Anda di halaman 1dari 7

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 4 : Pola Perilaku Kehidupan Manusia dalam


Membangun dan Aplikasinya dalam Pembelajaran IPS
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Interaksi Sosial dan Penyimpangan Sosial dan
Aplikasinya dalam Pembelajaran IPS
2. Lembaga Sosial dan Mobilitas Sosial
3. Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi
4. Strategi Pembelajaran IPS
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi KB. 1 : Interaksi Sosial dan Penyimpangan Sosial dan Aplikasinya
dalam Pembelajaran IPS
yang dipelajari
1. Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti
bagi dirinya yang diarahkan pada tindakan orang lain. Tindakan
sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu memiliki
keunikan atau ciri tersendiri. Mengacu pada panduan Max Weber
(1864–1920), tindakan sosial dibedakan menjadi empat tipe
tindakan, yaitu sebagai berikut: Rasionalitas instrumental;
Rasionalitas berorientasi nilai; Tindakan afektif; Tindakan
tradisional.
2. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang perseorangan, antara beberapa
kelompok manusia, maupun antara perseorangan dengan
kelompok.
3. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas
sosial. Apabila kedua syarat itu tidak terpenuhi, maka tidak akan
terjadi interaksi sosial. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah:
Adanya kontak sosial (social contact) dan Adanya komunikasi.
4. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial ada enam hal
yaitu sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati.
5. Bentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan
individu, individu dan kelompok, dan kelompok dan kelompok
bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu. Pola-pola interaksi
diantaranya: Pola interaksi individu dengan individu; Pola interaksi
individu dengan kelompok; Pola interaksi kelompok dengan
kelompok.
6. Interaksi sosial yang terjadi di masyarakat memiliki
tingkat hubungan berbeda-beda. Tingkat hubungan itu
ditunjukkan dengan intensitas hubungan yang
berlangsung di antara pihak-pihak yang berinteraksi.
Ada dua tingkat hubungan dalam interaksi sosial, yaitu
tingkat dangkal dan tingkat dalam.
7. Interaksi sosial yang dilakukan manusia mengarah ke
dua kutub yang berlawanan. Adakalanya mengarah
pada suatu kerja sama, namun pada saat lain dapat
mengarah ke bentuk perlawanan. Interaksi sosial yang
mengarah ke bentuk kerjasama disebut interaksi
asosiatif (kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi), sedangkan interaksi sosial yang mengarah
ke bentuk perlawanan disebut interaksi disosiatif
(persaingan, kontravensi, pertikaian, permusuhan).
8. Interaksi sosial akan menyebabkan kegiatan hidup
seseorang semakin bervariasi dan kompleks. Jalinan
interaksi yang terjadi antara individu dan individu,
individu dan kelompok, serta kelompok dan kelompok
sangat bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu
yang membentuk suatu kehidupan bermasyarakat.
Setiap masyarakat akan mengalami perubahan dan
dinamika sosial budaya, baik di desa maupun di kota.
Perubahan dan dinamika itu merupakan akibat dari
adanya interaksi antar manusia dan antar kelompok
yang menyebabkan perubahan dan dinamika sosial.
9. Teori-teori yang menjelaskan terkait dengan prubahan
sosial diantaranya: Teori Evolusi (Evolutionary Theory)
Emile Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena
evolusi mempengaruhi cara pengorganisasian
masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja.;
Teori Konflik (Conflict Theory) Ralf Dahrendorf
berpendapat prinsip dasar teori konflik yaitu konflik
sosial dan perubahan sosial selalu melekat dalam
struktur masyarakat; Teori Fungsional (Functional
Theory) Teori ini berusaha melacak penyebab
perubahan sosial sampai ketidakpuasan masyarakat
akan kondisi sosialnya yang secara pribadi
memengaruhi mereka; Teori Siklus (Cyclical Theory)
menurut teori ini perubahan sosial merupakan sesuatu
yang tidak bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu
titik tertentu, tetapi berputar-putar menurut pola
melingkar.
10. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses
sosialisasi yang tidak sempurna. Penyimpangan juga
bisa disebabkan oleh penyerapan nilai dan norma yang
tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat. Kedua hal
tersebut cukup berpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian seseorang sehingga menghasilkan perilaku
yang menyimpang.
11. Ciri-ciri perilaku menyimpang: penyimpangan harus
dapat didefinisikan; penyimpangan bisa diterima bisa
juga ditolak; penyimpangan relatif dan penyimpangan
mutlak; penyimpangan terhadap budaya ideal; terdapat
normanorma penghindaran; penyimpangan sosial
bersifat adaptif.
12. Teori-teori yang menjelaskan tentang perilaku
menyimpang, antara lain sebagai berikut: Teori Fungsi
oleh Durkheim; Teori Merton oleh K. Merton; Teori
Labelling oleh Edwin M. Lement; dan Teori Pergaulan
Berbeda oleh Edwin H. Sutherland;
13. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi
dua, sebagai berikut: 1) Bentuk penyimpangan berdasarkan
sifatnya (Penyimpangan bersifat positif dan negatif); 2) Bentuk
penyimpangan berdasarkan pelakunya (Penyimpangan individual
dan kelompok).
14. Jenis-jenis perilaku menyimpang: Penyimpangan
seksual, Penyalahgunaan narkotika, Perkelahian pelajar,
Alkoholisme, Tindakan kriminal atau Tindakan
kejahatan, Penyimpangan dalam gaya hidup yang lain
dari biasanya.
15. Pengertian pengendalian sosial adalah proses yang
digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu
atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma
dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga
tercipta ketertiban di masyarakat.
16. Ciri-ciri pengendalian sosial: Suatu cara/metode atau teknik untuk
menertibkan masyarakat/individu; Dapat dilakukan oleh individu
terhadap individu, kelompok terhadap kelompok atau kelompok
terhadap individu; Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas
dengan perubahan-perubahan yang terus terjadi dalam masyarakat;
Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari
oleh kedua belah pihak.
17. Tujuan pengendalian sosial dilakukan dengan tujuan sebagai
berikut: Untuk menjaga ketertiban sosial; Untuk mencegah
terjadinya penyimpanganterhadap nilai- nilai dan norma-norma
sosial di masyarakat; Dengan adanya pengendalian sosial
seseorang atau masyarakat mulai berfikir jika akan berperilaku
menyimpang; Untuk mengembangkan budaya malu; Pada dasarnya
setiap individu memiliki “rasa malu“, karena rasa malu
berhubungan dengan harga diri seseorang; Untuk menciptakan dan
menegakkan sistem hukum.
18. Sifat-sifat pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut: Preventif, Kuratif dan Represif.
19. Bentuk-bentuk pengendalian sosial: Gosip atau Desas-desus,
Teguran, Pendidikan, dan Hukuman (Punishment).
20. Ada beberapa macam cara pengendalian sosial agar individu dan
masyarakat berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan. Cara
pengendalian tersebut antara lain persuasif dan koersif.
21. Lembaga pengendalian sosial. Dalam masyarakat
Indonesia yang memiliki peranan mengendalikan
perilaku menyimpang antara lain polisi, pengadilan,
adat, dan tokoh masyarakat.
22. Berdasarkan tingkat penyimpangan yang dilakukan,
pelaku pelanggaran dapat diberi sebutan sebagai
berikut: Pembandel; Pembangkang; Pelanggar;
Penjahat.
23. Menurut Robert M.Z. Lawang, perilaku pelanggaran
norma dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 1)
Pelanggaran nilai dan norma yang dilihat dan dianggap
sebagai kejahatan; 2) Pelanggaran nilai dan norma yang
berupa
penyimpangan seksual; 3) Bentuk-bentuk konsumsi
yang sangat berlebihan; dan 4) Gaya hidup yang lain
dari yang lain.

KB. 2 : Lembaga Sosial dan Mobilitas Sosial

1. Karakteristik lembaga sosial di antaranya adalah: (1)


merupakan suatu tertib perilaku yang bersifat baku,
yakni berupa sistem nilai dan sistem norma baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis, (2) di dalamnya
terdapat sekelompok manusia yang berinteraksi dan
saling menjalankan kegiatan bersama sesuai dengan
sistem nilai dan sistem norma yang berlaku untuk
mencapai tujuan bersama, dan (3) di dalamnya terdapat
pusat kegiatan bersama yang bertujuan untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Unsur-unsur dari lembaga sosial: kode perilaku, simbol
kebudayaan, dan ideologi.
3. Fungsi Lembaga Keluarga:
a. Fungsi pengaturan hubungan biologis dan reproduksi
b. Fungsi ekonomi
c. Fungsi edukatif dan pengawasan sosial
d. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi religius
f. Fungsi afeksi
g. Fungsi perlindungan

4. Fungsi Lembaga Ekonomi:


a. Fungsi pengaturan produksi barang dan jasa
b. Fungsi distribusi barang dan jasa
c. Fungsi konsumsi barang dan jasa

5. Fungsi Lembaga Politik


a. Menginstruksikan norma lewat peraturan perundang-
undangan
b. Melaksanakan Undang-Undang yang telah disetujui
c. Menyelesaikan konflik yang terjadi
d. Menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat
e. Melindungi warga negara dan seluruh tumpah darah
indonesia

6. Fungsi Lembaga Agama


a. Sebagai dorongan untuk merumuskan identitas moral
b. Menafsirkan tentang eksistensi manusia
c. Meningkatkan kehidupan sosial dan mempercepat
kohesi sosial

7. Fungsi Lembaga Pendidikan


a. Perantara dalam proses pewarisan kebudayaan
b. Tempat melakukan penelitian
c. Menyiapkan seseorang dalam peranan sosial yang
dikehendaki
d. Menyiapkan seseorang kepada fungsi/peranan
pekerjaan di masyarakat
e. Membantu penyesuaian diri dan mengembangkan
hubungan sosial
f. Menyajikan lsaudarasan penilaian dan pemahaman
status
8. Mobilitas Sosial adalah perpindahan orang atau kelompok orang
dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain.
9. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka
karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata.
10. Mobilitas sosial dapat juga diartikan sebagai gerak sosial.
Mobilitas sosial adalah gerak perpindahan seseorang ataupun
sekelompok warga dari status sosial yang satu ke status sosial yang
lain. Mobilitas sosial juga mencakup struktur sosial yang bersifat
hubungan antarindividu dalam kelompok dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.
11. Jenis-jenis mobilitas sosial. Pada dasarnya jenis mobilitas sosial
dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya: mobilitas sosial
horizontal; mobilitas sosial vertikal; mobilitas sosial antargenerasi;
dan mobilitas geografis.
12. Proses mobilitas sosial. Terjadinya mobilitas sosial berkaitan
erat dengan hal hal yang dianggap berharga di masyarakat. Oleh
karena itu, kepemilikan atas hal-hal tersebut akan menjadikan
seseorang menempati posisi atau kedudukan yang lebih tinggi.
Akibatnya, dalam masyarakat terdapat penggolongan yang
mempengaruhi struktur sosial. Hal-hal tersebut antara lain
kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan.
13. Saluran Mobilitas Sosial. Proses mobilitas sosial
vertikal melalui saluransaluran tersebut disebut sebagai
social circulation. Saluran-saluran mobilitas vertikal,
antara lain angkatan bersenjata, lembaga negara,
sekolah, organisasi keolahragaan.
KB. 3 : Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi
1. Perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan
dengan kehidupan masyarakat termasuk didalamnya
perubahan sistem stratifikasi sosial, sistem nilai dan
norma sosial, proses-proses sosial, struktur sosial, pola
sikap dan tindakan sosial warga masyarakat, serta
lembaga-lembaga kemasyarakatannya dalam suatu
kurun waktu tertentu.
2. Bentuk-bentuk perubahan sosial: 1) Perubahan evolusi
dan perubahan revolusi; 2) Perubahan yang
direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan;
dan Perubahan berpengaruh besar dan kecil.
3. Faktor pendorong perubahan sosial: Kontak dengan
budaya lain; Sistem pendidikan formal yang maju;
Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan
untuk maju; Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan
masyarakat; Penduduk yang heterogen; Ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu;
4. Faktor penghambat perubahan sosial: Kurangnya
hubungan dengan masyarakat lain; Sikap masyarakat
yang sangat tradisional; Rasa takut akan terjadinya
kegoyahan pada integrasi kebudayaan; Perkembangan
ilmu pengetahuan yang terlambat; Adat atau kebiasaan;
Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau sikap yang
tertutup; Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
5. Faktor penyebab perubahan sosial pada umumnya:
Bertambah atau berkurangnya penduduk; Penemuan-
penemuan baru (inovasi); Konflik dalam masyarakat;
Pemberontakan dan revolusi; Lingkungan alam/fisik di
sekitar manusia; Peperangan; dan Pengaruh kebudayaan
masyarakat lain. Dampak perubahan sosial dalam
kehidupan masyarakat:
6. Dampak perubahan sosial yang berkaitan dengan
disorganisasi dan reorganisasi dalam masyarakat;
Dampak yang berkaitan dengan "cultural lag”; Dampak
perubahan sosial diakibatkan modernisasi dan
globalisasi.
7. Istilah globalisasi berasal dari kata globe (peta dunia
yang berbentuk bola). Dari kata globe selanjutnya lahir
istilah global (yang artinya meliputi seluruh dunia).
Dari kata global lahirlah istilah globalisasi, yang
bermakna sebuah proses mendunia. Globalisasi
diartikan sebagai keterkaitan dan ketergantungan
antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain sehingga batasbatas suatu negara menjadi
sempit. Globalisasi merupakan proses perubahan
mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
8. Menganalisis gejala-gejala globalisasi di Indonesia
nampak dalam beberapa aspek kehidupan diantaranya:
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; Bidang
Ekonomi; Bidang Politik; Bidang Budaya; dan Bidang
Agama.
9. Dampak globalisasi bagi kehidupan masyarakat dapat
terlihat dai beberapa aspek diantaranya ekonomi, sosial
budaya dan politik.
10. Permasalahan sosial akibat pengaruh globalisasi,
dapat dikaji melalui dua hal yaitu yang pertama:
permasalahan sosial akibat pengaruh globalisasi di
tingkat global meliputi, Neokolonialisme, Budaya
Populer, Konsumerisme, Kerusakan Lingkungan; yang
kedua meliputi: permasalahan sosial akibat pengaruh
globalisasi di tingkat lokal: Permasalahan Lokal di
Bidang Ekonomi, Permasalahan Lokal di Bidang
Budaya, dan Permasalahan Lokal di Bidang Politik.
11. Perubahan sosial sebagai akibat munculnya
modernisasi dan globalisasi. Namun, perlu
digarisbawahi bahwa tidak semua globalisasi dan
modernisasi mampu memberikan pengaruh positif
dalam diri individu. Oleh karenanya, diperlukan sikap
bijak untuk menghadapinya.
12. Solusi untuk mengatasi pudarnya jati diri bangsa:
Meningkatkan pemahaman tentang bhinneka tunggal
ika; Menggunakan pancasila sebagai filter budaya asing
dan kemajuan IPTEK; Menunjukkan prestasi putra putri
bangsa indonesia; Menggambarkan tantangan-tantangan
global yang harus dihadapi bangsa Indonesia; dan
memotivasi bangsa Indonesia untuk bersikap kritis
terhadap perubahan.

KB 4 : Strategi Pembelajaran IPS


Guru profesional dituntut menjadi manager of learning. Ia
merancang pembelajaran yang akan dilakukannya secara
berkualitas dan meerapkannya dengan penuh tanggung jawab
dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, pemahaman tentang
materi yang akan diajarkan dan implementasinya dalam
pembelajaran merupakan keharusan.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dapat merangsang peserta didik untuk
menemukan sendiri pengetahuannya dengan bantuan guru. Dengan
cara itu, maka pengetahuan yang diperoleh peserta didik menjadi
lebih abadi. Media dan model pembelajaran pun harus dipilih oleh
guru dengan memperhatikan materinya. Tidak ada satu media atau
model pembelajaran yang cocok digunakan untuk keseluruhan
materi pembelajaran.

2 Daftar materi yang KB 1 Interaksi Sosial dan Penyimpangan Sosial dan


sulit dipahami di Aplikasinya dalam Pembelajaran IPS
modul ini Teori-teori yang menjelaskan terkait dengan prubahan sosial

KB 2 Lembaga Sosial dan Mobilitas Sosial


Proses mobilitas sosial. Terjadinya

KB 3 Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi


Permasalahan sosial akibat pengaruh globalisasi,

KB 4 Strategi Pembelajaran IPS


Guru profesional dituntut menjadi manager of learning
3 Daftar materi yang Perbedaan antara tindakan sosial dan interaksi sosial
sering mengalami Bentuk bentuk mobilitas sosial
miskonsepsi Gejala globalisasi

Anda mungkin juga menyukai