Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN TUGAS GEOMETRI DAN ARITMATIKA SOSIAL

TITIK, GARIS, BIDANG, KESEBANGUNAN, DAN KONGRUENSI

Oleh :Kelompok 4 / 2A
Annisa Nur Fadhilah K7120038
Delia Ayu Windansari K7120068
NoviaRetnoSetiowati K7120190
Haritsah Nur Aini K7120117
RiskaSulistyowati K7120229
SeptianaMuliaRahmawati K7120242

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
TITIK, GARIS, BIDANG, KESEBANGUNAN, DAN KONGRUENSI
1. TITIK
Titik adalah bagian terkecil dari suatu objek geometri, yang menempati suatu tempat, yang
mempunyai kedudukan/posisi akan tetapi tidak memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Titik
adalah simbol yang mewakili suatu keadaan tertentu yang digambarkan sebagai lingkaran kecil
berwarna.Titik adalah suatu idea, benda pikiran yang bersifat abstrak. Dikarenakan titik tidak
bias dijelaskan dengan cara biasa, Titik termasuk sesuatu yang tak terdefinisi.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka untuk menandai sebuah titik dapat disimbolkan dalam
wujud noktah atau silang :
“.” Noktah untuk mewujudkan titik.
“x” Silang untuk mewujudkan titik.
Geometri berhubungan dengan himpunan tak hingga titik. Suatu titik biasanya digambarkan
dengan menggunakan noktah (.). Suatu titik dapat diberi nama dengan menggunakan huruf
besar (kapital).
Contoh titik A dan titik B dapat digambarkan sebagai berikut.
.R .S
Titik R Titik S

Macam-macam titik:
a. Titik balik (titik paling bawah / paling atas dari suatu parabola). Titik balik dibedakan
atas titik balik maksimum dan titik balik minimum.
b. Titik bagi suatu garis (titik yang membagi sebuah garis).
c. Titik belok.
d. Titik berat.
e. Titik invarian (titik tetap/ titik simetri).
f. Titik pangkal (titik asal atau titik pusat koordinat).
g. Titik potong (dua buah ruas garis selalu berpotongan di satu titik, titiknya disebut
titik potong).
h. Titik sudut (dua ruas garis yang salah satu ujungnya bertemu disatu titik dan
membentuk sudut, titik temu ruas garis itu disebut titik sudut).
Untuk mempermudah identifikasi titik dalam koordinat kartesius, titik dapat
memuat keterangan misalnya A (x,y), dengan x adalah posisi dalam sumbu x dan y
adalah posisi dalam sumbu y. Nama sumbu x disebut juga absis dan sumbu y disebut
juga ordinat.
Contoh titik A dan titik B dalam koordinat kartesius:
Contoh di atas titik A (1,1) karena berada dalam posisi 1 pada koordinat absis (sumbu x)
dan posisi 1 pada ordinat (sumbu y).

Contoh di atas titik B (2,3) karena berada dalam posisi 2 pada koordinat absis (sumbu x)
dan posisi 3 pada ordinat (sumbu y).

2. GARIS
Garis adalah himpunan titik-titik yang terdiri lebih dari satu titik. Titik-titik
tersebut berderet ke kedua arah yang saling berlawanan sampai jauh yang tak hingga.
Model permisalan suatu garis seperti seutas benang atau tali lurus yang dapat
dibentangkan ke arah yang berlawanan sampai jauh yang tidak terhingga. Garis hanya
mempunyai ukuran panjang, penulisan garis menggunakan huruf kecil seperti a,b,c, atau
dengan dua buah huruf capital seperti AB,KL,XY.
Contoh :
A B a
Garis AB Garis a

3. BIDANG
A. Pengertian Bidang
Bidang adalah bangun datar dua dimensi yang memiliki ukuran panjang dan
lebar serta terdiri dari gabungan beberapa garis yang saling berhubungan. Selain itu,
bidang juga memiliki keliling dan luas. Contoh gambar bidang:

B. Kedudukan Bidang terhadap Bidang Lain


1. Dua bidang yang saling sejajar
Dua bidang sejajar apabila tidak ada garis yang berpotongan dari kedua
bidang.
Gambar dua bidang yang saling sejajar

2. Dua bidang yang saling berpotongan


Dua bidang berpotongan apabila terdapat garis yang berpotongan dari
bagian kedua bidang.

Gambar dua bidang yang saling berpotongan

3. Dua bidang yang saling berimpit


Dua bidang berimpit apabila setiap titik yang terletak pada suatu bidang
juga terletak pada bidang yang lain.

Gambar dua bidang yang saling berimpit

C. Bentuk, Sifat, dan RumusMengukur Luas Bidang


1. Persegi
a. Sifat Persegi:
- Memiliki empat sisi sama panjang
- Mempunyai empat sudut siku- siku
- Memiliki dua diagonal yang saling berpotongan tegak lurus
b. Rumus menghitung luas: s × s
Gambar persegi

2. Persegi panjang
a. Sifat persegi panjang:
- Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
- Keempat sudutnya siku-siku
- Memiliki dua diagonal yang sama panjang
b. Rumus menghitung luas: p × l

Gambar persegi panjang

3. Segitiga
a. Macam dan sifat segitiga:
1) Berdasarkan panjang sisinya:
- Segitiga sama sisi:
(1) Ketiga sisinya sama panjang
(2) Ketiga sudutnya sama besar (60°)
- Segitiga sama kaki:
(1) Dua dari tiga sisinya sama panjang
(2) Memiliki sepasang sudut yang sama panjang
- Segitiga sembarang:
(1) Ketiga sisinya tidak sama panjang
(2) Ketiga sudutnya tidak sama besar
2) Berdasarkan besar sudutnya:
- Segitiga siku- siku:
Memiliki sudut terbesarnya adalah sudut siku- siku (90°)
- Segitiga lancip:
Ketiga sudutnya adalah sudut lancip (< 90°)
- Segitiga tumpul:
Salah satu sudutnya adalah sudut tumpul (> 90°)
a ×t
b. Rumus menghitung luas:
2
Gambar segitiga

4. Jajar genjang
a. Sifat jajar genjang:
- Memiliki dua sisi yang sejajar dan berhadapan sama panjang
- Memiliki dua pasang sudut yang berhadapan sama besar
- Memiliki dua diagonal yang membagi jajar genjang menjadi dua sama
besar
b. Rumus menghitung luas: a × t

Gambar jajar genjang

5. Belah ketupat
a. Sifat belah ketupat:
- Memiliki empat sisi yang sama panjang
- Memiliki dua pasang sudut yang berhadapan sama besar
- Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus
d1×d2
b. Rumus menghitung luas:
2

Gambar belah ketupat

6. Layang- layang
a. Sifat layang- layang:
- Memiliki sepasang sudut yang sama besar
- Memiliki dua pasang sisi yang sama panjang
d1×d2
b. Rumus menghitung luas:
2

Gambar layang- layang

7. Trapesium
a. Sifat trapesium:
- Memiliki sisi sejajar
- Memiliki dua pasang sudut sama besar (trapezium sama kaki) atau
memiliki dua sudut siku- siku (trapesium siku- siku)
- Jumlah besar sudut yang berdekatan di antara dua garis sejajar adalah 180°
( a+b ) × t
b. Rumus menghitung luas:
2

Gambar trapesium

8. Lingkaran
a. Sifat lingkaran:
- Memiliki satu titik pusat di tengah
- Jarak sembarang titik pada lingkaran terhadap pusat adalah sama

b. Rumus menghitung luas: π r2


Gambar lingkaran

D. Jarak Bidang ke Bidang


Jarak bidang ke bidang adalah jarak terpendek antara dua buah bidang. Selain
itu, dapat diartikan dengan panjang garis yang memotong tegak lurus kedua bidang.

Gambar jarak bidang ke bidang

E. Contoh Soal Bidang


1. Tentukan luas bidang di bawah ini!

Jawab:
Luas jajar genjang= a × t
a. Mencari tinggi:
t= √ 52 – 32
= √ 25−9
= √ 16
= 4 cm
b. L= a × t
=7×4
= 28 cm2
2. Perhatikan gambar di bawah!
Jarak bidang ACH ke BEG sama dengan jarak dari titik P ketitik Q. Panjang PQ=
1
. Tentukan jarak bidang ACH ke BEG!
3

Jawab:
- Mencari panjang DF (diagonal ruang):
a. DB= √ 62 + 62
= √ 36+36
= √ 72
= 6√ 2 cm
b. DF= √ 62+(6√ 2)2
= √ 36+72
= √ 108
= 6√ 3 cm
- Mencari panjang PQ:
1
PQ= DF
3
1
= × 6√ 3
3
= 2√ 3 cm
Jadi, jarak bidang ACH ke BEG adalah 2√ 3 cm

4. KESEBANGUNAN
A. Pengertian
Kesebangunan merupakan dua buah bangun yang memiliki sudut serta
panjang sisi yang sama atau memiliki perbandingan yang sama. Kesebangunan
dilambangkan dengan symbol notasi ≈.
B. Syarat Kesebangunan
a) Dua bangun dinyatakan sebangun jika :
1) Perbandingan panjang sisi yang bersesuaian nilai.
2) Sudut yang bersesuaian besarnya sama.
b) Dua segitiga dinyatakan sebangun jika :
1) Panjang sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan panjang yang
sama.
2) Sudut yang bersesuaian besarnya sama.
3) Sudut yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama sehingga
sudut yang diapit oleh kedua sisinya memiliki besar yang sama.

c) Segitiga istimewa yang sebangun jika :


1) Segitiga siku-siku, memiliki sifat salah satu sudutnya memiliki besar
90 derajat.
2) Segitiga sama kaki, memiliki sifat kedua sisinya memiliki panjang
yang sama, memiliki besar sudut yang sama, dan hanya memiliki satu
sumbu simetri.
3) Segitiga sama sisi, memiliki sifat ketiga sisinya memiliki panjang yang
sama, memiliki besar sudut yang sama, dan memiliki tiga sumbu
simetri.
C. Rumus bangun datar yang sebangun.
1) Persegi

2) Segitiga
3) Segitiga siku-siku memiliki keistimewaan
D. Contoh soal
Perhatikan Gambar dibawah ini :

Berdasarkan gambar bangun persegi panjang ABCD dan PQRS di atas ialah sebagun.


Sehingga hitunglah:
a. Berapa panjang PQ?
b. Berapa luas dan juga keliling persegi panjang PQRS?
Jawab:
a. Perbandingansisi AB dengan AD bersesuaian dengan sisi PQ dan PS sehingga:
PQ AB
=
PS AD
PQ 16
=
6 4
16 ×6 96
PQ = = = 24 cm.
4 4
Sehingga diketahui panjang PQ yaitu 24 cm.
b. Mencari luas dan juga keliling persegi panjang PQRS:
 Rumus luas persegi panjang : panjang x lebar, sehingga:
Luas persegi panjang PQRS yakni:
PQ x PS = 24 cm x 6 cm = 144 cm2
 Keliling persegi panjangnya yakni:
Keliling persegi panjang PQRS = PQ + QR + RS + SP
=24cm + 6cm + 24 cm + 6 cm
= 60 cm.

5. KONGRUENSI
Dalam geometri, dua bangun datar atau objek lainnya disebut
(saling) kongruen jika keduanya memiliki bentuk dan ukuran yang sama, atau salah
satunya memiliki bentuk dan ukuran yang sama dari cerminan dari yang lain.
Kekongruenan merupakan dua buah bangun datar yang di mana kedua bangunnya
sama – sama memiliki bentuk dan juga ukuran yang sama.  

Kekongruenan ini biasa dilambangkan dengan pemakaian simbol ≅.


Contoh:
1. Dua Bangun Datar yang Kongruen

Pada kedua bangun di atas adalah bangun yang kongruen, karena panjang KL =
PQ, panjang LM = QR, panjang MN = RS, panjang NK = SP maka oleh karena
itu, pada bangun KLMN dan PQRS dapat dikatakan adalah kongruen karena
memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
2. Duan Segitiga yang Kongruen
Secara geometris, dua segitiga yang kongruen merupakan dua buah bangun
segitiga yang saling menutupi dengan tepat. Sifat dari kedua bangun segitiga
kongruen tersebut antara lain yakni:
a. Pasangan sisi yang bersesuaian merupakan sama panjang.
b. Sudut yang bersesuaian merupakan sama besar.
Segitiga bias disebut kongruen mana kala bias memenuhi beberapa syarat seperti
berikut:
a) Tiga sisi yang bersesuaian samabesar (sisi, sisi, sisi)

Berdasarkan gambar dari segitiga ABC serta segitiga PQR di atas,


diketahui jika keduanya mempunyai panjang AB = PQ, panjang AC = PR,
serta panjang BC = QR. 
b) Sudut dan dua sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)
Berdasarkan dari gambar bangun segitiga ABC serta segitiga PQR di atas,
diketahui jika kedua bangunnya memiliki sisi AB = PQ, ∠B = ∠Q, dan
juga sisi BC = QR.
c) Sudut sisi apit dan dua sudut yang bersesuaian sama besar (sudut, sisi,
sudut)

Berdasarkan dari gambar bangun segitiga ABC dan segitiga PQR di atas,
diketahui bahwa, ∠A = ∠P, sisi AC = PR, serta ∠Q = ∠R.
Catatan:
Dua bangun yang sama persis memang disebut sebagai kongruen. Namun, secara formal
dalam konteks bangun datar, jika terdapat dua buah bangun datar bias disebut kongruen
apabila dapat memenuhi dua syarat, yakni:

 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.


 Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.

Bangun dikatakan kongruen jika sisi-sisi yang bersesuaian harus sama panjang.
Sedangkan bangun dikatakan sebangun jika perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
harus sama besar.
Seluruh bangun yang kongruen sudah pasti sebangun, namun jika sebangun belum
tentu kongruen.

Contoh Soal:
1. Perhatikan gambar berikut!
Banyaknya pasangan segitiga yang kongruen adalah…
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
Pembahasan:
Pasangan segitiga yang kongruen adalah sebagai berikut.

 Segitiga PQR dengan segitiga PSR.


 Segitiga PQT dengan segitiga PST.
 Segitiga QRT dengan segitiga SRT.

Jadi, ada 3 pasang segitiga yang kongruen.


Jawaban: B
2. Diketahui segitiga PQR dan segitiga MNO kongruen. Jika panjang PQ = MO dan
QR = MN, pernyataan yang benar adalah…
A. ∠P = ∠M
B. ∠Q = ∠O
C. ∠R = ∠N
D. ∠Q = ∠N
Pembahasan:

Segitiga PQR ≅Segitiga MNO

PQ = MO ∠R = ∠N
QR = MN ∠P = ∠O
PR = NO ∠Q = ∠M
Jawaban: C

Anda mungkin juga menyukai