Pemanfaatan Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas
Pemanfaatan Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas
Abstract
Background: In 2020, the number of BPJS Health patient visits at the North Perumnas
Public Health Center decreased from the previous year, which was 14,212 patients (65.5%)
from 21,692 visits. This study aims to analyze the factors that influence the use of JKN by
the community at the North Perumnas Public Health Center.
Method: This type of research is an observational analytic study with a cross sectional
design. The population in this study were JKN participants at the North Perumnas Public
Health Center as many as 6618 people with a total sample of 101 respondents using purpo-
sive sampling technique. The questionnaire as a structured instrument and analyzed using
Chi-Square test and multiple logistic regression test.
Result: The results of the multiple regression analysis showed that there was an influence of
the variable level of education level (p=0.016), knowledge level (p=0.012), and individual
perception of illness (p=0.000) on the use of JKN. Meanwhile the level of education (Exp
(B)=5,002) was the most influential factor on the utilization of JKN at the North Perumnas
Public Health Center.
Conclusion: The utilization of JKN in the North Perumnas Public Health Center is influ-
enced by the level of education.
Correspondence Address: pISSN 2798-4265
Universitas Negeri Semarang, Indonesia. eISSN 2776-9968
Email : cindyputriamadea@students.unnes.ac.id
7
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
8
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
maka kemungkinan peserta Jaminan Kesehatan yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan
Nasional untuk memanfaatkan pelayanan status perkawinan; struktur sosial yang terdiri
kesehatan akan semakin kecil. dari tingkat pendidikan, pekerjaan dan ras;
Puskesmas Perumnas Utara merupakan kepercayaan yang terdiri dari keyakinan, sikap,
salah satu Puskesmas di Kota Cirebon atau pandangan terhadap pelayanan kesehatan.
yang memiliki wilayah kerja di Kecamatan Karakteristik pendukung (Enabling factors)
Harjamukti Kelurahan Larangan. Berdasarkan yang terdiri dari sumber daya keluarga seperti
hasil studi pendahuluan, Puskesmas Perumnas pendapatan, pengetahuan tentang informasi
Utara memiliki jumlah kepesertaan Jaminan pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan, dan
Kesehatan Nasional yang termasuk dalam jarak. Serta karakteristik kebutuhan (Need
7 Puskesmas terendah dari total seluruh factors) yang terdiri dari penilaian individu
Puskesmas yang ada di Kota Cirebon. Laporan dan penilaian klinik. Faktor-faktor tersebut
bulanan di Puskesmas Perumnas Utara kemungkinan memiliki pengaruh yang
menunjukkan sepanjang tahun 2020 jumlah dapat memprediksi pemanfaatan pelayanan
kunjungan pasien BPJS di Puskesmas Perumnas kesehatan.
Utara terlihat mengalami penurunan yaitu Penelitian Novya, Bhatarendo, dan Yanti
14.212 pasien (65,5%) dari 21.692 kunjungan. (2017) menyatakan terdapat hubungan antara
Dapat diartikan bahwa rata-rata kunjungan tingkat pendidikan dengan pemanfaatan
pasien yang memanfaatkan BPJS di Puskesmas asuransi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
tersebut sebesar 1184 kunjungan perbulan. Jika Sukadana. Menurut penelitian Maharani
dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, (2015) dan Shami (2019), kesadaran seseorang
yaitu pada tahun 2018 jumlah kunjungan pasien dalam berasuransi kesehatan dipengaruhi
BPJS sebesar 20.417 pasien (54%) dari 40.659 oleh tingkat pendidikan. Pendidikan di sini
kunjungan. Sedangkan jumlah kunjungan berupa pengetahuan dan pemahaman tentang
pasien BPJS pada tahun 2019 sebesar 22.543 penggunaan asuransi kesehatan. Persepsi dan
pasien (65%) dari 34.627 kunjungan. Hal ini pola pikir seseorang yang memiliki pendidikan
menunjukkan penurunan rata-rata kunjungan tinggi lebih baik dibandingkan dengan orang
pasien BPJS dari tahun 2018 sebesar 1701 yang berpendidikan rendah. Penelitian
kunjungan dan di tahun 2019 sebanyak 1878 Ismanati, Riza, Setiandari, & Octaviana (2020)
kunjungan. Data kunjungan peserta JKN di menunjukkan adanya hubungan sosio ekonomi
Puskesmas Perumnas Utara dalam tiga bulan dengan pemanfaatan JKN-KIS di wilayah kerja
terakhir (Maret-Juni) tahun 2021 bersifat Pueskesmas Kelayan Dalam. Penelitian yang
cukup fluktuatif. Jumlah kunjungan pada bulan dilakukan oleh Sakinah, Wijasa, & Wiharto
Maret sebesar 1303 jiwa, bulan April sebesar (2014) menyatakan besarnya pendapatan
1290 jiwa, dan bulan Juni sebesar 1411 jiwa. seseorang atau suatu keluarga sangat
Akibat adanya beberapa pegawai yang positif mempengaruhi kesadaran dalam berasuransi
Covid-19 pada bulan Mei, maka Puskesmas kesehatan yang berarti terdapat hubungan
melakukan penutupan sementara di bulan antara tingkat pendapatan dengan pemanfaatan
tersebut. Pada bulan Juni tahun 2021 terdapat asuransi kesehatan. Semakin tinggi tingkat
519 pasien (25,6%) dari 2032 pasien yang pendapatan seseorang maka semakin besar
belum memanfaatkan pelayanan kesehatan kemampuan seseorang untuk membayar premi
menggunakan kartu JKN nya. asuransi kesehatan. Dengan demikian, semakin
Teori Anderson (1974) dalam meningkatnya kemampuan membayar premi
Notoatmodjo (2014), jika keputusan seseorang asuransi kesehatan, maka semakin tinggi
dalam menggunakan atau memanfaatkan pula tingkat pemanfaatan asuransi kesehatan
sarana pelayanan tergantung pada Karakteristik tersebut, dan berdampak pada semakin besar
Predisposisi, Karakteristik Pemungkin, penggunaan pelayanan kesehatan.
dan Karakteristik Kebutuhan seseorang. Penelitian Doko, Kenjam, & Ndoen
Notoatmodjo (2014) menjelaskan karakteristik (2019) menunjukkan adanya hubungan yang
predisposisi (Predisposing factors) tersebut bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
dibagi menjadi 3 faktor, yaitu faktor demografi pemanfaatan kartu JKN di wilayah kerja
9
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
10
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
satu sel. Analisis multivariat menggunakan usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jenis
uji regresi berganda (Multiple Regression) kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Pada
untuk mendapatkan model terakhir dalam tabel 1, data distribusi karakteristik responden
menentukan variabel yang paling dominan yang menunjukkan bahwa mayoritas responden
memiliki pengaruh terhadap pemanfaatkan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di
Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas. Puskesmas Perumnas Utara yaitu berjenis
Analisis ini dilakukan beberapa langkah model kelamin perempuan sebanyak 80 orang (79,2%)
dengan model terakhir yang menunjukkan jika dan laki-laki yaitu sebanyak 21 orang (20,8%).
seluruh variabel independen dengan variabel Berdasarkan usia, diketahui frekuensi tertinggi
dependen sudah tidak memiliki nilai p > 0,05. usia responden berada pada kelompok
usia 29-38 tahun yaitu sebanyak 24 orang
Hasil dan Pembahasan (23,8%). Sementara frekuensi usia responden
Berdasarkan hasil penelitian yang terendah berada pada kelompok usia 39-
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas 48 tahun yaitu sebanyak 15 orang (14,9%).
Perumnas Utara pada bulan September 2021, Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas
diperoleh hasil karakteristik responden dalam responden berpendidikan formal terakhir
penelitian ini yang meliputi jenis kelamin, adalah tamat SMA yaitu sebanyak 48 orang
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi
n %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 21 20,8
Perempuan 80 79,2
Usia
18-28 22 21,8
29-38 24 23,8
39-48 15 14,9
49-58 20 19,8
59-60 20 19,8
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 0 0
Tidak Tamat SD 1 1
SD 8 7,9
SMP 19 18,8
SMA 48 47,5
Diploma 6 5,9
Pekerjaan
Mahasiswa/Pelajar 8 7,9
PNS 3 3,0
Pegawai Swasta 14 13,9
Wiraswasta/Pedagang 6 5,9
Buruh 3 3,0
IRT 56 55,4
Tidak Bekerja 1 1,0
Pensiunan 10 9,9
Jenis Kepesertaan
Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) 30 29,7
Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (PBI) 71 70,3
Pemanfaatan JKN
Sering 61 60,4
Jarang 40 39,6
11
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
(47,5%). Sementara frekuensi responden yang generasi yang kompetitif, cerdas secara
berpendidikan formal terakhir terkecil adalah intelektual dan rohani yang saleh (Sholichah,
tidak tamat SD yaitu sebesar 1 orang (1%) dan 2018). Notoatmodjo (2014) mengemukakan
Diploma yaitu 6 orang (5,9%). Berdasarkan pendidikan termasuk ke dalam faktor
jenis pekerjaannya, diketahui bahwa frekuensi predisposisi (Predisposing factors) yang
terbanyak responden adalah ibu rumah tangga menggambarkan faktor awal yang mendorong
yaitu sebanyak 56 orang (55,4%). Kemudian seseorang untuk bertindak atau berperilaku.
frekuensi terbanyak kedua adalah pegawai Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada
swasta yaitu sebanyak 14 orang (13,9%). variabel tingkat pendidikan, dari 74 (73,3%)
Sementara frekuensi terkecil adalah responden responden yang memiliki tingkat pendidikan
yang tidak bekerja yaitu sebanyak 1 orang tinggi, ada sebanyak 51 (50,5%) responden
(1%). Berdasarkan jenis kepesertaan JKN, sering memanfaatkan Jaminan Kesehatan
mayoritas jenis kepesertaan responden adalah Nasional dan sebanyak 23 (22,8%) responden
Non Penerima Bantuan Iuran (PBI) yaitu jarang memanfaatkan Jaminan Kesehatan
sebanyak 71 orang (70,3%). Responden yang Nasional. Dari 27 (26,7%) responden yang
menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) memiliki tingkat pendidikan rendah, ada
yaitu sebanyak 30 orang (29,7%). Frekuensi sebanyak 10 (9,9%) responden sering
responden yang sering memanfaatkan Jaminan memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional.
Kesehatan Nasional yaitu sebanyak 61 orang Sedangkan 17 (16,8%) responden cenderung
(60,4%) dan sebanyak 40 orang (39,6%) jarang jarang memanfaatkan Jaminan Kesehatan
memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional Nasional.
ketika berobat di Puskemas. Hasil uji Chi-Square diperoleh
Hasil analisis bivariat menggunakan uji nilai p = 0,004 < 0,05 sehingga Ho ditolak
Chi-Square pada tabel 2, diperoleh hasil bahwa dan Ha diterima yang artinya bahwa ada
variabel tingkat pendidikan (p=0,004), tingkat hubungan yang bermakna antara variabel
pengetahuan (p=0,000), persepsi sakit individu tingkat pendidikan dengan pemanfaatan
(p=0,000), dan persepsi tentang JKN (p=0,001) Jaminan Kesehatan Nasional di wilayah kerja
memiliki hubungan dengan pemanfaatan Puskesmas Perumnas Utara. Hasil penelitian
Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas ini sejalan dengan penelitian Kurniawan (2018)
Perumnas Utara (p value < 0,005). Sedangkan menunjukkan hasil uji statistik Chi-Square yang
variabel tingkat pendapatan (p=0,659) diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang artinya
menunjukkan tidak adanya hubungan dengan ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional pendidikan dengan pemanfaatan Jaminan
di Puskesmas Perumnas Utara (p value < Kesehatan Nasional di Puskesmas Tamanlarea
0,05). Analisis multivariat digunakan untuk Jaya Kota Makassar. Tidak sejalan dengan
menentukan variabel yang paling berpengaruh penelitian Rahmayanti & Ariasih (2021) yang
terhadap pemanfaatan Jaminan Kesehatan menunujukkan bahwa tidak ada hubungan
Nasional di Puskesmas Perumnas Utara. antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan
Variabel tingkat pendidikan merupakan BPJS Kesehatan di wilayah kerja Pukesmas
variabel yang paling berpengaruh tehadap Benda Baru Tangerang Selatan tahun 2019.
pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional Menurut penelitian Triyana (2020), responden
di Puskesmas Perumnas Utara dengan nilai yang memiliki pendidikan tinggi cenderung
p=0,016< 0,05 dengan nilai Exp (B) sebesar akan memanfaatkan Kartu Indonesia Sehat di
5,002 (95% CI = 1,356-18,454). pelayanan rawat inap Puskesmas Halmahera
Pendidikan merupakan upaya sadar Kota Semarang dibandingkan dengan
yang direncanakan oleh keluarga, sekolah, responden yang berpendidikan rendah.
masyarakat dengan menyediakan bimbingan, Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
pengetahuan, keterampilan dan pembekalan yang tinggi cenderung akan lebih mudah
akhlak yang bertujuan untuk mendirikan menerima pengetahuan dan informasi yang
pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan dapat mendukung perkembangan sikap
sifat kepribadian yang dapat menciptakan seseorang mengenai nilai-nilai baru yang
12
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
13
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
mempengaruhi individu dalam memanfaatkan < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
asuransi kesehatannya. Semakin tinggi yang artiya terdapat hubungan yang bermakna
pengetahuan seseorang tentang pentingnya antara variabel persepsi sakit individu dengan
kesehatan akan membuat orang tersebut pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional di
sadar mengenai investasi kesehatan dalam wilayah kerja Puskesmas Perumnas Utara.
bentuk asuransi kesehatan seperti Jaminan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Kesehatan Nasional, sehingga akses terhadap (Agustina, 2019) dengan hasil uji Chi-Square
pelayanan kesehatan lebih terjamin. Namun diperoleh nilai p = 0,012 < 0,05 yang artinya
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara
Wicaksono, Noorhidayah, & Suryanto (2020) variabel persepsi sakit dengan pemanfaatan
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pelayanan kesehatan. Pada penelitian
antara pengetahuan dengan kepesertaan Panggantih, Pulungan, Iswanto, & Yuliana
pemanfaatan pelayanan JKN di wilayah kerja (2019) menunjukkan adanya hubungan antara
Puskesmas Sungai Ulin tahun 2020. persepsi sehat dan sakit dengan pemanfaatan
Persepsi yaitu memberikan makna pelayanan kesehatan dengan nilai p = 0,037 < α
kepada stimulus yang muncul dari luar diri (0,05). Namun hasil penelitian ini tidak sesuai
individu dan dalam diri individu seperti dengan penelitian Irawan & Ainy (2018) yaitu
perasaan, kemampuan berpikir, kerangka tidak ada hubungan yang bermakna antara
acuan, pengalaman, dan aspek lain yang turut persepsi sakit dengan pemanfaatan pelayanan
berperan dalam persepsi tersebut (Anhar, kesehatan bagi peserta JKN di Puskesmas
Ahmad, & Ismail, 2016). Persepsi masyarakat Payakabung. Menurut Triyana (2020) seseorang
tentang sakit yang merupakan konsep sehat- yang memahami dan mengeahui persepsi sakit
sakit masyarakat berbeda pada tiap kelompok yang benar cenderung akan memanfaatkan
masyarakat. Dalam masyarakat terdapat Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada pelayanan
beraneka ragam konsep sakit yang tidak rawat inap Puskesmas Halmahera. Persepsi sakit
sejalan atau tidak sesuai dengan konsep sakit yang keliru pada responden bahwa sakit adalah
yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan apabila seseorang sudah tidak dapat bangun dari
kesehatan. Secara objektif jika seseorang terkena pembangunan atau tidak dapat menjalankan
penyakit, salah satu organ tubuhnya akan pekerjaannya sehari-hari. Penelitian ini sesuai
terganggu fungsinya tetapi dia tidak merasa dengan Notoatmodjo (2014) yang menjelaskan
sakit. Sebaliknya, seseorang dapat merasa sakit persepsi sakit erat hubungannya dengan
jika merasa sesuatu di dalam tubuhnya namun perilaku pencarian pengobatan. Seseorang
pada pemeriksaan klinis tidak didapatkan yang memiliki persepsi negatif tentang sakit
bukti bahwa dia sakit. Perilaku dalam diri cenderung akan jarang memanfaatkan fasilitas
dipengaruhi oleh bagaimana seseorang pelayanan kesehatan yang ada. Masyarakat
memilih, menyusun, dan menghimpun serta baru akan mencari pelayanan kesehatan ketika
memberi arti yang ditentukan oleh persepsi. telah benar-benar tidak dapat melakukan apa-
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa apa. Apabila seseorang jarang memanfaatkan
pada variabel persepsi sakit individu, dari 49 pelayanan kesehatan seperti Puskesmas maka
(48,5%) responden yang memiliki persepsi frekuensi untuk memanfaatkan kartu Jaminan
positif tentang sakit, terdapat 45 (44,6%) kesehatan Nasional pun semakin kecil.
responden yang sering memanfaatkan Jaminan Jaminan Kesehatan Nasional merupakan
Kesehatan Nasional. Sedangkan 4 (4,0%) program yang dibentuk dari Sistem Jaminan
responden jarang memanfaatkan Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan dikelola oleh
Kesehatan Nasional. Dari 52 (51,5%) responden Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
yang memiliki persepsi negatif tentang Kesehatan. Program Jaminan Kesehatan
sakit, sebanyak 16 (15,8%) responden sering Nasional merupakan program yang dibentuk
memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional sebagai salah satu upaya Pemerintah Indonesia
dan sebanyak 36 (35,6%) responden jarang untuk memenuhi hak-hak masyarakat dalam
memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional. memperoleh akses terhadap pelayanan
Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p= 0,000 kesehatan yang memadai. Terdapat dua jenis
14
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
manfaat yang diperoleh dari program Jaminan bermakna antara variabel persepsi tentang
Kesehatan Nasional, yaitu manfaat medis JKN dengan pemanfaatan Jaminan Kesehatan
dan manfaat non medis. Manfaat medis yang Nasional di wilayah kerja Puskesmas Perumnas
didapat antara lain penyuluhan kesehatan Utara. Namun setelah dilakukan uji multivariat
perseorangan, pelayanan imunisasi dasar, diperoleh hasil bahwa variabel persepsi tentang
pelayanan keluarga berencana, pelayanan JKN tidak berkontribusi kuat sebagai faktor
skrining kesehatan, pelayanan kesehatan non yang mempengaruhi pemanfaatan Jaminan
spresialistik dan pelayanan rujukan tingkat Kesehatan Nasional di Puskesmas.
lanjutan. Sementara manfaat non medis yang Penelitian ini sejalan dengan penelitian
didapat berupa manfaat akomodasi seperti Triyana (2020) yang menyatakan bahwa terdapat
layanan rawat inap dan manfaat ambulans. pengaruh antara persepsi tentang program
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa KIS dengan pemanfaatan KIS di Puskesmas
pada variabel persepsi tentang JKN, dari 63 Halmahera Kota Semarang dengan hasil uji
(62,4%) responden yang memiliki persepsi Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05.
tentang JKN yang baik, ada 45 (44,6%) yang Program yang diberlakukan pada awal tahun
sering memanfaatkan Jaminan Kesehatan 2014 ini ditujukan untuk seluruh masyarakat
Nasional. Sedangkan 18 (17,8%) responden Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan
yang memiliki persepsi tentang JKN pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
yang baik jarang memanfaatkan Jaminan Persepsi masyarakat tentang program Jaminan
Kesehatan Nasional. Selanjutnya dari 23 Kesehatan Nasional tidak hanya dipengaruhi
(22,8%) responden yang memiliki persepsi oleh informasi yang diterima masyarakat
tentang JKN yang cukup baik, terdapat 13 terkait Jaminan Kesehatan Nasional. Namun
(12,9%) yang sering memanfaatkan Jaminan apabila faktor lain seperti fasilitas kesehatan,
kesehatan Nasional dan 10 (9,9%) responden ketersediaan obat yang terbatas, dan kualitas
jarang memanfaatan Jaminan Kesehatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
Nasional. Dan dari 15 (14,9%) responden kesehatan masih kurang, persepsi masyarakat
yang memiliki persepsi kurang baik, 3 (2,9%) tentang Jaminan Kesehatan Nasional semakin
responden lebih sering memanfaatkan JKN. lama akan semakin kurang baik. Apabila
Sedangkan 12 (11,9%) responden cenderung persepsi terhadap suatu program kurang baik,
jarang memanfaatkan JKN di Puskesmas. maka dapat meningkatkan perilaku untuk
Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,001 tidak memanfaatkan program tersebut lagi
< 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang (Rumengan et al., 2015)
Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Menggunakan Uji Chi-Square
Pemanfaatan JKN
Variabel Kategori Sering Jarang P Value
n % n %
Tingkat Pendidikan Rendah 10 9,9 17 16,8 0,004
Tinggi 51 50,5 23 22,8
Tingkat Pendapatan Tinggi 24 23,8 14 13,9 0,659
Rendah 37 36,6 26 25,7
Tingkat Pengetahuan Cukup 58 57,4 23 22,8 0,000
Kurang 3 3,0 17 16,8
Persepsi Sakit Individu Positif 45 44,6 4 4,0 0,000
Negatif 16 15,8 36 35,6
Persepsi tentang JKN Baik 45 44,6 18 17,8 0,001
Cukup Baik 13 12,9 10 9,9
Kurang baik 3 2,9 12 11,9
15
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
Pada tabel 3 berdasarkan hasil analisis Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
uji regresi berganda, variabel pendidikan tinggi cenderung lebih mudah untuk menerima
merupakan variabel yang memiliki pengaruh informasi yang membuat semakin banyaknya
kuat terhadap pemanfaatan Jaminan Kesehatan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan
Nasional di wilayah kerja Puskesmas memiliki andil yang cukup berpengaruh pada
Perumnas Utara Kota Cirebon. Hasil uji pembentukan persepsi masyarakat mengenai
regresi berganda pada variabel pendidikan pentingnya kesehatan. Persepsi kesehatan
menunjukkan nilai p = 0,016 dengan nilai masyarakat yang baik akan meningkatkan
Exp (B) 5,002 yang menerangkan bahwa kesadaran mereka akan pentingnya investasi
responden dengan tingkat pendidikan tinggi kesehatan pada asuransi kesehatan dalam hal
memiliki kemungkinan 5 kali lebih besar untuk ini yaitu Jaminan Kesehatan Nasional. Sehingga
memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Utara. kecenderungan untuk memanfaatkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Jaminan Kesehatan Nasional akan semakin
Triyana (2020) yang mengatakan bahwa tingkat besar dibandingkan dengan seseorang yang
pendidikan mempengaruhi pemanfaatan Kartu memiliki pendidikan rendah. Sesuai dengan
Indonesia Sehat (KIS) di pelayanan rawat inap teori Anderson dalam Notoatmodjo (2014)
Puskesmas Halmahera Kota Semarang. Tingkat yang menyatakan pendidikan adalah salah
pendidikan mempengaruhi perilaku seseorang satu faktor predisposing (Predisposing factors)
mengenai pola hidup dan memotivasi untuk yang merupakan faktor awal yang mendukung
berperan serta dalam perkembangan kesehatan. seseorang untuk bertindak.
16
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
17
Cindy Putri Amadea, Bambang Budi Raharjo / Pemanfaatan Kartu Jaminan / IJPHN (2) (1) (2022)
18