PERSIAPAN MATERIAL
Oleh :
AJIS SAPUTRA
120170043
Asisten Praktikum
ANTONIO CARLO 119170065
Dalam melakukan pengujian metalografi suatu material, ada tahapan yang harus
dilakukan sebelum dilakukan pengujian material, yaitu proses persiapan
material, yang dimana proses ini adalah proses pembuatan material yang nanti
akan digunakan dalam praktikum pengujian kekerasan. Proses persiapan
material ini adalah proses paling dasar sebelum dilakukannya pengujian
material, hal ini dikarenakan setiap spesimen – spesimen harus di persiapkan
dengan baik, dan ada beberapa spesimen yang harus di persiapankan dengan
persiapan khusus.
Pada proses ini ada beberapa tahapan yang biasa dilakukan sebelum pengujian
material, berikut adalah tahapan-tahapan sebelum pengamatan menggunakan
mikroskop:
a. Pemotongan
b. Labeling
c. Mounting
d. Grinding
e. Polishing
f. Etching
g. Cleaning
h. Drying
Pemotongan bahan, yang dimana material akan di potong menggunakan
precition cut yang bertujuan agar material atau bahan terpotong dengan lebih
rapih dan lebih presisi. Kemudian proses labeling, ini adalah proses dimana
spesimen akan di beri nomor atau tanda untuk membedakan spesimen satu
dengan lainnya. Selanjutnya adalah mounting, mounting merupakan proses
dimana material akan dilapisi menggunakan resin atau zat anorganik lainnya.
Kemudian proses grinding, proses ini adalah proses dimana spesimen akan
diratakan permukaannya. Polishing, ini adalah tahap akhir dari perataan
permukaan spesimen setelah proses grinding.
Proses persiapan material adalah proses yang paling mendasar dari sebuah
pengujian material, dari tahapan-tahapan tersebut diharapkan dalam praktikum
ini mahasiswa dapat memahami proses tersebut. Dengan mengetahui
karakteristik susunan atau struktur dari suatu logam maka dengan mudah kita
dapat memilih bahan untuk suatu konstruksi tertentu. Dengan melakukan
pengujian metalografi maka dapat dilakukan berbagai jenis perubahan pada
suatu material setelah mengetahui karakteristiknya.
Pada metalografi, secara umum yang akan di amati adalah dua hal yaitu :
a. Struktur makro adalah struktur dari logam yang terlihat secara makro pada
permukaan yang dietsa dari spesimen yang telah dipoles.
b. struktur mikro adalah struktur dari sebuah permukaan logam yang telah
disiapkan secara khusus yang terlihat dengan menggunakan perbesaran
minimum 25x.
Tujuan dari praktikum ini adalah mampu melakukan proses persiapan material
untuk pengujian metalografi mapun pengujian lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A B
C
A) 1100°C, B) 1200°C dan C) 1300°C
Struktur mikro pelet dari serbuk yarosit hasil pengolahan yang disinter pada
berbagai suhu. Gambar 1. 1100°C, Gambar 2. 1200°C, dan Gambar 3. 1300°C.
Warna gelap (hitam), Pori dan warna terang, matriks Fe2O3.
a. Informasi Analitik
1. Macrostructure evaluation: pengetsaan kimiawi lebih mendalam biasanya
digunakan untuk mengkarakterisasi material inhomogeneteis skala besar
pada komposisi, struktur, massa jenis, dll. Metode ini biasanya berguna
untuk lasan, coran, tempaan, dan gabungan matriks-organik pada susunan,
kerusakan/cacat, dan strukturnya.
2. Microstructure evaluation: penampakan karakteristik mengandung
informasi mengenai komposisi, distribusi fasa, sifat-sifat fisik dan
mekanik, proses termomekanika dan kerusakan-kerusakan.
3. Quantitative metallography: penampakan yang diobservasi dapat
dianalisa untuk mendapatkan ukuran karakteristik termasuk ukuran butir,
fase pecahan volume, dan dimensi-dimensi linearnya. Ukuran-ukurannya
dapat diperoleh dengan cara manual atau dengan metode semi-automatic
komputerisasi dari gambar digital yang diperoleh.
b. Aplikasi Khas
1. Verifikasi perlakuan panas logam paduan
2. Pengukuran ketebalan lapisan
3. Pengevaluasian pada sendi pematrian atau lasan
4. Penentuan kedalaman pengerasan permukaan
5. Pengevaluasian ketahanan korosi
6. Analisis kegagalan
7. Kerusakan mikroskopik pada perlengkapan semikonduktor
8. Susunan mikroskopik
Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu metalurgi dan metalografi.
Metalurgi adalah menguraikan tentang cara pemisahan logam dari ikatan unsur
lain atau cara pengolahan logam secara teknis, sehingga diperoleh jenis logam
atau logam paduan yang memenuhi kebutuhan tertentu. Sedangkan metalografi
adalah mempelajari tentang pemeriksaan logam untuk mengetahui sifat, struktur,
temperatur dan persentase campuran dari logam tersebut.
a. Pemeriksaan Makro (Macrocospic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan makro adalah pemeriksaan bahan
dengan mata kita langsung atau memakai kaca pembesar dengan pembesaran
rendah (a low magnification). Kegunaannya untuk memeriksa permukaan
yang terdapat celah-celah, lubang-lubang padastruktur logam yang sifatnya
rapuh, bentuk-bentuk patahan benda uji bekas pengujian mekanis yang
selanjutnya dibandingkan dengan beberapa logam menurut bentuk dan
strukturnya antara satu denganyang lain menurut kebutuhannya. Angka
pembesaran pemeriksaan makro antara 0,5 kali sampai 50 kali. Pemeriksaan
secara makro biasanya untuk bahan-bahan yang memiliki struktur kristal yang
tergolong besar dan kasar, seperti misal logam hasil coran atau tuangan,serta
bahan-bahan yang termasuk non metal.
b. Pemeriksaan Mikro (Microscopic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikro ialah pemeriksaan bahan logam di
mana bentuk kristal logam tergolong halus sehinga diperlukan angka
pembesaran lensa mikroskop antara 50 kali sampai 3000 kali atau lebih
dengan menggunakan mikroskop industri.
Persiapan material merupakan kegiatan atau tahapan yang paling awal dalam
sebuah pengujian atau praktikum dimana tujuannya adalah untuk
mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan apa saja yang akan digunakan
sebelum pengujian. Persiapan material ini sangat penting karena umumnya
dalam seuatu pengujian material yang diamati adalah struktur-struktur mikro
dari suatu spesimen. Maka dari itu sangat penting dalam suatu pengujian
untuk melakukan persiapan material mengingat yang umunya diamati adalah
struktur-struktur mikro yang sangat kecil, jika dalam suatu pengujian tidak
melakukan persiapan material maka ditakutkan hal-hal seperti debu, kotoran
atau bahkan sidik jari yang mana nantinya ditakutkan dapat mengurangi
kinerja atau efektivitas dari suatu pengujian, hal sperti ini harus dihindari dari
suatu pengujian.
Tentu saja dalam suatu pengujian atau praktikum kita sangat mengharapkan
mendapatkan data pengujian yang valid, namun jika kita kurang dalam
mempersiapkan alat dan bahan yang nantinya akan digunakan tentu saja hal
sangatlah merugikan penguji, maka dari itu pentingnya persiapan material
sebelum melakukan pengujian.
Pada waktu pemotongan tidak boleh terjadi tekanan dan tarikan yang besar
pada bahan uji serta harus dialiri oleh cairan pendingin agar tidak timbul
panas yang akan mempengaruhi kondisi bahan. Salah satu alat potong
yang biasa digunakan untuk memotong bahan uji adalah mesin potong
khusus, yang pemotongnya berbentuk piringan (abrasiveWhell) terbuat
dari bahan karbon silica. Di dalam pemotongan benda uji perlu
diperhatikan ukuran dari bahan tersebut dengan pertimbangan pokok harus
dapat dipegang atau disesuaikan dengan kondisi alat yang ada kaitan
proses selanjutnya.
2. Labeling (Identifikasi)
Labeling yaitu pemberian identitas sampel supaya dapat dibedakan antar
satu spesimen dengan spesimen yang lainnya. Labeling dapat dilakukan
dengan cara penggoresan, pengetokan atau dengan cara lainnya. Pastikan
bahwa identitas tidak akan hilang selama preparasi.
3. Mounting
Mounting yaitu pelapisan sampel logam dengan zat organik seperti bakelit,
expoxin,resin dengan maksud mempermudah penanganan selama
persiapan metalografi. Teknik mounting dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti clamp mounting, compression mounting, cold mounting dan
conductive mounting.
Bahan uji yang relatif kecil dan sukar untuk dipegang pada waktu akan
digerinda atau dipoles maka bahan tersebut perlu disalut, untuk penyalutan
menggunakan alat penyalut dan bahan penyalut seperti pada tabel . Proses
penyalutan ada dua cara yaitu; menggunakan alat pembingkaian untuk
bahan yang memerlukan panas dan penyalutan untuk bahan yang tidak
memerlukan panas hanya menggunakan cetakan saja. Berikut merupakan
bahan-bahan yang biasanya digunakan dalam proses mounting:
a) Phenolic
Contoh: bakelit thermosetting memerlukan pengontrolan panas dan
tekanan dengan secukupnya memberikan bahan pelarut dengan
perlahan-lahan.
b) Dially Phthalete (prepolimer) Thermosetting
Memerlukan pengontrolan panas 1300 – 1400 dan tekanan, penyusunan
rendah, karakteristik polishing yang baik.
c) Phenolic Thermosetting liquid
Untuk pengisian vakum oxide filem (film).
d) Epoxy resin
Contoh : Araldite Various Araldite grade D, suatu cairan tuangan resin
memberikan penyaluran yang baik tanpa panas dan tekanan, perlahan-
lahan waktu proses pembingkaian.
e) Polyvinyl Thermoplastic
Penyusunan rendah, lamban biasa pelarut-pelarut tetapi penyelesaian
dengan glaciala cetic acid.
4. Grinding (Penggerindaan)
Grinding yaitu pengetaman untuk meratakan permukaan sampel dengan
menggunakan kertas atau bahan abrasif. Ukuran abrasif yang digunakan
mulai dari 40 sampai 1200 mesh. Untuk menghindari pengaruh temperatur
gesekan, maka operasi perataan permukaan dilakukan dengan cara basah.
Bahan yang digunakan untuk grinding biasanya menggunakan kertas
amplas dimana pada kertas amplas disisi belakangnya tertera nomor.
Selama pemolesan kain poles tersebut harus selalu diberi tetesan air.
Putaran piringan pada mesin poles metalografi anara100 rpm sampai 300
rpm. Untuk meyakinkan hasil pemolesan terakhir apakah sudah bebas dari
garis-garis pemotongan atau belum, maka bahan uji yang sudah
dibersihkan dapat dilihat di bawah mikroskop pada pembesaran 50 kali
atau 100 kali. Bila masih terdapat garis-garis pada permukaan benda maka
proses polishing dilanjutkan terus menerus sampai tidak terdapat garis-
garisnya.
6. Etching (Pengetsaan)
Teknik pengetsaan dapat dilakukan dengan cara kimia, elektrolitik, katodik
vakum. Setiap logam memilik reagent etchant tertentu, seperti baja dan
besi cor dapat digunakan reagent nital atau picral yang keduanya
menampakan fas pearlite. Hasil dari proses pemolesan akan berupa
permukaan yang mengkilap seperti cermin. Agar struktur logam terlihat
jelas maka permukaan tersebut dietsa. Berikut ini beberapa larutan etsa
untuk pemeriksaan makro dan mikro yang biasa dipakai dalam metalogra
a) Bahan larutan etsa makro
1) Hidrochloric
komposisinya 50 % asam hidroclhoric dalamair dengan
menggunakan suhu 700-800 sampai 1 jam.Pemakaiannya untuk besi
dan baja.
2) Sulphuric
komposisinya 20 % asam sulphuric dalam air dengan menggunakan
suhu 80% waktu yang dipakai 10-20 detik. Penggunaannya untuk
bahan besi dan baja.c.
3) Nitric
komposisinya 25 % asam Nitric dalam air, seperti a dan b boleh
dingin kalau cocok. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja.
b) Bahan larutan etsa Mikro
1) Asam Nital, komposisinya asam nital 2ml, alkohol (95%) 98 Waktu
sampai 1 menit.
2) Asam pikral, komposisinya asam pikral 4 gram, alkohol 98ml,
pemakaiannya untuk baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan,
dikeraskan dan ditemper. Waktu pengetsaan beberapa detik sampai 1
menit.
c) Pengaruh Etching
Pengaruh reaksi dari larutan kimia terhadap permkaan benda uji ialah
seluruh permukaan akan nampak seperti garis-garist idak teratur yang
menunjukkan munculnya atau adanya batas-batas antara butir-butir
kristal logam tersebut.
7. Cleaning (Pembersihan)
Cleaning adalah pembersihan permukaan logam yang belum dan sesudah
dietsa dari kotoran ataupun reagent kimia. Pencucian dapat dilakukan
dengan menggunakan air mengalir sampai pada tahap polishing, dan
menggunakan alkohol untuk etsa.
8. Drying (Pengeringan)
Tahap akhir adalah pengeringan sampel sebelum pengamatan mikroskop.
Permukaan sampel harus benar-benar kering, air yang tersisa pada
permukaan akan teruapkan saat pengamatan. Hal ini akan merusak lensa
mikroskop. Selain itu, air yang tersisa dapat memberikan interpretasi
menjadi salah.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Gambar 3.1 Mesin Precision Low Speed Saw Buehler Isomet 1000
Gambar 3.3 SiC Abrasive Paper CarbiMetTM dan Micro Cut Disc
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Data yang diperlukan dalam praktikum persiapan material ini adalah sebagai
berikut :
NO Nama Proses Deskripsi Kegiatan Foto
1 Cutting Pembagian dan
sebagian sampel
refensibilitas yang
akan dianalisis lalu
dipotong
2 Mounting Pelapisan sampel
logam dengan zat
organik seperti
bamelit expesin
4 Grinding Meratakan
permukaan sampel
dengan
menggunakan kertas
bahan abrasif
7 Cleaning Membersihkan
permukaan logam
yang belum
dibersihkan atau
sesudah dietsa dari
kotoran
8 Drying Mengeringkan
sampel sebelum
dilakukan
pengamatan
mikroskop
Pada praktikum persiapan material terdapat delapan tahapan yang harus dilakukan.
Setiap tahapan harus dilakukan berurutan agar tidak terjadi kesalahan fatal. Setiap
tahapan mempunyai tujuan dan fungsinya masing-masing. Tahapan yang dilakukan
ini akan berguna untuk pengujian metalografi ataupun pengujian lainnya.
a. Pemotongan
Pada tahapan ini Baja AISI 1045 dipotong menggunakan mesin Precision Low
Speed Saw Mechine yang mana mesin pemotong ini semakin lambat kecepatannya
maka hasil potongannya akan semakin persisi. Tahapan ini cukup memakan waktu
dikarenakan pemotongannya yang lambat agar mendapatkan hasil yang presisi.
b. Labeling
Tahap labeling merupakan tahap pemberian nama atau tanda pada sebuah
material,bertujuan agar tidak terjadinya keliru antara material yang satu dengan
yang lainnya. Pada percobaan kali ini pelabelan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan spidol untuk membedakan Sample yang satu dengan yang lainnya.
c. Mounting
merupakan tahapan pemberian resin katalis pada material,tujuannya adalah agar
material mudah dipegang ketika proses-proses grinding dsb. Pada pemberian resin
katalis pada material menggunakan perbandingan 10 (resin) : 1 (katalis) , dengan
memberikan resin katalis ini material-material yang dibutuhkan menjadi lebih
mudah dipegang.
d. Grinding
Tahap grinding merupakan tahap dimana material dihaluskan menggunakan kertas
amplas (60, 80, 180, 280, 320) agar material yang sebelumnya kasar dan
permukaan yang tidak merata, menjadi lebih merata.
e. Polishing
Merupakan tahap pemolesan material menjadi lebih halus permukaannya. Dengan
tujuan agar saat proses pengamatan metalografi lebih mudah mengamati
permukaan material dan diharapkan tidak terdapat gangguan pada permukaan
material. Pada polishing bahan yang digunakan untuk mengabrasif permukaan
menggunakan Polishing Cloth yang ditambahkan Polycrystaline Diamond
Suspension.
f. Etching
Merupakan tahapan material diberikan sedikit larutan asam kuat yang bertujuan
untuk dapat melihat batas permukaan dari material yang ingin diamati.
g. Cleaning
Pada tahapan ini umumnya menggunakan air, air digunakan karena sifatnya
yang mudah menguap sehingganya tidak membutuhkan waktu lama dalam
menunggu proses pembersihan selesai.
h. Drying
Tahap akhir adalah pengeringan sampel sebelum pengamatan mikroskop.
Permukaan sampel harus benar-benar kering.Pada tahapan ini akan lebih baik
apabila menggunakan pemanas seperti dryer.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Adapun saran yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Diharapkan praktikan memhaca dan memahami modul yang diberikan.
b. Diharapkan praktikan menonton video dan pahami video tersebut sebagai
bahan pembelajaran.
c. Diharapkan praktikan untuk datang tepat waktu sebelum praktikum dimulai.
d. Diharapkan Praktikan mendengarkan apa yang disampaikan oleh asissten
praktikum dan mencatat hal-hal yang penting yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA