Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/279504009

ISOLASI DAN PENENTUAN STRUKTUR METABOLIT SEKUNDER AKTIF DARI


SPONS Biemna triraphis ASAL PULAU KAPODASANG (KEPULAUAN
SPERMONDE)

Article · January 2004

CITATIONS READS
0 755

4 authors, including:

Nicole J. de Voogd Alfian Noor


Naturalis Biodiversity Center Universitas Hasanuddin
285 PUBLICATIONS   2,975 CITATIONS    117 PUBLICATIONS   156 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

C-14 detection in biocarbon material View project

Sponge taxonomy and biodiversity in Taiwan View project

All content following this page was uploaded by Alfian Noor on 28 July 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Marina Chimica Acta, April 2004, hal.2-5 Vol. 5 No.1
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin ISSN 1411-2132

ISOLASI DAN PENENTUAN STRUKTUR


METABOLIT SEKUNDER AKTIF DARI SPONS Biemna triraphis
ASAL PULAU KAPODASANG (KEPULAUAN SPERMONDE)

Ajuk Sapar1) A. S. Kumanireng2), N.de Voogd3), dan Alfian Noor2)


1)
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Tanjung Pura, Pontianak
2)
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar
3)
Institute for Biodiversity and Ecosystem Dynamics,
Universitas Amsterdam, Belanda

ABSTRACT

An isolation and structure determination of secondary metabolites of sponge of Biemna triraphis has
been carried out. Separation techniques used consisted of maceration (ethanol) and fractionation
(mixture of n-hexane & acetone), while structural determination were conducted using GC-MS, H-NMR,
and IR. Activity tests to Artemia salina were applied. White crystals were found with Rf value 0.68 on
TLC with eluent of n-hexane:acetone 5:2 and m.p 1300C. Instrumental analysis indicated fragmentation
values (m/e) were 414, 396, 381, 371, 329, 303, 273, 255, 231, 213, 159, 57, and 43 and chemical shift
of H-NMR (δ) were 0.678, 0.819, 0.854, 0.905, 1.008, 3.525 and 5.345 and infra red absorptions, 
(cm-1) were 3432.67, 2931.26, 2869.55, 1635.33, 1457.92, 1380.78, 1056.79, and 802.24.
Apparently, β-sitosterol was the most possible candidate for the structure of the compound. Activity test
results also indicated its high bioactivity.

Keywords : isolation, sponge, - sitosterol

PENDAHULUAN diperoleh adalah antara 120 – 122 fraksi. Pengujian


KLT kembali dilakukan untuk setiap fraksi dan
Spong merupakan sumber senyawa bahan mengumpulkan fraksi-fraksi yang mempunyai Rf
alam seperti terpenoid, steroid, poliketida, alkaloid yang sama. Kemudian dilakukan reevaporasi suhu
dan masih banyak lagi senyawa-senyawa yang lain. rendah dilanjutkan dengan KLT sekali lagi untuk
Senyawa-senyawa tersebut memiliki potensi memastikan ketunggalan isolat yang diperoleh.
biomedik yang berguna bagi penyembuhan Penentuan struktur organik isolat dilakukan
penyakit tertentu pada manusia, misalnya sebagai melalui beberapa analisis instrumental seperti
anti kanker, antibiotik, antitumor, antiinflamasi, spektrometri infra merah, Resonansi Magnit Inti
inhibitor enzim, dan sifat-sifat lainnya (Ralph, Proton (H-NMR), dan spektrometri Massa
1998). Kromatografi Gas (GCMS). Jenis HP 5972 yang
Penelitian ini melaporkan hasil isolasi dan dilengkapi rujukan data kepustakaan (SDL)
penentuan struktur sterol yang ditemukan pada Uji bioaktivitas ekstrak etanol dan isolat
spesis Biemna triraphis (Voogd, 1997) di perairan murni dilakukan terhadap larva Artemia salina.
kepulauan Spermonde oleh Tim Buginesia, Ekstrak dibuat larutan dengan konsentrasi 1000,
kerjasama riset kelautan UNHAS dan Belanda. 100 dan 10 ppm. Setiap konsentrasi dibuat dalam 3
vial kemudian pelarut diuapkan dan zat uji
diemulsikan dengan 50 µL 5 % Tween 80. Ke
METODE PENELITIAN dalam tiap-tiap vial dimasukkan air laut ± 4 mL dan
10 ekor larva udang, kemudian volumenya
Contoh spons diambil pada kedalaman dicukupkan sampai 5 mL dan diletakkan di bawah
10 m di perairan pulau Kapodasang (Kepulauan lampu TL, dan selama 24 jam kemudian dihitung
Spermonde), ± 16 km dari Pantai Makassar, lalu jumlah larva udang laut yang mati. Penentuan LC50
dideterminasi spesisnya untuk selanjutnya dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
dianalisis. Finney.
Proses isolasi dilakukan menurut prosedur
yang telah banyak diterapkan (Daloze & Braekman,
1994) yaitu maserasi dengan etanol selama 48 jam, HASIL DAN PEMBAHASAN
evaporasi pelarut suhu rendah dan ekstrak
keringnya disaponifikasi dengan NaOH 0,1 N. Uji Contoh spesis spong, yaitu Biemna
kromatografi lpis tpis (KLT) digunakan untuk triraphis yang diambil dari perairan pesisir pantai
mengidentifikasi noda atau hasil pemisahan pulau Kapodasang tanggal 10 Juli 2001 dapat
sekaligus menentukan komposisi eluen dalam dilihat pada Gambar-1.
kolom adsorpsi. Fraksi eluat, @ 5 mL, yang

