Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR

UNIT 1
“RANGKAIAN SETARA THEVENIN - NORTON”

TANGGAL PRAKTIKUM : 27 OKTOBER 2022


NAMA : NURAFNI HAMDIKA PUTRI
NIM : 210103512002
KELOMPOK/GELOMBANG : 4/II
ANGGOTA KELOMPOK : 1. MUH. SYECH YUSUF
2. MUH. AKBAR
JURUSAN/PRODI : JURUSAN FISIKA/PENDIDIKAN
FISIKA ICP
ASISTEN : NURSYAHITNA, S.Pd

LABORATORIUM FISIKA UNIT ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai rangkaian elektronika, tidak lepas kaitannya dengan
berbagai jenis rangkaian elektronika, mulai dari rangkaian elektronika yang
sederhana hingga rangkaian elektronika yang kompleks.
Rangkaian elektronika, memiliki macam-macam bentuk mulai dari
rangkaian elektronika yang sederhana hingga rangkaian yang kompleks.
Adapun pada rangkaian elektronika yang kompleks, sulit untuk dilakukan
pengukuran terhadap variabel-variabel pada rangkaian tersebut karena
rangkaiannya yang rumit. Untuk dapat melakukannya, dibutuhkan analisis dan
penerapan beberapa teori. Namun hal tersebut sudah tidak lagi menjadi
masalah sebab kita bisa melakukan penyederhanaan rangkaian yang serumit
apapun untuk melakukan pengukuran. Rangkaian sederhana dengan hasil
pengukuran yang sama dengan rangkaian aslinya disebut sebagai rangkaian
setara. Dalam hal ini, rangkaian setara yang dikenal adalah rangkaian setara
Thevenin-Norton.
Rangkaian setara Thevenin merupakan rangkaian setara dengan
hambatan yang disusun seri dengan sumber tegangan. Sedangkan, rangkaian
setara Norton merupakan rangkaian setara dengan hambatan yang disusun
paralel dengan sumber arus. Dengan rangkaian setara tersebut, kita dapat
melakukan pengukuran pada keluaran suatu rangkaian kompleks. Oleh karena
itu, pada praktikum kali ini akan dilakukan percobaan mengenai rangkaian
setara Thevenin dan Norton.
Penyederhanaan rangkaian listrik-elektronik yang rumit atau kompleks
adalah hal mutlak yang harus dilakukan untuk dapat memudahkan dalam
analisis parameter-parameter yang diinginkan secara teori. Namun jika
perangkat yang ingin ditentukan parameter-parameter tidak diketahui isinya,
maka pengukuran langsung pada gerbang keluarannya adalah metode terbaik
yang dapat dilakukan berdasarkan teorema Thevenin dan Norton. Parameter-
parameter dasar yang diperoleh berupa: tegangan, kuat arus dan hambatan
pengganti dari rangkaian kompleksnya selanjutnya dapat digunakan untuk
menentukan kemampuan maksimum dan minimum perangkat terhadap suatu
beban pada keluarannya.
Rangkaian setara Thevenin merupakan rangkaian setara dengan
hambatan yang disusun seri dengan sumber tegangan. Sedangkan rangkaian
setara Norton merupakan rangkaian setara dengan hambatan yang disusun
paralel dengan sumber arus. Dengan rangkaian setara tersebut, kita dapat
melakukan pengukuran pada keluaran suatu rangkaian kompleks. Oleh karena
itu pada praktikum ini akan dilakukan percobaan mengenai rangkaian setara
Thevenin dan Norton.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan pengukuran tegangan Thevenin, hambatan
Thevenin, dan arus Norton dari rangkaian-rangkaian sederhana.
2. Bagaimana cara menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat
arus output rangkaian elektronika dengan menggunakan teorema Thevenin
dan Norton.
C. Tujuan Percobaan
1. Melakukan pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan Arus
Norton dari rangkaian-rangkaian sederhana.
2. Menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output
rangkaian elektronika dengan menggunakan teorema Thevenin dan
Norton.
D. Manfaat Praktikum
Dari tujuan praktikum diatas, adapun manfaat praktikum yaitu:
a. Manfaat Teoritis
1. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara tegangan Thevenin,
arus Norton dan hambatan Thevenin, serta mampu mengetahui
perumusannya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh beban terhadap tegangan
