Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

A. Pengertian Pengembangan Ekonomi

Pengembangan ekonomi adalah proses perkembangan berupa kenaikan

dalam jangka panjang dari satu negara atau perusahaan untuk menyediakan

banyak barang yang mendukung perkembangan ekonomi yang disesuaikan

dengan tingkat kebutuhan. Adanya pengembangan ekonomi ini tidak jauh dari

pembangunan ekonomi.

Ada 14 jenis industri kreatif, yakni periklanan, arsitektur, seni, kerajinan,

desain, mode atau fashion, media (flim, video dan fotografi), game atau

permainan interaktif, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, software, riset

dan pengembangan, musik, serta broadcasting atau penyiaran. Seperti kita ketahui

bahwa Indonesia terdiri atas ribuan pulau. Kondisi tersebut menyebabkan

Indonesia memiliki keragaman masyarakat Indonesia merupakan modal dasar

untuk pengembangan ekonomi kreatif.

Dan juga ekonomi kreatif sangat berkaitan dengan kesejahteraan

masyarakat karena dengan mengembangkan ide-idenya, masyarakat dapat

menciptakan sesuatu barang atau jasa yang dapat meningkatkan ekonomi

masyarakat tersebut. Indonesia memiliki potensi yang besar, baik sumber daya

alam maupun sumber daya manusia.

Wujud dari keseriusan pemerintah dalam pengembangan ekonomi kreatif

adalah dengan dibentuknya Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif). Pemerintah

1
Indonesia memercayai bahwa ekonomi kreatif mampu menjadi penggerak roda

perekonomian nasional di masa mendatang. Sampai saat ini, Indonesia merupakan

satu-satunya negara di dunia yang memiliki institusi pemerintahan di tingkat pusat

dengan nomenklatur Ekonomi Kreatif (EK).

B. Kendala Pengembangan Ekonomi Kreatif

Pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia dihadapkan pada berbagai

permasalahan sebagai berikut (Renstra 2015-2019).

1) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja. Akselerasi

pertumbuhan ekonomi kreatif memerlukan dukungan tenaga kerja yang

memiliki pola pikir kreatif dan inovatif.

2) Kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah belum mendukung

pengembangan ekonomi kreatif sepenuhnya. Kendala tersebut dihadapi

oleh hampir semua pelaku kreatif di setiap subsektor ekonomi kreatif.

3) Sektor ekonomi kreatif belum banyak menarik investor untuk

menanamkan modalnya. Sampai saat ini, sektor tersebut masih dianggap

belum memiliki daya yang kuat untuk berinvestasi. Prospek bisnis di

sektor ekonomi kreatif masih rendah dan dinilai masih berisiko tinggi

sehingga sulit untuk mendapatkan pembiayaan perbankan.

4) Pengembangan ekonomi kreatif masih menghadapi sulitnya akses pasar

produk kreatif. Hal ini disebabkan belum terbangunnya rantai distribusi

produk kreatif Indonesia ke pasar dunia. Saat ini data pasar produk kreatif

2
domestik maupun internasional belum terhimpun secara lengkap, akurat,

dan terkini.

5) Bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk produk kreatif masih terbatas,

pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan baku alternatif bagi produk

mode hanya sampai pada tahap eksperimentasi. Berbagai riset mengenai

sumber daya alam Indonesia yang akan dijadikan bahan baku produk

mode belum ada yang dipublikasikan dan belum ada pula yang diproduksi

dalam jumlah besar.

Adapun beberapa solusi yang bisa dilakukan dalam upaya pengembangan

ekonomi kreatif yaitu :

1) Perlu aturan yang mewajibkan setiap Pemda mengelola, mengembangkan

destinasi wisata dan ekonomi kreatif di daerah masing-masing.

2) Ubah trend dari masa tourism menjadi responsible tourism.

3) Perbankan perlu mendampingi dan memberikan edukasi terus-menerus

kepada para pelaku usaha agar konsep ekonomi kreatif dipahami dengan

lebih baik berikut aspek hukumnya.