2
Ajuk Sapar, A.S Kumanireng, N.de Voogd, dan Alfian Noor Mar.Chim.Acta

Gambar 1 Gambar 2
Spong spesis Biemna triraphis Fragmentasi isolat tunggal dan estimasi
Struktur adalah ß-stigmasterol

Berat Maserat kering hasil maserasi Hasil identifikasi H-NMR menunjukan


(dengan etanol) terhadap 362,4 gram Biemna adanya puncak-puncak serapan pada pergeseran
triraphis adalah 23,4267 gram dan berat ekstrak kimia,  (ppm) : 0,678; 0,819; 0,854; 0,905; 1,008;
kering dari hasil saponifikasi adalah 774,7 mg. 3,535; dan 5,345 sebagaimana yang ditunjukkan
Kombinasi pelarut yang baik digunakan pada KLT pada Gambar-3.
adalah n-heksana : aseton (5:2), sedangkan untuk
kromatografi kolom digunakan campuran n-
heksana : aseton dengan perbandingan berturut-
turut 50 : 1; 40 : 1; 30 : 1; 20 : 1; 15 : 1; dan 10 : 1.
Jumlah fraksi yang terkumpul dari hasil elusidasi
adalah 121 fraksi.
Uji KLT fraksi-fraksi tersebut meng-
hasilkan satu noda tunggal dalam kelompok fraksi
67-85 dengan nilai Rf yang sama yaitu 0,68.
Setelah pelarutnya diuapkan sampai kering
diperoleh kristal putih berbentuk jarum seberat
26,5 mg dan setelah rekristalisasi titik lelehnya
adalah 130 C.
Uji bioaktivitas terhadap ekstrak etanol
Biemna triraphis pada konsentrasi 10, 100, dan
1000 ppm menunjukkan bahwa tingkat kematian
artemia salina berturut-turut adalah 0 %, 30 %, dan Gambar 3.
56,67 %. Hasil perhitungan dengan program Spektrum H-NMR dengan puncak-puncak serapan yang
Finney menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mendukung interpretasi hasil fragmentasi spektrum massa
adalah bioaktif dengan nilai LC50 = 543 artinya
bahwa pada konsentrasi 543 ppm prosentase
kematian artemia salina adalah 50 %, sedangkan Dari hasil interprestasi pergeseran kimia
terhadap kristal isolat Biemna triraphis senyawa isolat di atas, puncak-puncak tersebut
menunjukkan bahwa pada konsentrasi di atas, merupakan puncak serapan karateristik steroid
tingkat kematiannya adalah 20 %, 50 %, dan 90 % jenis stigmastan. Data ini didukung dengan adanya
dengan nilai LC50 = 76 artinya pada konsentrasi 76 puncak serapan pada daerah 0,678 ppm dengan
ppm tingkat kematian artemia salina mencapai 50 1,008 ppm sebagai puncak serapan metil angular.
%. Puncak serapan duplet pada daerah 0,905 ppm dan
Analisis GC-MS menunjukkan bahwa 0, 819 ppm adalah serapan puncak pada atom C-21,
massa ion molekuler isolat pada spektrum MS C-26 dan C-27. Puncak serapan yang muncul pada
adalah 414. Fragmentasi massa adalah 396; 381; daerah 5,345 ppm yang merupakan ciri khas suatu
371; 354; 329; 303; 273; 255; 231; 213; 159; 57; proton dari gugus vinil (ikatan rangkap) yang
dan 43 (Gambar-2). mengandung tiga subsituen karbon pada atom C-6.
Tipe puncak serapan sektet pada daerah 3,525 ppm

