Peneliti:
Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M. Pd.
Dr. Hj. Yeti Mulyati, M. Pd.
Dr. Usep Kuswari, M.Pd.
Firman Aziz, S. Pd., M. Pd.
Rosita Rahma, S. Pd., M. Pd.
i
Lembar Pengesahan Program Penelitian
PENELITIAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
KELOMPOK BIDANG ILMU
Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A. Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M. Pd.
NIP 19670609199402 1 003 NIP 19670415199203 2 001
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
i
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum tersedianya sistem evaluasi literasi membaca
yang berkualitas. Idealnya, penyelenggaraan kegiatan evaluasi membaca bukan sekadar berupa
pelaporan kemampuan membaca siswa, melainkan sebuah sistem yang mendukung peningkatan
kemampuan membaca. Artinya, melalui kegiatan evaluasi atau penilaian membaca, maka siswa
tidak sekadar mendapatkan nilai membaca, akan tetapi mereka sekaligus mendapatkan
pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan literasinya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian
ini bertujuan untuk (1) memetakan rancangan alat ukur literasi membaca berorientasi
keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP; (2) mendeskripsikan
pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif
masa depan bagi siswa SMP berdasarkan uji formatif; (3) mencandrakan pengembangan alat
ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi
siswa SMP berdasarkan uji sumatif; dan (4) menggambarkan keefektifan implementasi alat
ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan efektif
pada proses penilaian membaca bagi siswa SMP. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian
ini didasarkan pada Research and Development. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
penelitian ini mengacu pada Dick, Carey, dan Carey (2009). Adapun langkah-langkah tersebut
meliputi identifikasi masalah pembelajaran dan persiapan penelitian, pengembangan instrumen,
perancangan alat ukur literasi membaca, pelaksanaan pengembangan alat ukur literasi membaca
berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan, serta pengolahan data dan pelaporan.
Luaran yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah tersedianya alat ukur literasi membaca
berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP dan artikel
ilmiah terkait alat ukur literasi membaca tersebut.
ii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Abstrak ii
Daftar Isi iii
A. Pendahuluan 1
1. Latar Belakang Penelitian 1
2. Identifikasi Masalah Penelitian 4
3. Pembatasan Masalah Penelitian 5
4. Rumusan Masalah Penelitian 5
5. Tujuan Penelitian 5
6. Hasil Penelitian yang Dijanjikan 6
7. Urgensi dan Luaran Penelitian 7
B. Roadmap Penelitian 8
C. Tinjauan Pustaka 10
D. Metode Penelitian 19
1. Metode Penelitian 19
2. Waktu dan Tempat Penelitian 20
3. Sumber Data Penelitian 20
4. Instrumen Penelitian 20
5. Rancangan Penelitian 26
6. Alur Penelitian 28
7. Pengolahan Data dan Pelaporan 29
E. Jadwal Penelitian 29
F. Pembiayaan 29
G. Daftar Pustaka 31
LAMPIRAN 32
iii
A. PENDAHULUAN
1
613, 570, dan 580 untuk literasi matematika, bahasa (membaca), dan sains. Sementara itu, hasil
penilaian literasi terhadap anak-anak Indonesia sampai saat ini masih sangat memprihatinkan.
Dari 65 negara OECD (the Organization for Economic Cooperation and Development, OECD)
plus yang dinilai, anak-anak Indonesia menempati urutan ke-61 untuk literasi membaca. Ini
menempatkan negara Indonesia pada uruta ke-4 dari bawah.
Hasil analisis lebih lanjut terhadap data PISA untuk anak Indonesia ini menghasilkan
beberapa temuan di antaranya:
1. capaian literasi peserta didik rendah, dengan rata-rata sekitar 32% untuk keseluruhan
aspek, yang terdiri atas 29% untuk konten, 34% untuk proses, dan 32% untuk konteks;
2. terdapat keragaman antarpropinsi yang relatif rendah dari tingkat literasi sains peserta
didik Indonesia;
3. kemampuan memecahkan masalah anak Indonesia sangat rendah, jauh dibandingkan
dengan negara-negara seperti Malaysia, Thailand, atau Filipina.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan PIRLS (Progress in International Reading
Literacy Study) mengungkapkan hasil kajian tingkat literasi siswa Sekolah Dasar (SD) di
Indonesia pada tahun 2011. Literasi siswa Indonesia di tingkat dasar / SD berada pada peringkat
41 dari 45 negara. Meskipun Indonesia masih unggul dari negara Kuwait, Qatar, Maroko, dan
Afrika Utara, namun hasil tersebut bukanlah hal yang menggembirakan.
Masih rendahnya literasi siswa tersebut tentu harus menjadi perhatian semua pihak,
terutama untuk para pendidik dan pemerhati pendidikan di Indonesia. Memang, sudah banyak
cara dan penelitian yang dilakukan agar kemampuan literasi membaca siswa Indonesia
meningkat. Upaya-upaya melakukan perbaikan kemampuan literasi di Indonesia ternyata telah
banyak dilakukan berkait dengan cara atau strategi pembelajaran, akan tetapi berkait dengan
sistem evaluasi dan pengembangan alat evaluasi belum banyak dilakukan di Indonesia.
2
dinyatakan pula oleh Harrison, dkk. (2002) bahwa penilaian merupakan sistem untuk
meningkatkan kemampuan bukan sekedar pelaporan kemampuan. Ini pun menunjukkan bahwa
pada hakikatnya dengan kegiatan penilaian para siswa tidak sekedar dinilai, akan tetapi mereka
sekaligus mendapatkan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuannya.
Kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan adalah kecakapan
yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar
tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas, 2006). Kecakapan hidup tersebut sesuai
dengan empat pilar pendidikan yang dicanangkan Unesco, yaitu mengetahui (learning to know),
belajar untuk berbuat atau bekerja (learning to do), belajar untuk menjadi jati diri (learning to
be) dan belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live together). Empat pilar pendidikan
tersebut merupakan prinsip yang perlu dijadikan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah-sekolah, yang ditujukan untuk menghasilkan generasi-generasi
penerus bangsa sesuai dengan harapan masyarakat dan bangsa Indonesia. Apabila prinsip
kecakapan hidup itu mewarnai konteks dalam penilaian literasi membaca, maka hal tersebut
tentu akan menguatkan sistem pembelajaran membaca secara komprehensif.
Di samping itu, permasalahan lain yang harus diperhatikan berkait dengan kualitas
penyelenggaraan penilaian, yaitu bahwa pendidikan hendaknya berorientasi pada kondisi ideal
masa depan. Penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi masa depan merepresentasikan
SDM yang berstandar global. Seperti pernyataan Suryadi, A (2014) yaitu masyarakat yang
peduli lingkungan, demokratis, memiliki komitmen dan integritas yang tinggi, efisien dan
efektif, menegakkan HAM, peduli isu gender, jujur, serta memiliki semangat yang tinggi.
3
Selanjutnya, berkait dengan kegiatan penilaian dan pengetesan tentang kemampuan
literasi siswa Indonesia belum dapat dipastikan sudah diselaraskan dengan tipe siswa Indonesia
secara faktual. Seperti penilaian PISA, kemampuan membaca dalam studi ini dilihat dari tiga
aspek, yaitu aspek struktur wacana, proses membaca, dan konteks pemanfaatan pengetahuan
dan keterampilan membaca. Padahal, Burns, Roe, dan Ross (1984) menyatakan pengetesan
membaca merupakan proses untuk mendapatkan informasi atas kegiatan membaca siswa yang
harus pula mempertimbangkan berbagai hal berikut, yaitu a) kesamaan cara belajar; b)
kesamaan strategi pembelajaran; 3) kesamaan kondisi dan tujuan; 4) pengajar berada dalam
kesetaraan standar pembelajaran, kemungkian bias, dan pengalamannya. Dengan demikian,
simpulan-simpulan tentang kemampuan literasi siswa Indonesia yang diperoleh dari penelitian
terdahulu belum dapat dibenarkan apabila tidak berdasarkan persyaratan-persyaratan alat
evaluasi seperti dikatakan para ahli di atas.
