S DENGAN MASALAH
KEPERERAWATAN HIPERVOLEMIA PADA KASUS DIABETES
MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS KREMBANGAN
SELATAN
OLEH :
2019.01.020
SURABAYA
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
KREMBANGAN SELATAN
SURABAYA
Mengetahui :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Keperawatan Keluarga dengan judul “Asuhan Keperawatan
Keperawatan Gerontik pada Ny.S Diagnosa Medis Diabetes Militus dengan Masalah
Keperawatan Ketida Stabilan Glukosa Dara di Puskesmas Krembangan Selatan
Surabaya”
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada Ny S dengan kasus
diabetes mellitus tipe 2
1.3.2 Tujuan Khusus
7
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat memahami dan menaambah wawasan mengenai proses
asuhan keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien lansia dengan kasus
diabetes mellitus tipe 2.
1.4.2 Untuk Institusi
Agar institusi dapat mengetahui pemahaman dan kompetensi mahasiswa
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan kasus
diabetes mellitus tipe 2.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
2..1KONSEP DASAR
9
B. Etiologi
Genetik
Imunologi
Lingkungan
10
masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin.
3. Faktor-faktor resiko :
C. Manifestasi Klinis
A. Patofisiologi
12
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih(poliurea),dan rasa haus (polidipsi). (Smeltzer 2015 dan
Bare,2015).
13
WOC DM
-faktor genetic
-infeksi firus
-Pengrusakan imonologik
14
Ganggren Iskemik jaringan Kehilngan elektrolik dalam sel
Resiko syok
15
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan Darah
Tabel 2.1 Pemeriksaan Glukosa Darah
(Menurut WHO (World Health Organization)
No Pemeriksaan Normal
16
E. Penatalaksanaan
1. Diet
Syarat diet hendaknya dapat:
Memperbaiki kesehatan umum penderita
Mengarahkan pada berat badan normal
Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati
diabetic
Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
17
resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah
jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensivitas insulin
dengan reseptornya
Mencegah kegemukan bila ditambah olahraga pagi dan sore
Memperbaiki aliran perifer dan menanbah suplai oksigen
Meningkatkan kadar kolestrol – high density lipoprotein
Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka
olahraga akan dirangsang pembentukan glikogen baru
Menurunkan kolesterol(total) dan trigliserida dalam darah
karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
3. Edukasi/penyuluhan
Harus rajin mencari banyak informasi mengenai diabetes dan
pencegahannya. Misalnya mendengarkan pesan dokter, bertanya
pada dokter, mencari artikel mengenai diabetes
4. Pemberian obat-obatan
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pencegahan dengan
cara (edukasi, pengaturan makan, aktivitas fisik) belum berhasil,
berarti harus diberikan obat obatan
5. Pemantauan gula darah
Pemantauan gula darah harus dilakukan secara rutin ,bertujuan
untuk mengevaluasi pemberian obat pada diabetes. Jika dengan
melakukan lima pilar diatas mencapai target,tidak akan terjadi
komplikasi.
6. Melakukan perawatan luka
Pemantauan gula darah harus dilakukan secara rutin ,bertujuan
untuk mengevaluasi pemberian obat pada diabetes. Jika dengan
melakukan lima pilar diatas mencapai target,tidak akan terjadi
komplikasi.
7. Melakukan observasi tingkat kesadaran dan tanda-tanda vital
18
8. menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi, jangan sampai
terjadi hiperhidrasi mengelolah pemberian obat sesuai dengan
program
B. Penatalaksanaan Medis
F. Komplikasi
19
a. Komplikasi Akut
Ketoasidosis Diabetik (KAD)
KAD merupakan komplikasi akut DM yang di tandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi
(300-600 mg/dl), disertai dengan adanya tanda dan gejala
asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma
meningkat (300-320 mOs/Ml) dan terjadi peningkatan
anion gap
Hipoglikemi
Hipoglikemi ditandai dengan menurunnya kadar glukosa
darah hingga mencapai <60 mg/dL. Gejala hipoglikemia
terdiri dari gejala adrenergik (berdebar, banyak keringat,
gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro-glikopenik (pusing,
gelisah, kesadaran menurun sampai koma)
Hiperosmolar Non Ketonik (HNK)
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah
sangat tinggi (600-1200 mg/dl), tanpa tanda dan gejala
asidosis,osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380
mOs/ml),plasma keton (+/-), anion gap normal atau
sedikit meningkat.
b. Komplikasi Kronis (Menahun)
Menurut Smeltzer 2015,kategori umum komplikasi jangka
panjang terdiri dari:
Makroangiopati: pembuluh darah jantung, pembuluh
darah tepi, pembuluh darah otak
Mikroangiopati: pembuluh darah kapiler retina mata
(retinopati diabetik) dan Pembuluh darah kapiler ginjal
(nefropati diabetik)
20
Neuropatid : suatu kondisi yang mempengaruhi sistem
saraf, dimana serat-serat saraf menjadi rusak sebagai
akibat dari cedera atau penyakit
Komplikasi dengan mekanisme gabungan: rentan infeksi,
contohnya tuberkolusis paru, infeksi saluran
kemih,infeksi kulit dan infeksi kaki dan disfungsi ereksi.
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri,
kesemutan pada esktremitas,luka yang sukar sembuh Sakit
kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah
otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
b. Riwayat kesehatan lalu
Biasanya klien DM mempunyai Riwayat hipertensi, penyakit
jantung seperti Infark miokard
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya Ada riwayat anggota keluarga yang menderita DM
2. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Vital Sign
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan
suhu. Tekanan darah dan pernafasan pada pasien dengan
21
pasien DM bisa tinggi atau normal, Nadi dalam batas
normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika
terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan
jika kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis.
kalau sudah terjadi komplikasi kulit terasa gatal.
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kaji bentuk kepala,keadaan rambut Biasanya tidak terjadi
pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan JVP
(Jugularis Venous Pressure) normal 5-2 cmH2.
d. Pemeriksaan Dada (Thorak)
Pada pasien dengan penurunan kesadaran acidosis
metabolic pernafasan
cepat dan dalam.
e. Pemeriksaan Jantung (Cardiovaskuler)
Pada keadaan lanjut bisa terjadi adanya kegagalan
sirkulasi.
f. Pemeriksaan Abdomen
Dalam batas normal
g. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Sering BAK
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Sering merasa lelah dalam melakukan aktifitas, sering
merasa kesemutan
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa
nyeri, bisa terasa
baal
j. Pemeriksaan Neurologi
22
GCS :15, Kesadaran Compos mentis Cooperative(CMC)
C. Diagnosa Keperawatan
4. Resiko syok
23
2. Perfusi perifer tidak efektif
Tindakan/observasi
Terapeutik
Edukasi
24
3. Resiko syokk
Tindakan/Observasi
Monitor status kardipumonal (frekuensi dan kekuatan
nadi,frekuensi nafas,TD)
Monitor tingkat kesadaan dan respon pupil(masukan
dan keluaran,turgor kulit,CRT)
Monitor status cairan
Periksa riwayat alergi
Terapeutik
Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
Edukasi
Anjurkan melaporkan jika menemukan/ merasakan
tanda dan gejala awal syok.
Anjurkan perbanyak asupan cairan oral
25
2..4 Implementasi Keperawatan
2..5 Evaluasi
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB ini akan dijelaskan mengenai kesamaan dan kesenjangan antara teori
dan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien Diabetes Melitus pada
Ny. S.
1. Pengkajian
Tidak ada nya perbedaan dari tinjauan teori dan tinjauan kasus Diabetes
mellitus .karena ditemukan beberapa data pada kasus Ny.S umur 56 Thn
dengan diagnose Diabetes militus yang mengalami gejala-gejala seperti
yang sudah di sampiakan di pengkajian tersebut.
2. Diagnosa
3. Intervensi
28
tindakan pada teori ditegakan pada tinjauan kasus karena pada tinjauan
kasus disesuaikan dengan keluahan dan keadaan klien.
4. Implementasi
29
5. Evaluasi
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari tinjauan kasus yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
dapat disuimpulkan bawha karakteristik yang terjadi pada pasien
dengan DM adalah pasien mengalami peningkatan gula dara
dan dan sering BAK.
2. Diagnosa yang telah ditegakan pada dan kasus adalah: Ketidak
stabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi
insulin. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang
control tidur pada pasien. Gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan gejala penyakit DM
3. Intervensi yang diberikan secara kasus nyata dan teori sudah
sesuai karena perawat mengikuti intervensi secara teori.
4. Implementasi yang ditujukan pada pasien sudah sesuai antara
kasus semudan teori.
5. Evaluasi yang didapatkan dari tindakan keperawatan yang
diberikan sudah teratasi sebagian..
5.2 Saran
1. Bagi perawat
Perawat diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kondisi pasien dengan memperhatikan tindakan keterangan
pasien minimal care, parsial care, total care.
2. Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga untuk tetap meminum obat yang telah
diresepkan oleh dokter secara teratur.
3. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan untuk selalu menambah wawasan mengenai
konsep dasar dan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
31
dengan preeklamsia agar asuhan keperawatan yang diberikan tepat
sesuai dengan kondisi yang dialami oleh pasien.
32
DAFTAR PUSTAKA
33