4) Perlu disadari bahwa industri kreatif sarat akan eksploitasi ide dan

kekayaan intelektual.

C. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif

Aktivitas ekonomi masyarakat yang tinggal di perkotaan dan pedesaan tentu

berbeda. Potensi ekonomi kreatif yang dimiliki setiap daerah juga pasti berbeda.

3
Hal ini tentu akan memengaruhi strategi pengembangan ekonomi kreatif.

Menurut Suryana (2012: 207), pengembangan ekonomi kreatif sektor tradisional

di pedesaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Menciptakan industri-industri pengolahan hasil pertanian, hasil

perkebunan, hasil perikanan, hasil kelautan, hasil peternakan, dan hasil

pertambangan atau galian.

2) Masyarakat di pedesaan perlu didorong untuk menciptakan nilai tambah

dari setiap produk yang dihasilkannya dan pemerintah menciptakan

infrastruktur dan sarana produksi untuk mengolah hasil-hasil produksi di

pedesaan.

3) Masyarakat di pedesaan perlu pelatihan dan prasarana untuk

pengembangan bahan baku lokal yang sesuai dengan potensi daerahnya

masing-masing.

Sementara itu, pengembangan ekonomi kreatif di per- kotaan di mana terdapat

sektor-sektor informal dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut.

4) Penguatan dan pengembangan modal intelektual industri kecil dan

menengah informal yang dilakukan melalui pembinaan yang mengarah

pada kreasi baru dan nilai tambah baru untuk menghasilkan kekayaan

intelektual seperti paten, merek dagang, royalti, dan desain bahan dasarnya

dari pedesaan.

5) Produk-produk dari sektor tradisional di pedesaan ditransformasi menjadi

kekayaan intelektual sektor informal di perkotaan. Pengembangan desain,

4
kemasan dan kekayaan intelektual lainnya dapat dilakukan di perkotaan

yang sudah tersedia sarana dan prasarana serta para intelektualnya.

Arah kebijakan pembangunan ekonomi kreatif yang ditempuh Bekraf adalah

sebagai berikut.

1) Mengembangkan riset unggulan dan kompetensi sumber daya manusia

pada sektor ekonomi kreatif.

2) Meningkatkan akses permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif.

3) Memfasilitasi ketersediaan infrastruktur sektor ekonomi kreatif.

4) Meningkatkan ekspansi pasar sektor ekonomi kreatif.

5) Meningkatkan manfaat ekonomi bagi pemegang Hak Kekayaan Intelektual

Sementara itu, strategi yang akan dilaksanakan ada tiga yaitu sebagai

berikut.

1) Strategi top down, berupa penetapan subsektor unggulan dan dan

subsektor prioritas. Subsektor unggulan adalah subsektor yang

kontribusinya sangat besar dalam PDB ekonomi kreatif, sedangkan

subsektor prioritas adalah ekonomi kreatif yang dapat menjadi penghela

sektor- sektor pembangunan lainnya. Subsektor unggulan mencakup

subsektor kriya, kuliner, dan fesyen. Subsektor prioritas mencakup

subsektor film dan animasi, game dan aplikasi, serta musik.

2) Strategi bottom-up, di samping program-program top down, Bekraf juga

melaksanakan kegiatan yang merupakan aspirasi pelaku ekonomi kreatif.

5
Agar pendukungan dapat berjalan efektif, efisien, dan berkualitas maka

usulan akan diseleksi oleh tim yang kompeten yang dinamakan tim kurasi.

3) Strategi ketiga adalah memastikan bahwa semua kegiatan Bekraf berjalan

secara koheren menuju pembangunan ekosistem ekonomi kreatif.

D. Faktor Pendorong Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif dapat terbentuk, tumbuh dan berkembang jika ada

pendorongnya. Apa saja faktor-faktor yang mendorong terbentuk, tumbuh, dan

berkembangnya ekonomi kreatif?

1) Kreativitas dalam Sektor Ekonomi

2) Teknologi Maju

3) Tenaga Kerja

4) Kemudahan dalam Akses Komunikasi

5) Media Sosial

Anda mungkin juga menyukai