Dengan demikian, melalui penelitian ini diharapkan hasil yang diperoleh merupakan
suatu produk penilaian (alat evaluasi) untuk mengukur kemampuan literasi membaca berbasis
keterampilan hidup dan berorientasi masa depan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan utama dalam dunia
pendidikan saat ini di Indonesia adalah belum adanya sistem evaluasi literasi membaca yang
berkualitas. Seyogianya penyelenggaraan kegiatan evaluasi membaca bukan hanya sekadar
berupa pelaporan kemampuan membaca siswa, melainkan sebuah sistem yang mendukung
peningkatan kemampuan membaca. Artinya, melalui kegiatan evaluasi atau penilaian membaca,
maka siswa tidak hanya sekadar mendapatkan nilai membaca, akan tetapi mereka sekaligus
mendapatkan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan literasinya.
Secara lebih rinci, permasalahan yang perlu segera diatasi terkait pendidikan beradab
dan berbudaya adalah sebagai berikut.
4
c. Penilaian kemampuan literasi membaca belum bermuara pada kecakapan hidup.
d. Penilaian kemampuan literasi membaca belum berorientasi masa depan.
e. Belum adanya alat ukur literasi membaca yang diwarnai oleh kecakapan hidup dengan
mengusung tujuan pendidikan masa depan.
Karena penelitian ini dibatasi oleh waktu, tenaga, dan biaya, maka lingkup permasalahan
dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut.
a. Analisis konsep rancangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup
dalam perspektif masa depan.
b. Pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup dalam
perspektif masa depan.
5. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan alat ukur literasi membaca
berorientasi keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP.
Secara khusus, tujuan penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebagai berikut.
5
a. Memetakan rancangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan hidup
dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP.
b. Mendeskripsikan pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan
hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP berdasarkan uji formatif.
c. Mencandrakan pengembangan alat ukur literasi membaca berorientasi keterampilan
hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa SMP berdasarkan uji sumatif.
d. Menggambarkan keefektifan implementasi alat ukur literasi membaca berorientasi
keterampilan hidup dalam perspektif masa depan efektif pada proses penilaian
membaca bagi siswa SMP.
6
4) Manfaat bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan baca tulis bagi peneliti melalui alat ukur literasi yang tersajikan sehingga
output penelitian ini akan didapat hasil penelitian yang bernilai manfaat nilai lebih.
Hasil penelitian yang dijanjikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
No. Jenis Publikasi Judul Publikasi Nama Jurnal /
Seminar
1. Jurnal Nasional Pengembangan Alat Ukur Literasi Jurnal Bahasa dan
Terakreditasi Membaca Berorientasi Seni UM Malang
Keterampilan Hidup dalam
Perspektif Masa Depan
2. Seminar Nasional Pengembangan Alat Ukur Literasi Seminar Riksa
Membaca Berorientasi Bahasa Prodi Pend.
Keterampilan Hidup dalam Bhs. Indo SPs UPI
Perspektif Masa Depan
3. Buku Alat Ukur Literasi Membaca CV. Maulana
Berorientasi Keterampilan Hidup Media Grafika
Kegiatan penilaian dan pengetesan tentang kemampuan literasi membaca siswa tersebut
belum dapat dipastikan sudah diselaraskan dengan tipe siswa Indonesia secara faktual.
Sesungguhnya, penilaian merupakan sistem untuk meningkatkan kemampuan bukan sekedar
pelaporan kemampuan. Ini pun menunjukkan bahwa pada hakikatnya dengan kegiatan penilaian
para siswa tidak sekedar dinilai, tetapi mereka sekaligus mendapatkan pengetahuan untuk
meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, diperlukan cara penilaian literasi membaca
yang akurat sehingga berdampak pada arah sistem pembelajaran membaca yang tepat. Kegiatan
penilaian literasi membaca sebagai bagian dari proses pembelajaran harus berselaras dengan
tujuan pendidikan. Adapun tujuan proses pembelajaran yang digulirkan mengarah pada
7
penguasaan kompetensi dasar yang bermuara pada penguasaan kecakapan hidup (life skills)
yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Di samping itu, berkait dengan kualitas
penyelenggaraan penilaian, hendaknya penilaian pun berorientasi pada kondisi ideal masa
depan. Penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi masa depan merepresentasikan SDM
yang berstandar global, yaitu masyarakat yang peduli lingkungan, demikratis, memiliki
komitmen dan integritas yang tinggi, efisien dan efektif, menegakkan Hak Asasi Manusia
(HAM), peduli isu gender, jujur, serta memiliki semangat yang tinggi.
B. ROADMAP PENELITIAN
1. Penelitian-Penelitian Terdahulu
a. Literasi Media pada Anak di Daerah Perbatasan Indonesia dan Timor Leste (Christiany
Juditha)
Hasil penelitian ini adalah anak-anak di perbatasan Indonesia dan Timor Leste telah
mampu menghasilkan dan menghubungkan perasaan pribadi, pengalaman, harapan,
ketakutan, dan refleksi atau kepercayaan dengan teks yang mereka terima dari media.
b. Memahami Pengalaman Literasi Media Guru PAUD: Studi Kasus pada Gugus Matahari
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang (Retno Manuhoro Setyowati)
Hasil penelitian ini menunjukkan berbekal pengetahuan guru tentang media massa yang
didapat secara natural merupakan lokus personal yang relevan dengan pengandaian
khalayak aktif. Meski struktur pengetahuan dan skill tidak lengkap, namun dari lokus
personal guru dapat dikembangkan sebuah bangunan pemberdayaan literasi media dengan
melibatkan guru, orang tua, dan lingkungannya.
c. Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individual Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya (Moch Choirul Arif)
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dalam mengoperasikan media cukup tinggi dengan persentase 67%-71%,
kemampuan menganalisis dan mengevaluasi konten media juga cukup bagus dengan
kisaran persentase tertinggi antara 21% 68%, serta aktif dalam memproduksi konten
media dan berpartisipasi secara sosial dengan kisaran persentase tertinggi antara 20% -
85% maka kesatu, kemampuan literasi media mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi secara umum berada pada level mediumatau menengah. Kedua, level
medium yang diperoleh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi secara umum
dibantu dari sikap mahasiswa dalam menghadapi kehadiran teknologi, produk media, dan
aktif dalam partisipasi sosial yang dilakukan dalam media sosial. Ketiga, faktor-faktor
yang ikut menentukan kemampuan literasi media mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu
komunikasi Sunan Ampel Surabaya adalah (a) keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi
intra dan ekstra kampus, (b) internal diri mahasiswa; kemauan dan kemomitmen serta
kesadaran bermedia, (c) budaya kritisisme di kalangan mahasiswa yang masih perlu
dikembangkan (kurang), (d) kurang gencarnya intensivitas gerakan literasi media di
lingkungan kampus.
8
2. Rencana Penelitian di Masa Depan
Sehubungan dengan roadmap penelitian di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI
serta dalam rangka pengembangan kepakaran peneliti, maka tema-tema penelitian yang akan
dilakukan berikutnya adalah seputar pengembangan alat evaluasi pendidikan literasi di PTN /
PTS dalam bentuk aplikasi teknologi dan pengembangan kompetensi literasi dosen Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia di PTN / PTS, media pembelajaran, dan tema-tema lain yang sekait
erat dengan peningkatan dan pengembangan literasi di lembaga kependidikan.
9
C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Literasi
Secara umum UNESCO mendefinisikan literasi secara sederhana, yaitu kemampuan
seseorang menulis dan membaca. Berdasarkan penggunaannya, literasi adalah bentuk integrasi
dari kemampuan menyimak, berbicara, menulis, membaca dan berpikir kritis (Baynham, 1995).
Lebih lanjut dijelaskan juga bahwa literasi merupakan kemampuan membaca yang berhubungan
dengan keberhasilan seseorang dalam lingkungan masyarakat akademis, sehingga literasi
merupakan piranti yang dimiliki untuk dapat meraup kesuksesan dalam lingkungan sosial.
Klein, dkk (1991) memberikan penjelasan yang lebih komprehensif mengenai definisi
literasi dengan memberikan beberapa komponen penanda seseorang memiliki kemampuan
literasi: a.kemampuan membaca makna tersurat; b. kemampuan berbicara secara jelas, tepat dan
logis; c. kemampuan menulis dengan mudah dan nyaman; d. kemampuan mengomunikasikan
ide-ide pokok melalui tulisan; e. kemampuan memahami pesan lisan, baik secara eksplisit
maupun implisit; dan f. kemampuan menemukan kepuasan, tujuan dan pencapaian melalui
berbagai tindak literasi. Definisi literasi yang komprehensif tersebut mengarah pada literasi
kemampuan mendengar, bertutur, membaca, menulis, dan berpikir dalam sesuatu bahasa
(Arsyad, 2008). Dari keempat kemampuan berbahasa ini, Sulzby (1986) mengartikan literasi
secara lebih spesifik, yaitu kemampuan (kompetensi) membaca.
Dalam literasi membaca, sedikitnya ada enam kata yang harus dikenal, yaitu literasi,
iliterasi, aliterasi, literat, iliterat, dan aliterat. Arti kata literasi, ialah kemampuan membaca.
Kata yang kedua, iliterasi berarti ketidakmampuan membaca. Kata yang ketiga, aliterasi,
berarti kekurangan sikap membaca. Mikulecky (1979) berpendapat bahwa Aliteracy… may
guarantee continued, lifelong functional illiteracy. Kata keempat, literat adalah bentuk adjektiva
yang berarti dapat membaca dalam suatu bahasa. Gray (1956) berkata A person is literate who
can, with understanding single statement on his everyday life. Kata kelima, illiterat adalah
bentuk adjektiva yang berarti tidak bisa membaca. Kata terakhir ialah kata aliterat yang
merupakan bentuk adjektiva kata aliterasi, yaitu tidak mau membaca.
10
selama hidupnya. Bagi mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, membaca merupakan
kunci meraih sukses dalam kehidupan. Sutono (2014) mengungkapkan anak-anak yang
memiliki kemampuan membaca dengan baik memiliki peluang meraih pendidikan yang tinggi.
Dua peristiwa penting dalam sejarah menunjukkan betapa kemampuan literasi adalah
hal yang dapat memengaruhi keberhasilan dalam kehidupan (Kompas, 23/10/2010).
Kemenangan pihak Jepang dari Rusia dalam Pertempuran laut di selat Tsushima disebabkan
bukan karena teknologi yang digunakan para tentara Jepang lebih hebat dari tentara Rusia.
Kemenangan Jepang diperoleh dari kemampuan para tentara membaca dan
menulis.Kemampuan membaca para tentara Jepang digunakan untuk dapat memahami
handbook peralatan perang, membaca peta, mendalami strategi, dan memodifikasi sistem
telegraf nirkabel.Peristiwa lainnya adalah perang antara Kerajaan Spanyol dan Inggris di tahun
1588. Kemenangan Inggris dari Spanyol disebabkan karena motivasi yang kuat dari setiap
prajurit kerajaan Inggris untuk memenangkan perang melawan spanyol. Motivasi kuat ini
dibangun dari kebiasaan para rakyat Inggris membaca karya sastra yang bermuatan epik
kepahlawanan sehingga mendorong mereka untuk meraih kemenangan melawan Spanyol.
Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun sikap kriitis
dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu menumbuhkan kehalusan budi,
kesetiakawanan dan sebagai bentuk upaya melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif
terhadap berbagai fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal
(personal skill) yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional. Kecakapan berpikir rasional
mengedepankan kecakapan menggali informasi dan informasi.
Kecakapan menggali dan menemukan informasi menjadi keterampilan yang perlu
dikuasai oleh para siswa. Keterampilan menemukan informasi ditunjukkan melalui kemampuan
mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan, kemampuan mengakses dan menemukan
infromasi, kemampuan mengevaluasi informasi dan menggunakan informasi secara efektif dan
etis (American Library Association). UNESCO dalam Aijaz Ahmed Gujjar mengungkapkan
bahwa Literasi dapat mengembangkan kepribadian diri dalam hal etika dans sikap.Dengan
kemampuan literasi siswa dapat mengembangkan dirinya menjadi lebih percaya diri dan
pemberani. Kesadaran diri terbentuk sendiri dalam diri siswa karena pengetahuan baru mereka.
Ini dapat mendorong siswa untuk menyampaikan apa yang baru mereka temukan sehingga
membuat siswa lebih aktif, baik di masyarakat maupun dalam kehidupan pribadinya. Dengan
11
kemampuan literasi, siswa juga dapat bertindak dan menyesuaikan tindakan mereka dengan
baik. Selain itu, literasi juga dapat meningkatkan kesehatan, status sosial, stabilitas politik, dan
bahkan tingkat ekonomi sebuah Negara termasuk negara kita Indonesia.
Sumadiyo (2001) mengatakan membaca merupakan kegiatan interaktif untuk memetik
serta memahami arti yang terkandung dalam bacaan. Dalam prosesnya, kegiatan
membacamelibatkanbanyakhalmeliputiintelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi,
tujuanmembaca, sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang
social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca (Nurhadi, 2008).
Keterlibatan berbagai hal dalam kegiatan membaca akan melatih siswa mencapai
kemampuan literasi sesuai dengan tingkat usia dan jenjang pendidikannya. Untuk siswa
SMP/MTs, misalnya, kemampuan literasi yang diharapkan berada pada tingkat functional, yaitu
memiliki kemampuan menggunakan bahasa untuk kehidupan sehari-hari (Watts, 1987).
Kemampuan membaca siswa dapat ditandai dengan beragam bentuk pertanyaan yang mengikuti
teks bacaan. Ragam pertanyaan tersebut mengukur tingkat pemahaman siswa mulai dari
pemahaman literal, reorganisasi, inferensial, evaluasi, dan apresiasi. Pemahaman literal
tergolong pada pemahaman tingkat rendah. Tujuannya membantu siswa agar terampil
memahami ide atauinformasi yang tersurat dalam bacaan. Misalnya, pertanyaan tentang detail-
detail dalam bacaan, pikiran utama paragraf, urutan kejadian, dan watak pelaku cerita. Dengan
memahami bacaan dari tingkat yang terendah, selanjutnya siswa bertahap menambah
kemampuannya untuk jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu membaca literasi lebih tinggi.
Kita telah membahas mengenai pentingnya literasi diberikan pada siswa. Semakin awal
diberikan, akan semakin baik kemampuan literasi siswa. Sebaliknya, jika pada kelas awal
kemampuan membaca siswa rendah, ia akan mengalami kegagalan dalam menghadapi kelas-
kelas selanjutnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat perkembangan kemampuan
membaca yang mempengaruhi keberhasilan siswa / peserta didik di masa yang akan datang.
3. Kecakapan Hidup
a. Dasar Pemikiran
12
keberhasilan hanya dipandang dari indikator itu, maka pembelajaran cenderung lebih
menekankan kepada aspek kognitif semata, sehingga aspek afektif dan psikomotorik agak
terabaikan. Khusus untuk penilaian literasi membaca, seperti dalam penilaian PISA dan PIRLS
kemampuan membaca hanya dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek struktur wacana, proses
membaca, dan konteks pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan membaca. Padahal,
Burns, Roe, dan Ross (1984) menyatakan pengetesan kemampuan membaca merupakan proses
untuk mendapatkan informasi atas kegiatan membaca siswa yang harus pula
mempertimbangkan berbagai hal penting, di antaranya, pertimbangan cara belajar membaca,
kondisi membaca, dan tujuan membaca para siswa. Artinya, penilaian literasi membaca harus
mempertimbangkan pula aspek siswa yang diposisikan sebagai subjek, bukan objek. Dalam
sebuah sistem penilaian, siswa tidak sekedar mendapatkan laporan hasil penilaian, tetapi dari
proses penilaian siswa juga mendapatkan pembelajaran. Sementara itu, sejak September tahun
2001 telah bergulir tujuan proses pembelajaran ke arah penguasaan kompetensi dasar yang
bermuara pada penguasaan kecakapan hidup (life skills) yang dibutuhkan dalam ranah
kehidupan bermasyarakat di negara kita tercinta Indonesia.
Kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan adalah kecakapan
yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar
tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas, 2006). Kecakapan hidup terdiri atas
kecakapan hidup yang bersifat umum (General life skills) dan kecakapan hidup yang bersifat
khusus (Specific life skills). Menurut Malik Fadjar (2003) kecakapan hidup yang bersifat umum
terdiri dari kecakapan personal dan sosial, sedangkan kecakapan hidup yang bersifat spesifik
terdiri dari kecakapan akademik dan vokasional. Kecakapan hidup tersebut sesuai dengan empat
pilar pendidikan yang dicanangkan bersama oleh lembaga UNESCO.
Empat pilar yang dicanangkan UNESCO apabila diterapkan dengan baik di sekolah-
sekolah akan mampu membekali siswa dengan kecakapan hidup yang dibutuhkan siswa untuk
bekal hidup di masyarakat. Empat pilar pendidikan tersebut adalah belajar untuk mengetahui
(learning to know), belajar untuk berbuat atau bekerja (learning to do), belajar untuk menjadi
jati diri (learning to be) dan belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live together).
Empat pilar pendidikan tersebut merupakan prinsip yang perlu dijadikan landasan dan pedoman
13
dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah, yang ditujukan untuk menghasilkan
generasi penerus bangsa sesuai dengan harapan masyarakat di Indonesia.
Konsep kecakapan hidup (life skill) dirumuskan secara beragam, sesuai dengan landasan
filosofis penyusunnya. Salah satu konsep dikemukakan oleh Nelson-Jones (1995) menyebutkan
bahwa secara netral kecakapan hidup merupakan urutan pilihan yang dibuat seseorang dalam
bidang keterampilan yang spesifik. Secara konseptual, kecakapan hidup adalah urutan pilihan
yang memperkuat kehidupan psikologis yang dibuat seseorang dalam bidang keterampilan yang
spesifik. Sumber lain memaknai kecakapan hidup sebagai pengetahuan yang luas dan interaksi
kecakapan yang diperkirakan merupakan kebutuhan esensial bagi manusia dewasa untuk dapat
hidup secara mandiri (Brolin dalam Supriatna,M 2005). Atau kecakapan hidup merupakan
pedoman pribadi untuk tubuh manusia yang membantu anak belajar bagaimana menjaga
kesehatan tubuh, tumbuh sebagai individu, bekerja dengan baik, membuat keputusan logis,
menjaga mereka sendiri ketika diperlukan dan menggapai tujuan hidup (Kent Davis, 2000).
Kecakapan hidup juga dimaknai sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu
mengatasinya secara baik dan benar.
14
satu pengelompokan kecakapan hidup dikemukakan oleh Depdiknas, bahwa kecakapan hidup
ada yang bersifat generik (generic life skills/ GLS) dan ada kecakapan hidup yang bersifat
spesifik (spesific life skills/ SLS). Dalam dua kelompok kecakapan hidup tersebut tercakup
jenis-jenis kecakapan hidup sebagaimana tertera pada gambar sebagai berikut.
Kecakapan Kecakapan
Personal Kesadaran
Kecakapan
Hidup Kecakapan
Generik
Kecakapan Berpikir Rasional
Sosial
Kecakapan Kecakapan
Hidup
Komunikasi
Kecakapan
Kecakapan
Kecakapan Akademik
Kerjasama
Hidup Spesifik
Spesifik
Kecakapan
Vokasional
Kecakapan Hidup Generik adalah kecakapan yang harus dimiliki oleh setiap manusia
yang terdiri atas kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill).
Kecakapan Personal mencakup kesadaran diri atau memahami diri atau potensi diri, serta
kecakapan berpikir rasional. Kesadaran diri merupakan penghayatan diri sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam
meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Kecakapan berpikir rasional mencakup: (1) kecakapan menggali dan menemukan informasi; (2)
kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan; dan (3) kecakapan memecahkan
masalah-masalah krusial yang dapat diatasi secara kreatif.
15
Kecakapan sosial atau kecakapan antar pribadi (inter-personal skill) meliputi kecakapan
berkomunikasi dengan empati dan kecakapan bekerja-sama (collaboration skill). Pada
kecakapan komunikasi seperti empati, sikap penuh pengertian, dan seni berkomunikasi dua arah
perlu ditekankan, karena berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan
sampainya pesan disertai kesan baik yang akan menumbuhkan hubungan harmonis.
Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan atau kegiatan tertentu yang
terdapat di masyarakat dan lebih memerlukan keterampilan motorik. Dalam kecakapan
vokasional tercakup kecakapan vokasional dasar atau pravokasional yang meliputi kecakapan
menggunakan alat kerja, alat ukur, memilih bahan, merancang produk; dan kecakapan
vokasional penunjang yang meliputi kecenderungan untuk bertindak dan sikap kewirausahaan.
Ini tidak berarti siswa SMP harus dibekali dengan jenis-jenis keterampilan kerja tetapi memberi
kesempatan mengembangkan wawasan kerja, etos kerja dan aktivitas produktif.
16
Dalam kurikulum kompetensi-kompetensi kecakapan hidup tersebut kemudian
diterjemahkan menjadi standar kompetensi setiap jenjang pendidikan. Sebagai contoh, untuk
jenjang SMP dikembangkan standar kompetensi lulusan SMP sebagai berikut:
(1) menyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama yang diyakinin dalam kehidupan;
(2) memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan
lingkungan secara bertanggung jawab;
(3) berpikir secara logis, kritis, inovatif memecahkan masalah, serta berkomunikasi melalui
berbagai media;
(6) berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan
tanah air.
Standar kompetensi lulusan kemudian dijabarkan ke dalam standar isi yang memuat
bahan kajian, dan mata pelajaran serta kegiatan pembiasaan. Kompetensi bahan kajian menjadi
acuan dalam penyusunan kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi mata pelajaran ini
digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kompetensi dasar.
17
h. serta memiliki semangat yang tinggi.
Kemampuan membaca dalam studi PISA ini diberi pengertian yang agak luas, tidak
saja dimaksudkan kemampuan mengenal huruf dalam bacaan yang disajikan, melainkan juga
kemampuan siswa dalam memahami dan mendalami aneka ragam wacana yang berbeda
situasinya. Kemampuan membaca juga dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu (a) aspek struktur
wacana, (b) aspek proses membaca, dan (c) aspek konteks pemanfaatan pengetahuan dan
keterampilan membaca yang harus dimiliki secara keratif dan inovatif.
Struktur wacana di dalam PISA dibagi menjadi dua jenis, yaitu (a) struktur wacana
berkelanjutan (continuous texts) dan (b) struktur wacana tak-berkelanjutan (non-continuous
texts). Wacana berkelanjutan adalah jenis wacana yang terdiri atas rangkaian kalimat yang
diatur dalam paragraf dalam bentuk deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi atau injungsi;
sementara itu wacana tak-berkelanjutan adalah wacana yang dirancang dalam format matrik,
termasuk di dalamnya pengumuman, grafik, gambar, peta, skema, tabel, dan aneka bentuk
penyampaian informasi. Kedua jenis wacana tersebut kemudian dibagi ke dalam 11 bentuk
wacana sebagai berikut ini, lima bentuk pertama adalah jenis wacana berkelanjutan, dan
sisanya adalah jenis wacana tak-berkelanjutan:
8) Peta
9) Skema
18
10) Tabel
b. Proses membaca
PISA melihat kemampuan membaca ini dari cara siswa memproses wacana dalam
tiga kemampuan utama, yaitu:
3) kemampuan melakukan refleksi dan evaluasi terhadap isi wacana dalam kaitannya
dengan pengalaman sehari-hari, pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya, dan
pengembangan gagasan dari informasi yang diperolehnya.
c. Konteks Membaca
Konteks membaca berkaitan dengan tujuan penyusunan wacana, baik dilihat dari
sudut pengarang maupun kepentingan umum. Konteks membaca ini mencakup:
D. METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk menyediakan alat ukur literasi membaca berorientasi
keterampilan hidup dalam perspektif masa depan bagi siswa pada tingkat sekolah menengah
pertama. Penelitian ini didasarkan pada Research and Development. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam proses penelitian ini mengacu pada Dick, Carey, dan Carey (2009).
19
April sampai dengan bulan November 2015, sedangkan tempat penelitian ini direncanakan akan
dilaksanakan di SMP 5 Kota Bandung karena termasuk sekolah kluster 1 (unggulan 1) dan SMP
12 Kota bandung karena termasuk sekolah kluster 2 (unggulan 2) sebagai uji terbatasnya,
sedangkan uji meluasnya direncanakan akan dilaksanakan di SMP Alfa Century dan SMP
Taruna Bakti Kota Bandung karena keduanya dalah sekolah swasta.
3. Sumber Data Penelitian
Untuk mendapatkan data hasil penilaian formatif dan sumatif terhadap alat ukur literasi
membaca yang dikembangkan, maka penelitian ini akan mendapatkan data tersebut dari hasil
timbangan beberapa ahli yang relevan. Alat ukur ini akan dikembangkan berdasarkan beberapa
aspek, yaitu aspek materi, strategi, dan desain. Setiap aspek akan ditimbang oleh 3 (tiga) orang
ahli, yaitu ahli materi literasi membaca, ahli penilaian bahasa, dan ahli pembelajaran membaca.
Dengan demikian, seluruh ahli yang akan memberikan timbangannya berjumlah 9 (sembilan)
orang ahli. Adapun data implementasi alat ukur ini diperoleh dari para siswa / para peserta didik
SMP Negeri dan atau Swasta di Kota Bandung.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa, instrumen penilaian
(timbangan pakar) pada tahap formatif, instrumen penilaian (timbangan pakar) pada tahap
sumatif, dan instrumen persepsi siswa terhadap implementasi alat ukur literasi membaca.
Adapun instrumen penilaian formatif didasarkan pada aspek-aspek seperti tertera pada
bagan berikut.
Tabel 1
Instrumen Penilaian Struktur Alat Ukur Literasi Membaca Tahap Formatif
20
3 Proses Interpretasi 49,6
Membaca Refleksi/Evaluasi 20.6
Retrieve informasi 29.8
4. Konteks Pendidikan 27.7
Membaca Pekerjaan 15.6
Pribadi 18.4
Umum 38.3
5 Konten Kecakapan Hidup 1. Kecakapan 30
Wacana personal
2. Kecakapan 30
sosial
3. Kecakapan 20
akademik
4. Kecakapan 20
vokasional
21
Berperspektif Masa 1.masyarakat yang
depan peduli lingkungan,
2.demokratis,
3.memiliki
komitmen dan
integritas yang
tinggi,
4.efisien dan
efektif,
5.menegakkan
HAM,
6.peduli isu gender,
7. jujur,
8.serta memiliki
semangat yang
tinggi.
Sumber: (Modifikasi PISA, (2012) adaptasi Dick, Carey, & Carey (2009), Chesla, E.L (2009),)
22
Tabel 2
Instrumen Penilaian Tingkat Kesulitan Butir Soal Alat Ukur Literasi Membaca
Melakukan
Tingkat Mencari Menafsirkan Komentar
Uraian tugas refleksi dan Nilai
Kesulitan informasi wacana dan Saran
evaluasi
23
Menerangkan arti dari suatu
kalimat dengan
menghubungkannya dengan
603
konwacana yang lebih luas di
dalam suatu narasi yang
panjang.
Mengajukan hipotesis tentang
suatu keputusan dengan cara
600 menghubungkan fakta di dalam
suatu grafik dengan tema utama
dalam berbagai pajangan grafis.
Membandingkan dan
581 mengevaluasi gaya bahasa dari
dua surat terbuka.
Mengevaluasi akhir dari suatu
narasi yang panjang dalam
567
hubungannya dengan alur
cerita.
Menyimpulkan suatu hubungan
persamaan di antara dua
542
peristiwa yang dibahas dalam
sebuah surat terbuka.
Mengidentifikasi tanggal
540 dimulainya suatu kegiatan yang
tersirat dalam suatu grafik.
Menerangkan arti sebuah
kutipan singkat dari suatu narasi
539 yang panjang dalam hubungan
dengan suasana atau situasi
tertentu.
Menghubungkan bukti-bukti
dalam sebuah narasi yang
537
panjang untuk mendukung
pendapat yang bertentangan.
Menjelaskan motivasi orang
dengan menghubungkan
529
berbagai peristiwa di dalam
suatu narasi yang panjang.
Menyimpulkan hubungan antar
508 dua pajangan grafis dengan cara
yang berbeda.
Mengevaluasi pantas tidaknya
486 suatu diagram pohon untuk
tujuan tertentu.
Menyimpan informasi
485 kuantitatif di dalam suatu
diagram pohon
Menghubungkan bukti-bukti
480
dari sebuah narasi yang panjang
24
untuk mendukung sebuah
pendapat tunggal.
Menyimpan dan
menggabungkan informasi di
478 dalam suatu grafik dan
menyimpulkan sesuatu/nilai
yang hilang.
Memahami struktur suatu
477 diagram pohon.
Menyambungkan suatu kategori
dalam sebuah diagram pohon ke
473 dalam sebuah kasus tertentu,
serta menambahkan informasi
yang relevan dari catatan kaki.
Interpretasikan informasi di
447 dalam sebuah paragraf untuk
memahami susunan keadaan
Membedakan antara variabel
445 dan ciri-ciri struktur diagram
pohon.
Mengidentifikasi tujuan umum
421
dari dua buah wacana singkat.
Menyimpan bagian informasi di
405 dalam suatu wacana yang
tersusun baik.
Menyimpulkan gagasan utama
397 dari sebuah grafik bar sederhana
dengan melihat judulnya.
Menyimpan bagian informasi
392 dalam sebuah wacana dengan
struktur wacana yang jelas.
Menyimpan informasi di dalam
367 suatu bagian tertentu dalam
sebuah narasi pendek
Menyimpan bagian informasi di
363 dalam suatu wacana dengan
cara melihat judulnya.
Mengenali tema dari suatu
356 artikel yang mempunyai
subjudul dengan baik.
Sumber : Reading for change: Performance and engagement across countries (OECD, 2002)
25
Tabel 3
Instrumen Timbangan Pakar terhadap Alat Ukur Literasi Membaca
Tahap Sumatif
26
Instrumen yang akan dikembangkan meliputi instrumen timbangan pakar dalam
melakukan penilaian alat ukur literasi membaca pada tahap formatif, timbangan pakar pada
tahap sumatif, dan instrumen persepsi siswa terhadap implementasi penilaian dengan alat
ukur literasi membaca. Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terutama terhadap
keterbacaannya.
c. Perancangan Alat Ukur Literasi Membaca
Rancangan bahan ajar hipotetik dibuat berdasarkan pada berbagai teori, seperti teori
literasi membaca, kecekapan hidup, pendidikan berorientasi masa depan, dan model alat
ukur literasi membaca.
d. Pelaksanaan Pengembangan Alat Ukur Literasi Membaca Berorientasi
Keterampilan Hidup dalam Perspektif Masa Depan.
Pelaksanaan pengembangan bahan ajar ini dilakukan berdasarkan tahapan yang
dikemukakan Dick, Carey, dan Carey (2009). Secara rinnci dapat terlihat pada bagan berikut
rancangan penelitian.
e. Pengolahan data dan pelaporan
Data selanjutnya diolah, dianalisis, dan dilakukan triangulasi dengan berbagai sumber
untuk memperoleh makna hasil penelitian. Hasil penelitian, hasil pengolahan data, dan hasil
analisis selanjutnya dilaporkan secara tertulis.
27
6. Alur Penelitian
Menetapkan
Menganalisis tujuan
penilaian penilaian
literasi literasi
membaca membaca
terlangsung
Menilai
secara
sumatif alat
ukur
dikembang-
Gambar 1. Alur Penelitian Pengembangan Alat Ukur Literasi Membaca kan
Berorientasi Keterampulan Hidup dalam Perspektif Masa Depan
28
7. Pengolahan Data dan Pelaporan
E. JADWAL PENELITIAN
No. Uraian Kegiatan Aprl Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov
1. Studi Literatur X X X X X X X X
2. Pengumpulan data X X X X
3. Pelaksanaan X X X
Wawancara, observasi,
tes
4. Pengolahan, X X
Penganalisis, dan
Pendeskripsian Data
5. Penulisan Laporan X
6. Desiminisi Hasil X
Penelitian
Sumber: Hasil perumusan penelitian tim peneliti (2015)
F. PEMBIAYAAN
29
G. DAFTAR PUSTAKA
Burns, Roe & Ross (1984). Teaching reading in today,s elementary schools. Boston: Houghton
Mifflin
Depdiknas. (2006). Buku Saku: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah
Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Mandikdasmen,
Depdiknas.
Dick, W., Carey, L., dan Carey, J.O. (2009). The systematic design of instruction. Ohio:
Pearson
Fadjar, M. (2003) Malik Fadjar, A. (2003). Pendidikan kecakapan hidup sebagai upaya
memajukan kehidupan bangsa. Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional Republik
Indonesia.
Farr, R. (1979). Teaching a Child to Read. New York: Harcourt Barce Jovanovich.
Harrison, dkk (2002). Responsive assessment of reading. dalam Assessing reading: changing
practice in classrooms Coles, M. dan Jenkins, R (eds) London: Routledge
Klein, Marven L. Dkk (1991). Teaching Reading in the Elementary Grades. Allyn and Bacon:
USA.
Nelson-Jones, R. (1997)Practical counseling and helping skills, texts and exercises for the life
skills counseling model. Fourth Edition. London: British Library Cataloging in
Publication Data.
Sulzby, dkk. (1996). Emergent Literacy: Writing and Reading. Minnesota: Ablex Publication
Corp. University of Minnesota.
Suryadi, A. (2014). Pendidikan Indonesia menuju 2025. Bandung: Remaja Rosda Karya.
30
Sutono (2014) MembangunMinat Baca SiswaMengoptimalkanPerpustakaanSekolah.
http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/berita-557-membangun-minat-baca-siswa--
mengoptimalkan-perpustakaan-sekolah.html, 19 februari 2014.
Unesco. (2004). Report of The Inter-Agency Working Group on Life Skills in EFA. Paris:
UNESCO.
31
LAMPIRAN 1
2. Peralatan
No. Nama Alat Penggunaan Volume Harga Satuan Jumlah
(Rp.) (Rp.)
1. Sewa hardisk eksternal Untuk menyimpan 8 bulan x 1 100.000 800.000
data penelitian
2. Pembelian DVD Rw Untuk distribusi 60 5.000 300.000
hasil penelitian
3. Pemeliharaan komputer Biaya instal ulang 16 181.250 2.900.000
komputer
4. Sewa printer Cetak instrumen dan 8 250.000 2.000.000
berkas penelitian
Jumlah Biaya 6.000.000
32
5. Bolpoin Untuk analisis data dan 3 dus 55.000 165.000
pengambilan data
6. Pulsa Hp Untuk komunikasi pada saat 8 100.625 805.000
pengambilan data
Jumlah Biaya 4.500.000
33
LAMPIRAN 2
Riwayat Hidup Ketua Peneliti
8. Riwayat Pendidikan :
Tahun
No. Universitas Kota/Negara Jurusan
Lulus
1. S1-IKIP Bandung/Indonesia 1990 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
9. Riwayat Pekerjaan
a. Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia S1 UPI Tahun 1993 s.d. sekarang
b. Dosen Sekolah Pascasarjana Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S2 UPI 2002 s.d.
sekarang
c. Dosen Sekolah Pascasarjana Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S3 UPI 2008 s.d.
sekarang
d. Dosen Sekolah Pascasarjana Prodi Pendidikan Dasar S2 UPI Tahun 2006 s.d. sekarang
e. Dosen Sekolah Pascasarjana Prodi Linguistik S2 UPI Tahun 2002 s.d. sekarang
f. Dosen Luar Biasa FKIP Universitas Islam Nusantara S1 Tahun 1991 s.d. 1993
g. Dosen Luar Biasa STKIP Bale Bandung S1 Tahun 2001 s.d. 2007
h. Dosen Luar Biasa STKIP Siliwangi Bandung S1 Tahun 1997 s.d. 2009
i. Dosen Luar Biasa SESKO AU Bandung Tahun 2009 DAN 2011
j. Dosen Luar Biasa Universitas Swadaya Sunan Gunung Jati Cirebon Tahun 2010 s.d.
sekarang
34
Peningkatan SPs UPI Pengembangan Model Anggota 20.000.000 2012
Mutu Pembelajaran
Penelitian Keaksaraan
Program Berorientasi Kebajikan
Studi SPs Lokal
UPI
Hibah Dana Pengembangan Model Ketua 25.000.000 2013
Penelitian UTU UPI ABC Berorientasi
Penguatan Multikultural dalam
Kompetensi Pembelajaran Membaca
Kreatif Berbasis ICT
Multimedia di Sekolah
Menengah Pertama
Penelitian Dana Pengembangan Alat Anggota 50.000.000 2013
PPKBK 2013 BOPTN Ukur Kecepatan Efektif
UPI Membaca (KEM)
berbasis Program Adobe
Flash untuk Siswa SMP
Nama
Nama-Nama Bulan.
No. Judul Tulisan Seminar / Kota
Penulis Tahun
Jurnal
KIP BIPA
Vismaia S. Seminar
1 Bedah Buku Untai Bahasa VII UI 2010
Damaianti BIPA
Jakarta
Model Abc’s Berorientasi
Karakter dalam
Vismaia S. Seminar UPI
2 Peningkatan Pemahaman 2011
Damaianti UPI Bandung
Wacana dan Minat
Membaca
35
Pola Sintaktis dan Semantis
Balai
Vismaia S. Dalam Wacana Sastra dan Jurnal
3 Bahasa 2011
Damaianti Wacana Ilmiah Serta Metalingua
Bandung
Keterpahamannya
Kokreasi dalam Pendidikan
Vismaia S. Seminar UPI
4 Membaca Berorientasi 2012
Damaianti UPI Bandung
Multikultur
36
Riwayat Hidup Anggota Peneliti 1
9. Riwayat Pekerjaan:
a. Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI, 1986-sekarang
37
Kemampuan Literasi
Siswa SMP
Nama- Nama
No. Nama Judul Tulisan Seminar / Kota Tahun
Penulis Jurnal
Dr. Yeti Kajian Terhadap bahan Ajar
Mulyati, Membaca dalam Buku Teks Jurnal Bandung 2010
M.Pd. Bahasa Indonesia SMP
B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penyelenggara
38
2010 Mengembangkan Profesionalisme Pendidik Hima PGSD Universitas Negeri
melalui Lesson Studi Padang,
2010 Pendidikan dan Latihan Lesson Studi dan Model Yayasan Pesanten Albidayah
Collaborative Teaching bagi guru-guru di Cangkorah Kab. Bandung Barat, 16
yayasan Pesantren Albidayah-Cangkorah April 2010
2011 Pengembangan Model Pembelajaran Literasi Seminar Internasional Forum Ilmiah
Berbasis Pemecahan Masalah dalam MKU FPBS VII
Bahasa Indonesia
2011 Uji Kemahiran Berbahasa Sesi Membaca Semiloka Pusat Bahasa Jakarta
2012 Diseminasi Model-Model Pembelajaran Inovatif SPS UPI
Bahasa Indonesia
2012 Meningkatkan Mutu Pembelajaran Bahasa PMIOL (of Lesson Study Pedagogy
Indonesia melalui Lesson Study Malaya Indonesian and Other
Language) International Seminar
2012 Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa 5th International Conference
Indonesia Berbasis Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa SMP
C. Penyunting/Editor/Reviewer/.Resensi
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2008 Buku-buku Non-Teks Pelajaran Jakarta: BSNP Pusbuk
2009 Buku-Buku Pengayaan dan Panduan Jakarta: Depag
Pendidik
39
Riwayat Hidup Anggota Peneliti 2
9. Riwayat Pekerjaan:
40
Metode Penelitian S1 Jur. Pend. B. Daerah UPI 1986- sekarang
Pendidikan Bahasa dan
Sastra Sunda
Problematika Bahasa, S1 Jur. Pend. B. Daerah UPI 2007- sekarang
Sastra, dan Pengajaran
Bahasa dan Sastra Sunda
Program Latihan Profesi S1 Jur. Pend. B. Daerah UPI 1997- sekarang
Pendidikan Bahasa D2 Program PGTK FIP UPI 2007- sekarang
Daerah untuk PAUD
Pendidikan Bahasa S1 Program PGSD FIP UPI 1997- 2006
Daerah
Evaluasi Pendidikan S1 Prodi Pendidikan Bahasa 1995- sekarang
Bahasa dan Sastra dan Sastra Indonesia FKIP
Indonesia UNSUR
Penelitian Pendidikan S1 Prodi Pendidikan Bahasa 1995- sekarang
dan Sastra Indonesia FKIP
UNSUR
Teori dan Aplikasi S2 PPs UNSUR Cianjur 2007- sekarang
Statistika dalam Penelitian
Metode Penelitian S2 PPs UNSUR Cianjur 2007- sekarang
Pendidikan Bahasa
Evaluasi Pendidikan S2 PPS UNSUR Cianjur 2007- sekarang
Bahasa dan Sastra
Indonesia
Tata Bahasa Sunda S1 STKIP Bale Bandung 2005-2007
Keterampilan Berbahasa S1 STKIP Bale Bandung 2005-2007
Sunda
Teori dan Materi S1 FKIP UT UPBJJ Bogor 2007- sekarang
Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di SD
Penelitian Tindakan Kelas S1 FKIP UT UPBJJ Bogor 2007- sekarang
Pengantar Statistika Dasar S1 FKIP UT UPBJJ Bogor 2007- sekarang
Tugas Akhir Program S1 FKIP UT UPBJJ Bogor 2007- sekarang
(TAP)
Pengembangan S1 FKIP UT UPBJJ Bogor 2007- sekarang
Kemampuan Profesional
(PKP)
41
10. Pengalaman Penelitian
Tahun Judul Jabatan Sumber
Dana
Pengkajian Kesenian Daerah Jawa Barat sebagai Kelompok BALITBAN
Muatan Lokal di Kabupaten Bandung, (1997). / GDA
1997
Provinsi
Anggota
Jawa Barat
1999 Model Tes Bahasa Sunda di SLTP Kota bandung Kelompok dana OPF
(1999) /
Ketua
42
2001 Model Pembelajar Inkuri dan Latihan dalam Kelompok Dana Rutin
Pembelajaran Mata Kuliah Morfologi di Jurusan /
Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI
Ketua
2002 Pembelajaran Membaca dengan Menggunakan Kelompok Dana Rutin
Directed Reading Activity (DRA) /
Ketua
2003 Pemetaan Pemakaian Bahasa Sunda oleh Murid Kelompok Balitbangda
SD di Jawa Barat, Pemda Balibangda / Provinsi
Jawa Barat
Anggota
2004 Identifikasi Pembalajaran Bahasa dan Sastra Kelompok BPBD/Disdi
Sunda di Jawa Barat / k Jabar
Anggota
2005 Identifikasi Pendidikan Berbasis Bahasa dan Kelompok Disdik Jawa
/ Barat
Sastra Sunda di Jawa Barat
Ketua
43
A. Buku/Bab/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal Bukti
fisik
B. Editor
Tahun Judul Buku Penerbit/Jurnal Bukti
fisik
44
2006 Forum Ilmiah Basa dan Sastra FPBS II FPBS UPI
13. Penghargaan/Piagam
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
45
Riwayat Hidup Anggota Peneliti 3
9. Riwayat Pekerjaan :
a. Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2004-2005
b. Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UKM Sanggar Budidaya Linguistik
(SBL) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2005-2006
c. Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kerja Sama antara Universitas
Pendidikan Indonesia dengan PEMDA SIAK Provinsi Riau Tahun 2005-2006
d. Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SMP dan SMA Sekar Kemuning Kota
Cirebon Tahun 2006-2007
e. Pengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Bimbingan Belajar PRIMAGAMA
Kesambi Cirebon Tahun 2006-2008
f. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Mahardhika Cirebon Tahun 2007-2008
g. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Politeknik Kesehatan (POLTEKKES)
Tasikmalaya Program Studi Keperawatan Cirebon Tahun 2007-2010
h. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Prodi Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Cirebon (UMC) Tahun 2007-2010
i. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Indonesian Business Correspondence
LP3I dan Business College LP3I Cirebon Tahun 2008-2009
j. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: Keterampilan Dasar Menulis, Materi dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, serta Penulisan Karya Ilmiah UniversitasTerbuka UT
UPBJJ Bandung Tahun 2008-skrg (Dosen Luar Biasa)
46
k. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mata Kuliah MKU PBI Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2007-2009 (Dosen Honorer)
l. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mata Kuliah MKU PBI Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2009 - skrg (Dosen Tetap PNS)
m. Dosen Institut Manajemen Telkom (Dosen LB) Bandung 2010-skrg
n. Redaksi Ahli Pengelola Jurnal JPIS dan SOSIORELIGI UPI 2010-skrg
o. Direktur Konsultan dan Pelatihan Life Institute Indonesia 2010 – skrg
p. Direktur Konsultan dan Pelatihan Smart Institute Indonesia 2010-skrg
a. Dosen Pengampu Mata Kuliah Dasar Penulisan, Teknik Penulisan Artikel, Teknik
Pengeditan, dan Teknik Penyuntingan Prodi Ilmu Komunikasi FPIPS Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2012 - skrg (Dosen Tetap PNS)
47
Studi Realitas
Kompetensi
Kepribadian Guru
Penelitian
Pendidikan Agama
Pembinaan UPI Anggota 15.000.000 2011
Islam Sekolah
Dosen Muda
Menengah Atas (Studi
Kasus di Kec.
Padalarang KBB)
Model MKDU
Pendidikan Bahasa
Indonesia
Berorientasi Pada
Penelitian Pendidikan Karakter:
Penguatan UPI Sebuah Terobosan Anggota 25.000.000 2012
Kompetensi Meningkatkan
Kemahiran Berbahasa
Indonesia Mahasiswa
UPI Tahun Akademik
2011 / 2012
Transportasi Delman
Berbasis Ramah
Penelitian Lingkungan di
PKM Desa UPI Kelurahan Melong Ketua 75.000.000 2012
Binaan Kecamaten Cimahi
Selatan Kota Cimahi
Provinsi Jawa Barat
Pengembangan
Model ABC
Berorientasi
Multikultur dalam
Penelitian Pembelajaran
Penguatan UPI Membaca Kreatif Anggota 25.000.000 2013
Kompetensi Berbasis ICT
Multimedia di
Sekolah SMP
Internasional Kota
Bandung
Model Pelatihan
Penulisan Karya Tulis
Ilmiah Bermutu
(MP2KTImut) di UPI:
Penelitian
UPI Upaya Meningkatkan Ketua 30.000.000 2013
PKM BHP
Kapasitas dan
Kapabilitas
intelektual UPI
Menuju UPI WCU
Model Pembelajaran
Penelitian Menulis Akademik
UPI Anggota 50.000.000 2013
PPKBI Dikti Berbasis Google
Drive Untuk
48
Meningkatkan
Keterampilan
Menulis Mahasiswa
UPI: Sebuah
Terobosan
Meningkatkan
Kemahiran Berbahasa
Indonesia Mahasiswa
UPI Tahun Akademik
2012 / 2013
Pengembangan
Kualitas Dosen di
Penelitian
Lingkungan FPIPS
Hibah FPIPS
UPI Melalui Ketua 10.000.000 2014
Penugasan UPI
Pengelolaan dan
Fakultas
Penulisan Jurnal
Ilmiah Bereputasi
Kajian dan
Implementasi
Penelitian
Mandiri Kurikulum 2013 di Ketua 10.000.000 2014
Mandiri
Sekolah Menengah
Atas Kota Bandung
Sentra Obat Herbal
Daun Kelor
Penelitian Tampomas Sebagai
Program Usaha Mandiri Pos
Hibah Bina Pemberdayaan
DIKTI Pembina 50.000.000 2014
Desa Dikti Keluarga (Posdaya)
(UKM Tampomas Hijau
LEPPIM) Desa Licin Kec.
Cimalaka Kab.
Sumedang Jabar
49
Paradoks Sistem
5. Firman Aziz UPI-Malay Bandung Juni, 2010
Pendidikan di Indonesia
Kemampuan Berbahasa
Firman Aziz Oktober,
6. Indonesia di Perguruan UPI Bandung
Yunus Abidin 2010
Tinggi (Buku)
International Seminar November,
7. Firman Aziz UPI-Amrka Bandung
Conaplin Balai Bhs. UPI 2010
Firman Aziz Membangun Karakter
Februari,
8. Candra Purna Bangsa yang Cerdas dan Pusbuk Jakarta
2011
I. Unggul di Indo. (Buku)
Mari Membangun
Firman Aziz Maret
9. Rumah Kita, Karakter! Pusbuk Jakarta
Irwan Dhani 2011
(Buku)
Problematika
Perkembangan Analogi
PIBSI Oktober,
10. Firman Aziz Bidang Linguistik dalam Purwokerto
XXXIV 2012
Konteks Modernisasi
dalam Bahasa Indonesia
Model Pembelajaran
MKDU Pendidikan
Bahasa Indonesia
Berorientasi Pada
Diseminasi
Pendidikan Karakter:
Penelitian Februari,
11. Firman Aziz Sebuah Terobosan Bandung
Dosen 2013
Meningkatkan
FPIPS
Kemahiran Berbahasa
Indonesia Mahasiswa
UPI Tahun Akademik
2011 / 2012
Transportasi Delman
Berbasis Ramah
Diseminasi
Lingkungan di
Penelitian Februari,
12. Firman Aziz Kelurahan Melong Bandung
Dosen 2013
Kecamatan Cimahi
FPIPS
Selatan Kota Cimahi
Prov. Jawa Barat
Model Pembelajaran
Debat untuk Jurnal
Meningkatkan @rtikulasi
13. Firman Aziz Bandung Mei, 2013
Kemahiran Berbicara JPBSI
Berbahasa Indonesia FPBS
Siswa SMA
Firman Aziz Pengembangan Model Diseminasi Bandung Februari,
ABC Berorientasi Penelitian 2014
14. Multikultur dalam Dosen
Pembelajaran Membaca FPIPS
Kreatif Berbasis ICT
Multimedia di Sekolah
50
SMP Internasional Kota
Bandung
Firman Aziz Model Pelatihan Diseminasi Bandung Februari,
Penulisan Karya Tulis Penelitian 2014
Ilmiah Bermutu Dosen
(MP2KTImut) di UPI: FPIPS
15. Upaya Meningkatkan
Kapasitas dan
Kapabilitas intelektual
UPI Menuju UPI World
Class Univ.
Firman Aziz Model Pembelajaran Diseminasi Bandung Februari,
Menulis Akademik Penelitian 2014
Berbasis Google Drive Dosen
untuk Meningkatkan FPIPS
Keterampilan Menulis
Mahasiswa UPI: Sebuah
16.
Terobosan
Meningkatkan
Kemahiran Berbahasa
Indonesia Mahasiswa
UPI Tahun Akademik
2012 / 2013
Firman Taktis Berbahasa Penerbit Bandung Juni, 2014
17 Aziz,dkk Indonesia di Perguruan Asas UPI
Tinggi (Buku)
Firman Aziz Pengembangan Kualitas Diseminasi Bandung Februari,
Dosen di Lingkungan Penelitian 2015
FPIPS UPI Melalui Dosen
18.
Pengelolaan dan FPIPS
Penulisan Jurnal Ilmiah
Bereputasi
51
Riwayat Hidup Anggota Peneliti 4
9. Riwayat Pekerjaan:
a. Dosen Honorer UPI, 2008-2012
b. PNS UPI, 2012-sekarang
52
Pembinaan Dana Model Poetry Wordgames Anggota 2014
Dosen BOPTN dalam Pembelajaran Ekspresi
Muda UPI Tulis Puisi
pada Pembelajar Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing
53
LAMPIRAN 3
PERNYATAAN KESEDIAAN
Yang bersangkutan,
54
PERNYATAAN KESEDIAAN
Yang bersangkutan,
55
PERNYATAAN KESEDIAAN
Yang bersangkutan,
56
PERNYATAAN KESEDIAAN
NIP : 198302152009121004
Yang bersangkutan,
57
PERNYATAAN KESEDIAAN
Yang bersangkutan,
58