Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling


Dosen Pengampu : Isnaria Rizki Hayati, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kemala Murdiyana 12110521596
Nurhaliza 12110520307

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Dasar Bimbingan Konseling.”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Bimbingan Konseling. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan mengenai pengertian bimbingan konseling, perbedaan
profesi bk/konselor, psikiater, psikoterapi dan dokter serta tujuan bimbingan dan
konseling. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Isnaria Rizki Hayati,
M.Pd. selaku dosen matakuliah bimbingan konseling yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan seseuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 18 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3
A. Pengertian Bimbingan Konseling ................................................... 3
B. Perbedaan Profesi BK/Konselor, Psikiater, Psikoterapi dan Dokter 4
C. Tujuan Bimbingan Konseling ........................................................ 6
BAB III PENUTUP ............................................................................ 10
A. Kesimpulan ................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan
yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di
sekolah. Menurut Sertzer dan Stone, bimbingan merupakan proses membantu
orang perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya.
Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin “Consilum” yang berarti
“dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau “memegang”. Maka dapat
dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.’Pada bimbingan dan
konseling di Indonesia, pelayanan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia
mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut
Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama
menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK
sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru
diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975.
Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan
bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001
dan sampai saat ini terus berkembang Pada bimbingan dan konseling di Dunia
Internasional Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu
pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru. Gerakan bimbingan
disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi industri dan
keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-sekolah
negeriTerlepas dari predikat guru bimbingan dan konseling, pada dasarnya guru
adalah jabatan profesional yang harus dipertanggungjawabkan secara profesional
pula. Guru adalah jabatan yang memerlukan keahlian khusus. Sikap, perilaku dan
pemikiran seorang guru harus tercermin dalam idealismenya. Oleh karena itu,
pemahaman atas jabatan guru penting artinya dalam rangka mengabdikan dirinya
terhadap nusa, bangsa dan negara. Jenis pekerjaan ini seharusnya tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar lingkup pendidikan.

1
Demikian pula halnya dengan jabatan fungsional guru bimbingan dan
konseling yang sesungguhnya hanya dapat dilaksanakan secara optimal oleh
mereka yang memang memiliki latar belakang kependidikan seperti itu. Jika suatu
jabatan fungsional dilakukan oleh orang yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan dan keprofesian yang benar, maka sangat besar kemungkinannya
terjadi penyimpangan peri-laku, penyimpangan kegiatan, dan penyimpangan
penafsiran di luar batas kewajaran yang seharusnya. Itulah yang terjadi dalam
ruang lingkup bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar pada dewasa ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian BK?
2. Apa perbedaan profesi BK/Konselor, Psikiater, Psikoterapi dan Dokter?
3. Apa tujuan bimbingan dan konseling

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian BK
2. Untuk mengetahui perbedaan profesi BK/Konselor, Psikiater, Psikoterapi dan
Dokter
3. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling

Kata Bimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari bahasa Inggris


“guidance and counseling” kedua kata ini memiliki makna yang berbeda sesuai
dengan sudut pandang dan titik tolak mereka. Secara etimologis kata “guidance”
berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti menunjukkan,
membimbing, menuntun ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya, secara
umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Bahwa
tidak semua bantuan yang diberikan dapat dikatakan bantuan dalam makna
bimbingan. Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang berarti
“to give advice” yaitu memberi saran atau nasehat (Hallen 2002:9) seperti kata
bimbingan, maka kata konseling memiliki definisi yang berbeda-beda
diantaranya. Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan
dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam
serangkaian pertemuan langsung tatap muka antara konselor dan klien dengan
tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap
dirinya dan dengan menggunakan kekuatan diri klien agar mampu memecahkan
masalahnya

Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan yang dilaksanakan dari


manusia, untuk manusia, dan oleh manusia. Dari manusia, artinya pelayanan itu
diselenggarakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia dengan segenap
dimensi kemanusiaannnya. Untuk manusia, dimaksudkan bahwa pelayananan
tersebut diselenggarakan demi tujuan yang agung, mulia dan positif bagi
kehidupan manusia menuju manusia seutuhnya, baik manusia sebagai individu
maupun kelompok. Oleh manusia mengandung pengertian bahwa
penyelenggaraan kegiatan itu adalah manusia dengan segenap derajat, martabat
dan keunikannya masing-masing yang terlibat didalamnya. Proses Bimbingan dan

3
Konseling seperti itu melibatkan manusia dan kemanusiaanya sebagai totalitas
yang menyangkut segenap potensi-potensi dan kecenderungan-kecenderungannya,
perkembangannya dinamika kehidupannya, permasalahan-permasalahannya, dan
interaksi dinamis antara berbagai unsur yang ada itu.

Berdasarkan pengertian dan penjabaran bimbingan konseling di atas,


secara integritas dapat dirumuskan menjadi makna bimbingan dan konseling
sebagai berikut: Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu
(Konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya, agar konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri, atau
proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing
(konselor) kepada individu (konseli) melalui tatap muka atau hubungan timbal
balik antara keduanya untuk mengunggkap masalah konseli sehingga konseli
mampu melihat masalah sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu
memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.

B. Perbedaan Profesi BK/Konselor, Psikiater, Psikoterapi dan Dokter

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian


khusus dari para penyandang profesi. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi itu
tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu. Profesi itu berbeda
dari pekerjaan-pekerjaan yang lain karena mempunyai fungsi sosial, yaitu
pengabdian kepada masyarakat dan di dalamnya tersimpul suatu keharusan
kompetensi agar profesi tersebut menjalankan fungsinya sebaikbaiknya. Hal ini
dengan sendirinya mengimplikasikan supaya terpenuhinya tuntutan adanya
pengetahuan dan keterampilan yang khusus menjalankan fungsi itu dan pula

4
adanya cara atau alat untuk mengadakan verifikasi terhadap tuntutan pengetahuan
khusus.
Konseling sebagai profesi yaitu pekerjaan atau karier yang bersifat
pelayanan keahlian dengan tingkat ketepatan yang tinggi untuk kebahagiaan
individu (pengguna pelayanan konseling) berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Individu sebagai pengguna layanan konseling yang disebut klien atau konseli
adalah manusia yang memiliki karakteristik pembeda tertentu yang menyediakan
basis profesi konseling serta lembaga dan institusi yang melalui profesi ini
mengkontribusikan pengetahuan dan keterampilan khususnya.
Istilah psikoterapi (psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu “psyche” dan
“therapy”. Psyche artinya jiwa dan “therapy” adalah hati. Jadi psikoterapi mungkin dapat
disebut Penyembuhan jiwa atau penyembuhan (usaha) mental. Jadi psikoterapi adalah
perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal
dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan
profesional dengan pasien, yang bertujuan ; (1) menghilangkan, mengubah atau
menemukan gejala-gejala yanga da, (2) memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku
yang rusak, dan (3) meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang
positif.16 Menurut Frued psikoterapi adalah merupakan pelaksanaan-pelaksanaan
kegiatan psikologis, terdiri dari bagian sadar (conscious) dan bagian tidak sadar
(unconscious)
Konseling dan Psikoterapi merupakan suatu usaha profesional untuk membantu/
memberikan layanan pada individu-individu mengenai permasalahan yang bersifat
psikologis. Dengan kata lain Konseling dan Psikoterapi bertujuan memberikan bantuan
kepada klien untuk suatu perubahan tingkah (behauvioral change), kesehatan mental
positif (positive mental health), pemecahan masalah (problen solution), keefektifan
pribadi (personal effectiveness), dan pembuatan keputusan (decision making).
Konseling merupakan proses wawancara tatap muka antara dua orang (konselor
dan klien) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada klien, sehingga klien dapat
memecahkan masalahnya dan lebih berkembang dalam kehidupan sekarang dan masa
depannya. Menurut British Association of counseling (dalam Mappiare, 2004), konseling
merupakan suatu proses bekerja dengan orang banyak, dalam suatu hubungan yang
bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau
pemecahan masalah. Sedangkan psikoterapi merupakan interaksi sistematis klien-terapis

5
memanfaatkan prinsip psikologis, untuk melakukan pengubahan pikiran, perasaan dan
perilaku klien, dengan tujuan membantu klien mengatasi perilaku abnormal, memecahkan
masalah dan atau berkembang sebagai individu. Menurut Mappiare ada sejumlah
perbedaan psikoterapi dan konseling dikemukakan sebagai berikut: 1. Konseling
merupakan bagian dari psikoterapi. Psikoterapi merupakan bagian yang lebih luas dari
pada konseling. 2. Konseling lebih mengarah pada penyebab atau awal masalah.
Selanjutnya konseling lebih mengarah pada pengembanganpendidikan-pencegahan.
Berbeda dengan psikoterapi yang mengarah penyembuhanpenyesuaian-penyembuhan. 3.
Dasar konseling adalah filsafat manusia. Dasar dari psikoterapi adalah perbedaan
individual dengan dasar-dasar psikologi kepribadian dan psikopatologi. Pada
perkembangan selanjutnya konseling juga memanfaatkan perkembangan teori-teori
kepribadian dalam konteks ilmu perilaku. 4. Dijelaskan oleh Narayana Rao (dalam
Hartosujon) bahwa tujuan antara konseling dan psikoterapi sama, namun keduanya
berbeda dalam proses pencapaiannya. Psikoterapimencapainya dengan cara‘pembedahan’
psikis dan pembedahan otak. Proses konseling lebih mengarah pada identifikasi dan
kekuatan-kekuatan positif yang dimiliki klien, agar klien lebih maksimal dalam
kehidupannya.
Pengertian dokter secara umum merupakan profesi yang biasanya
mengobati, merawat dan penyelamatan terhadap orang sakit. Pengertian dokter
adalah pihak yang mempunyai keahlian dibidang kedokteran. Pada kedudukan ini,
dokter adalah yang dianggap pakar dalam bidang kedokteran. Atau Dokter adalah
orang yang memiliki kewenangan dan izin sebagaimana mestinya untuk
melakuakn pelayanan kesehatan, khususnya memriksa dan mengobati penyait dan
dilakukan menurut hukum dalam pelayanan kesehatan.

C. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya adalah


memberi bimbingan kepada individu atau sekelompok individu agar mereka dapat
berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Prayitno (2004:114)
menyatakan bahwa : “Bimbingan dan konseling membantu individu untuk

6
menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai
wawasan, pandangan dan interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang
tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya”.

1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial


konseli adalah:
 Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
 Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
 Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif
antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan
(musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
ajaran agama yang dianut.
 Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik
maupun psikis
 Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
 Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
 Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
 Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
 Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
 Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.

7
 Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah :
 Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan
memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar
yang dialaminya.
 Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
 Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
 Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran,
dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
 Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugastugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
 Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah
 Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan.
 Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
 Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi
dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

8
 Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai
pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang
pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
 Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciriciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan
kerja.
 Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
 Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir.
Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia
senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang
relevan dengan karir keguruan tersebut.
 Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan
minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami
kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan
apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
 Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan
yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (Konseli) melalui
pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli
mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya
serta mampu memecahkan masalahnya sendiri, atau proses pemberian bantuan
atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada individu
(konseli) melalui tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk
mengunggkap masalah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri
sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang
dihadapinya.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
khusus dari para penyandang profesi. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi itu
tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu. Konseling,
psikiater, psikoterapi dan dokter merupakan profesi yang jelas berbeda. Tujuan
bimbingan dan konseling dapat terbagi kedala tigas aspek, yaitu aspek pribadi
sosial konseli, aspek akademik (belajar) dan aspek karir.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun, kami yakin dalam penyusunan
makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap belajar, maka dari
itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan usul serta
kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan
bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena
kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arsini, Y. (2017). KONSEP DASAR PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING


DI SEKOLAH, 7(1), 30.
Ronita, S. (2020). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dokter Terbaik di
Dinas Kesehatan Kab. Simalungun Menggunakan Metode MABAC, 9(2), 129-
130.
Suhertina. (2014). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru: CV.
MUTIARA PESISIR SUMATRA.

11

Anda mungkin juga menyukai