Oleh
ERVITA SARI
NIM: 2021040201010
No Absen: 04
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial
maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya
merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai macam hal yang berkenaan
membahas ilmu pengetahuan sebagai obyeknya secara rasional (kritis, logis, dan
memperoleh pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jelas, benar dan lengkap,
serta mendasar untuk dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang
kiranya menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sehingga kita dapat
menentukan identitas ilmu pengetahuan dengan benar, dapat menentukan mana yang
termasuk ilmu pengetahuan, dan mana yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu
pengetahuan.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, karena
manusia dibekali berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu kelebihan
nafsu (sifat dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat
yang tinggi di hadapan-Nya. Jika manusia dapat mengatur ketiganya dan dapat
memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh Allah SWT, maka manusia akan
memperoleh kebahagiaan abadi. Dalam Al Qur’an surat Az-Zariyat (51) ayat 56, Allah
SWT berfiman yang artinya; “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku”. Dari tafsir tersebut terlihat jelas bahwa jin dan manusia
diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Namun, banyak dari golongan manusia yang
tidak dapat melakukan sebagaimana yang diharapkan oleh sang pencipta, malah
manusia berbuat sebaliknya dan mengingkari apa yang telah dikaruniakan. Itu karena
manusia belum memahami betul hakikat dirinya diciptakan oleh Allah SWT. Dengan
akal, membuat manusia selalu ingin tahu tentang segala sesuatu. Untuk memenuhi rasa
ingin tahu itu manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia
memperoleh berbagai ilmu baru dan dapat mengembangkan ilmu tersebut. Filsafat
luas, radikal, dan berpegang pada kebijakansanaan dalam melihat suatu problem.
Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari hakikat atau maksud dibalik adanya
sesuatu tersebut. Dalam tulisan ini, akan di bahas mengenai hakikat manusia melalui
dimensi filsafat.
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang akan di bahas
PEMBAHASAN
Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani: anthropos, artinya “orang” atau
diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk
manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta
merupakan ilmu pengetahuan tentang manusia. Dalam refleksi yang lebih bebas,
secara umum dan menempatkan manusia yang unik dalam sebuah lingkungan hidup
masyarakat, terutama pada sifat-sifat khusus badani dan cara-cara produksi, tradisi-
tradisi dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup menjadi berbeda dari yang satu
dengan lainnya.
bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia pada umunya baik
mengenai warna kulit, bentuk fisik maupun kebudayaan yang dihasilkan. Pendapat
lain di kemukakan oleh Harsoyo (1999:1) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang manusia sebagi mahluk biologi dan manusia sebagai
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Antropologi adalah ilmu
yang mempelajari manusia baik dari aspek fisik, psikis, sosial dan budayanya sebagai
suatu kesatuan yang menentukan tindakanya. Oleh karena itu antropologi didasarkan
Antropologi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu Antropologi sebagai ilmu pengetahuan
kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis atas dasar
pemikiran yang logis. Dan pengertian Antropologi yang kedua adalah cara-cara
berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat
dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara
ilmiah.
Antropologi modern meneruskan apa yang telah dimulai oleh strategi tradisional
dari usaha antropologi pada masa-masa lampau. Yang terasa sepanjang sejarah
membangun sebagai kajian ilmiah tentang manusia dalam bingkai kehidupan sosial
dengan membuat perbandingan antar sosialitas yang satu dengan yang lain.
masa silam dengan yang sekarang, dan bahkan berkaitan dengan yang bakal terjadi
secara struktural dalam uraian mengenai dua elemen dasar kehidupan manusia sebagai
Adapun yang menjadi ruang lingkup kajian ilmu Antropologi adalah sebagai
berikut :
1. Antropologi Fisik
dalam berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam terhadap
fosil-fosil dan pengamatan pada primata-primata yang pernah hidup, para ahli
antrpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui
bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk seperti sekarang ini.
a. Paleoantropologi
Merupakan ilmu tentang asal-usul atau soal terjadinya evolusi makhluk hidup
telah membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang tersimpan
b. Antropologi Biologis
tenteng sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang dari
sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir (fenotipik), seperti warna kulit, warna dan
bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung,
tinggi badan dan bentuk tubuh maupun sifat bagian dalam (genotipik), seperti
golongan darah dan sebagainya. Manusia dimuka bumi ini terdapat beberapa
2. Antropologi Budaya
antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni antropologi
antropologi budaya, kita harus tahu tentang hakikat kebudayaan, menyangkut konsep
bahasa dan bahasa dalam kerangka kebudayaan; serta kebudayaan dan kepribadian.
bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diuji sebelum
a. Antropologi prehistori
manusia sejak sebelum manusia mengenal tulisan atau huruf. Dalam ilmu sejarah,
seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia mulai saat terjadinya
mmakhluk manusia, yaitu kira-kira 800.000 tahunyang lalu hingga sekarang, dibagi
menjadi dua bagian yakni masa sebelum mengenal tulisan atau huruf, dan masa setelah
manusia mengenal tulisan atau huruf. Subilmu prehistori ini sering disebut ilmu
arkeologi. Di sini ilmu arkeologi sebenarnya adalah sejarah kebudayaan dari zaman
prehistori
Suatu ilmu yang berkaitan dengan ilmu antropologi dengan berbagai metode
analisis kebudayaan yang berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri dan tata
bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di
muka bumi ini. Dari bahan ini telah berkembang ke berbagai macam metode analisis
yang tidak mengenal tulisan. Semua bahan dan metode tersebut sekarang telah terolah,
juga ilmu linguistic umum. Walaupun demikian, ilmu etnolinguistik di berbagai pusat
ilmiah di dunia masih tetap berkaitan erat dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan
c. Etnologi
memahami gejala gejala atau ekspresi ekspresi manusia sebagaimana pula halnya
dengan ilmu ilmu tentang manusia. Adapun secara spesifik bermaksud memahami
hakikat atau esensi manusia. Jadi, mempelajari filsafat manusia sejatinya adalah upaya
untuk mencari dan menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu.
Filsafat antropologi merupakan salah satu cabang dari filsafat teoritika. Selain
itu filsafat antropologi juga dapat disebut sebagai ilmu. Palmquis memahami bahwa
tarafnya sebagai filsafat atau disebut evolusi filsafat hingga pencapaiannya yang
tertinggi yakni ilmu pengetahuan. Sebab yang tahu adalah manusia, maka tahunya
manusia tidak dalam taraf statis tetapi harus mengalami perkembangan sesuai tingkat
dan luas tahunya manusia. Sebab dengan berkembangnya tahu manusia, maka
“berbagai disiplin ilmu satu persatu memisahkan diri dari filsafat”. Pemisahan diri
tersebut, mengharuskan setiap disiplin ilmu memiliki objek materiil dan objek formal.
Misalnya: Psikologi sebagai Science objek materiilnya adalah manusia; dan objek
formalnya psikis dan fisiologi. Antropologi dan Sosiologi sebagai Science, objek
materialnya adalah manusia dan dan objek formalnya adalah gejala budaya dan
pranata social. Demikian juga, filsafat antropologi sebagai ilmu, sebab memiiki objek
Ada dua objek kajian filsafat manusia, yakni objek materil dan objek
formal. Objek kajian materil filsafat manusia adalah pada gejala atau
berupa sifat atau gejala saja, seperti misalnya berjalan, bekerja, malu,
rasa takut, cinta kasih. Pemahaman manusia harus meliputi dan
manusiawi lain.
menyeluruh.
evolusi filsafat hingga pencapaiannya yang tertinggi yakni ilmu pengetahuan. Sebab
yang tahu adalah manusia, maka tahunya manusia tidak dalam taraf statis tetapi terus
mengalami perkembangan sesuai tingkat dan luas tahunya manusia. Sebab dengan
berkembangnya tahu manusia, maka “berbagai disiplin ilmu satu persatu memisahkan
diri dari filsafat”. Pemisahan diri tersebut, mengharuskan setiap disiplin ilmu memiliki
menjadi objek tunggal namun setiap disiplin ilmu memiliki konsentrasi tertentu yang
spesifik dalam area kajiannya. Filsafat manusia merupakan bidang kajian filsafat yang
secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia yang pada dasarnya sama
dengan disiplin ilmu yang lain seperti kosmologi, etika, estetika, psikologi, dan lain-
lain. Di antara disiplin ilmu yang ada antropologi dan psikologi memiliki kesamaan
objek material dengan filsafat manusia. “Baik filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang
psikologi memiliki kesamaan objek material dengan filsafat manusia namun filsafat
manusia tetap memiliki perbedaan dan perbedaan itu menjadi ciri dari disiplin filsafat
manusia. Letak perbedaan adalah pada area kajian masing-masing disiplin ilmu.
hanya pada “fenomena atau gejala” yang “difenomenakan atau digejalakan” manusia.
Misalnya psikologi hanya terbatas pada gejala “psikis dan fisiologis”. Fenomena atau
tertentu dari manusia “yakni sejauh yang tampak secara empiris dan dapat diselidiki
sehingga hal-hal yang mendasar dari manusia tidak dikaji seperti apa hakekat atau
esensi manusia, baik material maupun spiritual, bagaimana manusia sebagai subjek
membangun hubungan dengan subjek yang lain (intersubjektif) atau dengan dunia
infrahuman.
Seperti yang dikatakan oleh Leenhouwers bahwa “cara kerja ilmu pun
untuk melihat gejala manusia secara utuh dan menyeluruh”, bukan parsial. Contoh
yang diungkapkan ini, hanya merupakan sekelumit persoalan di sekitar batasan operasi
tiap disiplin ilmu yang memisahkan diri dari filsafat menjadi ilmu mandiri.
Boleh dikatakan bahwa kajiannya adalah kajian yang parsial, artinya totalitas
gejala manusia tidak tersentuh dalam pengkajian. Ilmu-ilmu tentang manusia seperti
yang dikatakan oleh Ernest R. Hilgard dalam tulisan Zainal Abidin, bahwa “psikologi
sebagai suatu ilmu, misalnya lebih menekankan pada aspek psikis dan fisiologis
Filsafat manusia tidak hanya terbatas pada phainomena psikis dan fisis
Fenomena atau gejala yang ditangkap indra manusia kemudian di-aproach dengan
disiplin ilmu tentang manusia. Untuk mencapai tujuan tidak mudah. Ketidakmudahan
Filsafat manusia mau menyelidiki dan mentematisir kesadaran tentang inti itu.
Filsafat manusia juga berusaha untuk menguraikannya sebagai “objek langsung dan
Maka dari itu “objek formal bagi filsafat manusia ialah struktur-struktur hakiki
manusia yang sedalam-dalamnya, yang berlaku selalu dan di mana- mana untuk
sembarang orang”. Artinya dalam objek formal ini manusia harus dipahami seefektif
mungkin dalam seluruh sifat dan kegiatan. Dan seintensif mungkin dalam seluruh
PENUTUP
Kesimpulan
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia baik dari aspek fisik, psikis,
sosial dan budayanya sebagai suatu kesatuan yang menentukan tindakanya. Oleh
karena itu antropologi didasarkan pada kemajuan yang telah dicapai ilmu pengetahuan
sebelumnya.
Filsafat antropologi merupakan salah satu cabang dari filsafat teoritika. Selain
itu filsafat antropologi juga dapat disebut sebagai ilmu yang secara umum bertujuan
manusia sebagaimana pula halnya dengan ilmu ilmu tentang manusia. Adapun secara