A DENGAN DIARE DI
OLEH :
NIM : 211211826
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya dan semoga sholawat beserta salam yang
senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dengan
begitu penulis dapat menyusun laporan asuhan keperawatan yang berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Klien An.A Dengan Diare Di Ruangan Rsup Dr. M. Djamil
Padang . Laporan asuhan keperawatan ini disusun untuk menyelesaikan salah satu
Dalam penyusunan laporan asuhan keperawatan ini, tidaklah lepas dari kendala
dan hambatan yang penulis hadapi, namun penulis menyadari kelancaran dalam
penyusunan laporan asuhan keperawatan ini tidak lain berkat dorongan, bantuan, dan
bimbingan semua pihak, sehingga kendala dan hambatan yang penulis hadapi dapat
1. Ibu Ns. Rini Rahmayanti, M.Kep, Sp.Kep. Mat selaku dosen mata kuliah
keperawatan ini
keperawatan ini
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu
kritik dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.
Harapan dan tujuan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat bermanfaat untuk semua pihak termasuk penulis, dan semoga apa yang telah
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL…..................................................................................................iv
DAFTAR DIAGRAM……………..………………………..……………………....v
BAB I PENDAHULUAN….......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan…....................................................................................5
1. Pengertian…................................................................................7
2. Klasifikasi…................................................................................7
3. Etiologi…....................................................................................9
5. Patofisiologi…............................................................................15
6. WOC .…………………………………………………………18
7. Penatalaksanaan………………………………………………..20
8. Pemeriksaan Penunjang…..........................................................24
9. Komplikasi…….….....................................................................25
ii
B. Konsep Asuhan Keperawatan Anak Dengan Diare…..............................26
1. Pengkajian…...............................................................................26
2. Diagnosa Keperawatan…...........................................................26
3. Intervensi Keperawatan…..........................................................28
4. Implementasi Keperawatan…....................................................35
1. Pengkajian Keperawatan….......................................................37
2. Diagnosa Keperawatan…..........................................................55
3. Intervensi Keperawatan….........................................................55
4. Catatan Perkembangan…...…...................................................58
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………..60
A. Kesimpulan ………………………………………………………...60
B. Saran………………………………………………………………..62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR DIAGRAM
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan
peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu
suatu negara dapat dilihat dari kualitas para generasi penerusnya. Kesehatan
merupakan salah satu faktor utama dan sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ketika kondisi kesehatan anak kurang sehat, maka akan
1.
radang tenggorokan), radang paru-paru, merupakan penyakit infeksi yang
harus cepat didiagnosis agar tidak semakin parah. Penyakit infeksi merupakan
penyakit yang mudah menyerang anak, hal ini dikarenakan anak belum
sekitar dua miliar kasus penyakit diare di seluruh dunia setiap tahunnya, dan
1,9 juta anak dibawah usia 5 tahun meninggal karena diare. Dari semua
kematian anak akibat diare, 78% terjadi di Afrika Tenggara dan wilayah Asia
keenceran, serta frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah (Rospita et al,
2017). Sedangkan pengertian diare menurut Zein (2004) diare atau mencret
didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk
(unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
merupakan penyakit yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2017
terjadi 21 kali kasus diare yang tersebar di 21 provinsi dengan jumlah penderita
2.
Sedangkan selama tahun 2018 Terjadi 10 kali kasus Diare yang tersebar
jumlah penderita 756 orang dan kematian 36 orang (4,76%). Bila dilihat per
tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Sedangkan
menurut jenis kelamin prevalensi laki-laki dan perempuan 10eg ag sama, yaitu
Data Profil Kesehatan Dinas Kota Balikpapan pada tahun 2017 angka kejadian
diare di Kota Balikpapan pada tahun 2017 adalah sebanyak 17.478 kasus
individu yaitu umur balita yang menyebabkan penurunan berat badan dan
3.
Pada penatalaksanaan diare ada beberapa cara yang dapat dilakukan
salah satunya pada diare tanpa dehidrasi dilakukan rencana terapi A yaitu :
memberikan cairan dengan volume yang dikehendaki dalam waktu tertentu dan
tahun 2015 sebesar 31.400 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat,
4.
Padang. Pada tahun 2015 Kota Padang termasuk kedalam kategori lima
Sumatera Barat. Kejadian diare pada balita di Kota Padang sebanyak 2.694
Sumatera Barat sekitar 8,6% kasus terdapat di Kota Padang. (Dinas Kesehatan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diare di Ruangan Anak RSUP Dr. M. DJamil Padang pada tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
tahun 2022.
2022.
5.
c. Untuk mengidentifikasi intervensi keperawatan pada anak A
tahun 2022.
tahun 2022.
2022.
6.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Diare
bentuk tinja dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih
dari 3 kali dalam kurun waktu satu hari (Prawati & Haqi, 2019). Diare
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Direktorat
adalah suatu keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari
2. Klasifikasi Diare
1. Diare akut
muntah.
7.
Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai
beberapa hari. Diare akut dapat terjadi akibat infeksi virus, infeksi
2. Diare kronis
menjadi 2 yaitu diare spesifik dan diare non spesifik. Diare spesifik
adalah diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit.
(Wijaya, 2010). Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan
defense otot perut menunjukan adanya proses radang pada perut. Diare
8.
Tabel 2.1
tidak sadar
Keinginan untuk Normal, tidak ada Ingin munim terus, Malam minum
lambat
bakteri.
9.
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat
adalah:
10.
d) Penyimpanan makanan yang tidak higienis.
sebagai berikut :
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,
dengan empedu.
11.
kesadaran menurun (apatis,samnolen,spoor,komatus) sebagai
akibat hipovokanik.
a. Diare Akut
2) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas- gas
pada perut
4) Demam
b. Diare Kronik
lemah
12.
Bentuk klinis diare dapat dilihat pada table berikut :
Diare dengan gizi buruk - Diare apapun yang disertai gizi buruk
13.
Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare dapat dilihat pada table beriktu :
Tabel 2.3
- Mata kecung
kembali sangat (≥ 2
detik)
14.
Tanpa dehidrasi - Tidak terdapat cukup - Beri cairan dan
kembali segera
- Kunjungan ulang
5. Patofisiologi
dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
hiperperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan
15.
kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah
sel mukosa intestinal dan eksudat yang berasal dari inflamasi mukosa
23bsorb dan darah. Gejala klinis berupa mulas sampai nyeri seperti
kolik, mual, muntah, 23bsorbs, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada
atau sitoksin. Satu jenis bakteri dapat menggunakan satu atau lebih
2015).
16.
a. Osmotic diarrhoe, yang terjadi karena isi usus menarik air dari
b. Secretori diarrhoea, pada keadaan ini usus halus, dan usus besar
mukosa usus.
17.
pemberian makanan karena takut bertambahnya muntah dan diare
pada anak atau bila makanan tetap diberikan tetapi dalam bentuk
(Suharyono, 1991).
Diagram 2.1
18.
MEKANISME SEKRETORIK 1. OSMOTIK PENURUNAN
MOTILITAS
Penurunan, Maldigasi , tidak
Penyerapan, dapat meyerap
Kerusakan pada
Peningkatan neuromuscular
sekresi dan 2. PENINGKA
sehingga dapat
transport electron TAN
menyebabkan
MOTILITAS
pertumbuhan
Penurunan waktu
bakteri makin
transit makanan.
cepat.
3. INVASI
MUKOSA
Peradangan,
penurunan
reabsorbsi kolon,
dan peningkatan
motalitas.
4. PENURUNA
N AREA
PERMUKA
AN
Penurunan
kapasitas
fungsional.
19.
7. Penatalaksanaan
yaitu:
elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat
20.
Aturan pemberian oralit menurut banyaknya cairan yang
tanpa dehidrasi.
yang lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi
Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk
kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan
21.
menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk
anak tetap sehat. Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang
penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam
diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat
c. Pemberian Makan
bulan ke atas) penderita diare akan membantu anak tetap kuat dan
balita yang terkena diare jika tidak diberikan asupan makanan yang
22.
Bila anak kurang gizi akan meningkatkan risiko anak terkena diare
d. Antibiotik Selektif
berdarah atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit
23.
lain. Efek samping dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional
2) Muntah berulang-ulang
5) Demam
6) Tinjanya berdarah
8. Pemeriksaan penunjang
(colok dubur).
24.
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
ginjal.
9. Komplikasi
c. Hipoglikemi.
25.
Komlikasi yang dapat terjadi yaitu Hipertermia, Hiponatremia,
yang telah diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan pada
2009).
yaitu:
1. Pengkajian Keperawatan
awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis
26
Pengkajian yang lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi
yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnose
2. Diagnosa Keperawatan
b. Diare
c. Hipovolemi
e. Defisit nutrisi
f. Risiko syok
g. Ansietas
27
Menurut Wong (2009), diagnosa yang muncul pada diare yaitu
sebagai berikut:
muntahan.
menimbulkan distress.
3. Intervensi Keperawatan\
28
Adapun intervensi yang sesuai dengan penyakit diare adalah
sebagai berikut :
c) Sianosis membaik
d) Takikardia membaik
2) Intervensi
Obsevasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
29
b. Diare b.d fisiologis ( proses infeksi )
2) Intervensi
Observasi
Terapeutik
30
Edukasi
mengandung laktosa
Kolaborasi
2) Intervensi
Obsevasi
31
b) Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
anak.
2) ria hasil :
b) Nyeri menurun
c) Kemerahan menurun
d) Tekstur membaik
32
3) Intervensi
Observasi
Terapeutik
diare
kering Edukasi
Kolaborasi
b) Diare menurun
33
e) Bising usus membaik
2) Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
34
4. Implementasi
antara lain:
tindakan.
pelaksanaan.
efektivitas tindakan
5. Evaluasi
35
keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
36.
BAB III
LAPORAN KASUS
NIM : 211211826
A. PENGKAJIAN
KASUS
Klien masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan keluhan diare.Diare terjadi
sejak 7 hari yang lalu dan disertai dengan mual dan muntah.Klien juga dirawat di RS
solok sejak 3 hari yang lalu.Ibu klien mengatakan anaknya mengalami diare lebih dari
6 kali sehari
Kondisi pasien pada saat dilakukan pengkajian diruang anak pada tanggal 8
Juli 2022 jam 10.00 WIB didapatkan data, keluarga mengatakan anaknya mencret dan
demam sejak 4 hari yang lalu sebelum dibawa kerumah sakit solok, demam dan diare
terus-menerus, keluarga hanya memberikan kompres pada anaknya tetapi tidak tahu
cara mengatasi mencret, lalu keluarga membawa anaknya kerumah sakit dan telah
diberikan paracetamol suppose 125 mg, IVFD KaEN 1B, hasil pemeriksaan darah:
37.
Pada saat dilakukan pengkajian keluarga juga mengatakan bahwa anaknya
masih demam dan suhu tubuh 37,9 oC, keluarga mengatakan anaknya sering BAB,
makanannya hanya habis 1/3 porsi dari makanannya, anaknya tampak lemah dan
hanya tidur di tempat tidur, anaknya juga menangis saat demamnya tinggi. Keluarga
mengatakan tidak tahu pasti dan tidak mengerti dengan penyakit anaknya dan
kali dirawat dirumah sakit. Pasien mendapatkan imunisasi lengkap (BCG, DPT,
Polio, Campak, Hepatitis A), keluarga mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit yang sama seperti An. A. Pada data riwayat kesehatan lingkungan
didapatkan pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan 2 orang kakaknya, pasien
tinggal dirumah permanen yang mempunyai 2 kamar mandi dan 1 WC, sumber air
minum biasanya keluarga mengkonsumsi air minum isi ulang, tempat pembuangan
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum klien
tampak lemah, pernafasan 28 x/I, nadi 96 x/I, suhu : 37 °C, Berat badan 16.8 kg, tinggi
badan 85 cm. keadaan kepala didapatkan lingkar kepala : 48 cm dan tidak ada
kerontokan pada rambut. Pada mata ditemukan simetris kiri dan kanan, konjungtiva
tidak anemis, sclera tidak ikterik, palpebra tidak oedema, mata tidak cekung, tidak ada
lingkar mata hitam, reflek cahaya +/+. Pada pemeriksaan mulut tampak warna bibir
merah muda, mukosa bibir kering, tidak ada sianosis, lidah tampak kotor/memutih,
tidak ada gusi berdarah, gigi lengkap dan tidak ada gigi berdarah.
38.
Pada pemeriksaan abdomen, saat dilakukan inspeksi tampak perut datar, tidak
ada pembesaran dan distensi abdomen, saat palpasi tidak ada terabanya benjolan, tidak
teraba adanya pembesaran hepar dan supel, pada perkusi didapatkan tympani dan
x
auskultasi bising usus (+) 12 /i, pada ekstremitas teraba hangat, tidak ada
sianosis, IVFD terpasang pada tangan sebelah kiri IVFD KaEN 1B 18 tetes/I (makro),
kekuatan otot 5/5. Pada kulit akral teraba hangat, turgor kulit kering
I. IDENTITAS DATA
Umur : 3 Tahun
Anak ke- :3
39.
Pendidikan : SMA Pendidikan : Sarjana
No. RM : 0125B0100717Y001234
Keluarga mengatakan anaknya mencret dan demam sejak 4 hari yang lalu
keluarga hanya memberikan kompres pada anaknya tetapi tidak tahu cara
mengatasi mencret, lalu keluarga membawa anaknya kerumah sakit dan telah
diberikan paracetamol suppose 125 mg, IVFD KaEN 1B, hasil pemeriksaan
a. PRENATAL
status kesehatan ibu dan janin baik, dan diberikan imunisai TT.
40.
b. INTRANATAL
c. POSTNATAL
Pasien mulai sakit diare pada tanggal 1 Juli 2022, Pengkajian pada
lemah dan hanya tidur di tempat tidur, anaknya juga menangis saat
41.
mengerti dengan penyakit anaknya dan penyebab pasti penyakit
anaknya.
lalu sebelum dibawa kerumah sakit solok, demam dan diare terus-
kerumah sakit dan telah diberikan paracetamol suppose 125 mg, IVFD
42.
Diagram 3.2 Diagram Genogram 3 Generasi
kedua orang tuanya dan 2 orang kakaknya, pasien tinggal dirumah permanen
yang mempunyai 2 kamar mandi dan 1 WC, sumber air minum biasanya
43.
VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
yang kreatif dan mampu memegang wadah berisi air tanpa tumpah.
44.
VIII. IMUNISASI
BCG 2 bulan - -
Vitamin.
b. Pola Tidur
jam.
45.
c. Pola aktifitas/Latihan/OR/Bermain/Hoby
1. Mandi
Frekuensi/hari : 3/hari
Sabun : Nuvo
2. Oral Hygiene
Frekuensi/hari : 3/hari
Cara :
1. Genggam sikat gigi dan letakkan pasta gigi diatas sikat gigi.
bagian.
membersihkan gigi.
dibantu/sendiri : Sendiri
46.
5. Cuci rambut
sendiri/dibantu : Di bantu
6. Berpakaian
Sendiri/dibantu : Di bantu
e. Pola Eliminasi
1. BAB
Warna : Kekuningan
Konsistensi : Cair
2. BAK
Warna : Normal
47.
f. Kebiasaan Lain
X. PEMERIKSAAN FISIK
b. TB / BB : 85 cm/16, 8 kg
d. Mata : Pada mata ditemukan simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, palpebra tidak oedema, mata tidak cekung,
g. Mulut: mulut tampak warna bibir merah muda, mukosa bibir kering,
48.
i. Dada
j. Jantung
k. Paru – paru
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada bantuan otot bantu pernafasan
P : perkusi sonor
A : Vesikuler
l. Perut
dan supel,
P : didapatkan tympani
m. Punggung : Bentuk normal, tidak ada kelainan, Tidak ada lesi pada
49.
n. Ekstremitas : teraba hangat, tidak ada sianosis, IVFD terpasang pada
5/5.
q. Pemeriksaan Neurologis : -
1. Motorik Kasar
2. Motorik Halus
menyusun balok.
50.
b. STATUS NUTRISI
a. LABORATORIUM
Nilai normal:
XIII. PENATALAKSANAAN
51.
XIV. ANALISA DATA
54.
XV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
DIAGNOSIS
NO TGL TGL TT
KEPERAWATAN TT
MUNCUL TERATASI
(NANDA/SDKI)
1 Hipertermia berhubungan 08 Juli 2022
dengan dehidrasi
2. Diare berhubungan dengan 08 Juli 2022
kehilangan cairan aktif
3. Defisit pengetahuan tentang 08 Juli 2022
diare berhubungan dengan
kurang terpapar informasi
DIAGNOSIS
NO KEPERAWATAN SLKI SIKI
(SDKI)
1. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
dengan dehidrasi intervensi
Observasi :
keperawatan selama
1x24 jam diharapkan - Identifikasi penyebab
termoregulasi hipertermia ( dehidrasi)
membaik dengan - Monitor suhu tubuh
kriteria hasil : - Monitor kadar elektralit
- Suhu tubuh Teraupeutik :
membaik
- Sediakan lingkungan
- Suhu kulit
yang dingin
membaik
- Longarkan atau
- Ventilasi
lepaskan pakaian
membaik
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
-
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu
2. Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan Manajamen Diare
kehilangan cairan aktif intervensi
Observasi :
keperawatan selama
1x24 jam diharapkan - Identifikasi penyebab
eliminasi fekal diare ( Bakteri pada air )
membaik dengan - Identifikasi riwayat
kriteria hasil : pemberian makanan
- Monitor warna, volume,
- Kontrol
frekuensi, dan
pengeluaran
konsistensi tinja
feses meningkat
- Keluhan Terapeutik :
defekasi lama
- Berikan asupan cairan
dan sulit
oral
menurun
- Pasang jalur intravena
- Konsistensi
- Berikan cairan intravena
feses membaik
- Frekuensi Edukasi :
defekasi
- Anjurkan makan porsi
membaik
kecil dan sering secara
bertahap
- Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengandung
laktosa
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas ( mis.
Loperamide, difenoksilat
- Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses ( mis.
Atapulgit, smektit,
kaolin-pektin )
59.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dengan Diare di RSUP Dr. M. Djamil Padang 2022, mulai dari pengkajian
1. Pengkajian.
dengan tinjauan kasus yaitu pada kasus ditemukan tentang klien sering
ditemukan pada setiap pola dan pengkajian fisiknya. Data – data yang
ditemukan pada tinjauan kasus pengkajian pada diare tidak jauh berbeda
60.
2. Diagnosa Keperawatan
pengetahuan.
3. Perencanaan.
dan masalah keperawatan yang muncul pada saat itu. Pada perencanaan
tentang diare.
4. Pelaksanaan.
Pelaksanaan tindakan kasus An.A dengan Diare mengikuti aturan dan tata
5. Evaluasi.
klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
61.
teratasi diantaranya yaitu Hipertermia berhubungan dengan Dehidrasi,
B. SARAN
pengkajian secara holistik terkait dengan yang dialami oleh klien agar asuhan
keperawatan dapat tercapai tepat sesuai dengan masalah yang ditemukan pada
klien.
62.
3. Dalam menetapkan diagnose keperawatan diharapkan perawat agar
komprehensif.
masalah klien.
63.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Fatmawati. 2017. Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Kasus Diare
16 Juli 2022
Esmi Sinaga. (2018). Asuhan keperawatan anak pada anak c pasien diare ruang
(https://www.scribd.com/document/394184751/KTI-ESMI-SINAGA)
Fadila Arie Novard, Netti Suharti, Roslaili Rasyid. (2019). Gambaran Bakteri
2016.
Jakarta Selatan.
Jakarta Selatan.
Tim Pokja Slki PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan.