Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sementara itu fungsi evaluasi dikelompokkan menjadi tiga fungsi, yakni sebagai
berikut.
Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik jika berpegang pada
tiga prinsip dasar berikut:
a. Prinsip Keseluruhan
Prinsip ini dikenal juga dengan prinsip komperhensif. Dengan prinsip ini maka
evaluasi hasil belajar dapat terlaksana dengan baik, apabila evaluasi hasil tersebut
dilaksanakan secara menyeluruh
b. Prinsip Kesinambungan
Prinsip ini dikenal dengan dengan prinsip kontinuitas, yakni evaluasi belajar yang
baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-
menyambung dari waktu ke waktu
c. Prinsip Objektivitas
Prinsip ini mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan
sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya
subjektif.
Dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan pasal 5,
dijelaskan bahwa prinsip evaluasi atau penilaian hasil belajar antara lain adalah sebagai
berikut.
1) Sahih, yang berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik.
7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, teknik, maupun hasilnya.
5. Objek Evaluasi Pembelajaran
Objek evaluasi biasa disebut juga dengan sasaran evaluasi. Yaitu segala
sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi
tentang sesuatu tersebut
b. Pendekatan Tradisional
Menurut Arifin (2017, hlm. 85-86) pendekatan evaluasi tradisional
berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini di sekolah yang
ditujukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik. Aspek-aspek
keterampilan dan pengembangan sikap kurang mendapatkan perhatian yang
serius. Dengan kata lain, peserta didik hanya dituntut untuk menguasai mata
pelajaran. Kegiatan-kegiatan evaluasi juga lebih difokuskan pada komponen
produk saja, sementara komponen proses cenderung diabaikan. Hasil kajian
Spencer cukup memberikan gambaran betapa pentingnya evaluasi pembelajaran.
c. Pendekatan Sistem
Evaluasi pendekatan sistem adalah evaluasi yang dilakukan melalui sistem
atau totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan. Komponen evaluasi yang dimaksud meliputi komponen
kebutuhan dan feasibility, komponen input, komponen proses, dan komponen
produk (Arifin, 2017, hlm. 86). Stuffebeam menyingkatnya sebagai CIPP, yakni
context, input, process, product.
Komponen-komponen ini harus menjadi landasan pertimbangan dalam
evaluasi pembelajaran secara sistematis. Berbeda dengan pendekatan tradisional
yang hanya menyentuh komponen produk saja. Mudahnya pendekatan ini tidak
hanya mempertimbangkan penilaian kognitif atau penguasaan mata pelajaran
saja. Namun melibatkan seluruh komponen yang ada, misalnya keaktifan, afeksi,
karakter, atau berbagai komponen lain yang dibutuhkan dalam suatu
pembelajaran.
d. Criterion-Referenced Evaluation
Criterion-referenced evaluation atau lebih dikenal dengan Penilaian Acuan
Patokan (PAP) dapat digunakan dengan membandingkan hasil yang diperoleh
peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut atau mutlak
telah ditetapkan.
Adapun langkah-langkahnya, yaitu: menentukan skor ideal, mencari rata-rata dan
simpangan baku ideal, kemudian menggunakan pedoman konversi skala nilai.
Pendekatan ini sering disebut penilaian norma absolut yang cocok digunakan
dalam evaluasi formatif yang berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran dan
menggambarkan prestasi belajar peserta didik scara objektif.
e. Norm- Referenced Evaluation
Norm- Referenced Evaluation atau Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah
pendekatan yang membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu
kelasnya yang bersifat relatif.