Anda di halaman 1dari 51

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA

EVALUASI RKAB ASPEK KEUANGAN DAN


PENERIMAAN NEGARA
MINERAL LOGAM, NON LOGAM, DAN BATUAN

Rendra Inggawan, S.T.


Analis Kebijakan Pertama
Direktorat Jenderal Mineral & Batubara

#EnergiBerkeadilan

1
I PENDAHULUAN & DASAR HUKUM

II ASPEK-ASPEK DALAM RKAB

III ASPEK BELANJA BARANG

IV ASPEK KEUANGAN DAN PENERIMAAN NEGARA

V ANALISA RASIO
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
PRO POOR
CSR (PEMERATAAN) KETENAGAKERJAAN

LOCAL CONTENT

PRO GROWTH ESDM UNTUK PRO JOB


(PERTUMBUHAN)
KESEJAHTERAAN (LAPANGAN KERJA)

RAKYAT
PENERIMAAN
NEGARA

INVESTASI GOOD MINING PRACTICE


PRO ENVIRONMENT
NILAI TAMBAH (LINGKUNGAN)
REKLAMASI DAN PASCA
TAMBANG
NERACA PERDAGANGAN
(PRODUKSI, EKSPOR DAN
DOMESTIK)
1 DASAR HUKUM

1. UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal


111 ayat (1)
Pemegang IUP dan IUPK wajib memberikan laporan tertulis secara berkala atas rencana
kerja dan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

2. PP No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan


Mineral dan Batubara Pasal 101 ayat (4)
Pemegang IUP dan IUPK yang diterbitkan oleh Menteri wajib menyampaikan laporan
tertulis secara berkala atas rencana kerja dan anggaran biaya pelaksanaan
kegiatan usaha pertambangan mineral atau batubara kepada Menteri.

3. Permen ESDM No. 11 tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah,
Perizinan, dan Pelaporan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara Pasal 61
Ayat (1) huruf b
menyusun dan menyampaikan RKAB Tahunan kepada Menteri atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya untuk mendapatkan persetujuan

4. Kepmen 1806 K/30/MEM/2018 tentang PEDOMAN PELAKSANAAN


PENYUSUNAN, EVALUASI, PERSETUJUAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
BIAYA, SERTA LAPORAN PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA

5
PENYAMPAIAN & EVALUASI LAPORAN KEUANGAN

Kewajiban Perusahaan

RKAB Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan

Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan laporan


pengelolaan penambangan

Evaluasi RKAB dan Laporan Triwulan

Tindak Lanjut Hasil Evaluasi

Kunjungan Lapangan (Jika diperlukan)


ASPEK-ASPEK
DALAM RKAB
2. Aspek-aspek dalam RKAB
Konstruksi dan Pengolahan Pemasaran dan Perlindungan
Eksplorasi Penambangan
Infrastruktur & Pemurnian Persediaan Lingkungan

Kegiatan Metode Metode Olah Rincian Kegiatan


Kegiatan pengelolaan dan
konstruksi dan penambangan Murni Pemasaran dan
Eksplorasi Inventory pemantauan
infrastruktur
Rencana Biaya pemasaran
Hasil Olah Murni Pemantauan
Biaya Eksplorasi Biaya Konstruksi perubahan FS dan inventory lingkungan
dan Infrastruktur
Pengupasan dan Recovery Olah
Sumber daya & Penimbunan Murni Biaya pengelolaan
dan pemantauan
Cadangan

Produksi Sisa hasil Olah


Murni dan
Rekon Grade
pemanfaatannya
Control
Recovery
Pernyataan Penambangan Daftar peralatan
Competent
Person
Daftar Peralatan
Biaya olah murni

Biaya
Penambangan
Aspek-aspek dalam RKAB (lanjutan)
Tenaga Kerja & Pengembangan & Pemanfaatan Keuangan dan
Keselamatan Standarisasi &
Pengembangan Pemberdayaan Produk Dalam Penerimaan
Pertambangan Usaha Jasa Masyarakat
SDM Negeri Negara

Penggunaan Kegiatan dan Pemanfaatan Rincian


Statistik Standarisasi
Tenaga Kerja Alokasi Biaya produk dalam
Keselamatan negeri keuangan
PPM
Usaha Jasa Program & Biaya
Penggunaan Belanja Barang Penerimaan
Pertambangan Pelatihan Negara
Bahan Peledak

Reekspor, Impor
Penggunaan TKA Sementara, dan
Penggunaan BBC Pemindahtanganan

Angka Pengenal Import


Pembangunan Produsen (API-P)
tempat
penimbunan BBC

Pengujian
kelayakan
peralatan

Pengoperasian
kapal keruk/isap

Penggunaan B3

Program & biaya


k3
3 ASPEK BELANJA BARANG
Aspek Belanja barang memberikan informasi besarnya biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk membeli barang modal dan barang operasional dalam 1
tahun.

Poin-poin yang perlu dievaluasi:


• Capaian total realisasi tahun berjalan terhadap total realisasi tahun berjalan.
• Besaran total rencana belanja barang dibandingkan dengan total realisasi
tahun sebelumnya.
• Porsi belanja domestik vs belanja impor disesuaikan dengan regulasi yang
ada.
• Hubungan peningkatan/penurunan belanja kategori L (Fuel) terhadap kinerja
perusahaan di lapangan.
• Mengidentifikasi barang-barang dari kategori yang memiliki nilai impor yang
tinggi, untuk dapat dialihkan ke barang domestik.
• Nilai belanja barang dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
• dll

10
3 ASPEK BELANJA BARANG

65% 35% 72% 28% 73% 27%

11
4 KEUANGAN

ASUMSI KEUANGAN
Asumsi keuangan memberikan informasi mengenai penetapan asumsi yang
sensitif mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan

Poin-poin yang perlu dievaluasi:


• Asumsi harga jual produk apakah sudah mengacu Harga Patokan yang ditetapkan
• Harga beli BBM apakah wajar jika dibandingkan dengan entitas lain.
• Kurs disesuaikan dengan kurs yang diprediksikan.

12
4 KEUANGAN

NERACA KEUANGAN

Ringkasan atas posisi keuangan pada suatu saat (tanggal) tertentu yang
terdiri dari komponen sebagai berikut:
➢ Aset : Kas, Piutang usaha, Persediaan, Tanah, Bangunan,
Kendaraan, Peralatan, dll
➢ Liabilitas : Utang usaha, Utang bank
➢ Ekuitas : Aset neto (bersih) yang menjadi hak pemegang saham
setelah dikurangi semua kewajiban (liabilitas) yang ada

13
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan Posisi Keuangan akan memberikan informasi:


➢ Apa saja sumber daya finansial yang dimiliki entitas?
➢ Apa saja kewajiban entitas yang belum diselesaikan oleh
entitas?
➢ Apa dan berapa yang menjadi aset neto entitas yang
merupakan hak pemegang saham?

15
Persamaan Akuntansi

Aset = Kewajiban + Ekuitas


Sumber Daya Sumber Pendanaan

Sumber daya
yang digunakan
Hak Kreditor Hak Investor
untuk
= atas sumber daya + atas sumber daya
memperoleh
pendapatan

17
4 ILUSTRASI PENCATATAN DALAM NERACA

Pada awal pendirian PT Tambang, maka Kewajiban

perusahaan baru didirikan mempunyai Aset


neraca yang masih kosong
Ekuitas

Modal disetor Aset Ekuitas


Rp1000
Perusahaan memulai aktivitas pendanaan dengan Modal disetor
setoran modal pemegang saham: Kas Rp600 Rp600

• Merah sebesar 60% x Rp1000 = Rp600


• Biru sebesar 40% x Rp1000 = Rp400 Modal disetor
Kas Rp400 Rp400
60% 40% Yang dicatat sebagai kas pada aset
PT Tambang mempunyai neraca dengan asset sebesar Rp1000 dan Aset Ekuitas
ekuitas yang sama besar, sedangkan kewajiban belum ada

Catatan:
Kas Modal disetor
1. Aset berupa kas Rp1000 adalah milik PT Tambang dan dapat Rp1000
Rp1000
digunakan untuk menjalankan bisnisnya.
2. Ekuitas mencatat Modal disetor Rp1000, sehingga PT Tambang
memiliki tanggung jawab kepada pemegang saham

16
4 ILUSTRASI PENCATATAN DALAM NERACA

Aset Ekuitas

Untuk kebutuhan belanja


barang/peralatan operasi, perusahaan Kas Rp700
Modal disetor
harus mengeluarkan Rp300 dari kas untuk Rp1000

membayar pembelian.
Kas Rp300

Aset Ekuitas

Setelah transaksi pembelian barang/peralatan berupa alat


berat dilakukan, neraca menjadi sebagai berikut: Kas Rp700
Modal disetor
1. Kas berkurang menjadi Rp700 Rp1000
2. Belanja alat berat dicatatkan pada asset sebagai asset
tetap Alat berat
Rp300

Aset Kewajiban
Untuk kebutuhan investasi PT Tambang masih memerlukan
dana tambahan melalui Hutang Bank Jangka Panjang Hutang Bank
Kas Rp800
sehingga: Rp800

1. PT Tambang memperoleh transfer dana sebesar Rp800 Ekuitas


dan dicatat sebagai kas Kas Rp700
Modal disetor
2. Kredit bank sebagai pinjaman jangka panjang dicatat di Alat berat Rp1000
lajut kewajiban Rp300

17
4 ILUSTRASI PENCATATAN DALAM NERACA

Aset Kewajiban
Neraca PT Tambang menunjukkan adanya KAS sebesar
Rp1500 dan ALAT BERAT Rp300 pada aset, sedangkan
Hutang Bank
HUTANG BANK JANGKA PANJANG Rp800 dan MODAL Rp800
Kas
DISETOR Rp1000 pada ekuitas Rp1.500
Ekuitas

Dengan demikian total aset = total kewajiban dan ekuitas Modal disetor
Alat berat Rp1000
= Rp1800 Rp300

Aset Kewajiban
PT Tambang melakukan transaksi kredit untuk persediaan Hutang Dagang
Rp200
bahan bakar (fuel) sehingga: Kas
Rp1.500 Hutang Bank
1. Pada lajur aset, pembelian kredit tersebut dicatat Rp800
sebagai PERSEDIAAN Rp200 Persediaan Ekuitas
2. Pada lajur kewajiban, dicatat sebagai HUTANG Rp200
Modal disetor
DAGANG Rp200 Alat berat Rp1000
Rp300

18
4 KONDISI NERACA FINAL

Aset Kewajiban
Hutang Dagang
Rp200

Kas Hutang Bank


Rp1500 Rp800

Ekuitas

Persediaan
Rp200
Modal disetor
Rp1000
Alat berat
Rp300

RP2000 RP2000

19
Aset Liabilitas
Kas $ 40 Utang usaha $ 50
Piutang usaha 100 Utang bank 150
Tanah 200 $200
Ekuitas
Total aset $340
Modal disetor $100
Saldo laba 40
$140
Harus Total liabilitas
sama dan ekuitas $340

18
Contoh Neraca
(Bagian Aset)
Neraca PT Tambang Indonesia (dalam jutaan US$) per Desember 31, 2018 a

Kas dan setara kas 90 a. Tanggal posisi keuangan


Piutang usaha b 394 b. Jumlah piutang dari
Persediaan 696 pelanggan
Biaya dibayar dimuka c 5 c. Biaya untuk masa depan
Pajak dibayar dimuka 10 yang sudah dibayar
Aset Lancard 1,195
d. Aset yang akan terealisasi
Aset tetape 1030
dalam 1 tahun ke depan
Dikurangi: Ak. penyusutan.f (329)
Aset tetap bersih 701 e. Jumlah biaya perolehan
Investasi jangka panjang 50 f. Akumulasi penyusutan atas
Aset lainnya 223 penggunaan asset
Total Aset g 2,169 g. Apa yang PT TI punya
Contoh Neraca
(Bagian Liabilitas dan Ekuitas)
Neraca PT Tambang Indonesia (dalam jutaan US$) per Desember 31, 2018

Utang bank 290 a. Aset = Liabilitas dan Ekuitas


Utang usahac 94 b. Pajak yang harus dibayar
Utang pajak b 16 c. Utang ke supplier untuk
Akrual d 100 barang dan jasa
Liabilitas jangka pendek e 500 d. Gaji dan beban lainnya yang
Liabilitas jangka panjangf 530 belum dibayar dan ditagih
Total Liabilitas 1,030 e. Utang jatuh tempo < 1 thn
Modal saham g 729 f. Utang jatuh tempo > 1 thn
Tambahan modal disetor g 200 g. Investasi awal
Saldo laba h 210 h. Akumulasi laba di-retain
Total Ekuitas 1,139
Total L dan E a 2,169
4 KEUANGAN

Poin-poin yang perlu dievaluasi:


• Porsi hutang vs ekuitas
• Kondisi Kas & Bank terhadap total keseluruhan aset
• Penambahan aset tetap disesuaikan dengan belanja
modal
• Kondisi persediaan
• Hutang kepada pemegang saham
• Rasio likuiditas, rasio hutang, rasio management aset
• Penambahan aset eksplorasi
• DLL

23
4 KEUANGAN

LABA RUGI

➢ Menunjukkan hasil dari kinerja operasi entitas selama suatu periode


tertentu (misalnya: 1 tahun, 9 bulan, 6 bulan, 3 bulan)
➢ Apa yang entitas jual / hasilkan / lakukan untuk menghasilkan penjualan /
pendapatan?
➢ Apa saja biaya yang timbul di dalam operasi normal entitas untuk
menghasilkan penjualan / pendapatan tersebut?
➢ Apakah entitas menghasilkan laba bersih atau rugi bersih?

24
LABA RUGI

➢ Pendapatan / Penghasilan
Aset (Kas atau Piutang) yang dihasilkan oleh entitas melalui
siklus bisnis

➢ Beban / Biaya
Aset yang dikonsumsi atau kewajiban yang timbul pada
entitas melalui siklus bisnis

➢ Laba atau rugi bersih


“Pendapatan / Penghasilan” dikurangi “Beban / Biaya”
25
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif
Presentasi Laba Rugi minimum
▪ Pendapatan
▪ Harga pokok penjualan
▪ Beban operasi, beban dan pendapatan lainnya
▪ Beban pajak
▪ Penghasilan komprehensif lain: Perubahan aset atau
liabilitas yang tidak mempengaruhi laba rugi periode
tersebut, contoh: revaluasi aset tetap, dampak translasi
laporan keuangan, pengukuran kembali

26
Contoh Laba Rugi
Laba Rugi PT Tambang Indonesia (dalam jutaan US$) untuk tahun yang berakhir pada
tanggal Desember 31, 2018 a

Pendapatan b 2,211 a. Periode cakupan laporan


Harga pokok penjualan (1,599) b. Penerimaan atau tagihan
Laba bruto 612 kepada pelanggan
Beban Penjualan c (302) c. Komisi penjualan, iklan, gaji
Beban Adm. & umum c (100) karyawan, dsb
EBIT d 210 d. Laba usaha (sebelum pajak
Beban & Pendapatan lainnya (59) dan bunga)
EBT f 151 e. Biaya atas pinjaman
Beban pajak (60) f. Laba sebelum pajak
EAT g 91 g. Laba bersih setelah pajak.
4 KEUANGAN

HARGA POKOK PENJUALAN

➢ Menunjukkan biaya utama yang dikeluarkan entitas untuk


menghasilkan sejumlah produk yang terjual
➢ Apakah entitas sudah secara efisien memanfaatkan
sumber daya untuk menghasilkan produk?

28
4 KEUANGAN

Poin-poin yang perlu dievaluasi:


• Biaya kontraktor disesuaikan dengan fakta di lapangan
• Peningkatan/Penurunan Biaya BBM dibandingkan
dengan peningkatan volume penjualan
• HPP seharusnya lebih besar dibandingkan beban operasi
• Porsi Biaya BBM sbg penyusun HPP biasanya
dominan/paling besar
• Biaya pengolahan dan pemurnian disesuaikan dengan
aspek pengolahan dan pemurnian
• DLL

29
4 KEUANGAN
SKEMA PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

Pembelian Persediaan
Bahan Baku
Bahan Baku Bahan Baku

(Gudang) Proses
Proses Produksi Biaya Produksi
Persediaan Produksi

Penjualan Persediaan
Barang Jadi
Barang Jadi Barang Jadi

30
Hubungan Inventory dan Harga Pokok
Penjualan/COGS:
Beginning Net cost of
inventory + production

= Inventory
available for sale

Cost of goods
Ending inventory + sold

41
Analisa Harga Pokok Penjualan

42
Analisa Harga Pokok Penjualan
Contoh pengungkapan :
2015 2014
Biaya produksi (74,100 (57,200
Persediaan awal (12,923 (10,000
Persediaan akhir (13,475) (12,923)
HPP (73,548 (54,277

43
4 KEUANGAN

ARUS KAS
➢ Melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan dibayar oleh
entitas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan selama periode waktu tertentu
➢ Bagaimana entitas menghasilkan kas?
➢ Bagaimana entitas menggunakan kas?
➢ Sebagai pelengkap terhadap laporan laba rugi
➢ Mengindikasikan kemampuan entitas dalam
menghasilkan pendapatan di masa yang akan datang

34
Laporan Arus Kas
Arus Kas Masuk
▪ Penjualan barang, pemberian jasa
▪ Penjualan aktiva
▪ Penerimaan dari pinjaman (bank atau pemegang saham)
▪ Penerimaan dari penambahan modal
Arus Kas Keluar
▪ Pembayaran biaya operasional
▪ Pembelian aktiva (ekspansi)
▪ Pembayaran pinjaman
▪ Pembayaran dividen

30
Laporan Arus Kas
Aktivitas Operasi → Aktivitas utama
Transaksi atau kejadian terkait dengan aktivitas utama entitas
Penerimaan atau pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan

Aktivitas Investasi → Alokasi investasi


Pembelian dan penjualan aset tetap
Penerimaan dan/atau pembayaran pinjaman ke entitas lain

