Anda di halaman 1dari 2

NILAI FEMINIS DALAM NOVEL AMBA

KARYA LAKSMI PAMUNTJAK


Oleh: Nisaus Sholehah

Novel menurut Kundera (2002:48)bukanlah konvensi penulis ; itu adalah suatu investigasi
terhadap kehidupan manusia dalam perangkap dunia. Novel merupakan salah satu bentuk karya
sastra yang memuat kisah hidup manusia yang setidak-tidaknya bisa hadir sebagai wahana untuk
mendiskusikan persoalan perempuan melalui karakter yang muncul dan konflik yang berkembang.
Banyak topik yang bisa diangkat dalam persoalan perempuan. Prempuan bukan hanya merupakan
persoalan jenis kelamin lain dari laki-laki. Perempuan memiliki kemajemukan dimensi, baik itu
dimensi fisik biologis, dimensi sosio-kultural, dimensi pesikologis, dimensi politis, bahkan
dimensi religious. Kompleksitas dimensi tersebut mau tak mau akan membentuk prilaku
perempuan dalam hidup sehari-hari, termasuk Ketika perempuan menuntut adanya persamaan
yang sama antara perempuan dengan laki-laki atau kesetaraan gender.

Menurut Sugihastuti (2016) Feminisme merupakan salah satu teori sastra yang digunakan untuk
melihat bagaimana bentuk nilai-nilai budaya yang digunkan masyarakat untuk mennempatkan
perempuan terhadap masalah tertentu dan melihat bagaimana nilai-nilai tersebut dapat
berpengaruh antara hubungan perempuan dengan lelaki dalam ranah psikologis,budaya dan
masyarakat. Dalam praktiknya, menurut budianta (2002: 201-202) kajian-kajian feminisme
menyoroti cara-cara media massa mengkonstruksi berbagai stereotype mengenai perempuan,
sekaligus mempelajari bagaimana suatu teks mengandung pesan perlawanan trehadap ideologi
yang dominan, yaitu ideologi patriarki. Ptriarki merupakan suatu ide atau gagasan yang
menganggap perempuan sebagai liyan “the other” (Gamble, 2010: 71) ideologi patriarki
memposisikan perempuan sebagai subordinat laki-laki.

Nilai feminis novel Amba dapat dikatakan sebagai bentuk feminis liberal. Feminis liberal adalah
bentuk perjuangan bagi pencapaian kesetaraan hak-hak perempuan di segala bidang kehidupan
sosial, politik, ekonomi, dan dan personal. Nilai tersebut dapat dilihat dari sifat Amba ysng cerdas
dan berpikiran maju. Kedua nilai itu yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca agar
perempuan mempunyai derajat yang sama dengan laki-laki.
Novel Amba mengggambarkan tokoh perempuan kekinian. Karakter tokoh utama, Amba Kinanti
digambarkan lebih kuat dan mendominasi hampir di setiap tahapan alur novel Amba.Yakni
ditunjukan pada sikap Amba ysng menentang perjodohan dengan Salwa dan memilih mencari
cintanya yang hilang kepada Bisma mempresentasikan posisi wanita dalam memilih hidupnya.
Wanita tidak bergantung kepada laki-laki, bertindak lebih dominan, dan mampu menentukan masa
depannya sendiri. Wanita bahkan mampu melakukan tindakan yang dinilai “ekstrem” menurut
pandangan patriarki, yaitu mengusir suami jika dinilai mengganggu dan tidak diperlukan
peranannya dalam keluarga.Gambaran yang diperlihatkan dalam novel tersebut jelas bertolak
belakang dengan pandangan patriarki. Patriarki memandang perempuan sebagai subrodinat laki-
laki. Artinya, perempuan akan tunduk dibawah laki-laki dalam keadaan apapun.

DAFTAR PUSTAKA

Subhan R. (2022). Kekuatan Diri Pada Tokoh Perempuan Dalam Novel “AMBA”, Bastra, 7(3),
508-512

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=797897&val=13050&title=REPR
ESENTASI%20NILAI%20FEMINIS%20TOKOH%20AMBA%20DALAM%20NOVEL%20AMBA
%20KARYA%20LAKSMI%20PAMUNTJAK%20Sebuah%20Analisis%20Wacana%20Sara%20
Mills%20dan%20Nilai%20Pendidikan%20Karakter

https://www.gramedia.com/best-seller/novel-amba/

Anda mungkin juga menyukai