Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sebuah perusahaan atau organisasi perlu merencanakan strategi yang dapat
mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai, baik itu berupa keuntungan maksimal atau biaya
minimal. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki keterbatasan atas sumber dayanya, baik
keterbatasan dalam jumlah bahan baku, mesin dan peralatan, ruang, tenaga, kerja, maupun
model. Dengan keterbatasan ini, setiap perusahaan melakukan beberapa cara untuk
melakukan optimasi dengan hasil yang dicapai, salah satunya dengan program linear (Linear
Programming).
Pemrograman linear (linear proramming) adalah teknik pengambilan keputusan untuk
memecahkan masalah mengalokasikan sumber daya yang terbatas diantara berbagai
kepentingan seoptimal mungkin. Pemrograman linear merupakan salah satu metode dalam
riset operasi yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan dengan menggunakan
pendekatan analisis kuantitatif. Teknik ini telah diterapkan secara luas pada berbagai
persoalan dalam perusahaan, untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penugasan
karyawan, penggunaan mesin, distribusi, dan pengangkutan, penentuan kapasitas produk,
ataupun dalam penentuan portofolio investasi.

B.  Rumusan Masalah
1. Apa itu program linear ?
2. bagaimana pemecahan masalah dalam UKM?
3. Bagaimana menyelesaikan permasalahan dengan metode grafik?

C.  Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Program Linear.
2. Mengetahui Bagaimana Pemecahan Masalah dalam Suatu UKM
3. Mengetahui Bagaimana Pemecahan Masalah dengan Metode Grafik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah UKM

CHOKATO (Choklat Kapalo Koto) adalah suatu usaha kecil menengah yang
bergerak di bidang pengolahan kopi coklat sampai menjadi beberapa olahan produk dari
coklat.yang didirikan oleh Kelompok Tani Tanjung Subur di Kel. Kapalo Koto Kec.
Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

UKM Chokato ini berdiri pada tahun 2012, bermula dari adanya bantuan pemerintah
untuk pembudidayaan kakao kepada kelompok tani Tanjung Subur pada tahun 2006.
Pembudidayaan kakao ini telah menghasilkan banyak biji kakao. Kelompok Tani ini
berinisiatif untuk mengolah biji kakao tersebut menjadi produk yang dapat lansung
dikonsumsi oleh masyarakat. Setelah mengajukan proposal permohonan untuk alat
pengolahan kakao, akhirnya pemerintah menyetujui permohonan proposal tersebut dan
memberikan bantuan peralatan pengolahan kakao yang diberi nama Chokato.

B. PENGOPERASIAN
1. Desain produk

Desain produk adalah fungsi produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan
harapan konsumen. Selain itu pengertian yang lain dari Kotler, desain produk adalah totalitas
fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu menurut yang disyaratkan
oleh para pelanggan.

Pada desain produk terdapat beberapa tahap :

a) Pemilihan produk
UKM Chokato memilih cokelat sebagai output industrinya untuk mengolah biji
kakao yang dihasilkan dari lahan masyarakat Tanjung Subur. Usaha tersebut dibantu oleh
pemerintah dalam bentuk mesin pengolah kakao.

2
b) Siklus hidup produk

Siklus hidup produk terbagi menjadi empat fase, yaitu perkenalan, pertumbuhan,
kematangan, dan penurunan. Namun pada produk Chokato baru mengalami dua fase yaitu
fase perkenalan dan fase pertumbuhan.

c) Sistim pengembangan produk

Pengembangan produk Chokato yang diawali oleh coklat bubuk, dan berlanjut
dengan bentuk coklat batang, permen coklat, masker coklat, coklat putih, biji kakao dan
olahan produk terbarunya brownies cake yang produksinya masih tergantung pada pesanan.

2. Strategi lokasi
Chokato memilih lokasinya di daerah Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan
Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat karena diawali dengan masyarakat
setempat menanam pohon kakao di pekarangan rumah mereka dan pemerintah memberikan
bantuan berupa bibit kakao agar masyarakat sekitar membudidayakan pohon kakao. dan
industri Chokato didirikan untuk mengolah biji kakao menjadi produk yang dapat langsung
dikonsumsi oleh konsumen. Alasan lain pemilihan lokasi didaerah tersebut karena dekat dari
bahan baku yang didapat dari masyarakat setempat.
3. Perencanaan tata letak
Perencanaan tata letak UKM Chokato

RUANG TEMPAT MESIN DENGAN KAPASITAS YANG LEBIH


MESIN 3 BESAR
PENGE
MASAN
PERALATAN
MESIN 5
OUTLET
MESIN
MESIN 4 1
MESIN

MESIN 6 2
4. Perencanaan kapasitas
UKM Chokato memakai horizon waktu perencanaan jangka pendek karena
penggunaan kapasitas perlu adanya penjadwalan tugas, penjadwalan karyawan dan
penjadwalan mesin. Perencanaan kapasitas jangka pendek pada UKM Chokato yaitu kurang
dari tiga bulan yang mana dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan yang

3
menyangkut antara keluaran yang direncanakan dan keluaran yang nyata. Pada UKM
Chokato mengambil keputusan perncanaan kapasitasnya yaitu melalui alternatif seperti
pemindahan personalia.

4. Pengukuran kerja
Untuk pengukuran kerja, UKM Chokato belum ada pengukuran kerja karena
karyawan yang dipekerjakan dapat mengerjakan hasil produksi dengan saling bekerja sama,
dalam artian tidak terfokus dalam satu bidang/pekerjaan.
5. Peramalan
UKM Chokato belum bisa meramalkan permintaan konsumen terhadap produk
mereka karena sistem manajemen mereka yang masih belum terorganisir dengan baik.
6. Manajemen persediaan
Persediaan bahan baku UKM Chokato dapat tersedia sessuai dengan kebutuhan
produksi karena biji kakao yang merupakan bahan baku utama pembuatan coklat disediakan
oleh kelompok tani daerah kapalo koto.
7. Proses Pengolahan
Pengendalian produksi yang dapat dilakukan oleh UKM Chokato yaitu dengan order
control dimana UKM Chokato yang beroperasi di dasarkan pada pesanan dari kon sumen
sehingga kegiatan operasionalnya tergantunga pada pesanan yang diminta oleh konsumen.
Contohnya: UKM Chokato mengirim hasil olahan biji kakao ketiga kota yaitu
Jakarta, Bandung, dan Jogyakarta.
Pemilihan Bahan Baku

4
Mesin Penyangrai Kakao

Spesifikasi

 Sumber panas Kompor gas


 Kapasitas  10-15 Kg / batch
 Kelengkapan silinder pendingin / kipas sentrifugal
 Waktu 20-30 menit

Mesin Pemecah Kulit dan pemisah biji kakao Sangrai (desheller)

Spesifikasi

 Kapasitas 50 kg/jam
  Penggerak motor listrik ½ HP, 220 V 1 phase

Mesin Pemasta Kasar Coklat

5
Spesifikasi

 Untuk menggiling kakao untuk dijadikan pasta kasar coklat


 Kapasitas 20-25 kg/jam.

Mesin Pengempa Lemak Coklat

Spesifikasi

 Untuk mengambil lemak coklat


 Waktu 1 jam

6
Mesin Pemasta Halus / Choncing

Spesifikasi

 Untuk membuat bubuk coklat atau menghaluskan pasta coklat

 Kapasitas 10-12,5 kg/batch (1 batch=4-6 jam)

Mesin Penghalus Coklat / Refiner

Spesifikasi

 Untuk memperbaiki struktur kehalusan coklat agar memiliki tekstur lebih


lembut.
 Kapasitas. 10 – 12,5  kg/batch (1 batch= 24 jam)

7
Mesin Pengayak Bubuk Coklat

 Spesifikasi

 Untuk mengayak bubuk coklat supaya mendapatkan hasil seragam.


 Kapasitas 100 kg/jam 

Pengemasan
 Memerlukan waktu 30 detik per kemasan.
Produk Coklat

8
9. Supply chain management

Ada 3 cara pemasaran yang mungkin dipilih dalam mendistribusikan produknya


kepada konsumen, yaitu :

(1)Pabrik→konsumen,
(2) Pabrik → pedagang eceran → konsumen,
(3) Pabrik → pedagang besar → pedagang eceran → konsumen

C. STUDI KASUS

Pabrik pada umum nya atau pada hari biasa memproduksi coklat bubuk dan coklat batang
sebanyak 15 dan 10 KG dengan rata rata jam kerja pada tahap persiapan coklat bubuk dan
coklat batang memakan waktu 3 dan 5 jam dan tahap pemasakan dan pengemasan coklat
bubuk dan batang memakan waktu masing masing 4 jam, sedangkan jam kerja yang tersedia
hanya 120 jam untuk masing masing tahap, serta laba dari 1kg coklat bubuk sekitar 20000
dan 1kg coklat batang sekitar 30000.

proses Coklat bubuk Coklat batang Total jam


(X1) (X2) tersedia
Persiapan 3 5 120
Pemasakan dan 4 4 120
pengemasan
Produksi sehari 1 0 15
Produksi sehari 0 1 10
Laba / unit 20000 30000

9
10
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Program linear adalah suatu cara matematis yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan pengalokasian sumberdaya yang terbatas untuk mencapai
optimasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergabung pada
sejumlah variabel input. • Yang termasuk dalam komponen model program linear adalah
variable keputusan, fungsi tujuan, dan batasan model.  Program linier bisa di selesaikan
menggunakan metode grafik untuk menentukan persoalan maksimum maupun minimum.
Setelah kami hitung ulang proses produksi coklat batang dan coklat bubuk
menggunakan program linear metode grafik, kami mendapati bahwa produksi yang telah di
lakukan oleh pabrik telah sesuai dengan perhitungan kami dimana pabrik memproduksi
coklat bubuk minimal 10 kg dan coklat batang minimal 15kg sehingga mencapai laba
maksimum.

B.       Saran
Semoga penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami materi program linear
ini terutama pengaplikasiannya di bidang sosial ekonomi pertanian. Jika ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini penulis mengharapkan kritikan atau saran dari pembaca.

11

Anda mungkin juga menyukai