Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Oki Juliadi

NIM : 044706672
Perihal : Jawaban Tugas 5 Perekonomian Indonesia

1. Investasi di Indonesia menghadapi masalah Struktural seperti sentralisasi


kekuasaan. Hal ini menyebabkan pembangunan hanya dinikmati oleh sebagian
bangsa saja. Tentukanlah penyebab terjadinya kesenjangan antara pemerintah
daerah dan pusat dalam meningkatkan investasi di indonesia?
penyebab terjadinya kesenjangan antara pemerintah daerah dan pusat terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi ketimpangan antar wilayah yaitu :
a. perbedaan sumber daya alam
b. faktor demografis termasuk kondisi tenaga kerja
c. Korupsi alokasi dana pembangunan antar wilayah baik investasi pemerintah maupun
investasi swasta

2. Jelaskan masalah-masalah yang menghambat kemajuan Koperasi di Indonesia?


Jelaskan beserta solusianda!

Permasalahan yang di hadapi oleh perkoperasian di Indonesia sangatlah kompleks dan


dari banyak pihak. Permasalahan yang menghambat perkembangan koperasi di
Indonesia terjadi karena faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut
memegang peranan penting dalam perkembangan koperasi di Indonesia. Kondisi
eksternal dan kondisi internal merupakan 2 keadaan yang saling terkait dan tidak bisa
dilepaskan.
Secara eksternal, pesatnya pengaruh globalisasi pasar bebas ekonomi dunia telah
menggiring perekonomian Indonesia ke arus kapitalisme yang semakin berkembang, dan
pada gilirannya kian menyulitkan posisi dan peran koperasi di zona ekonomi negeri ini.
Sementara peran strategis negara untuk mewujudkan ideoloogi ekonomi berbasis
koperasi tidak tampak secara nyata dan signifikan memberikan hak (right) sosial ekonomi
rakyat berupa kemakmuran. Hal itu terutama akibat koordinasi dan komitmen yang lemah
pada tataran implementasi peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah (PP),
keputusan menteri, dan kebijakan-kebijakan teknis operasional.
Adapun faktor penghambat perkembangan koperasi secara internal lebih banyak lagi.
Diantaranya adalah
1. Modal usaha dan lapangan usaha yang terbatas pada simpanan anggota
sehingga sebagian koperasi hanya mengelola satu jenis usaha, dan sifatnya
temporer, serta monoton.
2. Kurangnya tenaga profesional, bahkan sebagian masyarakat enggan masuk
sebagai pengelola koperasi karena dinilai tidak menjanjikan masa depan. Sebab,
pengurus atau karyawan koperasi sering dikonotasikan terbelakang, pengusaha kelas
rendahan, dan pengelolaannya jauh dari profesionalisme. Kalau pun ada yang tertarik
menjadi pengelola usaha koperasi, mereka tidak terpacu untuk menjadi
wirausahawan koperasi yang profesional dan tangguh justru karena citra koperasi itu
sendiri yang marjinal dan terbelakang.
3. Kepastian usaha, segmentasi pasar, dan daya dukung organisasi yang sangat
lemah. Percepatan usaha yang dimiliki berjalan lamban, dan kurang mampu bersaing
di pasar, baik pasar lokal, regional dan nasional, apalagi international.
4. visi dan wawasan bisnis pengurus koperasi yang terbatas, sehingga tidak
tercipta inovasi dan kreasi serta sinkronisasi usaha. Sistem pengelolaan usaha juga
tidak transparan di antara anggota dan pengurus lainnya. Situasi ini diperparah oleh
lemahnya profesionalisme sumber daya manusia koperasi, sehingga tidak mampu
berkompetisi dengan lembaga usaha dan entrepeneur dari kalangan swasta dan
perusahaan milik negara (BUMN/BUMD).
5. koperasi memiliki ketergantungan dominan pada bantuan pemerintah sehingga
kurang mendapat kepercayaan dalam mengelola bisnis yang besar. Di satu sisi,
koperasi mendapata kucuran dana yang sangat terbatas dan sedikit, dan sisi lain,
pihak perbankan kurang respek untuk memberikan kredit pinjaman yang memadai
untuk modal usaha berskala besar.
6. koperasi tidak dikelola secara profesional, terutama dalam pengelolaan usaha,
tidak ada follow up usaha secara tajam, tidak terjadi perputaran modal yang baik,
tidak tercipta siklus kerja yang baku dan berstandar tinggi, serta tidak tumbuhnya
partisipasi kerja secara intensif dan bermutu.
7. lalu lintas uang yang beredar di daerah (kabupaten/Desa) terbatas, padahal
desa adalah basis utama koperasi. Hal itu mengakibatkan daya beli masyarakat
melemah, yang berpengaruh pada perputaran modal usaha berjalan lamban, dan
untuk melakukan ekspansi usaha harus menunggu waktu yang lama.