Aktivitas Pendanaan → Sumber dana


Penerimaan dan/atau pembayaran pinjaman dari entitas lain
Penambahan modal dan pembayaran dividen

31
Laporan Arus Kas
Aktivitas Aktivitas Aktivitas
Kas Operasi Investasi Pendanaan
Masuk

Kas
Keluar
Aktivitas Aktivitas Aktivitas
Operasi Investasi Pendanaan

32
Contoh
Contoh Laporan Arus Kas
PT Tambang Indonesia
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2018
(dalam jutaan US$)

Arus kas dari aktivitas operasi:


Penerimaan dari pelanggan 48)
Pembayaran ke supplier (43) 5)

Arus kas dari aktivitas investasi:


Penerimaan dari penjualan aset tetap 0)
Pembelian aset tetap (4) (4)

Arus kas dari aktivitas pendanaan:


Penerimaan dari setoran modal 10)
Pembayaran pinjaman bank (6) 4)

Arus kas bersih 5)

33
Asumsi Aksi Entitas dari Laporan Arus
Kas
Operating Investing Financing General Explanation
Building up pile of cash; Possibly looking for
1.
+ + + Acquisition

Operating cash flow being used to buy fixed


2. + ─ ─ assets and pay down debt

3. + + ─ Operating cash flow and sale of fixed assets


being used to pay down debt.

4. + ─ + Operating cash flow and borrowed money


being used to expand

34
Asumsi Aksi Entitas dari Laporan Arus
Kas
Operating Investing Financing General Explanation
Operating cash flow problems covered by sale
5. ─ + + of fixed assets, borrowing and owner
contributions.

6. ─ ─ + Rapid growth, short falls in operating cash


flow; purchase of fixed assets.

Sale of fixed assets is financing operating cash


7. ─ + ─ flow shortages.

8. ─ ─ ─ Company is using reserves to finance cash


flow short falls.

35
4 PENERIMAAN NEGARA

Poin-poin yang perlu dievaluasi:


• Kesesuaian nilai iuran produksi (royalty) yang
dicantumkan dengan yang ada pada matrik laba rugi
• Tarif PNBP yang sudah sesuai ketentuan tarif yang
berlaku (PP 81 Tahun 2019)
• Nilai iuran tetap yang dicantumkan linear dengan luasan
wilayah (jika ada perubahan luasan, maka deiuran tetap
juga berubah)
• DLL

41
Laporan Keuangan Lainnya

Laporan Investasi

Anggaran Belanja

Sumber Pembiayaan
5 ANALISA RASIO

Building Blocks of Analysis


Kemampuan
Kemampuan untuk
memenuhi
menghasilkan di
kewajiban jangka
masa depan dan
pendek dan Likuiditas dan memenuhi kewajiban
efisiensi dalam Solvabilitas
Efisiensi jangka panjang
menghasilkan

Kemampuan untuk
menghasilkan Kemampuan dalam
kinerja keuangan Rasio terhadap memberikan
yang menarik Profitabilitas ekspektasi positif
pasar terhadap pasar

43
Standar Pembanding:
 Intra-company
 Kompetitor
 Industri
 Regulator

53
DEBT RATIO
▪ Mengukur Likuiditas dan Solvabilitas
▪ Bervariasi tergantung jenis industrinya, namun
umumnya di kisaran angka 50%

Total liabilitas
=
Total aset

56
Debt-to-Equity Ratio

• Mengukur Likuiditas dan Solvabilitas


• Bervariasi tergantung jenis industrinya, namun
umumnya di kisaran angka 1

Total liabilitas
=
Total ekuitas

57
Current Ratio
• Mengukur Likuiditas dan Efisiensi
• Kadang disebut sebagai “Working Capital Ratio”
• Beberapa entitas yang sukses mempunyai rasio di
bawah 1.0

Total aset lancar


=
Total liabilitas jangka pendek

58
Asset Turnover Ratio
• Mengukur Efisiensi
• Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efisien
entitas tersebut menggunakan asetnya untuk
menghasilkan penjualan/pendapatan

Pendapatan
= =
Total Aset

59
Return On Sales/Net Profit Margin
• Mengukur profitabilitas yang dihasilkan (laba
bersih) dari penjualan/pendapatan
• Umumnya dievaluasi sesuai jenis industri yang
sejenis

Laba bersih
=
Pendapatan

60
Return On Equity
• Mengukur profitabilitas yang dihasilkan (laba
bersih) dari total investasi pemegang saham
• Kisaran yang wajar berada di 10% - 25%

Laba bersih
= Ekuitas

61
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai