SAREKAT ISLAM
Nama kelompok
1.Adhe irma suryani (01)
2.Amellia chintya putri (04)
3.Anggun wahyuningsih (05)
4.Bela enjelina (07)
5.Dwi agustin (09)
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Sarekat Islam ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Sarekat Islam ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Sarekat Islam ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Sarekat
Islam ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Sarekat Dagang Islam (SDI).................................................................... 4
B. Sejarah Lahirnya PSII.............................................................................. 4
C. Pengaruh Sosialisme-Revolusioner Terhadap Sarekat Islam.................. 7
D. Peran Sarekat Islam Pada Masa Orde Lama............................................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Capaian-capaian peradaban manusia merupakan siklus sejarah yang
saling melengkapi satu sama lain. Sebuah titik peristiwa sejarah merupakan
guru bagi peristiwa-peristiwa sejarah yang datang kemudian. Akumulasi dari
rangkaian-rangkaian peristiwa sejarah itu melahirkan formula bahkan format
bagi sebuah peradaban.
Sejarah merupakan napak tilas peristiwa masa lalu, pembelajaran
untuk masa sekarang dan prediksi bagi masa depan. Perjalanan panjang
kehidupan manusia dalam menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan
individu dan juga masyarakatnya, mengharuskan mereka berpikir dan berbuat.
Hasil pemikiran dan aktivitas itu ada yang membuahkan hasil cemerlang,
namun tak sedikit yang menuai kegagalan yang memilukan.
Melihat ke belakang (sejarah) dalam mencipta peradaban bagi
kebahagiaan manusia adalah sebuah usaha aktif yang maju guna merangkai
formula-formula bahkan format-format kehidupan yang lebih mapan; yang
lebih baik dibanding sebelumnya. Hal itu dapat dilakukan dengan menilik
unsur-unsur dan prinsip-prinsip sejarah kemudian diejawantahkan sesuai
dengan tuntutan kehidupan kekinian. Kegagalan sebuah sejarah diperlakukan
sebagai cermin diri agar tak terulang lagi kesalahan yang pernah ada.
Keberhasilannya diurai dengan menghadirkan seluruh instrumen yang ada
dalam kondisi tempat formulasi itu diterapkan. Penyatuan kedua ritme
kehidupan di atas, dengan berpijak pada sikap positif dan pro aktif, akan
membuahkan hasil yang lebih baik di banding masa sebelumnya.
Gambaran di atas ingin diajukan dalam uraian makalah ini, dengan
menarik sebuah organisasi Islam sebagai fokus kajiannya. Organisasi yang
dimaksud adalah Syarikat Islam Indonesia. Masa Pergerakan Nasional yang
dimulai sejak tahun 1908 hingga 1942 merupakan awal mula pergerakan
Indonesia. Hal ini dikarenakan timbulnya banyak organisasi-organisasi yang
sudah tersusun secara struktural. Maksud dari organisasi yang tersusun secara
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Sarekat Islam ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah awal Sarekat Islam?
2. Apa pengaruh sosialisme-revolusioner terhadap Sarekat Islam?
3
3. Bagaimana pengaruh ataupun peran dari Sarekat Islam pada masa Orde
Lama?
4. Bagaimana pengaruh ataupun peran dari Sarekat Islam dalam pergerakan
nasional?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Sarekat Islam ini
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang sejarah awal Sarekat Islam.
2. Mengetahui pengaruh sosialisme-revolusioner terhadap Sarekat Islam.
3. Memberikan pengetahuan terkait peran Sarekat Islam pada masa Orde
Lama.
4. Menjelaskan pengaruh Sarekat Islam terhadap pergerakan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
melainkan impor dari Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya kurang
berhasil. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal sebagai
“Blok di dalam”, mereka berhasil menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena
dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang
kapitalisme namun dengan cara yang berbeda.
Dengan usaha yang baik, mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh
muda SI seperti Smaoen, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo.
Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi “SI Putih” yang dipimpin oleh H.O.S.
Tjokroaminoto dan “SI Merah” yang dipimpin oleh Semaoen. SI Merah
berlandaskan asas sosialisme-komunisme.
Adapun faktor-faktor yang mempermudah infiltrasi ISDV ke dalam
tubuh SI antara lain
1. Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat memiliki
kekuasaan yang lemah. Hal ini dikarenakan tiap cabang SI bertindak
sendiri-sendiri. Pemimpin cabang memiliki pengaruh yang kuat untuk
menentukan nasib cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah ketua SI
Semarang.
2. Peraturan partai pada waktu itu memperbolehkan keanggotaan multipartai,
mengingat pada mulanya organisasi seperti Boedi Oetomo dan SI
merupakan organisasi non-politik. Semaoen juga memimpin ISDV (PKI)
dan berhasil meningkatkan anggotanya dari 1700 orang pada tahun 1916
menjadi 20.000 orang pada tahun 1917 di sela-sela kesibukannya sebagai
Ketua SI Semarang.
3. Akibat dari Perang Dunia I, hasil panen padi yang jelek mengakibatkan
membumbungnya harga-harga dan menurunnya upah karyawan
perkebunan untuk mengimbangi kas pemerintah kolonial mengakibatkan
dengan mudahnya rakyat memihak ISDV.
4. Akibat kemiskinan yang semakin diderita rakyat semenjak Politik Pintu
Terbuka (sistem liberal) dilaksanakan pemerintah kolonialis sejak tahun
1870 dan wabah pes yang melanda pada tahun 1917 di Semarang.
SI Putih (H. Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, Sekarmadji
Maridjan Kartosoewiryo) berhaluan kanan berpusat di kota Yogyakarta.
9
Dilihat dari anggaran dasar yang baru, peran Sarekat Islam dalam
pergerakan Nasional di antaranya adalah:
1. Mengembangkan jiwa dagang,
2. Memberi bantuan kepada anggota yang menderita kesukaran,
3. Memajukan pengajaran dan memajukan semua yang dapat mengangkat
derajat warga pribumi,
4. Menentang pendapat-pendapat keliru tentang Islam.
Tujuan politik tidak disinggung-singgung dalam anggaran dasar ini.
Akan tetapi dalam kenyataannya, seluruh kegiatan SI tidak lain adalah
daripada untuk mencapai suatu tujuan kenegaraan. Keadilan dan kebenaran
selalu diperjuangkan dengan gigih oleh organisasi, misalnya terhadap praktik-
praktik penindasan dari pemerintah. Dalam kongresnya yang pertama pada
bulan Januari 1913, Kegiatan SI bersifat menyeluruh kepada segenap pelosok
tanah air.
Dalam kongres ditetapkan wilayah SI dibagi tiga bagian, Wilayah
Jawa Barat yakni Jawa Barat, Sumatra dan pulau-pulau daerah Sumatra,
wilayah Jawa Tengah yang meliputi Jawa Tengah dan Kalimantan, wilayah
Jawa Timur yang meliputi Jawa Timur, Sulawesi, Bali, Lombok, Sumbawa
dan pulau-pulau lainnya di wilayah Indonesia Timur. Cabang-cabang SI ini
berada di bawah pengawasan SI pusat di Surakarta, yang diketuai oleh H.
Samanhudi.
Pemerintah Hindia Belanda sangat berhati-hati menghadapi situasi
yang demikian hidup dan mengandung unsur-unsur Revolusioner ini.
Pemerintah akhirnya menolak memberikan pengakuan terhadap SI pusat, dan
hanya memberikan pengakuan terhadap SI lokal. Sampai tahun 1914 ada 56
SO lokal yang diakui badan hukumnya. Keputusan ini tentu saja
mempengaruhi struktur organisasi SI. Struktur pusat dan cabang yang
ditetapkan dalam kongres tidak dapat diterapkan. Jalan keluar dicari,
persyaratan dari pemerintah dipenuhi, tetapi jaga dikembangkan kerja sama
antara SI lokal. Untuk itu, dalam suatu pertemuan di Yogyakarta pada tanggal
18 Februari 1914 diputuskan untuk membuat pengurus sentral.
12
perang Dunia I, panen padi yang jelek, serta ketidakpuasan buruh perkebunan
terhadap upah yang rendah merupakan isu-isu yang menguntungkan bagi
propaganda mereka.
Selain itu, CSI sebagai koordinator SI lokal masih lemah dan kondisi
kepartaian pada waktu itu memungkinkan seseorang sekaligus menjadi
anggota beberapa partai. Ini semua memudahkan mereka melakukan Infiltrasi
ke tubuh SI. Banyak anggota SI yang ditarik menjadi anggota ISDV.
Bahkan Sneevliat berhasil menarik beberapa pemimpin muda SI
menjadi pemimpin ISDV. Yang terpenting adalah Semaun dan Darsono.
Mereka berdua tahun 1916 menjadi SI cabang Surabaya. Semaun kemudian
pindah ke Semarang, dan menjadi pemimpin SI Semarang, yang sebelumnya
memang telah menerima banyak pengaruh dari Sneevliet. Semarang sendiri
merupakan tempat pertama kali ISDV didirikan tahun1914. Dengan usaha
Semaun yang gigih, SI Semarang mengalami perkembangan peesat. Pada
tahun 1916 anggotanya sudah 1.700 orang, dan tahun 1917 berjumlah 20.000
orang.
Semaun, Darsono dan kawan-kawannya, yang berorientasi Marxistis,
senantiasa melancarkan oposisi terhadap kepemimpinan Tjokroaminoto. SI
Semarang tidak hanya menyerang pemerintah dan kapitalis asing, tapi juga
menyerang CSI. Hal ini menimbulkan krisis kepemimpinan dalam organisasi
SI. Sementara pertentangan antara pendukung paham Islam dan pendukung
paham Marxis terus bergolak.
CSI melihat munculnya kesulitan-kesulitan dengan SI Semarang
adalah akibat keterlibatan ISDV. Oleh sebab itu, dalam kongres SI bulan
Oktober 1917, organisasi memutuskan segala hubungan organisasi dengan
ISDV. Pertentangan tentang haluan politik partai telah muncul dalam kongres
Nasional kedua tahun 1917. Ditegaskan dalam kongres bahwa tujuan
perjuangan organisasi adalah terwujudnya pemerintahan sendiri, dan
menentang segala bentuk pengisapan oleh kapitalis. Akan tetapi terdapat dua
pendirian yang saling bertentangan. Abdul Muis dan H. Agus Salim
berpendirian bahwa untuk mencapai tujuan organisasi perlu ditempuh dengan
cara-cara yang legal. Sementara Semaun dan Darsono, berpendirian bahwa
14
A. Kesimpulan
Dari adanya pemaparan di atas tentang Sarekat Islam, maka dapat kita
tarik kesimpulan, bahwasanya:
1. SDI pertama kali didirikan di Sola pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh
Kyai Haji Samanhudi dibantu oleh M. Asmadimejo, M. Kertokirono, dan
M. H. Rojak. Motif utama didirikannya organisasi ini adalah berusaha
menerapkan sistem ekonomi Islam di dunia perdagangan Indonesia,
khususnya bagi pedagang batik di Solo. Sebelum lahirnya SDI, terjadi
diskriminasi tajam yang sengaja dilakukan pihak bangsawan kepada
masyarakat biasa. Juga sangat menonjol sikap angkuh dan superioritas dari
kalangan pedagang China kaya yang banyak mendominasi perdagangan
pada saat itu. Maka, SDI dimaksudkan sebagai benteng untuk menentang
si superioritas dan dominasi pedagang China sekaligus mendobrak
diskriminasi bangsawan yang bertindak sewenang-wenang terhadap
masyarakat awam
2. Sarekat Islam yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai
disusupi oleh paham sosialisme revolusioner. Menurut analisis tokoh-
tokoh Sarekat Islam, munculnya ISDV yang dikembangkan oleh orang
Belanda H.J.F.M. Sneevliet merupakan usaha pemerintah Belanda untuk
menggoncang kestabilan Sarekat Islam, sekaligus pemecah belah dari akar
tubuh Sarekat Islam karena pemerintah memang khawatir dengan semakin
kuatnya posisi Sarekat Islam. Usaha H.J.F.M. Sneevliet berhasil setelah
mampu mempengaruhi pimpinan Sarekat Islam di Semarang yang waktu
itu dipegang oleh Semaon, dengan masuknya ke tubuh ISDV. Akibatnya
banyak anggota Serikat Islam yang menjadi sosialis terutama Serikat Islam
cabang Semarang. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi yang
dikenal sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil menyusup ke dalam
tubuh SI oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil
18
19
dan menentang kapitalisme namun dengan dasar dan cara yang berbeda
(ateis-komunisme).
3. Pecahnya SI terjadi setelah Semaoen dan Darsono dikeluarkan dari
organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan desakan Abdul Muis dan Agus
Salim pada kongres SI yang keenam 6-10 Oktober 1921 tentang perlunya
disiplin partai yang melarang keanggotaan rangkap, karena disiplin partai
yang tidak memperbolehkannya. Sekeluarnya dari Sarekat Islam, mereka
semakin giat melakukan propaganda dalam usaha memasyarakatkan
ideologi sosialis, bahkan tidak sekedar propaganda, mereka juga
memfokuskan gerakan-gerakan yang bersifat “phsyie”(kejiwaan). Puncak
peristiwa adalah ketika mereka memproklamasikan berdirinya PKI,
kemudian mengadakan pemberontakan di daerah Jawa Tengah dan
Sumatera Barat pada tahun 1926. Kelompok ini lebih dikenal dengan
Sarekat Islam Merah (Sosialis Indonesia). Sementara Sarekat Islam yang
tulen dan Islamis disebut Sarekat Islam Putih.
4. Dalam Sarekat Islam pun terdapat beberapa program kerja, program kerja
dibagi atas delapan bagian yaitu: Mengenai politik Sarekat Islam menuntut
didirikannya dewan-dewan daerah, perluasan hak-hak Volksraad dengan
tujuan untuk mentransformasikan menjadi suatu lembaga perwakilan yang
sesungguhnya untuk legislatif. Sarekat Islam juga menuntut penghapusan
kerja paksa dan sistim izin untuk bepergian. Dalam bidang pendidikan,
Serikat Islam menuntut penghapusan peraturan diskriminatif dalam
penerimaan murid di sekolah-sekolah. Dalam bidang agama, Serikat Islam
pun menuntut dihapuskannya segala peraturan dan undang-undang yang
menghambat tersiarnya agama Islam. Sarekat Islam juga menuntut
pemisahan lembaga kekuasaan yudikatif dan eksekutif dan menganggap
perlu dibangun suatu hukum yang sama bagi menegakkan hak-hak yang
sama di antara penduduk negeri. Partai juga menuntut perbaikan di bidang
agraria dan pertanian dengan menghapuskan particuliere landerijen (milik
tuan tanah) serta menasionalisasi industri-industri monopolistik yang
menyangkut pelayanan dan barang-barang pokok kebutuhan rakyat
banyak. Dalam bidang keuangan SI menuntut adanya pajak-pajak berdasar
20
B. Saran
Perlu kiranya kita kembali membongkar dan menelaah perjuangan
politik yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pergerakan kita, agar kita dapat
mengetahui cita-cita mereka. Bagaimana mereka menjadikan kerja politik,
kerja sosial dan sebagainya tidak hanya berorientasi pada kepentingan pribadi,
namun demi sebuah perbaikan nasib negeri ini. Dengan demikian kita akan
lebih jernih menyelami akar dari arah Indonesia ke depan yang terdapat dalam
pemikiran tokoh pendahulu negeri ini, sehingga hal itu dapat menjadi inspirasi
bagi pergerakan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA