Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK

PERSIAPAN MATERIAL

Oleh :
AJIS SAPUTRA
120170043

Asisten Praktikum
ANTONIO CARLO 119170065

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan pengujian metalografi suatu material, ada tahapan yang harus
dilakukan sebelum dilakukan pengujian material, yaitu proses persiapan
material, yang dimana proses ini adalah proses pembuatan material yang nanti
akan digunakan dalam praktikum pengujian kekerasan. Proses persiapan
material ini adalah proses paling dasar sebelum dilakukannya pengujian
material, hal ini dikarenakan setiap spesimen – spesimen harus di persiapkan
dengan baik, dan ada beberapa spesimen yang harus di persiapankan dengan
persiapan khusus.

Pada proses ini ada beberapa tahapan yang biasa dilakukan sebelum pengujian
material, berikut adalah tahapan-tahapan sebelum pengamatan menggunakan
mikroskop:

a. Pemotongan
b. Labeling
c. Mounting
d. Grinding
e. Polishing
f. Etching
g. Cleaning
h. Drying
Pemotongan bahan, yang dimana material akan di potong menggunakan
precition cut yang bertujuan agar material atau bahan terpotong dengan lebih
rapih dan lebih presisi. Kemudian proses labeling, ini adalah proses dimana
spesimen akan di beri nomor atau tanda untuk membedakan spesimen satu
dengan lainnya. Selanjutnya adalah mounting, mounting merupakan proses
dimana material akan dilapisi menggunakan resin atau zat anorganik lainnya.
Kemudian proses grinding, proses ini adalah proses dimana spesimen akan
diratakan permukaannya. Polishing, ini adalah tahap akhir dari perataan
permukaan spesimen setelah proses grinding.

Selanjutnya adalah proses etching, ini adalah proses pengetsaan spesimen


dengan bahan kimia. Cleaning, tahap pembersihan spesimen agar saat
pelaksanaan pengujian tidak ada kotoran-kotoran yang menempel pada
spesimen, dan drying, ini adalah tahapan paling akhir dari proses persiapan
material sebelum spesimen di amati dengan mikroskop.

Proses persiapan material adalah proses yang paling mendasar dari sebuah
pengujian material, dari tahapan-tahapan tersebut diharapkan dalam praktikum
ini mahasiswa dapat memahami proses tersebut. Dengan mengetahui
karakteristik susunan atau struktur dari suatu logam maka dengan mudah kita
dapat memilih bahan untuk suatu konstruksi tertentu. Dengan melakukan
pengujian metalografi maka dapat dilakukan berbagai jenis perubahan pada
suatu material setelah mengetahui karakteristiknya.

Pada metalografi, secara umum yang akan di amati adalah dua hal yaitu :

a. Struktur makro adalah struktur dari logam yang terlihat secara makro pada
permukaan yang dietsa dari spesimen yang telah dipoles.

b. struktur mikro adalah struktur dari sebuah permukaan logam yang telah
disiapkan secara khusus yang terlihat dengan menggunakan perbesaran
minimum 25x.

1.2 Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah mampu melakukan proses persiapan material
untuk pengujian metalografi mapun pengujian lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori

Proses Produksi merupakan proses pokok dari sebuah perusahaan (M Ikhasan


Almadani, 2020). Tujuan penelitian ini adalah agar proses produksi tidak
mengalami kendala maka proses sebelum produksi yaitu salah satunya adalah
proses pengadaan material (bahan produksi) harus dipersiapkan dengan baik dan
tepat. Proses persiapan material harus dipersiapan agar tidak mengalami
kekurangan maupun keterlambatan material. Metode Penilitian yang digunakan
oleh penulis adalah melakukan pengumpulan data dari setiap bagian terkait dan
juga mempejari SOP yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah Dengan
menggunakan Teknik pemodelan / diagram BPMN dapat dengan mudah dan
jelas menggambarkan sebuah proses bisnis sehingga dapat digunakan untuk
membantu sebuah perusahaan dalam melaksanaankan proses bisnis sehingga
perusahaan tersebut mendapatkan efektivitas dan effisiensi proses bisnis.

Metalografi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari metode observasi


atau pemeriksaan atau pengamatan atau pengujian dengan tujuanvuntuk
menentukan atau mempelajari hubungan antara struktur dengan sifat atau
karakter dan perlakuan yang pernah dialami oleh logam, paduan atau bahan
bahan lainnya.
Metalografi juga digunakan untuk mengkarakterisasi bentuk makroskopik dan
mikroskopik pada bagian planar dari las, brazes, dan komponen-komponen yang
telah dipabrikasi. Pada analisis kegagalan, morfologi atau keretakan korosi dapat
dikarakterisasi pada cara tes kegagalan. Sampel yang telah disiapkan dapat
diperiksa oleh mata biasa, mikroskop cahaya, dan atau mikroskop electron.
Contoh :

A B

C
A) 1100°C, B) 1200°C dan C) 1300°C

Struktur mikro pelet dari serbuk yarosit hasil pengolahan yang disinter pada
berbagai suhu. Gambar 1. 1100°C, Gambar 2. 1200°C, dan Gambar 3. 1300°C.
Warna gelap (hitam), Pori dan warna terang, matriks Fe2O3.

a. Informasi Analitik
1. Macrostructure evaluation: pengetsaan kimiawi lebih mendalam biasanya
digunakan untuk mengkarakterisasi material inhomogeneteis skala besar
pada komposisi, struktur, massa jenis, dll. Metode ini biasanya berguna
untuk lasan, coran, tempaan, dan gabungan matriks-organik pada susunan,
kerusakan/cacat, dan strukturnya.
2. Microstructure evaluation: penampakan karakteristik mengandung
informasi mengenai komposisi, distribusi fasa, sifat-sifat fisik dan
mekanik, proses termomekanika dan kerusakan-kerusakan.
3. Quantitative metallography: penampakan yang diobservasi dapat
dianalisa untuk mendapatkan ukuran karakteristik termasuk ukuran butir,
fase pecahan volume, dan dimensi-dimensi linearnya. Ukuran-ukurannya
dapat diperoleh dengan cara manual atau dengan metode semi-automatic
komputerisasi dari gambar digital yang diperoleh.
b. Aplikasi Khas
1. Verifikasi perlakuan panas logam paduan
2. Pengukuran ketebalan lapisan
3. Pengevaluasian pada sendi pematrian atau lasan
4. Penentuan kedalaman pengerasan permukaan
5. Pengevaluasian ketahanan korosi
6. Analisis kegagalan
7. Kerusakan mikroskopik pada perlengkapan semikonduktor
8. Susunan mikroskopik

Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu metalurgi dan metalografi.
Metalurgi adalah menguraikan tentang cara pemisahan logam dari ikatan unsur
lain atau cara pengolahan logam secara teknis, sehingga diperoleh jenis logam
atau logam paduan yang memenuhi kebutuhan tertentu. Sedangkan metalografi
adalah mempelajari tentang pemeriksaan logam untuk mengetahui sifat, struktur,
temperatur dan persentase campuran dari logam tersebut.
a. Pemeriksaan Makro (Macrocospic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan makro adalah pemeriksaan bahan
dengan mata kita langsung atau memakai kaca pembesar dengan pembesaran
rendah (a low magnification). Kegunaannya untuk memeriksa permukaan
yang terdapat celah-celah, lubang-lubang padastruktur logam yang sifatnya
rapuh, bentuk-bentuk patahan benda uji bekas pengujian mekanis yang
selanjutnya dibandingkan dengan beberapa logam menurut bentuk dan
strukturnya antara satu denganyang lain menurut kebutuhannya. Angka
pembesaran pemeriksaan makro antara 0,5 kali sampai 50 kali. Pemeriksaan
secara makro biasanya untuk bahan-bahan yang memiliki struktur kristal yang
tergolong besar dan kasar, seperti misal logam hasil coran atau tuangan,serta
bahan-bahan yang termasuk non metal.
b. Pemeriksaan Mikro (Microscopic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikro ialah pemeriksaan bahan logam di
mana bentuk kristal logam tergolong halus sehinga diperlukan angka
pembesaran lensa mikroskop antara 50 kali sampai 3000 kali atau lebih
dengan menggunakan mikroskop industri.

Persiapan material merupakan kegiatan atau tahapan yang paling awal dalam
sebuah pengujian atau praktikum dimana tujuannya adalah untuk
mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan apa saja yang akan digunakan
sebelum pengujian. Persiapan material ini sangat penting karena umumnya
dalam seuatu pengujian material yang diamati adalah struktur-struktur mikro
dari suatu spesimen. Maka dari itu sangat penting dalam suatu pengujian
untuk melakukan persiapan material mengingat yang umunya diamati adalah
struktur-struktur mikro yang sangat kecil, jika dalam suatu pengujian tidak
melakukan persiapan material maka ditakutkan hal-hal seperti debu, kotoran
atau bahkan sidik jari yang mana nantinya ditakutkan dapat mengurangi
kinerja atau efektivitas dari suatu pengujian, hal sperti ini harus dihindari dari
suatu pengujian.
Tentu saja dalam suatu pengujian atau praktikum kita sangat mengharapkan
mendapatkan data pengujian yang valid, namun jika kita kurang dalam
mempersiapkan alat dan bahan yang nantinya akan digunakan tentu saja hal
sangatlah merugikan penguji, maka dari itu pentingnya persiapan material
sebelum melakukan pengujian.

Pengamatan atau pemeriksaan struktur bahan logam dapat dilakukan dengan


menggunakan berbagai skala atau tingkat pembesaran, mulai dari secara
visual atau pembesaran yang rendah sekitar 20 kali, sampai pengamatan atau
pemeriksaan pada pembesaran yang lebih besar, lebih besar daripada
1.000.000 kali dengan mikroskop elektron. Namun sebelum dilakukan
pengamatan struktur, terlebih dahulu dilakukan proses persiapan
meterial.Proses persiapan material sangat penting karena sangat
mempengaruhi hasil dari pengamatan, dimana pada saat pengamatan
menggunakan mikroskop permukaan material harus halus dan rata.

Beriku tini adalah beberapa tahapan yang biasa dilakukan sebelum


pengamatan mikroskop dapat dilaksanakan seperti:
1. Pemotongan
Pemotongan adalah pengambilan sebagian sampel representatif yang akan
dianalisis dengan cara seperti pemotongan dengan cakramabrasif, gergaji
atau dengan plasma bertekanan tinggi. Banyak alat atau mesin yang dapat
digunakan untuk memotong bahan, tetapi khusus untuk memotong bahan
uji metalografi perlu dipilih alat potong yang tidak menimbulkan efek
samping pada bahan tersebut.

Pada waktu pemotongan tidak boleh terjadi tekanan dan tarikan yang besar
pada bahan uji serta harus dialiri oleh cairan pendingin agar tidak timbul
panas yang akan mempengaruhi kondisi bahan. Salah satu alat potong
yang biasa digunakan untuk memotong bahan uji adalah mesin potong
khusus, yang pemotongnya berbentuk piringan (abrasiveWhell) terbuat
dari bahan karbon silica. Di dalam pemotongan benda uji perlu
diperhatikan ukuran dari bahan tersebut dengan pertimbangan pokok harus
dapat dipegang atau disesuaikan dengan kondisi alat yang ada kaitan
proses selanjutnya.

2. Labeling (Identifikasi)
Labeling yaitu pemberian identitas sampel supaya dapat dibedakan antar
satu spesimen dengan spesimen yang lainnya. Labeling dapat dilakukan
dengan cara penggoresan, pengetokan atau dengan cara lainnya. Pastikan
bahwa identitas tidak akan hilang selama preparasi.

3. Mounting
Mounting yaitu pelapisan sampel logam dengan zat organik seperti bakelit,
expoxin,resin dengan maksud mempermudah penanganan selama
persiapan metalografi. Teknik mounting dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti clamp mounting, compression mounting, cold mounting dan
conductive mounting.

Bahan uji yang relatif kecil dan sukar untuk dipegang pada waktu akan
digerinda atau dipoles maka bahan tersebut perlu disalut, untuk penyalutan
menggunakan alat penyalut dan bahan penyalut seperti pada tabel . Proses
penyalutan ada dua cara yaitu; menggunakan alat pembingkaian untuk
bahan yang memerlukan panas dan penyalutan untuk bahan yang tidak
memerlukan panas hanya menggunakan cetakan saja. Berikut merupakan
bahan-bahan yang biasanya digunakan dalam proses mounting:
a) Phenolic
Contoh: bakelit thermosetting memerlukan pengontrolan panas dan
tekanan dengan secukupnya memberikan bahan pelarut dengan
perlahan-lahan.
b) Dially Phthalete (prepolimer) Thermosetting
Memerlukan pengontrolan panas 1300 – 1400 dan tekanan, penyusunan
rendah, karakteristik polishing yang baik.
c) Phenolic Thermosetting liquid
Untuk pengisian vakum oxide filem (film).
d) Epoxy resin
Contoh : Araldite Various Araldite grade D, suatu cairan tuangan resin
memberikan penyaluran yang baik tanpa panas dan tekanan, perlahan-
lahan waktu proses pembingkaian.
e) Polyvinyl Thermoplastic
Penyusunan rendah, lamban biasa pelarut-pelarut tetapi penyelesaian
dengan glaciala cetic acid.

4. Grinding (Penggerindaan)
Grinding yaitu pengetaman untuk meratakan permukaan sampel dengan
menggunakan kertas atau bahan abrasif. Ukuran abrasif yang digunakan
mulai dari 40 sampai 1200 mesh. Untuk menghindari pengaruh temperatur
gesekan, maka operasi perataan permukaan dilakukan dengan cara basah.
Bahan yang digunakan untuk grinding biasanya menggunakan kertas
amplas dimana pada kertas amplas disisi belakangnya tertera nomor.

Nomor tersebut berkisar dari angka 1 sampa 3000, untuk menandakan


tingkat kehalusan amplas terebut, angka 1 merupakan amplas kasar, dan
amplas 3000 merupakan amplas super harus. semakin kecil nomor
semakin kasar, begitu juga kebalikannya. Amplas sendiri memiliki ukuran
seperti grit 60, 80, 100, 120, 150, 180, 220, 240,280, 320, 360, 400, 500,
600, 800, 1000, 1200, 1500, 2000, 2500 dan 3000.

Penggerindaan benda uji dilakukan pada kertas ampelas dimulai dari


tingkat kasar sampai tingkat halus. Tingkatan kehalusan kertas ampelas
ditentukan oleh ukuran serbuk silikonkarbida pada kertas tersebut. Kertas
ampelas tingkat kehalusan 220 berarti serbuk silikonkarbida kertas itu
dapat lolos dari ayakan dengan 220 lubang pada luas 1 inchi2. Tahapan
penggerindaan menurut tingkatan kehalusan kertas ampelas adalah,
sebagai berikut:
a) Digerinda pada tingkat 220 dengan arah tegak lurus pada garis
pemotonan bahan uji.
b) Digerinda pada tingkat 320 tegak lurus pada arah penggerindaan
pertama.
c) Digerinda pada tingkat 400 tegak lurus pada arah penggerindaan kedua.
d) Digerinda pada tingkat 600 tegak lurus pada arah penggerindaan ketiga.
Dalam waktu penggerindaan tekanan tangan pada kertas ampelas jangan
terlalu kuat dan bahan uji dialiri air pendin banyak. Fungsi air untuk
mencegah panas yang terjadi pada bahanuji tersebut.
5. Polishing (Pemolesan)
Polishing atau pemolesan adalah tahap akhir dari perataan permukaan
sampel. Syarat permukaan sampel yang dapat digunakanuntuk analisis
metalograf adalah harus bebas goresan dan tampak seperti cermin.
Pemolesan dapat dilakukan secara bertahap dengan cara mekanis, kimia
dan elektrolik.

Untuk meningkatkan tingkat kehalusan yang maksimal maka bahan uji


yang telah digerinda selanjutnya diproses polishing. Mesin poles
metalografi terdiri dari iringan yang berputar dan diatasnya diberi kain
poles terbaik namanya kain selvyt (sejenis kain beludru).

Dalam proes pengerjaan sampel pengujian metalografi selalu melibatkan


mesin poles dan amplas. Cara pemolesannya yaitu benda uji diletakkan di
atas piringan yang berputar dan kain poles diberi air serta ditambahkan
sedikit pasta poles. Pasta poles yang biasa dipakai adalah jenis Alumina
(Al2O3) yang dalam perdagangan ada yang diberi nama, diamatin atau
gama alumina atau pasta intan.

Selama pemolesan kain poles tersebut harus selalu diberi tetesan air.
Putaran piringan pada mesin poles metalografi anara100 rpm sampai 300
rpm. Untuk meyakinkan hasil pemolesan terakhir apakah sudah bebas dari
garis-garis pemotongan atau belum, maka bahan uji yang sudah
dibersihkan dapat dilihat di bawah mikroskop pada pembesaran 50 kali
atau 100 kali. Bila masih terdapat garis-garis pada permukaan benda maka
proses polishing dilanjutkan terus menerus sampai tidak terdapat garis-
garisnya.
6. Etching (Pengetsaan)
Teknik pengetsaan dapat dilakukan dengan cara kimia, elektrolitik, katodik
vakum. Setiap logam memilik reagent etchant tertentu, seperti baja dan
besi cor dapat digunakan reagent nital atau picral yang keduanya
menampakan fas pearlite. Hasil dari proses pemolesan akan berupa
permukaan yang mengkilap seperti cermin. Agar struktur logam terlihat
jelas maka permukaan tersebut dietsa. Berikut ini beberapa larutan etsa
untuk pemeriksaan makro dan mikro yang biasa dipakai dalam metalogra
a) Bahan larutan etsa makro
1) Hidrochloric
komposisinya 50 % asam hidroclhoric dalamair dengan
menggunakan suhu 700-800 sampai 1 jam.Pemakaiannya untuk besi
dan baja.
2) Sulphuric
komposisinya 20 % asam sulphuric dalam air dengan menggunakan
suhu 80% waktu yang dipakai 10-20 detik. Penggunaannya untuk
bahan besi dan baja.c.
3) Nitric
komposisinya 25 % asam Nitric dalam air, seperti a dan b boleh
dingin kalau cocok. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja.
b) Bahan larutan etsa Mikro
1) Asam Nital, komposisinya asam nital 2ml, alkohol (95%) 98 Waktu
sampai 1 menit.
2) Asam pikral, komposisinya asam pikral 4 gram, alkohol 98ml,
pemakaiannya untuk baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan,
dikeraskan dan ditemper. Waktu pengetsaan beberapa detik sampai 1
menit.
c) Pengaruh Etching
Pengaruh reaksi dari larutan kimia terhadap permkaan benda uji ialah
seluruh permukaan akan nampak seperti garis-garist idak teratur yang
menunjukkan munculnya atau adanya batas-batas antara butir-butir
kristal logam tersebut.
7. Cleaning (Pembersihan)
Cleaning adalah pembersihan permukaan logam yang belum dan sesudah
dietsa dari kotoran ataupun reagent kimia. Pencucian dapat dilakukan
dengan menggunakan air mengalir sampai pada tahap polishing, dan
menggunakan alkohol untuk etsa.
8. Drying (Pengeringan)
Tahap akhir adalah pengeringan sampel sebelum pengamatan mikroskop.
Permukaan sampel harus benar-benar kering, air yang tersisa pada
permukaan akan teruapkan saat pengamatan. Hal ini akan merusak lensa
mikroskop. Selain itu, air yang tersisa dapat memberikan interpretasi
menjadi salah.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Berikut adalah alat yang digunakan dalam persiapan material :


a. Mesin Precision Low Speed Saw

Gambar 3.1 Mesin Precision Low Speed Saw Buehler Isomet 1000

b. Mesin Polisher Grinder


Gambar 3.2 Mesin Polisher Grinder Buehler EcoMet 30 Manual Twin

c. SiC Abrasive Paper CarbiMetTM dan Micro Cut Disc

Gambar 3.3 SiC Abrasive Paper CarbiMetTM dan Micro Cut Disc

d. Magnopad, Polishing Cloth, Polycrystaline Diamond Suspension dan


Cairan Etsa

Gambar 3.4 Magnopad, Polishing Cloth, Polycrystaline Diamond


Suspension dan Cairan Etsa
e. Carbon Steel Medium dan Stainless Steel

Gambar 3.5 Carbon Steel Medium dan Stainless Steel

3.2 Prosedur Praktikum

a. Memotong material sesuai dengan ukuran spesimen yang ditentukan dengan


menggunakan alat Precision Low Speed Saw Buehler IsoMet 1000 lalu
keringkan.
b. Langkah selanjutnya membuat larutan resin dan katalis
c. Meletakanlah material kemudian cetak dengan campuran larutan resin dan
katalis, tunggu sampai kering.
d. Melakukan proses labeling untuk memberikan identifikasi
e. Kemudian melakukan grinding dengan SiC Abrasive Paper CarbiMetTM
diameter 8 inch (ukuran 60, 80, 120, 180, 280 dan 400) dan Micro Cut Disc
diamter 8 inch, (ukuran 800 dan 1200) mengulangi sampai dengan nomor
terakhir, memastikan pada saat grinding dilakukan secara tegak lurus dan
pastikan air mengalir pada saat grinding.
f. Setelah itu, melakukan polishing menggunakan polishing cloth tambahkan
Polycrystaline Diamond Suspension
g. Memberi larutan etsa pada material (larutan etsa harus sesuai dengan material
yang digunakan).
h. Membersihkan material dengan menggunakan air
i. Mengeringkan material, pastikan tidak ada air yang menempel.
j. Setelah selesai praktikum, merapihkan, membersihkan dan kembalikan alat-
alat yang digunakan.
k. Memastikan daya listrik telah tercabut (baca prosedur penggunan alat) dan
isi log book pengunaan alat.

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam praktikum persiapan material ini adalah sebagai
berikut :
NO Nama Proses Deskripsi Kegiatan Foto
1 Cutting Pembagian dan
sebagian sampel
refensibilitas yang
akan dianalisis lalu
dipotong
2 Mounting Pelapisan sampel
logam dengan zat
organik seperti
bamelit expesin

3 Labeling Memberi identitas


pada sampel supaya
dapat dibedakan

4 Grinding Meratakan
permukaan sampel
dengan
menggunakan kertas
bahan abrasif

5 Polishing Perataan permukaan


sampel
6 Etching Pengetsaan yang
dilakukan dengan
cara kimia

7 Cleaning Membersihkan
permukaan logam
yang belum
dibersihkan atau
sesudah dietsa dari
kotoran

8 Drying Mengeringkan
sampel sebelum
dilakukan
pengamatan
mikroskop

Gambar 4.1 Spesifikasi Data Praktikum Persiapan Material


BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum persiapan material terdapat delapan tahapan yang harus dilakukan.
Setiap tahapan harus dilakukan berurutan agar tidak terjadi kesalahan fatal. Setiap
tahapan mempunyai tujuan dan fungsinya masing-masing. Tahapan yang dilakukan
ini akan berguna untuk pengujian metalografi ataupun pengujian lainnya.

a. Pemotongan
Pada tahapan ini Baja AISI 1045 dipotong menggunakan mesin Precision Low
Speed Saw Mechine yang mana mesin pemotong ini semakin lambat kecepatannya
maka hasil potongannya akan semakin persisi. Tahapan ini cukup memakan waktu
dikarenakan pemotongannya yang lambat agar mendapatkan hasil yang presisi.

b. Labeling
Tahap labeling merupakan tahap pemberian nama atau tanda pada sebuah
material,bertujuan agar tidak terjadinya keliru antara material yang satu dengan
yang lainnya. Pada percobaan kali ini pelabelan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan spidol untuk membedakan Sample yang satu dengan yang lainnya.
c. Mounting
merupakan tahapan pemberian resin katalis pada material,tujuannya adalah agar
material mudah dipegang ketika proses-proses grinding dsb. Pada pemberian resin
katalis pada material menggunakan perbandingan 10 (resin) : 1 (katalis) , dengan
memberikan resin katalis ini material-material yang dibutuhkan menjadi lebih
mudah dipegang.

d. Grinding
Tahap grinding merupakan tahap dimana material dihaluskan menggunakan kertas
amplas (60, 80, 180, 280, 320) agar material yang sebelumnya kasar dan
permukaan yang tidak merata, menjadi lebih merata.

e. Polishing
Merupakan tahap pemolesan material menjadi lebih halus permukaannya. Dengan
tujuan agar saat proses pengamatan metalografi lebih mudah mengamati
permukaan material dan diharapkan tidak terdapat gangguan pada permukaan
material. Pada polishing bahan yang digunakan untuk mengabrasif permukaan
menggunakan Polishing Cloth yang ditambahkan Polycrystaline Diamond
Suspension.

f. Etching
Merupakan tahapan material diberikan sedikit larutan asam kuat yang bertujuan
untuk dapat melihat batas permukaan dari material yang ingin diamati.

g. Cleaning
Pada tahapan ini umumnya menggunakan air, air digunakan karena sifatnya
yang mudah menguap sehingganya tidak membutuhkan waktu lama dalam
menunggu proses pembersihan selesai.

h. Drying
Tahap akhir adalah pengeringan sampel sebelum pengamatan mikroskop.
Permukaan sampel harus benar-benar kering.Pada tahapan ini akan lebih baik
apabila menggunakan pemanas seperti dryer.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berikut adalah simpulan dari praktikum persiapan materia ini adalah :


a. Proses persiapan material adalah tahapan yang harus diakukan sebeum
melakukan pengujian metalogafi suatu material.
b. Proses persiapan material memiliki 8 tahapan dimana setiap tahapan
diperlukan sebelum pengujian metalografi. Tahapan tersebut diurutkan dari
pemotongan, labeling, identifikasi, mounting, grinding, polishing, etching,
cleaning, drying.
c. Setiap tahapan harus dilakukan berurutan.
d. Semakin besar nomor amplas maka semakin halus amplas tersebut begitu
pula sebaliknya semakin kecil nomor amplas maka semakin kasar amplas
tersebut.
e. Proses pengeringan benar benar harus kering agar tidak terjadinya kerusakan
pada lensa mikroskop maupun kesalahan dalam impretasinya.

6.2 Saran
Adapun saran yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Diharapkan praktikan memhaca dan memahami modul yang diberikan.
b. Diharapkan praktikan menonton video dan pahami video tersebut sebagai
bahan pembelajaran.
c. Diharapkan praktikan untuk datang tepat waktu sebelum praktikum dimulai.
d. Diharapkan Praktikan mendengarkan apa yang disampaikan oleh asissten
praktikum dan mencatat hal-hal yang penting yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Calister, W. D. (2004). Materials Schience and Engineering An Introduction


6thEdition. Canada: John Wileys & Sons, Inc.

JULIAPTINI, D. (2010). ANALISIS SIFAT DAN METLOGRAFI BAJA KARBON


RENDAH UNTUK APLIKASI TABUNG GAS 3 KG. 18.

M Ikhasan Almadani, R. S. (2020). Proses Manufakur Mesin Poles dan Ampelas


Untuk Proses Metalografi. JTAM ROTARY .

saputro, D. T. (2021). Pembuatan Poses Bisnis persiaan Material Untuk Produksi


Dengan Business Process Modelling notation (Bpmn) di Pabrik Generator
Sets (Genset) PT ABC. Semaang: Program Studi Teknik Informatika
Universitas AKI Semarang.

SUMATERA, L. M. (2021). SOP PRKTIKUM PERSIAPAN MATERIAL . Lampung


Selatan: Program Studi Teknik Mesin Institut teknologi Sumatera.

Anda mungkin juga menyukai