Secara Etimologi 1. Tasawuf berasal dari kata “ash-shaff”, yang dinisbatkan kepada orang-orang yang ketika sholat berada di shaf terdepan. Sebagaimana orang yang berada di shaf pertama dalam jamaah sholat itu mendapatkan kemuliaan dari Allah, maka begitulah orang-orang pengamal tasawuf. 2. Kata tasawuf berasal dari kata ahl ash- Shuffah , yaitu orang- orang yg ikut berhijrah bersama Nabi. Karena meninggalkan harta bendanya maka mereka tidak mempunyai apa-apa lagi, mereka tinggal di serambi masjid dan tidur diatas pelana kuda yang disebut shuffah, olehkarena itu mereka dijuluki ahl-suffah. Kendati mereka miskin namun mereka berhati mulia. 3. Jika kata tasawuf dikaitkan dengan kata dasar shufa, dari tashawwafa, yatashawwafa,tashawwafa, maka bemakna (proses) “pemurnian” ( penyucian).
4. Kata tasawuf mungkin juga berasal dari kata
ash-shuf, yang artinya bulu,. Karena orang- orang pengamal ajaran tasawuf (sufi) itu pada umumnya mencirikan dirinya dengan memakai pakaina dari bulu domba yang kasar yang merupakan simbol kesederhanan. Walapun kata tasawuf yang berkaitan dengan kata sufi hanyalah merupakan sebutan atau gelar, dan tidak terdapat dalam akar kata bahasa arab. 5.Menurut DR. Haidar Bagir, kepada semua rujukan makna etimologi kata tasawuf, semua sepakat kata ini berkaitan dengn akar kata “shafa”yang berarti suci. Beberapa pendapat para ahli tentang istilah tasawuf: 1. Syaikh Ibn Ajiba (pensyarah kitab al- Hikam): Taswauf ialah ilmu yang membawa anda agar bersama Tuhan Yang Maha Ada, melalui penyucian batin dan memepermanis dengan amal shaleh. Jalan tasawuf diawali dengan ilmu, tengahnya amal, dan akhirnya adalah karunia Ilahi. 2. Abu al-Wafa' al-Ghanimi at-Taftazani (Sufi dari zaman ke zama): Tasawuf ialah sebuah pandangan filosofis terhadap kehidupan yang bertujuan mengembangkan moralitas jiwa manusia dan dapat direalisasikan melalui latihan-latihan praktis tertentu, sehingga perasaan menjadi larut dalam hakikat transendental. Pendekatan yang digunakan ialah dzauq (cita rasa) yang menghasilkan kebahagiaan spiritual. Pengalaman yang muncul pun tidak kuasa diekspresikan melalui bahasa, karena begitu emosional dan personal. 3.Sayyed Hossein Nasr: (Islamic Spirituality) Tasawuf ialah melatih upaya jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan duniawi dan mendekatkanya kepada Allah sehingga jiwanya bersih serta memancarkan akhlak mulia. Amin Syukur (“Intelektualisme Tasawuf”): Tasawuf ialah sistem latihan dengan kesungguhan (riyadhah mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi dan memeperdalam aspek kerohanian dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub) sehingga segala perhatian hanya tertuju kepadaNya.
Samsul Munir Amin M.A.(Ilmu Tasawuf):
Tasawuf ialah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan duniawi untuk bertaqarrub kepada Tuhan sehingga jiwanya menjadi bersih, mencerminkan akhlak mulia dalam kehidupan, dan menemukan kebahagiaan spiritualitas. 4. DR. Haidar Bagir ( Mengenal Taswuf) Tasawuf adalah upaya para ahlinya untuk mengembangkan semacam usaha keras dan disiplin – spiritual, psikologis, kilmuan, dan jamaniah – yang dipercaya mampu mendukug proses penyucian jiwa atau hati sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam al-Qur‟an Surah A;-Syams Q.S. Al-Syams (91) : 9-10
Artinya: “…Sungguh berbahagialah (beruntunglah)
orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mencemarinya.” Berdasarkan sejarah perkembangan tasawuf dan kecenderungan ajaran yg dikembangkan, ada pembagian sbb: 1. Tasawuf Akhlaqi 2. Tasawuf Falsafi 3. Irfani Jenis tasawuf ini berkembang mulai dari abad 1 – 6 H. - Diawali dengan fase awal di abad 1-2 H dengan fase asketisme (zuhud). Tokoh2 nya seperti Hasan Basri; Rabi‟ah Adawiyah dll - Pada abad ke 3 H, para Sufi mulai menaruh perhatian pada gerakan akhlak / moral keagamaan. Tokohnya Bayazid Bustami - Pada abad ke 4, tasawuf mulai berkembang, dan munculah sistem tarekat, dan mulai masuknya pemikiran filsafat dalam tasawuf. Tokoh nya antara lain Abu Thalib al-Makky. Merupakan tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional, menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya. Mulai muncul pada abad ke 6 H, dengan tokoh puncaknya Ibn Arabi (w.638 H/1240 Secara etimologi kata irfan berasal dari kata arafa,ma‟rifa yang artinya mengetahui/mengenal. Juga bisa bermakna pengetahuan.
Secara terminologi, menurut Syahid Murtadha
Muthahhari, „Irfan adalah satu diantara disiplin ilmu yang berasal dari kebudayaan Islam dan dikembangkan untuk mencapai pengalaman duniawi (gnostik )pada tingkat yang paling tinggi. Jika dilihat dari sudut pandang akademis, ahli irfan disebut „Arif, sementara jika dilihat dari segi sosial mereka disebut Sufi. Irfan menunjukkan sebuah bentuk pengetahuan dimana perjalanan ruhani (suluk) melalui latihan- latihan spiritual seorang hamba kepada Allah akan meniscayakan suatu bentuk pengetahuan yang lebih hakiki daripada pengetahuan konsepsi dan afirmasi panca indra dan akal.
Sementara menurut Imam Khomeini Qs, irfan
berhubungan dngan makrifat Irfani, sementara tasawuf berhubungan dengan sayr wa suluk (riyadhah) para Sufi. .Pembahasan Irfan meliputi : 1. Irfan Amali (Irfan Praktis ) 2. Irfan Nadhari (Irfan Teoritis) Irfan Amali(Praktik) Berkaitan dengan perjalanan rohani (sayr wa suluk) seorang musafir (salik) dengan tujuan mencapai puncak keagungan kemanusiaan, yakni tauhid dalam konteks menjalankan tanggung jawab yg diembannya sebagai manusia, baik kepada diri sendiri, terhadap alam dan kepada Allah. Perjalanan rohani ini tentu akan melewati tahap-tahap yang harus dilalui, kondisi dan situasi yang akan dia alami, dan tentu harus dalam bimbingan dan arahan Sang Manusia Sempurna. Irfan Nadhari (Teori) berhubungan dengan ontologi, yaitu pengetahuan tentang Tuhan, manusia dan alam semesta. Hal ini hampir sama dengan filsafat; bedanya kalau filsafat mendasarkan pada argumentasi rasional dengan pembuktian melalui akal murni, kalau irfan pembuktiannya dengan mukasyafah (pengalaman spiritual) dengan metode penycian diri. Akhlak berkaitan dengan sifat-sifat mulia manusia, dalam upaya menjaga hubungan dengan manusia, bersifat praktis dan statis. Sementara dalam tasawwuf atau irfan, ada tahapan-tahapan dalam perjalanan ruhani yang harus dilalui oleh seorang pesuluk demi mencapai pengalaman spiritual tingkat tinggi. Komparasi antara Psikologi Barat dengan Psikologi Sufi (pemikiran Robert Frager)
1. Psikologi barat beranggapan bahwa manusia
tidak lebih dari tubuh dan pikiran yang berkembang dari sistem saraf tubuh. Sementara menurut psikologi sufi elemen terpenting dalam diri manusia adalah hati yang merupakan tempat intuisi batiniah, pemahaman dan kearifan. Manusia tidak hanya sekedar tubuh dan pikiran, namun juga perwujudan ruh Ilahi. Dan dimensi Ilahiah inilah yang seharusnya kita optimalkan dalam kehidupan ini. Karena kita dicipta oleh Allah untuk mengikuti jalan penyucian dan penyempurnaan diri dan kemudian akan kembali ke Allah. TERIMAKASIH