Anda di halaman 1dari 12

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (……………….)

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI DASAR

ACARA : IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASIK

Oleh :

Nama : Risma Putri Anggriani

NIM : 3211422090

Nama Dosen :1. Wahyu Setyaningsih, S. T., M. T.

:2. Jamhur, M.T

Nama Asisten :1. M. Hanif Wildan Navy

:2. Anis Salma

LABORATORIUM GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
A. JUDUL
IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi batuan sedimen
2. Mahasiswa dapat mengetahui tekstur dan struktur batuan sedimen
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu batuan sedimen klastik dan proses
pembentukannya
4. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan batuan sedimen
5. Mahasiswa dapat mengetahui titik acuan dalam pendeskripsian batuan sedimen
6. Mahasiswa dapat mendeskripsikan batuan sedimen klastik

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT :
1. Batu Konglomerat
2. Batu Pasir
3. Batu Clay
4. Skala Garis
5. HCL
6. Komparator Batuan
7. Laptop
8. Handphone
9. Bolpoin Biru
10. Pensil dan Penghapus

BAHAN

1. Lembar Instrumen
2. Kertas HVS F4 Pink
3. Kertas HVS F4 Putih
4. Label
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Batuan Sedimen
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari
material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi
proses pelapukan, pelapukan, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang
terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses pelapukandan transportasi
dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport
sudah tidak mampu lagi mengangkut partikel tersebut.
Menurut Pettijohn (1975) dalam Suwarno (2008) batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis
demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.
Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen.
Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan
sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.

2. Proses Pembentukan Batuan Sedimen Klastik


Proses terbentuknya batuan sedimen klastik diawali dengan pelapukan batuan
sedimen itu sendiri maupun jenis-jenis batuan lain. Hasil pelapukannya berupa
fragmen yang terbawa oleh aliran air kemudian diendapkan di sungai, danau atau
rawa. Pengendapan tersebut berlangsung secara mekanis yang terbagi menjadi 2 jenis
menurut ukuran butiran batu. Batuan yang memiliki ukuran besar terjadi akibat proses
pengendapan langsung setelah peristiwa erupsi gunung berapi. Pengendapan langsung
ini terjadi di lingkungan sungai, danau atau laut yang berada di sekitar gunung berapi.
Batuan yang terbentuk akan dikategorikan dalam batuan detritus kasar. Sedangkan
batuan yang berukuran kecil terbentuk akibat proses pengendapan yang terjadi di
zona laut dangkal maupun laut dalam. Dalam proses pengendapan, batuan sedimen
akan mengalami diagenesa. Disebut diagenesa karena proses- proses yang akan
terjadi pada meterial endapan berlangsung pada suhu yang rendah, baik selama
litifikasi maupun sesudahnya. Diagenesa ini bertujuan untuk membuat material
endapan menjadi batuan yang keras. Tahapan dari diagenesa meliputi :
a. Kompaksi sedimen, pada tahap diagenesa pertama ini, material sedimen akan
dimampatkan satu dengan yang lain. Pemampatan tersebut terjadi akibat
adanya tekanan berupa beban berat yang berasal dari atas material sedimen.
Setelah dimampatkan, volume material sedimen akan menurun, sedangkan
kerapatan antar butiran menjadi semakin tinggi.
b. Sementasi, Dalam tahap kedua yang disebut dengan sementasi, material yang
berada di antara rongga butir sedimen akan mengendap dan mengikat butiran
sedimen yang lain.
c. Rekristalisasi, Tahap ini merupakan proses pengkristalan ulang suatu mineral.
Mineral tersebut diperoleh dari proses pelarutan material sedimen sebelum
maupun sesudah diagenesa.
d. Autigenesis, Pada tahap autigenesis akan dibentuk mineral yang merupakan
partikel baru pada suatu sedimen. Mineral tersebut berupa silika, karbonat,
gypsum, klorita dan lain sebagaimya.
e. Metasomatisme, Tahap yang terakhir adalah metasomatisme, yakni
bergantinya material sedimen tanpa disertai penurunan volume material
asalnya.

3. Pengertian Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen klastik adalah jenis batuan sedimen yang dihasilkan dari proses
sedimentasi batuan beku atau material padat lainnya yang telah mengalami
pelapukan. Batuan sedimen klastik juga dapat diartikan sebagai batuan yang diperoleh
dari perubahan ukuran atau hancurnya batu besar menjadi batu kecil secara mekanik
sehingga sifat kimiawi batu tersebut masih sama dengan batuan asalnya. Untuk
memahami hal tersebut, dapat diambil contoh pelapukan batuan gunung. Batu gunung
yang berukuran besar hancur karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan
tersebut adalah batu- batuan kecil yang kemudian terbawa oleh aliran air sehingga
mengendap di sungai sebagai batu pasir.
4. Struktur Batuan Sedimen Klastik
Struktur sedimen klastik adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi
yang lebih besar. Studi struktur paling baik dilakukan dilapangan. Berdasarkan
asalnya struktur sedimen yang terbentuk dapat dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu struktur sedimen primer yang terbentuk karena proses sedimentasi dengan
demikian dapat mereflesikan mekanisasi pengendapannya, struktur sedimen sekunder
yang terbentuk sesudah sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa, dan struktur
organik yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti molusca, cacing atau binatang
lainnya. Contoh yang paling sering yaitu perlapisan (terlihat garis yang membentuk
lapisan), dan masif (kumpulan fragmen yang saling terikat).
5. Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Tekstur batuan sedimen klastik berhubungan dengan ukuran butir, sortasi,
roundness dan kemas.
a. Ukuran Butir
Batuan sedimen klastik digolongkan dan diberi nama sesuai dengan
ukuran butirnya. Pembagian tersebut disampaikan oleh Wentworth,1922.
b. Sortasi
Merupakan gambaran tingkat keseragaman dari butiran pembentuk batuan
sedimen. Semakin seragam kemas semakin baik.
a. Pemilahan sangat baik (very well sorted)
b. Pemilahan baik (well sorted)
c. Pemilahan sedang (moderately sorted)
d. Pemilahan buruk (poorly sorted)
e. Pemilahan sangat buruk (very poorly sorted)

c. Derajat Kebundaran
Derajat kebundarn adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi
butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi
menjadi :
 Well rounded, hampir semua permukaan cembung
 Rounded, pada umumnya memiliki permukaan bundar,ujung-ujung
dan tepi butiran cekung
 Subrounded, permukaan umumnya datar dengan ujung-ujungnya
membundar
 Sub angular, permukaan datar dengan ujung-ujung yang tajam
 Angular, permukaan kasar, dengan ujung-ujung butir runcing dan
tajam
d. Kemas
Kemas memiliki pengertian seberapa banyak rongga yang terdapat
diantara butiran. Batuan sedimen yang memiliki kemas baik, tertutup berarti
semakin sedikit rongga yang ada diantara butiran. Atau sebaliknya pada batuan
sedimen yang memiliki kemas terbuka berarti memiliki banyak rongga diantara
butirannya. Batuan sedimen yang telah mengalami kompaksasi lanjut akan
memiliki kemas tertutupsekalipun sebelumnya kemasnya terbuka. Pasir yang
belum terbatukan adalah berkemas terbuka sedangkan pada batu lempung dan
batu lanau yang mempunyai butiran halus cenderung terkemas secara tertutup.

6. Komposisi Batuan Sedimen Klastik


Secara umum komposisi batuan sedimen klastik dapat berupa:
a. Fragmen adalah bagian butir yang ukurannya paling besar dan dapat berupa
pecah-pecahan batuan , mineral dan cangkang – cangkang fosil atau zat organic
lainnya. Contohnya adalah pasir dan kerikil. Bisa berupa mineral atau batuan.
b. Matrik adalah bagian batuan yang berukuran lebih kecil dibandingkan fragmen
dan terletak diantaranya sebagai masa dasar. Matrik dapat berupa pecahan batuan,
mineral atau fosil.
c. Semen adalah bahan / mineral yang mengikat fragmen dan matrik.

7. Skala Wentworth
Skala Wentworth adalah sebuah skala yang dalam geologi digunakan untuk
mengklasifikasikan sedimen berdasarkan ukuran partikelnya. Skala Wentworth
pertama diperkenalkan oleh pada tahun 1922 oleh Chester K. Wentworth. Skala ini
dibuat dengan memodiifikasi skala sebelumnya yang dibuat oleh Johan A. Udden
sehingga skala ini juga sering disebut skala Udden-Wentworth. Secara umum,
partikel sedimen dikategorikan menjadi 4 jenis, yaitu gravel, sand, silt, dan clay.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum geologi dasar
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum
3. Mahasiswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh asisten praktikum
4. Mahasiswa mengerjakan kuis-kuis yang diberikan oleh asisten praktikum
5. Mahasiswa mulai mengamati batuan sedimen secara bergilir dengan kelompok lain
6. Mahasiswa menanyakan mengenai hal-hal yang tidak dipahami selama praktikum
7. Mahasiswa mencatat hasil pengamatan praktikum pada lembar instrumen yang sudah
tersedia
8. Mahasiswa dan asisten praktikum membereskan dan menyimpan alat-alat praktikum
9. Mahasiswa mulai mencari referensi bacaan untuk mengerjakan laporan praktikum
10. Mahasiswa menyusun laporan praktikum sesuai dengan sistematika yang sudah
diberikan oleh asisten praktikum
11. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
(Terlampir pada lembar instrumen)
G. KESIMPULAN
Batuan Sedimen klastik merupakan jenis batuan sedimen yang dihasilkan
dariproses sedimentasi batuan beku atau material padat lainnya yang telah mengalami
pelapukan. Berdasarkan asalnya struktur sedimen yang terbentuk dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu struktur sedimen primer, struktur sedimen
sekunder dan struktur. Tekstur batuan sedimen klastik berhubungan dengan ukuran
butir, sortasi, roundness dan kemas. Secara umum komposisi batuan sedimen klastik
dapat berupa fragmen, matrik dan juga. Untuk mengklasifikasikan batuan sedimen
berdasarkan ukuran partikelnya dapat menggunakan skala wentworth. Dalam skala
wentworth partikel sedimen dikategorikan menjadi 4 jenis, yaitu gravel, sand, silt, dan
clay.
Pada praktikum identifikasi batuan sedimen klastik kali ini membahas tentang
hasil pengamatan terhadap tiga batuan sedimen klastik, yaitu konglomerat, batu pasir,
dan batuan clay atau lempung. Batu konglomerat merupakan hasil sedimentasi yang
dilakukan oleh air atau ombak. Batuan ini berstruktur masif dengan tekstur berupa
1
ukuran butir mm – 64mm, dengan sortasi buruk, roundnessnya membundar atau
4
rounded serta kemas yang terbuka. Batuan konglomerat memiliki komposisi, yaitu
1 1
fragmen yang berupa kerakal, rijang (4-64), matrik berupa pasir sedang ( − ¿,
4 2
serta semen yang berupa kalsium karbonat karena saat ditetesi cairan HCL dia
berbuih.
Batu pasir terbentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti
ombak pada pantai atau saluran air pada sungai. Batuan ini berstruktur masif dengan
1 1
tekstur berupa ukuran butir mm – mm, dengan sortasi yang sangat baik ,
16 4
roundnessnya membundar atau rounded serta kemas yang tertutup. Batuan pasir
1 1
memiliki komposisi, yaitu fragmen yang berupa pasir halus ( − ), matrik berupa
8 4
1 1
pasir yang sangat halus ( − ¿, serta semen yang berupa kalsium karbonat karena
16 8
saat ditetesi cairan HCL dia berbuih.
Batu clay atau lempung terbentuk dari lempung residu dan lempung sedimen.
1 1
Batuan ini berstruktur masif dengan tekstur berupa ukuran butir mm – mm,
256 16
dengan sortasi pemilahan yang sangat baik , roundnessnya membundar atau rounded
serta kemas yang tertutup. Batuan pasir memiliki komposisi, yaitu fragmen yang
1 1 1
berupa lanau ( − ), matrik berupa clay (< ¿ , serta semen yang berupa
256 16 256
silika karena saat ditetesi cairan HCL dia tidak berbuih. Dari ketiga batuan tersebut
dapat kita ketahui bahwa semua batua klastik memiliki tekstur dan komposisi mineral
yang beragam serta berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2016, February 16). Retrieved October 18, 2022, from geologinesia.com:
https://www.geologinesia.com/2016/02/jenis-batuan-sedimen.html

Citra. (2016, November 22). Ilmugeografi. Retrieved October 18, 2022, from Ilmugeografi.com:
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-sedimen-klastik#:~:text=Proses
%20Pembentukan%20Batuan,di%20sungai%2C%20danau%20atau%20rawa.

Noor, D. (2014). Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish.

Soetoto. (2013). Geologi Dasar. Yogyakarta: Ombak.

Zikri, K. (2021). Jurnal Pengantar Geologi Umum. 161.

Anda mungkin juga menyukai