ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari yang Namanya pengukuran,
banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pengukuran. Seperti mengukur
tinngi Contohnya saat ingin menjahit baju, kita akan mengukur ukuran badan kita dengan alat ukur
agar baju yang dijahit sesuai dengan ukuran badan kita. Alat ukur sudah menjadi hal yang sangat
dibutuhkan pada jaman sekarang ini, alat ukur memung
.
BAB 1 : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang (min 2 paragraf) paragraf 1 isinya tentang penerapan praktikum dalam kehidupan
sehari-hari. Dan paragraf tentang praktikum yang akan dijalankan
Manusia dan lingkungannya merupkan suatu kesatuan yang tdk dapat dipisahkan, karena setiap
manusia melakukan sesuatu pasi tidak lepas dari fenomena alam, terkadang manusia tidak
menyadari bahwa terdapat banyak fenomena alam yang terjadi di sekitar nya. Untuk mengetahui
secara pasti tentang fenomena-fenomena alam di sekitar nya, manusia menciptakan berbagai
macam alat ukur yg dapat digunakan sebgai alat bantu pada kehidupan sehari hari.sehingga
memudhakn manusia untuk mengetahui dan menerapkan perhitungan perhitungan terhadap
fenomena alam atau hukum fisika tersebut. Alat ukur yang termasuk serring dipakai yaitu alat ukur
Panjang. Karena banyak sekali aspek-aspek pada kehidupan sehari-hari yang memerlukakn alat ukur
Panjang, mulai dari pengukuran yang kecil smapai pengukuranan besar pasti memerlukan alat ukur
agar hasil dari pengukuran tersebut bisa sesuai dengan apa yg diinginkan
Dari zaman dahulu hingga zaman sekarang ini, perkembangan dan inovasi pada alat ukur
Panjang pun trs berkembang pesat untuk lebih memaksimalkan ketelitian dan kesesuaian dalam
mengukur sesuatu. diadakannnya praktikum ini sebagai wadah untuk lebih mengetahui fungsi-funsi
dan cara penggunaan alat ukur tersebut agar dapat digunakan dengan benar di kehidupan sehari-
hari, terkhusus untuk mempelajari alat ukur panjang
BAB II
Dasar Teori
sekelompok besaran fisika saja yang lebih mendasar dan semua besaran fisika
lainnya (yang sangat banyak tersebut) dapat diturunkan dari besaran dalam
kelompok tersebut. Kelompok besaran yang mendasar inilah yang harus
ditentukan. Kelompok besaran ini selanjutknya dinamakan besaran pokok.
Semua besaran fisika selain tujuh besaran pokok dalam Tabel 1.1 dinamakan besaran turunan. Semua
besaran turunan merupakan kombinasi
dari besaran-besaran pokok Karena jumlah besaran fisika sangat banyak maka boleh dikatakan bahwa
hampir semua besaran fisika merupakan besaran turunan..
2.2. Satuan
Satuan baku adalah satuan yang diterima secara umum dan terdefinisi dengan pasti nilainya.
Untuk menyeragamkan penggunaan satuan di seluruh dunia, pada
Konferensi Umum Berat dan Pengukuran ke-14 tahun 1971 ditetapkan satuan internasional untuk tujuh
besaran pokok. Satuan tersebut selanjutnya dinamakan satuan SI (Le Systeme Internationale).
Di dalam mekanika, besaran fisika yang digunakan hanayalah panjang, massa, dan
waktu. Satuan SI untuk ketiga besaran terebut adalah meter, kilogram, dan
Laprak
sekon. Kelompok tiga satuan ini diberi nama khusus yaiu satuan MKS (M =
meter, K = kilogram, dan S = second).
Setiap kuantitas yang kita ukur, seperti panjang, kecepatan, atau arus listrik,
terdiri dari bilangan dan satuan. Seringkali kita diberi kuantitas dalam satu set
satuan, tapi kami ingin itu dinyatakan dalam set unit lain. Sebagai contoh, misalkan kita
mengukur lebar rak adalah 21,5 inci, dan kami ingin menyatakannya dalam sentimeter. Kita harus
menggunakan faktor konversi, yang dalam hal ini, menurut definisi, adalah tepat
atau, ditulis dengan cara lain,
Karena mengalikan dengan angka satu tidak mengubah apa pun, lebar kita
rak, dalam cm, adalah
2.3. Pengukuran
Pengukuran merupakan proses eksperimental memperoleh satu atau lebih nilai kuantitas yang
cukup dapat dikaitkan dengan kuantitas
deskripsi kuantitas yang sepadan dengan tujuan penggunaan
hasil pengukuran, prosedur pengukuran, dan pengoperasian sistem pengukuran terkalibrasi
sesuai dengan prosedur pengukuran yang ditentukan.
