Anda di halaman 1dari 3

INDIKASI LOBEKTOMI PADA STRUMA NODOSA NON TOKSIK

Dibuat oleh: Galih Puspitasari,Modifikasi terakhir pada Kamis 08:35 Abstract Struma adalah suatu pembesaran kelenjar thyroid. Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodosa. Struma nodosa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme disebut struma nodosa non-toksik. Struma nodosa atau adenomatosa terutama ditemukan di daerah pegunungan karena defisiensi iodium. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Struma multinodosa terjadi pada wanita usia lanjut dan perubahan yang terdapat pada kelenjar berupa hiperplasi sampai bentuk involusi. Kebanyakan penderita struma nodosa tidak mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Nodul mungkin tunggal tetapi kebanyakan berkembang menjadi multinoduler yang tidak berfungsi. Walaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu pernapasan karena menonjol ke depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea jika pembesarannya bilateral. Pendorongan bilateral demikian dapat dicitrakan dengan foto Roentgen polos (trakea pedang). Penyempitan yang berarti menyebabkan gangguan pernapasan sampai akhirnya terjadi dispnea dengan stridor inspirator. Kasus ini Ny. S didiagnosis struma nodosa non toksik dan dilakukan lobektomi. Keyword: Struma Nodosa Non Toksik, Lobektomi.

History Berdasarkan anamnesis pasien memiliki benjolan pada leher bagian depan sejak 5 tahun sebelum masuk Rumah Sakit. Benjolan sebesar telur ayam, mula-mula kecil dan makin besar. Pasien tidak merasakan sakit pada benjolan itu dan tidak merasa sesak nafas. Benjolan ikut bergerak waktu menelan (+). Warna benjolan sama dengan warna kulit sekitarnya (+). Nafsu makan menurun (-), tidak lapar terus-menerus dan berat badannya tetap. Merasa sering berdebardebar (-), sering berkeringat banyak (-). Suara serak atau ada perubahan suara (-),sering capai (-) dan demam pada malam hari (-), tangan gemetar (-). Buang air kecil dan buang air besar lancar (+). Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama, riwayat kanker pada keluarga disangkal. Pemeriksaan fisik menunjukkan Keadaan Umum : Tampak baik, Kesadara : Compos mentis, Vital Sign : Tekanan Darah: 120/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu :36,8 0 C Mata: Conjungtiva Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokhor, reflek cahaya (+/+), eksopthalmus (-).

Status Lokalis Regio Colli menunjukkan benjolan pada region colli anterior berupa nodul berukuran 4 cm, tidak tampak kemerahan, bergerak saat menelan, nodul tunggal, konsistensi kenyal, tidak berbenjol benjol, mobile, permukaan rata, batas tegas, suhu sama dengan sekitar, pada auskultasi tidak didapatkan bising (-).

Diagnostic Struma Nodosa Non Toksik

Therapy Infuse RL 20 tpm, Injeksi ceftriaxon 1x1 gr, Injeksi asam tranexamat 3x500mg, Operatif : lobektomi dan Pemeriksaan Histopatologis

Discussion Struma adalah suatu pembesaran kelenjar thyroid. Penyebabnya yaitu Defisiensi Iodium (endemik goiter, gravid), Auto imun (tiroiditis Hashimoto), Goitrogenes (terlalu banyak antithyroid drugs (PAS)0, Idiopatik . Klasifikasi menurut American Society for Study of Goiter membagi Struma Non Toxic Diffusa , Struma Non Toxic Nodusa, Stuma Toxic Diffusa, Struma Toxic Nodusa. Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodosa. Struma nodosa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme disebut struma nodosa non-toksik. Struma nodosa atau adenomatosa terutama ditemukan di daerah pegunungan karena defisiensi iodium. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Struma multinodosa terjadi pada wanita usia lanjut dan perubahan yang terdapat pada kelenjar berupa hiperplasi sampai bentuk involusi. Kebanyakan penderita struma nodosa tidak mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Nodul mungkin tunggal tetapi kebanyakan berkembang menjadi multinoduler yang tidak berfungsi. Walaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu pernapasan karena menonjol ke depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea jika pembesarannya bilateral. Pendorongan bilateral demikian dapat dicitrakan dengan foto Roentgen polos (trakea pedang). Penyempitan yang berarti menyebabkan gangguan pernapasan sampai akhirnya terjadi dispnea dengan stridor inspirator. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik diagnosis ditegakkan sebagai struma noduler non toksik. Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu dilakukan lobektomi. Indikasi dilakukan pembedahan pada pasien dengan pembesaran kelenjar tiroid yaitu terdapat gangguan menelan, gangguan pernafasan, suara parau, kosmetik, keganasan kelenjar tiroid, struma toksik nodus dan difusa. Tindakan operasi yang dikerjakan tergantung jumlah lobus tiroid yang terkena. Bila hanya satu sisi saja dilakukan subtotal lobektomi, sedangkan kedua lobus terkena dilakukan

subtotal tiroidektomi. Setelah dilakukan terapi operatif yaitu dilakukan pemeriksaan histopatologi dari jaringan yang diambil, namun sampai saat ini belum diketahui bagaimana hasil pemeriksaan histopatologis tersebut.

Conclusion Struma nodosa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme disebut struma nodosa non-toksik. Struma nodosa atau adenomatosa terutama ditemukan di daerah pegunungan karena defisiensi iodium. Indikasi dilakukan pembedahan pada pasien dengan pembesaran kelenjar tiroid yaitu terdapat gangguan menelan, gangguan pernafasan, suara parau, kosmetik, keganasan kelenjar tiroid, struma toksik nodus dan difusa.

Referensi 1. De Jong, W.D. 2005. Kelenjar Tiroid. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta : EGC. Hlm 683-694

2. Schteingart, D. 2006. Gangguan Kelenjar Tiroid. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Prose Penyakit. Edisi VI. Jakarta : EGC. Hlm 1225-1234

3. Mansjoer A, dkk. 2001. Struma Nodusa Non Toksik. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Edisi III. Media Esculapius. FKUI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai