Anda di halaman 1dari 2

1. Fungsi pokok Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

Dalam
pengamalan Pancasila sebagai dasar negara bersifat imperatif (memaksa) mengapa
demikian jelaskan ?
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar
Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang
berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara
disertai sanksisanksi hukum.
2. Mengapa ekonomi menjadi faktor utama bagi status negara demokrasi, Jelaskan !
Alasan mengapa faktor ekonomi menjadi faktor utama bagi status suatu negara
demokrasi, yaitu Bahwa pertumbuhan ekonomi akan dapat mencerdaskan masyarakat
dan masyarakat yang cerdas merupakan salah satu kriteria bahkan syarat suatu
masyarakat demokratis. Pertumbuhan ekonomi juga dapat menimbulkan proses
urbanisasi. Proses ini dapat dijadikan sebagai indikator pra kondisi keberhasilan
demokratisasi.
3. Ada dua sistem perubahan konstitusi (UUD) yang dianut oleh banyak negara. Sistem
yang dimaksud adalah constitutional reform dan sistem addendum. Jelaskan kedua
sistem yang dimaksud ?
Consttitutional reform adalah amanat nyata dan tegas untuk memperbaiki sistem
ketatanegaraan Indonesia. Keberhasilan reformasi konstitusi adalah syarat mendasar
keberhasilan reformasi secara keseluruhan. Sebaliknya, penggagalan reformasi
konstitusi adalah upaya pembunuhan secara sistematis terhadap reformasi menuju
Indonesia yang lebih demokratis.
Addendum adalah istilah dalam kontrak/perjanjian yang berarti pasal/klausul tambahan
yang secara fisik terpisah dari kontrak/perjanjian utama tetapi secara hukum melekat
pada kontrak utama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, addendum adalah jilid
tambahan (pada buku);lampiran; ketentuan atau pasal tambahan, misal dalam akta. Arti
lainnya dari addendum adalah ketentuan atau klausul tambahan dalam perjanjian.
Addendum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak atau perjanjian. Dapat
dikatakan bahwa addendum berisi dokumen yang mengubah, menambah atau
mengurangi isi perjanjian atau kontrak asli. Kunci utama sebuah addendum adalah
kesepakatan para pihak.
4. Perubahan suatu konstitusi bukan hanya didasarkan pada tuntutan atau desakan
masyarakat, tetapi juga didasarkan pada pemikiran-pemikiran serta latar belakang
perubahan UUD. Jelaskan empat dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya
perubahan UUD Negara RI Tahun 1945
Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain, sebagai berikut.
1.    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk
struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang
sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal itu berakibat pada tidak terjadinya
saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances) pada institusi-institusi
ketatanegaraan. Penyerahan kekuasaan tertinggi kepada MPR merupakan kunci yang
menyebabkan kekuasaan pemerintahan negara seakan-akan tidak memiliki hubungan
dengan rakyat.
2.    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan
kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif (presiden).
Sistem yang dianut oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
adalah dominan eksekutif (executive heavy,) yakni kekuasaan dominan berada di
tangan presiden. Pada diri presiden terpusat kekuasaan menjalankan pemerintahan
(chief executive) yang dilengkapi dengan ber-bagai hak konstitusional yang lazim
disebut hak prerogatif (antara lain memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi) dan
kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasaan mem-bentuk undang-undang. Hal itu
tertulis jelas dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang berbunyi Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara yang
tertinggi di bawah Majelis. Dua cabang kekuasaan negara yang seharusnya di-pisahkan
dan dijalankan oleh lembaga negara yang berbeda tetapi nyatanya berada di satu
tangan (Presiden) yang me-nyebabkan tidak bekerjanya prinsip saling mengawasi dan
saling mengimbangi (checks and balances) dan berpotensi mendorong lahirnya
kekuasaan yang otoriter.
3.    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung
pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu tafsiran
(multitafsir), misalnya Pasal 7 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (sebelum diubah) yang berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden memegang
jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali”. Rumusan
pasal itu dapat ditafsirkan lebih dari satu, yakni tafsir pertama bahwa presiden dan wakil
presiden dapat dipilih berkali-kali dan tafsir kedua adalah bahwa presiden dan wakil
presiden hanya boleh memangku jabatan maksimal dua kali dan sesudah itu tidak boleh
dipilih kembali. Contoh lain adalah Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum diubah) yang berbunyi “Presiden ialah orang
In-donesia asli”. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak
memberikan penjelasan dan memberikan arti apakah yang dimaksud dengan orang
Indonesia asli. Akibatnya rumusan itu membuka tafsiran beragam, antara lain, orang
Indonesia asli adalah warga negara Indonesia yang lahir di Indonesia atau warga
negara Indonesia yang orang tuanya adalah orang Indonesia.
4.   Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu banyak
memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal penting
dengan undang-undang. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menetapkan bahwa Presiden juga memegang kekuasaan legislatif sehingga
Presiden dapat merumuskan hal-hal penting sesuai dengan kehendaknya da-lam
undang-undang. Hal itu menyebabkan pengaturan me-ngenai MPR, Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), HAM, dan
pemerintah daerah disusun oleh kekuasaan Presiden dalam bentuk pengajuan
rancangan undang-un-dang ke DPR.
5. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berdasarkan  konstitusi dan atau
hukum (rule of Low). Ada 6 syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang
demokratis di bawah rule of low sebut dan jelaskan !
6 syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di bawah rule of
low yaitu:
1.Perlindungan konstitusional.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan yang menyatukan pendapat.
5. Kebebasan yang berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai