Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.
Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas,
serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang
berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat diketemukan oleh
seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu
waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada
waktu yang lampau. Seseorang yang tidak dapat menelaah susunan dan kehidupan
masyarakat desa di Indonesia misalnya, akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut
statis , tidak maju dan tidak berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan
sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang teliti.Karena tidak ada suatu
masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang orang desa
sudah mengenal perdagangan, alat-alat transport modern, bahkan dapat mengakui berita-
berita menggenai daerah lain melalui radio, televisi, dan sebagainya yang kesemuanya
belum dikenal sebelumnya.
Para sosiologi pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat-masyarakat statis
dan dinamis. Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang sedikit sekali mengalami
perubahan dan berjalan lambat. Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang
mengalami berbagai perubahan dengan cepat.Jadi setiap masyarakat, pada suatu masa
dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis. Sedangkan pada masyarakat yang lainya,
dianggap sebagai masyarakat yang dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah semata-mata
berarti suatu kemajuan (progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-
bidang kehidupan tertentu. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia
dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke
bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru
di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh
masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun dewasa
ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya, sehingga
membingungkan manusia yang menghadapinya.Perubahan-perubahan sering berjalan
1
secara konstan.Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena
sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi
keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat
yang terkena perubahan.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian perubahan sosial budaya
2. Hubungan antara perubahan social dan perubahan kebudayaan
3. Proses-proses perubahan sosial dan kebudayaan
4. Tanggapan dan Kecenderungan Perilaku Masyarakat mengenai perubahan social
budaya terhadap Modernisasi dan Globalisasi
5. Cara menyikapi dampak globalisasi di bidang social budaya

C. Maksud dan tujuan


1. Untuk memahami pegertian perubahan social budaya
2. Untuk memahami Hubungan antara perubahan social dan perubahan kebudayaan
3. Untuk mengetahui proses-proses perubahan social dan kebudayaan
4. Untuk mengetahui Tanggapan dan Kecenderungan Perilaku Masyarakat mengenai
perubahan social budaya terhadap Modernisasi dan Globalisasi
5. Untuk mengetahui Cara menyikapi dampak globalisasi di bidang social budaya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Sosial Budaya


Beberapa pakar mengemukakan pengertian perubahan sosial diantaranya sebagai berikut :
1. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam sistem sosial
adalah nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilakunya diantara kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Selain itu Kingsley davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai
perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi masyarakat.
2. William F Ogburn berusaha memberikan pengertian tertentu, walau tidak memberi
definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang lingkup
perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun
yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan
material terhadap unsur-unsur immaterial.
3. Mac iver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elements
yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan sekunder.
Semua kegiatan dan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam kedua kategori
tersebut diatas. Sebuah mesin ketik, alat pencetak, atau sistem keuangan, merupakan
utilitarian elements, karena benda-benda tersebut tidak langsung memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya.
Utilitarian elements disebutnya civilization. Artinya, semua mekanisme dan
organisasi yang dibuat manusia dalam upaya menguasai kondisi-kondisi
kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik dan alat-
alat material. Pesawat telepon, jalan kereta api, sekolah, hukum dan seterusnya
dimasukan ke dalam golongan tersebut. Cultur menurut Mac Iver adalah ekspresi jiwa
yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berfikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan,
agama rekreasi dan hiburan. Sebuah potret, novel, drama, film, permainan, filsafat
dan sebagainya, termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi
kebutuhan manusia.
4. Gillin dan gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk ideologi maupun karena adanya
3
difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Secara singkat Samuel
Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi
yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan
sosial yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-
nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi
sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur
kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung
kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah sistem kepercayaan/religi,
system mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan
tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.

B. Hubungan Antara Perubahan Sosial Dan Perubahan Kebudayaan


Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan
perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan perubahan-perubahan kebudayaan.
Perbedaan demikian tergantung dari adanya perbedaan pengertian dari masyarakat dan
kebudayaan. Apabila perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan dengan tegas,
maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dan perubahan-
perubahan kebudayaan dapat dijelaskan.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu:
kesenian, ilmu pengetahuan, tekhnologi, filsafat dan seterusnya, bahkan perubahan-
perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Sebagai contoh
dikemukakanya perubahan pada logat bahasa Aria setelah terpisah dari induknya.
Perubahan-perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan ketimbang
perubahan sosial. Masyarakat menurut kingsley davis adalah sistem hubungan dalam arti
hubungan antara organisasi-organisasi, dan bukan hubungan antara sel-sel, kebudayaan
dikatakanya mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena
interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis
dan bukan oleh karena warisan yang berdasarkan keturunan.

4
Apabila diambil definisi kebudayaan dari Tylor yang mengatakan bahwa
kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan.
Keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia
sebagai warga masyarakat, maka perubahan-perubahan kebudayaan adalah setiap
perubahan dari unsur-unsur tersebut.
Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama
yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu
perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, dewasa ini
proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri
tertentu, antara lain :
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat
mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan
perubahan-perubahan pada lembaga lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang
bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi
akan di ikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan
nilai-nilai lain yang baru.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang
spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang
sangat kuat.
5. Secara tipologis perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai:
a) Social proses : the circulation of various rewards, facilities, and personnel in an
existing structure.
b) Segmentation: the proliferation of structural units that do not differ qualitatively
from existing units.
c) Structural.change:.the.emerge.of.qualitatively.new.complexes.of.roles.and.organi
zation
d) Changes in group structure: the shifts in the composition of groups, the level of
consciousness of groups, and the relations among the groups in society.

5
C. Proses-proses Perubahan Sosial Dan Kebudayaan
1. Penyesuaian Masyarakat Terhadap Perubahan
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan
keadaan yang diidam-idamkan setiap masyarakat. Dengan keserasian masyarakat
dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan demikian, individu
secara psikologis merasakan adanya ketentraman, karena tidak adanya pertentangan
dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi gangguan terhadap keadaan
keserasian, maka masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-
lembaga kemasyarakatanya dengan maksud menerima unsur yang baru. Akan tetapi,
kadang kala unsur baru dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila
masyarakat tidak menimbulkan kegoncangan,pengaruhnya tetap ada akan tetapi
sikapnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya . norma norma dan nlai
nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya,dan dapat berfungsi secara.

2. Sikap Positif masyarakat menyikapi perubahan social budaya terhadap globasisasi.


Sikap positif menunjukkan bentuk penerimaan masyarakat terhadap arus
modernisasi dan.globalisasi.Sikap.positif.mengandung.unsur-unsur.sebagai berikut :
a) Penerimaan secara terbuka (open minded);
Sikap ini merupakan langkah pertama dalam upaya menerima pengaruh
modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita lebih dinamis, tidak
terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah menerima
perubahan dan kemajuan zaman.
b) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif;
Sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap terbuka. Setelah kita dapat
membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita harus memiliki
kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi
kaitannya dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat
menunjukkan pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan
modernisasi. Setelah kita mampu menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus
mampu memilih (selektif) pengaruh mana yang baik bagi kita dan pengaruh mana
yang tidak baik bagi kita.

6
3. Adaptif
Sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif
merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan
modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat
selektif, artinya memiliki pengaruh positif bagi si pelaku.

4. Tidak Meninggalkan Unsur-unsur Budaya Asli


Seringkali kemajuan zaman mengubah perilaku manusia, mengaburkan
kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini
menyebabkan seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka, kondisi ini harus
dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita tidak boleh
meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan salah
satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan identitas diri
mereka sebagai masyarakat Jepang.

D. Sikap Negatif Masyarakat Menyikapi Perubahan Social Budaya Terhadap


Globasisasi.
Berbeda dari sikap positif yang menerima terjadinya perubahan akibat dampak
modernisasi dan globalisasi, sikap negatif menunjukkan bentuk penolakan masyarakat
terhadap arus modernisasi dan globalisasi. Sikap negatif mengandung unsur-unsur berikut
ini.
1. Tertutup dan was-was (apatis)
Sikap ini umumnya dilakukan oleh masyarakat yang telah merasa nyaman dengan
kondisi kehidupan masyarakat yang ada, sehingga mereka merasa was-was, curiga,
dan menutup diri dari segala pengaruh kemajuan zaman. Sikap seperti ini pernah
ditunjukkan oleh negara Cina dengan politik Great Wall-nya. Sikap apatis dan
menutup diri ini tentu juga kurang baik, karena sikap ini akan menjauhkan diri dari
kemajuan dan perkembangan dunia, kondisi ini akan menyebabkan masyarakat negara
lain yang terus tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman.
2. Acuh tak acuh
Sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang kurang
memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada
umumnya tidak terlalu repot mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh
modernisasi dan globalisasi. Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya pada
7
kebijakan pemerintah atau atasan mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap ini
cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
3. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
Sikap ini ditunjukkan dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya
seleksi/filter. Kondisi ini akan menempatkan segala bentuk kemajuan zaman sebagai
hal yang baik dan benar, padahal tidak semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan
budaya masyarakat kita. Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya menerima suatu
modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif, maka unsur-unsur budaya asli
mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis oleh arus modernisasi yang mereka
ikuti. Akibatnya, masyarakat tersebut akan kehilangan jati diri mereka dan ikut larut
dalam arus modernisasi yang kurang terkontrol.

E. Akibat Modernisasi dan Globalisasi terhadap Budaya Indonesia


Suatu kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini harus dapat
kalian sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif yang merugikan serta
memaksimalkan dampak positif yang menguntungkan.
1. Akibat Positif Globalisasi
a) Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa
mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan
ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya
yang akan semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan
itu pula kalian dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila
dibandingkan dengan.kebudayaan.bangsa-bangsa lain.
b) Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia; dulu
mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata di
Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi,
masyarakat Eropa mulai mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara,
panorama Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan Raja
Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo (Jawa Tengah),
keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari Perang
dari suku Nias di Sumatra Utara.

8
2. Akibat Negatif Globalisasi
a) Munculnya Guncangan Kebudayaan (cultural shock);
Guncangan budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena
melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda.
Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling
berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali
ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap
menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan
(shock) dalam kehidupan sosial dan budayanya yang mengakibatkan seorang
individu menjadi tertinggal atau frustasi.
b) Munculnya Ketimpangan Kebudayaan (cultural lag);
Kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang
secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat
sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat
mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya
perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang
sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini
diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh:
Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak
menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat.

F. Kecenderugan Perilaku Masyarakat Setelah Globalisasi


1. Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu semua masyarakat
menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan kemajuan dari
perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit anggota masyarakat
mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan pakaian yang menjadi trend
di daerah itu. Seperti contoh, sekarang adalah jamannya demam Korea. Bagi
penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian yang biasa
digunakan orang Korea. Namun, masyarakat tetap tidak meninggalkan pakaian adat
mereka dan tetap menggunakannya dalam acara tertentu. Seperti pakaian adat Bali
yang digunakan setiap kali mereka sembahyang di pura.

9
2. Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat ini,
banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak suka
dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian asing
dengan alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih
bisa bertahan sampai sekarang.
3. Bahasa Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa yang
mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk
menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa daerahnya
sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas
dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh anggota
masyarakat di daerah tersebut.
4. Cara Berkomunikasi
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita masih
menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang, dengan
menggunakan jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi
dengan cepat dan praktis.
5. Sikap Meniru
a) Meniru perilaku yang buruk
Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum
muda. Misalnya perkelahian antarpelajar dan pelajar yag terintimidasi dalam
sekolah.
b) Meniru Idola
Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh, pasti ingin sama persis menjadi seperti
idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Kita ambil contoh, siapa
yang tak kenal Lady Gaga? Ia adalah salah satu dari banyak contoh penyanyi
papan atas dari luar negri yang banyak dikagumi. Tak sedikit kaum muda yang
mengidolakannya dan mengikuti gaya serta penampilannya. Cara berpakaian yang
tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan “gila” serta lirik lagunya yang
“satanic”. Tapi semua itu seolah tak berarti, dan tetap diikuti.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-
unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial yang baru dalam
masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma
sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan
dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya.
Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir
masyarakat sebagai pendukung kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah
sistem kepercayaan/religi, system mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, sistem
peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari
perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu:
kesenian, ilmu pengetahuan, tekhnologi, filsafat dan seterusnya, bahkan perubahan-
perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Sebagai contoh dikemukakanya
perubahan pada logat bahasa Aria setelah terpisah dari induknya. Akan tetapi perubahan
tersebut tidak mempengaruhi organisasi-organisasi sosial masyarakatnya.Perubahan-
perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan ketimbang perubahan sosial.
Masyarakat menurut kingsley davis adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antara
organisasi-organisasi, dan bukan hubungan antara sel-sel, kebudayaan dikatakanya mencakup
segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat
komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan oleh karena
warisan yang berdasarkan keturunan.
Cara meyikapi dampak globalisasi di bidang social budaya yaitu meningkatkan kualitas nilai
keimanan dan moralitas masyarakat,meningkatkan jiwa dan semangat persatuan, kesatuan,
dan nasionalisme serta melestarikan kebudayaan dan adat istiadat daerah.

11
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
●Baharudin, 2010, Sosiologi Suatu Pengantar, Karunia Alam Semesta : Yogyakarta
●Horton, Hunt, 1992.Sosiologi 2, Erlangga, Jakarta
●Lauer,Robert H.2001.Prespektif tentang Perubahan Sosial.Jakarta:PT Asdi
Mahasatya
●Rusli, karim, 1999, Islam, Modernisasi, Industrialisasi, Pustaka Jaya: Jakarta
●Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

WEB
●http://makalahlamakoe.blogspot.co.id/2014/08/makalah-modernisasi-dan-globalisasi.
Html
●http://mesaenimerosis.blogspot.co.id/2014/01/perubahan-sosial-budaya.html
●http://wanhijau.blogspot.co.id/2013/11/bab-i-pendahuluan-1_1213.html

12
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Perubahan Sosial Budaya Terhadap
Modernisasi Dan Globalsasi”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Sosiologi Antropologi Pendidikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bima, Des. 2021

Penyusun

ii
13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Maksud dan Tujuan Makalah ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perubahan Sosial Budaya .................................................... 3
B. Hub. Antara Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan ................ 4
C. Proses Perubahan Sosial dan Kebudayaan ............................................ 6
D. Sikap Negatif Masyarakat Menyikapi Perubahan Sosial ...................... 7
E. Akibat Modernisasi dan Globalisasi ..................................................... 8
F. Kecenderungan Prilaku Masyarakat Setelah Globalisasi ..................... 9

BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
14

Anda mungkin juga menyukai