Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penyusun:
HARYADY (1853050025)
Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Pinondang S., M.T.
Pembebanan beban gravitasi terdiri dari beban hidup, mati dan angin. Beban
gravitasi sendiri diatur dalam SNI- 1723 -2013 & SNI – 2847 – 2019. Untukn plafond
dapat diambil dari Peraturan Muatan Indonesia (PMI). Berat dinding dihitung dari
jenis bata dan dikalikan tinggi bangunan (tinggi bangunan yang akan kita rancang
adalah 4 meter.
1,4DL
1,2DL + 1,6LL
1,2DL + 1LL + 1EX + 0,3EY
1,2DL + 1LL – 1EX + 0,3EY
1,2DL + 1LL + 1EX – 0,3EY
1,2DL + 1LL – 1EX – 0,3EY
1,2DL + 1LL + 0,3EX + 1EY
1,2DL + 1LL – 0,3EX + 1EY
1,2DL + 1LL + 0,3EX – 1EY
1,2DL + 1LL – 0,3EX – 1EY
0,9DL + 1EX + 0,3EY
0,9DL + 1EX – 0,3EY
0,9DL – 1EX + 0,3EY
0,9DL – 1EX – 0,3EY
0,9DL + 0,3EX + 1EY
0,9DL + 0,3EX – 1EY
0,9DL – 0,3EX + 1EY
0,9DL – 0,3EX – 1EY
1,4DL
1,2DL + 1,6LL
DL DAN LL kita masukkan angka yang telah kita hitung tadi yaitu:
N
KOMBINASI PERHITUNGAN TOTAL
O
1 1,4 DL 1,4 (1261) 1765,4 Kg/m2
2 1,2DL + 1,6LL 1,2(1261) + 1,6(250) 593,2 Kg/m2
TOTAL 2358,7 Kg/m2
3. Sistim rangka pemikul yang diterapkan jika kategori bangunan tingkat tinngi
daerah Palu
Palu berada pada zona gempa 4 yang artinya Palu memakai system rangka pemikul
momen mengengah,Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)
atau Intermediate Moment Resisting Frame (IMRF), Metode ini digunakan untuk
perhitungan struktur gedung yang masuk di zona gempa 3 dan 4 yaitu wilayah dengan
tingkat gempaan sedang. Pasal- pasal yang digunakan dalam SNI 1726-2019
4. Peraturan apa saja yang diterapkan dalam perencanaan tuliskan lengkap SNI nya
Menghitung pembebanan rencana (ini dapat kita lihat dalam SNI – 2847 – 2019
Pasal 4.3 , juga dapat kita lihat berapa beabannya dalam Peraturan Muatan
Indonesia (PMI))
Beban Layan, ini dapat kita lihat pada SNI – 2847 – 2019 Pasal 4.7)
Kombinasi Beban dan Faktor dapat kita lihat pada SNI – 2847 – 2019 Pasal 5.3.1
disediakan tabel
Pelat, diatur dalam SNI – 2847 – 2019 Pasal 7 dan SNI – 2847 – 2019 Pasal SNI –
2847 – 2019 Pasal 8.3.1.2 untuk ketebalan minimum pelat)
Balok dan kolom masing masing diatur didalam SNI – 2847 – 2019 yaitu pasal 9 &
10)
lalu kemudian setelah itu ada SNI – 2847 – 2019 Pasal 11 yang mengatur
mengenai dinding
perancangan struktur geempa pada bangunan diatur dalam SNI – 2847 – 2019
Pasal 18
kemudia pelat juga dapat dilihat dari PBBI Tahun 89 yang menghitung momen
inersia
5. Tuliskan proses pemodelan Bangunan 3D Dengan Software ETABS/SAP2000
2. Desain material beton seperti tipe beton dan tulangan ( masukkan f’c, f’y, dan E nya)
3. Kemudian tentukan frame section, frame section sendiri berisi profil beton yang ingin
kita gunakan (ukuran kolom dan baloknya)
4. LOAD COMBINATION
Setelah Itu masukkan load kombinasi sesuai dengan SNI – 2847 – 2019 Pasal 5 yang
tadi telah dijawabarkan di soal nomor 2.
6. Lalu kita menginput beban pada plat lantai yang tadi telah kita hitung di soal nomor 1
7. Lalu masukkan pembebanan gempa sesuai data yang kita dapatkan dari data nasional
(puskim.pu), kita mengambil rencana bangunan di Palu, maka kita gunakan Palu
9. Setelah itu kita Define MASS untuk memasukkan kombinasi beban apa saja yang
ingin kita analisis
10. Lalu terakhir adalah kita run analysis untuk melihat keadaan bangunan yang telah kita
rancang
6. Menentukan Waktu Getar Alami Struktur
Waktu getar alami didapat dengan mencari data-data hn yaitu ketinggian struktur (m)
di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur, Ct dan x dan ditentukan sesuai SNI Gempa 03-
1726-2012 Pasal 7.8.2.1
Ta = Ct x hnx
Ta = 0,0466 x 60,9
Ta = 0,2337341 detik
Sm1 = Fv x S1
= 1.819 x 0,291
= 0,529
Menentukan Kategori desain seismic diatur pada (SNI Gempa 03-1726-2012 Pasal
6.5 atau yang terbaru yaitu SNI 1726 – 2019 Tentang gempa)
- R =8
- Ω0 = 3
- Cd =5½
- hn = Tidak dibatasi (TB)
CS = Sds / (R/Ie)
= 0,562 / (8/1)
= 0,07
V = 0,07 x 2358,7
= 165,109
9. Menghitung Distribusi Vertikal Gaya Gempa Statik Ekivalen
Menghitung sesuai dalam SNI 1726 -2019, untuk merencanakan sesuai dengan
ketentuan di Palu.
CVx = (Wx x hx x k)/ ws x hx x k )
Wx hx merupakan bagian berat total struktur sementara h1 w1 merupakan
ketinggian dari dasar bagnunan nya