output dan arus beban dengan menggunakan teorema Thevenin dan
Norton.
b. Manfaat Praktis
Dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa dapat memahami
tentang teorema superposisi secara lebih rinci dan dapat diingat dalam
jangka waktu panjang sehingga mahasiswa mampu mengaplikasikan
teorema thevenin dalam kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat
penerapan teorema thevenin dalam kehidupan sehari-hari seperti
penggunaan stop kontak yang akan digunakan untuk mengalirkan listrik
pada berbagai perangkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan
yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite),
dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut
bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun
akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya.
Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam
teori atom modern menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan dan
neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom
bermuatan netral (Rosman, dkk., 2019: 40).
Dalam hal suatu rangkaian listrik yang mengandung sumber tegangan atau
sumber arus atau kedua-keduannya, serta mengandung hambatan, kapasitor, diode,
transistor, transformator dan sebagainya, kita dapat menggunakan pengertian
rangkaian setara, untuk mempermudah kita membahas perilaku rangkaian dalam
hubungannya dengan beban atau rangkaian lain. Ada dua bentuk dasar rangkaian
setara, yakni rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara Norton. Rangkaian
setara Thevenin menggunakan sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber tegangan
ideal dengan tegangan keluaran yang tak berubah, berapa pun besarnya arus yang
diambil darinya. Rangkaian setara Norton menggunakan sumber arus tetap, yang
dapat menghasilkan arus tetap, berapa pun besar hambatan yang dipasang pada
keluarannya (Sutrisno, 1986: 1-2).
Teorema Thevenin menyatakan bahwa rangkaian linier dua terminal dapat
diganti dengan rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber tegangan seri Vin
dengan resistor Rm dimana Vin adalah tegangan rangkaian terbuka pada terminal
dan R adalah input atau resistansi ekivalen pada terminal ketika sumber independen
dimatikan (Alexander & Sadiku, 2009: 139).
Theorema Thevenin dapat ditulis sebagai berikut: "Sebuah jaringan linier,
aktif, resistif yang mengandung satu atau lebih sumber tegangan atau sumber arus
dapat diganti dengan satu sumber tegangan atau satu tahanan (resistansi) seri".
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis
rangkaian, yaitu membuat rangkaian ekivalen yang berupa sumber tegangan
(tegangan pengganti thevenin Y’) yang dihubungkan seri dengan suatu impedansi
ekivalen (Asran, 2014: 104).
Teorema Thevenin menyatakan bahwa jika rangkaian seksi sumber pada
hubungan dua - terminal adalah linier, maka sinyal pada terminal interkoneksi tidak
akan berubah jika rangkaian seksi sumber itu diganti dengan rangkaian ekivalen
thevenin (Sudirham, 2012: 130).
Pada teorema Thevenin berlaku bahwa suatu rangkaian listrik dapat
disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber tegangan yang
dihubung serikan dengan sebuah tahanan ekivalennya pada dua terminal yang
diamati. Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan
analisis rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti berupa sumber tegangan
yang dihubungkan seri dengan suatu resistansi ekivalennya. Ketika sumber
tegangan V aktif atau bekerja maka rangkaian pada sirkit linier A tidak aktif (semua
sumber bebasnya mati diganti tahanan dalamnya), sehingga didapatkan nilai
resistansi ekivalennya. Kemudian sirkit linier A aktif bekerja maka pada sumber
tegangan bebas diganti dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short
circuit (Rimbawati, 2013: 87-88).

Gambar 1.1 Rangkaian Thevenin, Rangkaian Short Circuit


(Sumber : Rimbawati, 2013)
Rangkaian listrik (atau rangkaian elektrik) merupakan interkoneksi berbagai
piranti (divais - device) yang secara bersama melaksanakan suatu tugas tertentu.
Tugas itu dapat berupa pemrosesan energi ataupun pemrosesan informasi. Melalui
rangkaian listrik, energi maupun informasi dikonversikan menjadi energi listrik dan
sinyal listrik, dan dalam bentuk sinyal inilah energi maupun informasi dapat
disalurkan dengan lebih mudah ke tempat ia diperlukan. Secara umum suatu
rangkaian listrik terdiri dari bagian yang aktif yaitu bagian yang memberikan daya
yang kita sebut sumber, dan bagian yang pasif yaitu bagian yang menerima daya
yang kita sebut beban, sumber dan beban terhubung oleh penyalur daya yang kita
sebut saluran (Sudirham, 2012: 2-4).

Gambar 1. 2 Rangakaian Thevenin


(Sumber : Asran, 2014)
Cara memperoleh resistansi penggantinya (Rth) adalah dengan mematikan
atau menonaktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber
tegangan tahanan dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus
tahanan dalamnya = ∞ atau rangkaian open circuit). Jika pada rangkaian tersebut
terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya, maka untuk memperoleh
resistansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus hubung singkat (isc),
sehingga nilai resistansi penggantinya (Rth) didapatkan dari nilai tegangan pada
kedua terminal tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus pada kedua
terminal tersebut yang di- short circuit (Rimbawati, 2013: 88)
Teorema Norton menyatakan bahwa rangkaian linier dua terminal dapat
diganti dengan rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber arus IN yang paralel
dengan resistor RN, di mana IN adalah arus hubung singkat yang melalui terminal
dan RN adalah input atau resistansi ekivalen pada terminal ketika sumber
independen dimatikan (Alexander & Sadiku, 2009: 145).
Pada teorema Norton mengatakan bahwa suatu rangkaian aktif linier dengan
terminal output AB dapat digantikan dengan sebuah sumber arus I yang
dihubungkan paralel dapat diganti dengan sebuah impedansi Z’. Sumber ekivalen
Norton I adalah arus yang melalui rangkaian hubung singkat yang digunakan pada
terminal dari rangkaian aktif. Sedangkan impedansi ekivalen Z’ dihubungkan
paralel dengan sumber arus adalah impedansi ekivalen dari rangkaian pada terminal
AB bila semua sumber disensor dengan nol. Impedansi ekivalen Z’ pada Norton
identik dengan impedansi teorema Thevenin. (Asran, 2014: 109).
Gambar 1. 3 Rangkaian Norton
(Sumber : Asran, 2014)
Secara umum, rangkaian listrik terdiri dari dua bagian rangkaian yang
menjalankan fungsi berbeda, yang dihubungkan oleh terminal interkoneksi. Untuk
hubungan dua terminal seperti terlihat pada Gambar 1.3, satu bagian disebut seksi
sumber dan bagian yang lain disebut seksi beban. Pengertian seksi sumber di sini
adalah bagian rangkaian yang mengandung sumber dan bukan hanya sebuah
sumber saja. Sinyal listrik dikirimkan dari seksi sumber dan diberikan kepada seksi
beban. Interaksi antara seksi sumber dan seksi beban, merupakan salah satu masalah
utama yang dibahas dalam analisis dan rancangan rangkaian listrik. Rangkaian
seksi sumber dapat digantikan dengan rangkaian ekivalen Thévenin atau rangkaian
ekivalen Norton. Kondisi yang diperlukan agar rangkaian ekivalen ini ada,
dikatakan secara formal sebagai suatu teorema (Sudirham, 2012: 130).

Gambar 1. 4 Seksi sumber (S) dan seksi beban (B)


(Sumber : Sudirham, 2012)
Sebelum mengenal terlebih jauh apa itu Teorema Thevenin dan Northon
maka kita harus mengetahui bagian-bagian yang berperan yakni :
Tegangan Thevenin, 𝑉𝑇𝐻 , didefinisikan sebagai tegangan yang melewati terminal
beban saat hambatan beban terbuka. Adapun persamaannya :
Tegangan Thevenin : 𝑉𝑇𝐻 = 𝑉𝑂𝐶 …(1.1)
dengan 𝑉𝑂𝐶 merupakan singkatan dari “Open – Circuit Voltage”. Hambatan
Thevenin didefinisikan sebagai hambatan yang diukur antar – terminal saat seluruh
sumber dibuat nol (dihubung singkat) Adapun persamaannya :
Hambatan Thevenin : 𝑅𝑇𝐻 = 𝑅𝑂𝐶 …(1.2)
Arus Norton, 𝐼𝑁 , didefinisikan sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung
singkat. Karena ini, arus Norton terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat
(Short – Circuit Current, 𝐼𝑆𝑐 ). Adapun persamaannya :
Arus Norton : 𝐼𝑁 = 𝐼𝑆𝑐 …(1.3)
Hambatan Norton 𝑅𝑁 , adalah hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal
beban saat seluruh sumber diturunkan menjadi nol dan hambatan beban dibuka
(dilepas). Adapun persamaannya
Hambatan Norton : 𝑅𝑁 = 𝑅𝑂𝐶 …(1.4)
Karena hambatan Thevenin dan hambatan Norton. Adapun persamaannya:
𝑅𝑁 = 𝑅𝑇𝐻 … (1.5)
Penurunan ini menunjukkan bahwa hambatan Thevenin sama dengan hambatan
Norton. (Bakri, dkk., 2008: 41,45,46).
Rangkaian setara Thevenin dikatakan mempunyai dua buah ujung terminal
yaitu a dan b. Kedua ujung ini membentuk suatu gerbang, dalam hal ini gerbang
keluaran. Secara umum rangkaian diatas dikatakan mempunyai gerbang tunggal,
yaitu gerbang keluaran atau disebut juga rangkaian dua ujung.

(a) (b)

Gambar 1.5 Rangkaian pembagi tegangan


(a) tanpa beban, (b) diberi beban RL
(Sumber : Elektronika 1 Dasar dan Penerapannya, 1986)
Pada gambar a, rangkaian listrik ini dikatakan mempunyai keluaran terbuka, oleh
karena dari gerbang keluaran a b tidak diambil arus. Pada keadaan ini tegangan
keluaran disebut tegangan keluaran terbuka yang kita sebut Vo,b. Dari gambar a,
tegangan keluaran terbuka :

𝜀
𝑉0,𝑏 𝑅 𝑅2 …(1.6)
1 +𝑅2

Pada gambar b, ujung a dan b dihubungkan dengan suatu hambatan beban 𝑅𝐿 .


Dengan adanya hambatan beban 𝑅𝐿 , arus dalam lingkar (loop) menjadi

𝜀
𝐼𝑅 𝑅2 … (1.7)
1 +(𝑅2 /𝑅𝑙 )

Dengan diambil arus beban atau dibebani, rangkaian pembagi tegangan ternyata
mengalami penurunan atau jenuh tegangan (Sutrisno, 1986).

Contoh penerapan lainnya untuk teori Thevenin dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 1.6 Rangkaian Thevenin


(Sumber : Pengukuran dan Instrumentasi, 2020)
Untuk menentukan tegangan Thevenin (VTH) dan resistor atau tahanan Thevenin
(RTH) sesuai dengan rangkaian , maka digunakan persamaan berikut :
𝑅2
𝑉𝑇𝐻 = 𝑉𝐼𝑁 𝑅 …(1.8)
1 +𝑅2

𝑅1 . 𝑅2
𝑅𝑇𝐻 = … (1.9)
𝑅1 +𝑅2

Dimana VTH adalaha tegangan Thevenin, VIN adalah tegangan input, RTH adalah
tahanan Thevenin dan R1,2,3 adalah tahanan (Jading, dkk., 2020: 93).
Rangkaian setara Norton terdiri dari suatu arus tetap IN parallel dengan suatu
hambatan RO. suatu piranti atau rangkaian dengan hambatan keluaran yang amat
besar berperilaku seperti suatu sumber arus tetap, yaitu suatu piranti yang
menghasilkan arus keluaran yang tak bergantung pada hambatan beban yang
dipasang. Kita dapat menentukan hubungan antara IN dengan 𝜀𝑇𝐻. Jika kedua ujung
keluaran rangkaian Norton kita hubungkan singkat, seluruh arus IN akan mengalir
melalui keluaran.
𝜀𝑇𝐻
𝐼𝑂,𝑆 = …(1.10)
𝑅𝑜

Arus ini harus sama dengan arus yang mengalir bila kedua ujung rangkaian
Thevenin dihubung singkat (Sutrisno, 1986: 9).
Teori Norton digunakan untuk menganalisis rangkaian elektronika yang
terdiri dari beberapa komponen resistor atau impedans dan sumber tegangan atau
arus. Dengan teori Norton, maka diperoleh sebuah sumber arus yang parallel
dengan resistor. Contoh penerapan teori Norton dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 1.7 Rangkaian Norton


(Sumber : Pengukuran dan Instrumentasi, 2020)
Maka digunakan persamaan berikut :
𝑉
𝐼𝑁 = 𝜇𝑇𝐻 …(1.11)
𝑇𝐻

RN = RTH …(1.12)

Dimana IN adalah arus Norton, VTH adalah tegangan Thevenin, RTH adalah tahanan
Thevenin dan RN adalah sebuah tahanan yaitu Norton (Jading, dkk., 2020: 93-94 ).
Arus Norton didefinisikan sebagai arus beban saat resistor beban
dihubungsingkatkan. Oleh karena itu, arus Norton kadang-kadang disebut sebagai
arus hubung-singkat. Resistansi Norton adalah resistansi yang terukur oleh
ohmmeter pada resistor beban jika semua sumber dibuat nol dan resistor beban
dibuka Pada suatu rangkaian, resistansi Thevenin dan resistansi Norton sama besar.
Bedanya, resistansi Thevenin terhubung seri dengan sumber tegangan, sedangkan
resistansi Norton terhubung paralel dengan sumber arus (Wibawanto, 2008: 8).
Kedua teknik ini digunakan untuk mengkonversi rangkaian kompleks
menjadi lebih sederhana dalam bentuk rangkaian setara seri atau paralel sehingga
mudah untuk dianalisis. Di samping itu, kedua teorema juga dapat di gunakan untuk
menjelaskan operasi rangkaian yang sulit untuk dianalisis menggunakan persamaan
Kirchhoff (Yohandri & Asrizal, 2016: 80)
Hukum Kirchoff terdiri dari dua persamaan yang membahas tentang
kekekalan muatan dan energi dalam rangkaian listrik. Hukum kirchoff terbagi
menjadi dua macam, yaitu Kirchoff Current Law atau KCL dan Kirchoff Voltage
Law atau KVL. Kirchoff Current Low berbunyi "jumlah secara aljabar arus listrik
pada suatu titik cabang sama dengan nol". Sedangkan, hukum Kirchoff Voltage Law
berbunyi "jumlah secara aljabar tegangan listrik dalam suatu rangkaian tertutup
adalah nol". Yang dimaksud rangkaian tertutup adalah suatu rangkaian yang terdiri
dari sumber tegangan dan beban yang dihubungkan dengan suatu penghantar,
sehingga menghasilkan arus listrik. Sedangkan penjumlahan secara aljabar
bermakna bahwa tegangan listrik dapat bertanda positif atau negatif bergantung
cara memasangnya (Wahyudi, 2015: 131-132).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
a. Variabel Kontrol : Hambatan Resistor R1, R2, dan R3 (Ω)
b. Variabel Manipulasi : Tegangan Sumber VS (Volt)
c. Variabel Respon : Tegangan Thevenin VTH (Volt) dan Arus Norton IN
(mA)
Kegiatan 2
a. Variabel Kontrol : Tegangan Sumber VS (Volt)
b. Variabel Manipulasi : Hambatan Beban RL (Ω)
c. Variabel Respon : Arus Beban IL (mA) dan Tegangan Keluaran VO
(Volt)
a. Definisi Operasional
Variabel Kegiatan 1
a. Hambatan Resistor
Hambatan Resistor (R) adalah nilai hambatan yang tertera pada
masing- masing resistor yang digunakan yang dihitung berdasarkan
kode warnanyadengan satuan ohm (Ω).
b. Tegangan Sumber
Tegangan Sumber (VS) adalah angka yang menunjukkan nilai beda
potensial sumber atau power supply yang diukur menggunakan
voltmeter dengan satuan volt (V).
c. Tegangan Thevenin
Tegangan Thevenin adalah nilai tegangan yang melewati dua terminal
pada rangkaian terbuka, diukur menggunakan multimeter dengan
fungsivoltmeter dengan satuan volt (V).
d. Arus Norton
Arus Norton adalah nilai arus saat pada rangkaian terbuka dengan dua
terminal a dan b di ujung rangkaian, diukur menggunakan multimeter
satuan milli ampere (mA).
Variabel Kegiatan 2
a. Tegangan Sumber
Tegangan Sumber (Vs) adalah angka yang menunjukkan nilai beda
potensial sumber atau power supply yang diukur menggunakan
voltmeter dengan satuan volt (V).
b. Hambatan Beban
Hambatan Beban (RL) adalah hambatan yang dimanipulasi untuk
melihat perubahan pada tegangan keluaran dan arus beban, dalam
hal ini potensiometer difungsikan sebagai beban dengan nilai
minimum dan maksimum dengan satuan ohm (Ω).
c. Arus Beban
Arus Beban (IL) adalah nilai arus yang terbaca akibat adanya
perubahan nilai potensiometer, yang diukur dengan menggunakan
multimeter dengan fungsi amperemeter dengan satuan milli ampere
(mA).
d. Tegangan Keluaran
Tegangan Keluaran (V0) adalah nilai tegangan yang terbaca seiring
adanya perubahan nilai potensiometer, yang diukur dengan
menggunakan multimeter dengan fungsi voltmeter dengan satuan
volt (V).
b. Alat & Bahan
1. Resistor 3 buah
2. Multimeter 2 buah
3. Potensiometer 1 buah
4. Power Supply (0-12 volt) 1 buah
5. Kabel Penghubung 1 4 buah
c. Prosedur Kerja
Kegiatan 1. Tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton.
1. Spesifikasi setiap komponen yang akan digunakan kemudian dicatat
terlebih dahulu.
2. Rangkaian dirakit seperti gambar berikut, dan dipilih resistor
sedemikian rupa agar nilai R1, R2, R3 tidak terlalu jauh perbedaannya
guna menghindari dispasi daya berlebih.