Menurut saya bahwa koperasi seharusnya melaksanakan beberapa saran yang membangun,
diantaranya :

1. Koperasi sebaiknya melakukan revitalisasi jatidiri koperasi, sehingga dapat


mengembalikan koperasi kepada koridor usaha yang sesuai dengan jatidiri koperasi.
Tidak terdapat unsur yang bertentangan dengan jatidiri koperasi dengan begitu,
koperasi dapat berkembang sesuai dengan bangun usaha yang sesuai.

2. Para penggerak koperasi harus secara terus menerus menghasilkan terobosan-


terobosan kreatif inovatif dalam mengembangkan bisnis koperasi yang tidak hanya
mampu bersaing, tetapi juga bisa berdiri sejajar dengan badan usaha yang lain. Perlu
adanya pembelajaran manajemen koperasi tidak hanya manajemen perusahaan. Perlu
pengembangan manajemen koperasi yang modern kontemporer yang diterapkan di
lembaga lain. Sehingga koperassi dapat mengetahui celah untuk mengembangkan
potensi koperasi yang begitu besar.

3. Koperasi harus memiliki tekad kuat untuk menerapkan manajemen professional dalam
menjalankan bisnis koperasi yang ditandai dengan
a. Berani merekrut tenaga-tenaga professional yang hebat dan sudah ahli di bidang
perkoperasian dan manajemen koperasi
b. Mengembangkan keahlian para pengurus dan manajemen pengelola koperasi
baik melalui pendidikan maupun pelatihan dan praktek langsung di lapangan
koperasi.
c. Menyiapkan dana khusus untuk melakukan penelitian, kegiatan publik untuk
lebih memasyarakatkan koperasi, memperluas kemitraan usaha koperasi, dan
semisalnya

4. Koperasi hendaknya berdiri atas kesadaran masyarakat akan kebutuhan terhadap


koperasi bukan dengan perekrutan besar-besaran dari pemerintah tanpa ada kesadaran
dari anggota untuk menjalankan fungsinya sebagai anggota koperasi. Koperasi yang
berdiri dari himpunan masyarakat yang sadar dan membutuhkan koperasi akan lebih
berjalan dan terlaksana daripada kenaggotaan koperasi yang bersifat rekrutan resmi
karena tuntutan perusahaan dan semisalnya. Kembali kepada jatidiri koperasi, sifat
terbuka dan suka rela merupakan suatu hal yang pokok dalam koperasi karena
keanggotaan yang tidak didasari oleh sikap terbuka dan sukarela akan berkibat fatal
pada terbengkalainya koperasi dalam menjalankan usahanya.

5. Memasyarakatkan koperasi atau memberikan pemahaman kepada masyarakat akan


bentuk dan sepak terjang koperasi yang sesungguhnya, sehingga presepsi masyarakat
terhadap koperasi tidak melulu buruk dan merugikan.

3. Jelaskan latar belakang pelaksanaan privatisasi di Indonesia?


Penerapan privatisasi di Indonesia di dasari pada kejadian di mana banyak perusahaan
milik negara digunakan oleh penguasa atau pejabat pemerintah untuk kepentingan
pribadi atau golongan.

4. Jelaskan Tujuan pembentukan komite pemberantasan korupsi ?


KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.

5. Jelaskan solusi yang dapat ditempuh oleh pemerintah dalam upaya mengurangi
beban utang luar negeri ?

Solusi altenatif yang dapat ditempuh untuk mengurangi beban utang luar negeri yang
sedang melilit Indonesia adalah:

 Penundaan pembayaran angsuran pokok utang


 Pengalihan kewajiban membayar angsuran pokok utang menjadi
kewajiban melaksanakan suatu program tertentu (debt swap)
 Pengurangan pokok utang melalui mekanisme yang dikenal sebagai
Inisiatif untuk negara-negara miskin yang terjebak utang (HIPC
Inisiative)

Anda mungkin juga menyukai