor predisposisi
● Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan
teramati serta bersifat subjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku
berhubungan dengan harga diri yang dipengaruhi peran adalah streotipik
peran seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
● Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur
pencetus Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian mengancam kehidupan.
● Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi
peran :
a) Transisi peran perkembangan
b) Transisi peran situasi
c) Transisi peran sehat /sakit
b. Sumber-sumber koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping,
meliputi :
1. Aktivitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
2. Hobby dan kerajinan tangan
3. Seni yang ekspresif
4. Kesehatan dan perawatan diri
5. Pekerjaan atau posisi

14
29

6. Kecerdasan
7. Imajinasi dan kreativitas
8. Hubungan interpersonal
c. Mekanisme koping
1. Pertahanan koping dalam jangka pendek
2. Pertahanan koping jangka panjang
3. Mekanisme pertahanan ego
b. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian seluruh konsep diri, dapat disimpulkan masalah keperawatan
yaitu:
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah situasional atau kronik
2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
3. Keputusasaan berhubungan dengan harga diri rendah
4. Gangguan harga diri ; harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri
tidak realistis
5. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.
c. Intervensi keperawatan
Fokus tindakan adalah pada tingkat penilaian kognitif pada kehidupan yang
terdiri dari persepsi, keyakinan, dan kepribadian. Kesadaran klien akan emosi dan
perasaan nya juga hal yang penting. Setelah mengevaluasi penilaian kognitif dan
kesadaran perasaan, lainnya dari masalah dan kemudian merubah perilaku. Prinsip
asuhan yang diberikan adalah pemecahan masalah yang terlihat dari kemajuan
klien meningkatkan tingkat berikutnya, meningkatkan keterbukaan dan hubungan
saling percaya, meluruh ancaman dari sikap perawat terhadap klien, dan
membantu klien memperluas dan menerima semua aspek kepribadiannya.
1. Tindakan penerimaan yang tidak kaku dengarkan klien
2. Dorong klien mendiskusikan pikiran dan perasaannya
3. Beri respon yang tidak menghakimi
4. Tunjukkan bahwa kalian adalah individu yang berharga yang bertanggung
jawab terhadap dirinya dan dapat membantu dirinya sendiri.
33

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial,


sensasinya juga didasarkan bagaimana orang lain memandangnya. Konsep
diri sebagai cara memandang individu terhadap diri secara utuh baik fisik,
emosi, intelektual, social & spiritual. Terdapat dua aspek besar dalam
menjelaskan konsep diri, yaitu identitas dan evaluasi diri (Varcarolis, E.M,
2000) Pertama, konsep identitas, konsep ini terfokus pada makna yang
dikandung diri sebagai suatu objek, memberi struktur dan isi pada konsep
diri, dan mengaitkan diri individu pada sistem sosial Secara umum,
identitas mengacu pada siapa atau apa dari seseorang. sekaligus mengacu
pada berbagai makna yang diberikan pada seseorang oleh dirinya sendiri
dan orang lain. Kedua, evaluasi diri (atau harga diri) dapat terjadi pada
identitas-identitas tertentu yang dianut oleh individu atau dapat juga terjadi
pada evaluasi holistik tentang diri. Konsep diri adalah konseptualisasi
individu terhadap dirinya sendiri.
Secara umum menurut pendapat para ahli ada 3 dimensi konsep diri,
Calhom dan Acocella (1995) misalnya menyebutkan ke 3 dimensi tersebut
yakni dimensi pengetahuan, dimensi pengharapan dan dimensi penilaian.

3.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar


dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini
sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping
itu kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga
kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi.A., Panjaitan, R.U., & Daulima, N.H.C.


2005. Proses keperawatan kesehatan jiwa,Edisi 2.
Jakarta : EGC
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa
Teori dan Aplikasi. Jakarta: ANDI
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan
buku 3 ed.7. Jakarta: Salemba
https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/download
/3996/2705

34

Anda mungkin juga menyukai