Gambar 1.1 Rangkaian 3


(Sumber : Modul Praktikum Elektronika Dasar)

3. Tegangan sumber (Vs) diatur sebesar 2 V, lalu diukur tegangan


rangkaian buka (VOC) antara titik a dan b (tanpa beban R L) dan arus
hubung singkat (ISC) dengan sebuah Ammeter ditempatkan melintasi
a ke b.
4. Diukur resistansi total rangkaian dengan power supply dilepas
(dihubung singkatkan pada posisi sumber dan tanpa beban).
5. Langkah 3 dilakukan untuk tegangan sumber 4 V, 6 V, 8 V, 10 V.
Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus.
1. Dipasang beban RL pada keluaran rangkaian seperti pada gambar
berikut.

Gambar 1.2 Rangkaian dengan penambahan RL


2. Potensiometer diatur pada posisi minimum dan diukur tegangan
keluaran (VO) dan arus beban (IL).
3. Dilanjutkan dengan mengubah nilai RL hingga maksimum. Adapun
rentang tegangan yang digunakan dalam percobaan sebesar 0,20 V
4. Dicatat nilai arus dan tegangan setiap perubahan R L
d. Teknik Analisis Data
Kegiatan 1. Tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton.
a. Dihitung nilai VTH, IN dan RTH/RN berdasarkan spesifikasi komponen
yang digunakan untuk setiap nilai tegangan sumber, dengan
menggunakan persamaan :
𝑅𝑇ℎ = 𝑅1 + 𝑅3 // 𝑅2
𝑅2
𝑉𝑇ℎ = 𝑥 𝑉𝑠
𝑅1 + 𝑅3 + 𝑅2
𝑉
IN = 𝑅𝑇𝐻
𝑇𝐻

b. Dibandingkan hasil pengukuran dan hasil hitung yang diperoleh


dengan menggunakan persamaan :
Nilai Teori− Nilai Praktikum
%error = | | × 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus.


a. Memplot grafik untuk setiap nilai arus beban (IN) dan tegangan output
(VO) yang diperoleh, dengan VO pada sumbu y dan IN pada sumbu x.
b. Kemudian dengan mengacu pada persamaan garis pada grafik yaitu:
Y = mx + c
Dihubungkan persamaan garis tadi dengan persamaan hukum Ohm
yakni
V = IR
untuk memperoleh nilai R.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Kegiatan 1.Tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton.
R1 = │1200 ± 5%│kΩ R2 = │2200 ± 5%│kΩ R3 = │2200 ± 5%│kΩ
Tabel 1.1 Pengukuran VOC dan ISC
No. Vs (volt) Voc (volt) Isc (mA)
1 2,06 0,82 0,63
2 4,00 1,60 1,19
3 6,00 2,41 1,82
4 8,02 3,23 2,44
5 10,06 4,02 3,07
RTH / RN = 1,30 kΩ
Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus.
Tabel 1.2 Pengukuran Vo dan IL dengan RL
No. Vo (volt) IL (mA)
1 0,00 3,75
2 0,25 3,55
3 0,50 3,37
4 0,75 3,16
5 1,00 2,99
6 1,25 2,78
7 1,50 2,60
8 1,75 2,38
9 2,00 2,23
10 2,25 1,98
11 2,50 1,85
12 2,75 1,57
13 3,00 1,47
14 3,25 1,21
15 3,50 1,08
16 3,75 0,84
17 4,00 0,70
18 4,25 0,47
19 4,39 0,40

B. Analisis Data
Kegiatan 1. Tegangan Thevenin, hambatan Thevenin, dan arus Norton.
1. Hambatan Thevenin (RTH)
a. Secara Teori
𝑅𝑇ℎ = 𝑅1 + 𝑅3 // 𝑅2
𝑅𝑇ℎ = 1,20kΩ + 2,20kΩ// 2,20kΩ
𝑅𝑇ℎ = 3,40kΩ // 2,20kΩ
3,40kΩ 𝑥 2,20kΩ
𝑅𝑇ℎ =
3,40kΩ + 2,20kΩ
7,48 kΩ
𝑅𝑇ℎ =
5,6 kΩ
𝑅𝑇ℎ = 1,33 kΩ
b. Secara Praktikum
𝑅𝑇𝐻 = 𝑅𝑁 = 1,30 kΩ
c. % error
𝑅𝑇ℎ 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑅𝑇ℎ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
% error = | |x 100%
𝑅𝑇ℎ 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

1,33 kΩ − 1,30 kΩ
% error = | |x 100%
1,30 kΩ

% error = 2,25 %
2. Tegangan Thevenin (VTH)
Untuk Vs = 2,06 V
a. Secara Teori

𝑅2
𝑉𝑇ℎ = 𝑥 𝑉𝑠
𝑅1 + 𝑅3 + 𝑅2

2,20 𝑘Ω
𝑉𝑇ℎ = 𝑥 2,06 𝑉
1,20 𝑘Ω + 2,20 𝑘Ω + 2,20 𝑘Ω

2,20 𝑘Ω
𝑉𝑇ℎ = 𝑥 2,06 𝑉
5,6 𝑘Ω
𝑉𝑇ℎ = 0,81 V

b. Secara Praktikum
VTH = VOC = 0,82 V
c. % error
VTh teori − VTh praktikum
% error = | |x 100%
VTh teori

0,81 V − 0,82 V
% error = | |x 100%
0,81 V

% error = 1,23 %

Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh hasil:


Tabel 1.3 Hasil Pengukuran Tegangan Thevenin (VTH)
No Vs VTH Teori VTH Praktikum % Error
(volt) (volt) (volt) (%)
1 2,06 0,81 0,82 1,23
2 4,00 1,57 1,60 1,91
3 6,00 2,36 2,41 2,11
4 8,02 3,15 3,23 2,54
5 10,06 3,95 4,02 1,77
3. Arus Norton (IN)
Untuk Vs = 2,06 V
a. Secara Teori
𝑉
IN = 𝑅𝑇𝐻
𝑇𝐻

0,81 𝑉
IN =
1,30 𝑘Ω

IN = 0,62 mA
b. Secara Praktikum
IN = Isc = 0,63 mA
c. % error
I −Ipraktikum
% error = | teori | × 100%
Iteori

0,62 mA−0,63 mA
% error = | | × 100%
0,62 mA

% error = 1,61 %
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh hasil:
Tabel 1.4 Hasil Pengukuran Arus Norton (𝐼𝑁 )
No Vs IN Teori IN Praktikum % Error
(volt) (volt) (volt) (%)
1 2,06 0,62 0,63 1,61
2 4,00 1,20 1,19 0,83
3 6,00 1,81 1,82 0,55
4 8,02 2,42 2,44 0,82
5 10,06 3,04 3,07 0,98
C. Grafik
Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus

Vo (V)
4

3.5

2.5

1.5

0.5
IL (mA)
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

Grafik 1.1 Grafik Hubungan Antara Tegangan Keluaran, V0 (V) dengan Arus Beban, IL (mA)
D. Analisis Grafik
y = -mx + c
y = -0,7677x + 3,7428
𝑅2 = 0,9994
𝑦= 𝑉

𝑥= 𝐼

𝑦
𝑚=
𝑥

𝑉
𝑚=
𝐼

𝑚=𝑅

𝑅 = 0,7677 kΩ

Dengan mengacu pada persamaan :

𝑉0 = 𝑉𝑇𝐻 . 𝑅0 . 𝐼𝐿

Sehingga,

𝑚 = 𝑅0 = 0,7677 𝑘Ω

𝑐 = 𝑉𝑇𝐻 = 3,742 𝑉

𝑉𝑇𝐻
𝐼𝑁 =
𝑅0

3,742 𝑉
𝐼𝑁 =
0,7677 𝑘Ω

𝐼𝑁 = 4,87 𝑚𝐴

E. Pembahasan
Pada praktikum ini dikenal dua jenis rangkaian setara yaitu, rangkaian
setara Thevenin dan rangkaian setara Norton. Terdapat dua kegiatan pada
praktikum ini, kegiatan pertama yaitu mengukur tegangan Thevenin, hambatan
Thevenin dan arus Norton tanpa adanya beban. Kegiatan kedua yaitu,
mengukur tegangan dan arus dengan adanya pengaruh potensiometer sebagai
beban, mulai dari nilai minimum hingga nilai maksimum.
Kegiatan pertama, mengukur tegangan Thevenin, hambatan Thevenin
dan arus Norton. Pada kegiatan pertama digunakan tiga buah resistor dengan
nilai R1 = │1200 ± 5%│Ω, R2 = │2200 ± 5%│Ω, R3 = │2200 ± 5%│Ω
dengan tegangan sumber yang berbeda nilainya mulai dari 2,06 Volt; 4,00 Volt;
6,00 Volt; 8,02 Volt; dan 10,06 Volt. Dari kegiatan pertama, didapatkan nilai
tegangan Thevenin secara praktikum dan teori serta %Error terlihat pada Tabel
1.3 yang mana dapat disimpulkan bahwa jika tegangan sumber semakin besar
maka tegangan Thevenin-nya juga semakin besar (berbanding lurus).
Kemudian untuk hambatan Thevenin, diperoleh hambatan sebesar | 1,30 ± 0,01
| kΩ, lalu secara teori diperoleh pula hambatan Thevenin sebesar | 1,33 ± 0,01|
kΩ. Sehingga, berdasarkan nilai praktikum dan perhitungan secara teori, maka
diperoleh %Error sebesar 2,25%. Dan pengukuran selanjutnya yaitu arus
Norton secara praktikum, teori dan %Error dapat terlihat pada Tabel 1.4 yang
mana dapat disimpulkan bahwa jika tegangan sumber semakin besar maka arus
yang mengalir juga semakin besar (berbanding lurus).
Kegiatan kedua, menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat
arus output. Dari kegiatan kedua, digunakan resistor dengan nilai yang sama
pada kegiatan pertama dan digunakan pula rangkaian yang sama, namun pada
kegiatan kedua terdapat potensiometer sebagai pengaruh beban. Dan diperoleh
berdasarkan grafik, nilai hambatan berbading lurus dengan nilai tegangannya,
namun berbanding terbalik dengan nilai arus bebannya. Dimana dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai hambatannya maka semakin tinggi
pula nilai tegangannya, namun semakin tinggi nilai hambatannya maka
semakin rendah nilai arus bebannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tegangan Thevenin diukur menggunakan voltmeter pada kondisi
rangkaian terbuka, arus Norton diukur menggunakan amperemeter
dengan dengan dilakukannya hubung singkat, sedangkat hambatan
Thevenin diukur menggunakan ohmmeter dengan dilakukannya hubung
singkat dengan tegangan sumber atau dapat dikatakan bahwa tegangan
sumber dibuat bernilai 0. Semakin besar nilai tegangan sumber maka
semakin besar pula nilai tegangan Thevenin yang diperoleh, sehingga
makin besar pula nilai arus Norton yang diperoleh.
2. Pengaruh beban pada tegangan output dan arus beban yaitu semakin besar
nilai bebannya maka semakin besar pula nilai tegangannya atau nilai
bebanberbanding lurus dengan nilai tegangan. Sedangkan semakin besar
nilai bebannya maka semakin kecil nilai arus bebannya atau nilai beban
berbanding terbalik dengan nilai arus beban.
B. Saran
1. Untuk Asisten agar kedepannya tetap mempertahankan keramahan dan
mempertahankan cara penjelasan analisis mengenai praktikum tersebut
pada praktikan seperti sebelummya
2. Untuk Praktikan selanjutnya disarankan untuk lebih memahami terlebih
dahulu materi sebelum memulai praktikum.
3. Untuk Laboran, sebaiknya sebelum praktikan melakukan praktikum agar
memastikan alat-alat praktikum tidak ada yang rusak sehingga praktikum
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, CK., & Sadiku, MNO., 2009, Fundamentals of Electric Circuit, 4th edn,
McGraw-Hill, New York.
Asran, A., 2014, Rangkaian Listrik I, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh,
Aceh.
Bakri, AH., Martawijaya, MA., & Saleh, M 2015, Dasar-Dasar Elektronika,
Edukasi Mitra Grafika, Sulawesi Tengah.
Jading, A., Reniana, R., & Paga, BO 2020, Pengukuran Dan Instrumentasi,
Deepublish, Yogyakarta.
Rimbawati, R., & Adam, M., 2013, 'Analisis Gangguan Satu Konduktor Terbuka
(One-Conductor Open Fault) Pada Sistem Tenaga Listrik', Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Terapan, vol. 8, no. 1, hh. 87-88.
Rosman, AN., Risdayana, R., Yuliani, E., & Vovi, V., 2019, 'Karakteristik Arus
Dan Tegangan Pada Rangkaian Seri Dan Rangkaian Paralel Dengan
Menggunakan Resistor', Jurnal Ilmiah d'Computare, vol. 9, no. 1, h. 40.
Sudirham, S., 2012, Analisis Rangkaian Listrik, April edn, Darpublic, Bandung.
Sutrisno, S 1986, Elektronika Teori Dan Penerapannya, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Wahyudi, W., 2015, 'Analisis Hasil Belajar Mahasiswa Pada Pokok Bahasan
Hukum Ohm Dan Kirchhoff Dalam Mata Kuliah Elektronika Dasar I', Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi, vol. 1, no. 2, hh. 131-132.
Wibawanto, H., 2008, Elektronika Dasar: Pengenalan Praktis, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Yohandri, Y., & Asrizal, A., 2016, Elektronika Dasar 1 Komponen, Rangkaian,
dan Aplikasi, 1st edn, Kencana, Jakarta.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Rangkaian Kegiatan 1


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. Rangkaian Kegiatan 2


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Anda mungkin juga menyukai