Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nabila Syahadati Arsha

NIM : 0442256785
Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank

TUGAS 1

1. Jika saya merupakan seseorang yang memiliki dana lebih dan ingin
memberikan dana tersebut sebagai investor, maka asset yang akan saya Kelola
adalah Obligasi Syariah atau Sukuk. Obligasi Syariah adalah investasi obligasi
Indonesia dengan prinsip syariah, di mana obligasi syariah tidak mengenal
bunga karena dalam Islam bunga atau riba adalah haram hukumnya. Oleh
karena telah memperoleh pinjaman uang, tentu saja emiten atau penerbit
obligasi harus memberikan imbalan kepada para investor pembeli obligasinya.
Imbalan yang diberikan dapat berupa pembagian hasil, margin pendapatan (fee)
atau sewa.
Alasan saya memilih obligasi syariah adalah karena obligasi syariah tidak
menerapkan sistem bunga. Dikarenakan dalam Islam tidak diperkenankan
untuk melakukan riba. Meskipun keuntungan investasi dari obligasi syariah
tidak sebesar obligasi lainnya, Namun sebagai umat muslim, hendaknya
mengikuti aturan yang telah Tuhan berikan, dikarenakan larangan-Nyapun
terdapat mudharat di dalamnya yang mungkin manusia sendiri belum
mengetahuinya, dan dijadikan sebagai ladang pahala.
2. Berdasarkan UU No 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Perusahaan
asuransi adalah usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana
masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan
kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan
timbulnya kerudgian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap
hidup atau meninggalnya seseorang.
Usaha asuransi terdiri dari :
a. Usaha Asuransi Kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan
risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
b. Usaha Asuransi Jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko
yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan.
c. Usaha Asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang
terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan/ atau
Perusahaan Asuransi Jiwa.

Sedangkan usaha penunjang asuransi terdiri dari :

a. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam


penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi
dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.
b. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam
penempatan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi
dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
c. Usaha penilai kerugian asuransi yang memberikan jasa penilaian terhadap
kerugian pada obyek asuransi yang dipertanggungkan.
d. Usaha konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultasi aktuaria.
e. Usaha agen asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam rangka
pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
3. Terdapat beberapa factor yang memacu timbulnya inovasi keuangan. Blatch
(2011) mengklasifikasikan ada dua kelompok besar pemicu munculnya inovasi
keuangan, yaitu dari sisi internal dan dari sisi eksternal.Faktor internal muncul dari
kebutuhan dan tujuan pengelola usaha, baik usaha di bidang keuangan maupun
entitas bisnis yang lain yang disebut faktor permintaan. Sedangkan faktor eksternal
muncul karena adanya pasar yang tidak sempurna, adanya perubahan lingkungan
bisnis dan adanya tantangan perkembangan ekonomi baru. Faktor eksternal ini
sering disebut faktor supply. Pandangan lain ada yang menyatakan bahwa inovasi
keuangan muncul karena adanya pihak-pihak yang ingin menyiasati dari peraturan
sehingga inovasi yang muncul merupakan upaya untuk memanfaatkan celah dalam
ketentuanketentuan, misalnya ketentuan pajak. Selain itu, ada pandangan yang
menyatakan bahwa inovasi adalah munculnya instrument-instrumen baru yang
lebih efisien dalam hal penyebaran risiko antar pelaku pasar.
Terlepas dari perbedaan pandangan tersebut, beberapa hal berikut adalah faktor-
faktor utama yang mendorong munculnya inovasi keuangan:
a. Meningkatnya ketidakstabilan tingkat bunga, inflasi, harga ekuitas dan nilai
tukar. Meningkatnya ketidakstabilan ini mendorong para pelaku pasar untuk
meningkatkan perlindungan sehingga memacu munculnya inovasi keuangan,
terutama perlindungan risiko.
b. Kemajuan teknologi informasi, teknologi komunikasi dan teknologi computer.
Kemajuan teknologi ini memungkinkan melakukan inovasi keuangan untuk
menciptakan produk produk keuangan yang hanya bisa dijalankan dan
dipantau dengan bantuan teknologi.
c. Meningkatnya kapasitas pelaku pasar professional karena meningkatnya
Pendidikan, pelatihan dan ketrampilan. Beberapa produk keuangan sangat
rumit, namun karena pelaku pasar kapasitasnya sudah sangat tinggi maka
memungkinkan mereka dengan cepat menerima dan menguasai produk
tersebut. Oleh karena itu, kapasitas pelaku keuangan memungkinkan
diciptakannya produk – produk canggih meskipun dengan matematika yang
rumit.
d. Ketatnya persaingan antar Lembaga perantara keuangan. Hukum persaingan
menyatakan bahwa semakin ketat persaingan dalam pasar akan menjadikan
pelaku pasar tersebut semakin inovatif. Demikian juga dalam pasar keuangan,
semakin ketatnya persaingan antar Lembaga perantara keuangan maka inovasi
keuangan akan meningkat.
e. Insentif untuk menghadapi peraturan-peraturan dan pajak. Karakter dasar dari
pengusaha adalah mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan. Oleh
karena itu, dalam menghadapi peraturan pun akan dicari peluang atau celah di
mana mereka masih bisa mendapatkan keuntungan tanpa melanggar peraturan.
f. Perubahan pola global kekayaan keuangan. Perkembangan pendapatan dan
kemakmuran masyarakat, menjadikan diversifikasi permintaan atas produk-
produk keuangan agar mereka memiliki banyak pilihan dan menyimpan
kekayaannya.
4. Pada masa pandemic Covid-19 tugas Bank Indonesia yang dapat ditempuh dari
aspek kemanusiaan dan ekonomi untuk mengurangi dampak kepada masyarakat
UMKM dan dunia usaha adalah :
a. Melakukan koordinasi kebijakan moneter, fiskal dan sector keuangan
dilakukan secara Bersama dalam tataran global, sesuai kewenangan masing
masing negara.
b. Melakukan Langkah—langkah memperkuat stablilisasi di pasar valas, pasar
keuangan Bersama Pemerintah dan OJK dalam penyediaan pembiayaan dari
perbankan.
c. Melakukan penurunan suku bunga kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah,
injeksi likuiditas dalam jumlah yang besar baik likuiditas rupiah maupun valas,
mempermudah bekerjanya pasar uang dan pasar valas di domestic maupun luar
negeri, relaksasi ketentuan bagi investor asing terkait lindung nilai dan posisi
devisa neto, pelonggaran makroprudensial agar tersedianya pendanaan bagi
eksportir, importir dan UMKM.
d. Menjamin ketersediaan uang layak edar yang higienis dan mendorong
penggunaan pembayaran non-tunai termasuk melalui perpanjangan masa
berlakunya MDR 0% untuk QRIS dari Mei menjadi September 2020, yang
disepakati bersama ASPI dan PJSP.

Sumber :

BMP EKSI4205/ Modul 1-3

https://nasional.kontan.co.id/news/ini-langkah-langkah-yang-dilakukan-bank-
indonesia-dalam-menghadapi-virus-corona?page=1

Anda mungkin juga menyukai