Dosen Pengampu :
Dra. Afifatus Sholihah, M.Pd
Disusun Oleh :
Desi Kurnia Sari
Npm:A1D022060
Segala puji hanya milik Allah SWT., atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda
Rasulullah, Muhammad Saw. atas bimbingannya kepada kita semua untuk
senantiasa berada pada jalan kebajikan, jalan islam yang mulia.
Dalam kesempatan ini, Penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada
Dosen pengampuh mata kuliah Filsafat Pendidikan, karena atas bimbinganya dan
arahannya Penulis termotivasi dan mendapatkan gambaran yang inspiratif dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, Penulis
mencoba menguraikan berbagai hal yang berkaitan dengan ‘‘Konsep Dasar,
Ruang Lingkup dan peran Filsafat Pendidikan’’
Penulis sangat menyadari akan kerterbatasan dan kekurangan wawasan
dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, Penulis sangat
mengharapkan kontribusi kritik dan saran dari rekan-rekan pembaca yang bersifat
konstruktif demi penyempurnaan makalah ini bahkan penyempurnaan makalah-
makalah yang akan disusun selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua demi
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua.
Penulis
1
BAB II
PEMBAHASA N
2
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,
agama dan kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori
pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat
pendidikan dan politik pendidikan atau sistem pendidikan.
6. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang
merupakan tujuan pendidikan.
B. Peran Filasafat Pendidikan
1. Metafisika dan Pendidikan
Metafisika merupakan bagian dari filsafat spekulatif yang menjadi
pusat persoalannya adalah hakikat realitas akhir. Dengan lahirnya
sains, beranggapan bahwa metafisika merupakan barang kuno.
Metafisika mempelajari masalah hakikat : hakikat dunia, hakikat
manusia, termasuk di dalamnya hakikat anak. Mempelajari metafisika
bagi filsafat pendidikan diperlukan untuk mengontrol secara implisit
tujuan pendidikan, bagaimana dunia anak, apakah ia merupakan
makhluk rohani atau jasmani saja, atau keduanya.
Metafisika memiliki implikasi penting untuk pendidikan karena
kurikulum sekolah berdasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai
realitas. Dan apa yang kita ketahui tentang realitas itu didorong oleh
jenis-jenis pertanyaan yang diajukan mengenai dunia. Pada
kenyataannya, setiap posisi yang berkenaan dengan apa yang harus
diajarkan sekolah dibelakangnya memiliki suatu pandangan realitas
tertentu, sejumlah respons tertentu pada pertanyaan-pertanyaan
metafisika
a. Teologi : merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang
Tuhan
b. Kosmologi : Mengacu pada studi tentang alam semesta. seperti dan
dengan perluasan, tempat manusia di dalamnya
3
c. Manusia : adalah subyek pendidikan, dan sekaligus pula sebagai
obyek pendidikan. Sebagai subyek pendidikan, manusia
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan
2. Epistemologi dan Pendidikan
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, dari kata “episteme”
yang berarti pengetahuan, dan “logos” yang berarti teori. Secara etimologi,
epistemologi berarti teori pengetahuan. Epistemologi membahas : sumber,
proses, syarat, batas fasilitas dan dan hakikat pengetahuan yang memberikan
kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada
murid-muridnya (M. Noor Syam,1986:32).
3. Aksiologi dan Pendidikan
Secara etimologis, istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani Kuno,
terdiri dari kata “aksios”yang berarti nilai dan kata “logos” yang berarti teori,
jadi dapat secara etimologi dapat diartikan teori/ilmu tentang nilai.
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang menguji serta membahas
nilai yang baik, bagus atau indah. Menurut Jalaluddin & Abdullah Idi
(2011:78)
Etika : Pengatahuan tentang etika dapat membantu guru memecahkan
banyak dilema yang muncul dikelas
Estetika : Cabang dari aksiologi yang dikenal sebagai estetika itu
berhubungan dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan keindahan dan seni.
4. Logika dan Pendidikan
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan
pengetahuan, agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu memiliki dasar
kebenaran, maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara
tertentu. Ada dua jenis penalaran logis yang perlu dikuasai para siswa
Erat kaitannya dengan penarikan kesimpulan dan kasus-kasus individual
nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Mensyaratkan pemikir untuk bergerak dari suatu prinsip umum ke suatu
kesimpulan yang spesifik.
4
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat adalah suatu kegiatan berpikir secara mendalam dan menyeluruh
dengan disertai tindakan sadar, teliti, dan teratur agar hakikat dari sebuah
kebenaran dapat ditemukan.Filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan
berpikir kritis, bebas, teliti, dan teratur tentang masalah-masalah yang
terdapat di dalam dunia pendidikan agar masalah-masalah tersebut dapat
diatasi dengan cepat dan tepat. Hubungan antara filsafat dan filsafat
pendidikan itu sangat erat sekali dan tak bisa dipisahkan, karena filsafat
memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
pengembangan, dan meningkatkan kemajuan dan landasan yang kokoh
bagi tegaknya sistem pendidikan yang diharapkan. Ruang lingkup filsafat
pendidikan adalah: 1) Pendidik, 2) Murid atau anak didik, 3) Materi
pendidikan, 4) Perbuatan mendidik, 5) Metode pendidikan, 6) Evaluasi
pendidikan, 7) Tujuan pendidikan, 8) Alat-alat pendidikan, 9) lingkungan
pendidikan.
2. Peran Filasafat Pendidikan adalah Metafisika dan Pendidikan,
Epistemologi dan Pendidikan, Aksiologi dan Pendidikan serta Logika dan
Pendidikan
5
DAFTAR PUSTAKA