Teori apa pun yang dikembangkan dalam fisika maupun bidang ilmu lain harus dapat dibuktikan
dengan pengukuran. Jika teori tidak sesuai dengan hasil pengukuran maka teori tersebut ditolak.
pengukuran pada dasarnya adalah membandingkan nilai besaran fisis yang dimiliki benda dengan nilai
besaran fisis alat ukur yang sesuai. Jadi dalam setiap pengukuran diperlukan alat ukuran yang sesuai.
Pengukuran besaran panjang memerlukan alat ukur panjang, pengukuran besaran massa memerlukan
alat ukur massa, dan sebagainya.
CATATAN
1 – Pengukuran menyiratkan perbandingan jumlah atau penghitungan entitas.
2 – Pengukuran mengandaikan
Mikrometer
Mikro meter berasal dari kata micro (yang berarti kecil) dan meter
(yang berarti alat ukur). Jadi dapat didefinisikan bahwa mikrometer ialah alat ukur yangmempunyai
kemampuan pengukuran yang sangat kecil.
. Mikrometer sekrup dapat mengukur hingga
ketelitian 0,01 mm. Namun, jangkauan panjang pengukuran yang dapat
dilakukan sangat terbatas. Hasil pengukuran dapat diperoleh
dengan membaca dua skala yang ada pada batang mikrometer atau bisa juga
dibaca dari jarum penunjuk atau angka digital pada display.
Laprak
2.5. Kalibrasi
Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standard ukurannya yang
mampu telusur ke standard nasional untuk satuan ukuran maupun internasional
Kalibrasi dapat dinyatakan dengan pernyataan, fungsi kalibrasi, diagram kalibrasi,
kurva kalibrasi, atau tabel kalibrasi. Dalam beberapa kasus mungkin terdiri dari aditif atau
koreksi multiplikasi dari indikasi dengan ketidakpastian terkait.
Kalibrasi tidak boleh disamakan dengan penyesuaian sistem pengukuran, yang sering keliru
disebut 'kalibrasi sendiri', atau dengan verifikasi kalibrasi.
Terkadang langkah pertama saja dalam definisi di atas dianggap sebagai kalibrasi.
Sebagai contoh,
jika Anda menggunakan penggaris sentimeter untuk mengukur lebar papan (Gbr. 1-5),
hasilnya bisa diklaim presisi hingga sekitar 0,1 cm (1 mm), terkecil
pembagian pada penggaris, meskipun hasil yang di dapat dikatakan klaim yang valid juga.
B Jangka sorong
When giving the result of a measurement, it is important to state the estimated uncertainty in the
measurement. For example, the width of a board might be written as The (“plus or minus 0.1 cm”)
Laprak
represents the estimated uncertainty in the measurement, so that the actual width most likely lies
between 8.7 and 8.9 cm
2. Jika jumlah skala ninius adalah 10 maka nilai terkecil skala tersebut
adalah 1 mm/10 = 0,1 mm (Gambar 1.14 atas)
digeserPada Gambar 1.14 atas, skala utama yang tepat dilewati adalah 40 mm
+ 2 mm = 42 mm
i. Pada Gambar 1.15 atas, skala ninius ke-7 berimpit dengan skala utama
i. Pada Gambar 1.15 atas, kelebihan anjang adalah 7 0,1 mm = 0,7 mm
i. Pada Gambar 1.15 atas, anjang benda = 42 mm + 0,7 mm = 42,7 mm
,
Laprak
Kita akan mempelajari cara membaca jangka sorong jenis lama. Jangka
sorong tersebut memiliki skala nonius berupa goresan pada bagian yang digeser
Balazs, Anna. "International vocabulary of metrology-basic and general concepts and associated
terms." Chemistry International 25 (2008).
Bab4
Setelah percobaan dilaksanakann , didapatkan hasil dari pengukuran objek dengan alat ukur Panjang
sebagai berikut:
Laprak
BAB 5
Kesimulan
Berdasrkan hasil data percobaan dan perhitungan dari prakitkum pengenalan alat ukur Panjan yang telah
diperolah, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Ada berbagagi macam alat ukur Panjang dengan tingkat ketelitiann yang beraga yang dapat kita
pakai untuk megukur Panjang pada kehidupan sehari- hari sesuai dengan kebutuhan kita
2. Dalam setiap pengukuran yang dilaksanakn pasti memiliki nilai ketidakpastian yang dikarenakan
oleh keterbatasan tingktat ketelitian alat dan kesalahan manusia (human error) yang terjadi dan
tidak dapat dihindari
3. Secara matematis, untuk mecari nilai ketdak pastia bisa dirumuskan denga :
4.