3
Vol. 5 No.1 Isolasi dan Penentuan Struktur Metabolit ...

merupakan puncak serapan proton pada atom C-3 Struktur ß-sitosterol diduga terbentuk dari
yang memiliki gugus hidroksil beriorientasi . asam asetat melalui jalur asam mevalonat
Dengan demikian puncak-puncak serapan tersebut kemudian mengalami berbagai macam reaksi
mengacu pada puncak serapan karateristik senyawa kondensasi, siklisasi, dan sebagainya sampai
jenis sterol yaitu -sitosterol. terbentuknya senyawa-antara (intermediates). Pada
Dari hasil analisis inframerah berbagai pembentukan turunan-turunan 24-alkil kolesterol,
serapan gugus fungsi dapat dilihat dalam Tabel-1 di metilen kolesterol menjadi zat antara untuk
bawah ini. pembentukan senyawa-senyawa lain seperti
clionasterol, -sitosterol, campesterol, 28-
isofukosterol, fukosterol dan brassikasterol.
Tabel 1. Struktur  -sitosterol dapat dilihat dalam Gambar 4.
Pita Serapan Spektrum IR
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Renai
Sante Institute of Integrative Medicine
menunjukkan bahwa salah satu efek farmakologis
No. Gugus Fungsi Serapan (cm-1)
dari β-sitosterol adalah kemampuan menghambat
kerja enzim yang mengkonversi testosteron menjadi
1. Uluran O-H 3432,67 dehidrotestosteron (DHT) yang merupakan
penyebab terjadinya kanker prostat.
2. Uluran C-H Asimetrik 2931,26
3. Uluran C-H simetrik 2869,55
4. Uluran C=C 1635,33
5. Tekukan C-H 1457,92 dan 1380,78 KESIMPULAN
6. Uluran C-O 1056,79 Hasil interprestasi dengan IR, H-NMR,
7. Tekukan C-H 802,24 dan GC-MS mengindikasikan bahwa isolat tunggal
berupa senyawa berbentuk kristal memiliki sifat
dan karateristik yang sama dengan -sitosterol.
Selain itu, uji bioaktivitas menunjukkan
bahwa Biemna triraphis adalah bioaktif
Serapan maksimum pada daerah dengan nilai LC50 terhadap Artemia salina
 = 3432,67 cm-1 menjelaskan adanya gugus OH sebesar 454 ppm, dan uji bioaktivitas terhadap
dan didukung oleh serapan ulur C-O pada  = isolat kristal menunjukkan bahwa metabolit
1056,79 cm-1. Puncak serapan u lur tak simetrik sekunder yang dikandungnya adalah bioaktif
dar metil atau metilen (-CH2-) terlihat pada daerah dengan nilai LC50 sebesar 76 ppm.
 = 2931,26 cm-1 dan uluran simetrik pada daerah
= 2869,55 cm-1. Serapan tekukan dari gugus metil
dan metilen muncul pada  = 1457,92 cm-1.
Serapan pada daerah  = 1635,33 cm-1 memberi UCAPAN TERIMA KASIH
isaarat adanya ikatan rangkap (=C-H) dalam
molekul yang dibuktikan dengan munculnya Kepada Program Buginesia dan Rob van
serapan tekukan C-H keluar bidang pada daerah  Soest dari Universitas Amsterdam atas bantuannya
= 802,24 cm-1. Dengan demikian senyawa isolat dalam memberikan informasi rujukan tentang
memiliki gugus fungsi OH, -CH3, -CH2-, dan =CH- kekayaan keragaman hayati spong di Kepulauan
Spermonde.

Gambar 4.
Struktur senyawa -sitosterol yang ditemukan dalam contoh
spong Biemna triraphis

4
Ajuk Sapar, A.S Kumanireng, N.de Voogd, dan Alfian Noor Mar.Chim.Acta

DAFTAR PUSTAKA

Daloze, D. and J. C. Braekman, 1994. Separation Methods : Application to the Isolation of Sponge
Metabolites. In : Soest, R. W. M. Van, Th. M. G. van Kempen, and J. C. Braekman. (Eds.), Spons in Time
and Spaces. Proc.4th Int. Porifera Congr. Rotterdam : Balkema.

Ireland, C., D. Roll, T. Molnski, T. McKee, M. Zabriske, and J. C. Swersey, 1988. Uniqueness of The Marine
Chemical Environment. Categories of Marine Natural Products from Invertebrates in Biomedical
Importance of Marine Organisms, Fautin, D. G., (Ed.), California Academy of Sciences, San Fransisco
45-57.

Voogd, N. de, 1997. Cross-shelf Distribution of South West Sulawesi Open Reef Sponges, thesis, University of
Amsterdam

Ralph, D. F., 1988. What Are Sponnges ?. Adapted From : Hooper, JNA. Sponguide, version April 1988.
Queensland Museum. Australia.

Silverstein, R. M., G. C. Bassler and T. C. Morril, 1986. Spectrometric Identification of Organic Compounds.
Fourth Edition. John Wiley and Sons, Inc. Singapore.

Soest, R. W. M. van and J. C. Braekman, 1999. Cheomosystematics of Polifera : A Review. Memories of The
Queensland Museum 44 : 569-589. Brisbane

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai