Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN
Jl. Raya Bangsongan No.2 Kayen Kidul 64183
Telp. (0354) 3881502 E-Mail: pkm.bangsongan@gmail.com
KEDIRI

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN


NOMOR : 440/CVII.SK. 001 /418.25.3.83.1/2017

TENTANG

PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS BANGSONGAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas Bangsongan dilaksanakan


sesuai kebutuhan pelanggan;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas Bangsongan perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pelanggan;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pelanggan, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pelanggan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, huruf b,
dan huruf c maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di
Puskesmas Bangsongan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MNKES/PER/VII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelengaraan Laboratorium Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun


2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek
Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Gigi;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Kesehatan Pelayanan Tingkat Pertama;
9. Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Kediri Tentang Pemberian
Izin Operasional Puskesmas no 446/1381-31/418.48/2014

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN TENTANG
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS BANGSONGAN;
Kedua : pendaftaran pelanggan, sebagaimana tercantum dalam lampiran I;
Ketiga : pengkajian, keputusan dan rencana layanan, sebagaimana tercantum
dalam lampiran II;
Keempat : pelaksanaan layanan klinis, sebagaimana tercantum dalam lampiran III;
Kelima : rencana rujukan dan pemulangan, sebagaimana tercantum dalam lampiran
IV;
Keenam : Lampiran- lampiran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Surat Keputusan ini

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 13 Feb 2017
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN

R. TARIQ F. C. KUSUMA
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN
TANGGAL : 13 Februari 2017
NOMOR : 440/CVII.SK. 001 /418.25.3.83.1/2017
TENTANG : PELAYANAN KLINIS

PENDAFTARAN PELANGGAN

1. Pendaftaran pelanggan harus dipandu dengan prosedur yang jelas


2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
 Mempunyai ijazah setingkat SMA
 Mempunyai Sertifikat Pelatihan / Kursus:
a. Pengelolaan rekam medis
b. Pelatihan pelayanan prima dilingkungan medis
3. Pendaftaran pelanggan memperhatikan keselamatan pelanggan
4. Identitas pelanggan harus dipastikan minimal dengan tiga cara dari cara
identifikasi sebagai berikut: nama pelanggan, tanggal lahir pelanggan,
alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, dan informasi
tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan
di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pelanggan harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran
7. Hak-hak pelanggan meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku
b. Mendapat pelayanan kesehatan optimal.
c. Mendapat informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan
tindakan medis
d. Memberi persetujuan dan menolak atas tindakan medis.
e. Menerima penjelasantentang biaya yang dikenakan.
8. Kewajiban pelanggan meliputi:
a. Membawa kartu identitas dan kartu berobat
b. Memberikan informasi yang diperlukan.
c. Mengikuti alur dan mentaati aturan pelayanan.
d. Mematuhi nasehat serta petunjuk pengobatan.
e. Memenuhi imbalan jasa pelayanan.
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti
Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 13 Februari 2017
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN

R. TARIQ F. C. KUSUMA

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN


TANGGAL : 13 Februari 2017
NOMOR : 440/CVII.SK. 001 /418.25.3.83.1/2017
TENTANG : PELAYANAN KLINIS
PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN

1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian lain
oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7. Pelanggan dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten
9. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang
10. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan
11. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai
12. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pelanggan dan petugas
13. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan
14. Rencana layanan disusun untuk tiap pelanggan, dan melibatkan pelanggan/ keluarga
pelanggan
15. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pelanggan
16. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya
17. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
18. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pelanggan
19. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
20. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan kepada pelanggan

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 13 Februari 2017
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN

R. TARIQ F. C. KUSUMA

LAMPIRAN III : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN


TANGGAL : 13 Februari 2017
NOMOR : 440/CVII.SK. 001 /418.25.3.83.1/2017
TENTANG : PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS BANGSONGAN

PELAKSANAAN LAYANAN KLINIS

1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan


klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pelanggan harus dicatat dalam
rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan kepada
pelanggan sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pelanggan (informed consent) wajib
didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator
yang jelas
11. Hak dan kebutuhan pelanggan harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
12. Keluhan pelanggan/ keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti
13. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu
14. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pelanggan pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya
15. Pelanggan berhak untuk menolak pengobatan
16. Pelanggan berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
17. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu
oleh prosedur yang baku.
18. Jika pelanggan menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
informasi tentang hak pelanggan untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut
19. Pendidikan/penyuluhan kesehatan kepada pelanggan/ keluarga
dilaksanakan sesuai dengan rencana layanan

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 13 Februari 2017
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN

R. TARIQ F. C. KUSUMA

LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN


TANGGAL : 13 Februari 2017
NOMOR : 440/CVII.SK. 001 /418.25.3.83.1/2017
TENTANG : PELAYANAN KLINIS
RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN PELANGGAN

A Prosedur Klinis:
1. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk
menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding;
2. Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Operasional
Prosedur (SOP);
3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa unit pelayanan
tujuan dapat menerima pelanggan;
4. Untuk pelanggan gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang kompeten di
bidangnya dan mengetahui kondisi pelanggan;
5. Pelanggan (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah terimakan
oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai
pelanggan di IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau ditangani
di fasilitas pelayanan kesehatan setempat;

B. Prosedur Administratif:
1. Dilakukan setelah pelanggan diberikan tindakan medis;
2. Membuat rekam medis pelanggan;
3. Menjelaskan/memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan rujukan);
4. Membuat surat rujukan pelanggan
5. Mencatat identitas pelanggan pada buku register rujukan pelanggan;
6. Menyiapkan sarana transportasi;
7. Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan sarana komunikasi
dan menjelaskan kondisi pelanggan;
8. Pengiriman dan penyerahan pelanggan disertai surat rujukan ke tempat rujukan yang
dituju;

C. Prosedur Operasional menerima rujukan balik pelanggan


1. Prosedur Klinis:
a. Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit yang terakhir
merawat pelanggan tersebut;
b. Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan memantau;
2. prosedur administratif
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku register
pelanggan rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis pelanggan yang
bersangkutan dan memberi tanda tanggal I jam telah ditindaklanjuti;
3. Prosedur Pengelolaan pelanggan di ambulance
a. Pelanggan yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu
mengawasi dan antisipasi kegawatdaruratan;
b. Di dalam ambulan tersedia sarana prasarana life saving ( sesuai kondisi
pelanggan );
c. Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan rumah sakit
perujuk;
d. Pengoperasian mobil ambulan sesuai aturan lalu lintas;
e. Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pelanggan di dalam
ambulance dicatat dalam catatan perkembangan pelanggan/surat rujukan;

4. Prosedur sistem informasi rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit:


a. Surat Rujukan
Tersedia informasi tentang kerjasama dengan fasilitas rujukan lain.
lnformasi kegiatan rujukan pelanggan dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan
dicatat dalam surat rujukan pelanggan yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan,
yang berisikan antara lain: no rujukan , nama puskesmas/dokter keluarga, nama
kabupaten/kota, nama pelanggan yang dirujuk, status jaminan kesehatan yang
dimiliki pelanggan baik pemerintah, maupun swasta, diagnosa, tindakan dan obat
yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang diagnostik, kemajuan
pengobatan, nama dan tandatangan dokter/bidan yang memberikan pelayanan
serta keterangan tambahan yang dianggap perlu dan penting;
b. Balasan Rujukan
lnformasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pelanggan
rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas
kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada
pengirim pelanggan rujukan , memuat : nomor surat, tanggal, tujuan rujukan
penerima, nama dan identitas pelanggan, hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi
pelanggan saat keluar dari perawatan dan tindak lanjut yang diperlukan. (format
surat balasan rujukan terlampir);
c. Rujukan Spesimen
lnformasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi
surat rujukan spesimen, yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal, status
kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan, pemeriksaan yang diminta, nama dan
identitas pelanggan serta diagnosis klinis. lnformasi balasan hasil pemeriksaan
bahan I spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak laboratorium penerima dan segera
disampaikan pada pihak pengirim dengan menggunakan format yang berlaku di
laboratorium yang bersangkutan;

5. Prosedur Rujukan Gawat Darurat untuk Kasus Unit Pelayanan Umum

a. Bagian Bedah
1) Apendiksitis
2) Atresia ani
3) BPH dengan retensi urine
4) Cedera kepala sedang dan berat
5) Selulitis
6) Gigitan hewan
7) Ileus obstruksi
8) Close / open fraktur
b. Kasus Jantung
1) Aritmia
2) Angina pektoris
3) Edema paru akut
4) Krisis hipertensi

c. Kasus Mata
1) Glaukoma
2) Benda asing di kelopak mata
3) Katarak
d. Kasus Paru
1) Asma bronkhiale sedang – berat
2) PPOK eksasebarsi akut
3) Pnemonia sepsis
e. Penyakit Dalam
1) DBD
2) Demam thypoid
3) GEA dengan dehidrasi
4) Hematemesis melena
5) Keracunan makanan
f. Kasus THT
1) Benda asing di hidung dan telinga
2) Epistaksis
3) Vertigo berat
g. Kasus Syaraf
1.) Epilepsi

6. Proses Rujukan Gawat Darurat untuk Kasus KIA


Rujukan KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa, sehingga
kecepatan rujukan sangat penting, terutama untuk kasus - kasus gawat darurat. Pada
awal kehamilan tenaga medis yang melakukan ANC baik bidan maupun dokter umum
di puskesmas harus memberikan edukasi apakah ibu termasuk dalam kategori
beresiko seperti memiliki ;
a. Hiperemesis Gravidarum
b. Hipertensi Dalam Kehamilan
1.) Hipertensi dalam kehamilan
2.) Pre-eklamsi
c. Gejala dan Penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus
1) Sesak
2) Riwayat Diabetes Melitus
3) Memiliki Resiko HIV
4) Demam Tinggi
5) dll
d. Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan
e. Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)
1.) Gemelli
2.) Kelainan letak, posisi
3.) DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi puskesmas
untuk mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah Sakit PONEK terdekat
dari lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu dilakukan agar penanganan
kegawatan dapat segera diberikan;
Namun untuk kasus- kasus gawat darurat seperti;
a. Perdarahan pada kehamilan dini
1.) Abortus imminen
2.) Abortus inkompletus dan missed abortion
3.) Mola hidatidosa
4.) Kehamilan Ektopik
5.) Abortus kompletus
b. Perdarahan Pada Trimester 3
c. Perdarahan Ante Partum
1.) Abrupsio Plasenta
d. Perdarahan Post Partum
1.) Atonia Uteri
2.) Retensi Plasenta
3.) Ruptur Perineum Derajat Iii -lv Atau Robekan Serviks
e. Hipertensi (PEB atau Eklampsia)
f. Penyulit Pada Persalinan
1.) Tali Pusat Menumbung
2.) Fetal Distress
3.) Distosia Bahu
4.) Presentasi Majemuk
g. Penyakit Lain Yang rylengancam Keselamatan lbu Bersalin
1.) Sesak ( Asma Serangan )
2.) Krisis Tiroid
3.) Demam Tinggi/Ketuban Pecah lebih dari 8 Jam
h. Persalinan Pre-Term <37 Minggu
i. Partus Macet/Kemajuan Persalinan Tidak Normal
1.) Grafik Partograf Menunjukan Persal inan Mendekati Garis Bertindak
2.) Persalinan Per Vaginam melalui lnduksi Atau Stimulasi
3.) Persalinan Pervaginam Dengan Tindakan

Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat segera
merujuk ke Rumah Sakit PONEK terdekat untuk segera dilakukan tindakan, tanpa perlu
menelepon, dan Rumah Sakit PONEK wajib melakukan tindakan pada pelanggan itu;
Pertimbangan untuk memilih Rumah Sakit PONEK adalah;
a. Jarak yang dekat
b. Kompetensi serta kelengkapan peralatan rumah sakit
c. Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila RS PONEK tujuan bekerja sama
dengan BPJS maka lebih baik

7. Prosedur Administratif rujukan KIA pada ibu yang diprediksi bermasalah;

a. Dilakukan perencanaan persalinan di RS PONEK oleh tim rujukan . Pertemuan


perencanaan minimal dilakukan sebulan sekali, sekaligus sebagai monitoring.
b. Setelah mendapat pelayanan persalinan di rumahsakit, ibu dan bayi yang selamat
akan kembali ke rumah dengan pengantaran dari rumah sakit atau dijemput
kembali oleh keluarga
c. Dengan demikian lbu-ibu yang termasuk ke dalam kelompok bermasalah perlu
mendapat rujukan terencana, karena merupakan kasus yang telah diprediksi dapat
menimbulkan komplikasi apabila ditangani di fasilitas kesehatan primer atau oleh
bidan.
d. lbu-ibu yang bermasalah dapat pula bersalin dengan normal, apabila ternyata tidak
terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya.

8. Prosedur administratif Rujukan KIA pada ibu dengan kondisi Gawat Darurat;
a. Puskesmas/bidan menerima ibu hamil yang akan bersalin
b. Apabila ternyata ada penyulit pada persalinan, maka bidan/dokter penolong
pertama harus memutuskan secara cepat dan tepat untuk melakukan rujukan
setelah dilakukan stabilisasi.
c. Pelanggan I ibu bersalin yang telah didiagnosis memiliki komplikasi pada persalinan
segera dipersiapkan untuk dirujuk ke rumah sakit PONEK
d. Bidan menelpon atau SMS ke RS PONEK 24 jam sembari merujuk pelanggan

9. Prosedur Rujukan Khusus untuk Pelanggan dengan kondisi sakit menetap


Pelanggan yang termasuk dalam kategori ini adalah pelanggan dengan kondisi
sakit menetap sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat memperburuk
kondisinya tersebut;
Contoh kondisi pelanggan yang masuk didalam kategori ini adalah;
a. Pelanggan dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin
b. Pelanggan dengan cacat tubuh menetap
c. Pelanggan gagal ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah rutin
d. Pelanggan lain dengan kondisi sakit menetap

10. Prosedur Administratif;


a. Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip sebagai pelanggan dengan
kondisi tetap
b. Pelanggan dapat dirujuk tanpa perlu datang ke puskesmas
11 . Prosedur rujukan horizontal (Puskesmas ke Puskesmas)
Rujukan horizontal dilakukan pada kondisi tertentu dimana puskesmas tidak
memiliki kelengkapan yang seharusnya ada didalam puskesmas seperti, reagen
guna habis maupun rusak, pemeriksaan laboratorium darah pada saat reagen habis,
dll. Biaya untuk puskesmas rujukan akan diambil dari kapitasi puskesmas yang
merujuk;

12. Prosedur Merujuk Spesimen


a. Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat dirujuk apabila
pemeriksaannya memerlukan peralatan medik/teknik pemeriksaan laboratorium dan
penunjang diagnostik yang lebih lengkap. Spesimen dapat dikirim dan diperiksa
tanpa disertai pelanggan yang bersangkutan.
b. Rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan
spesimen tersebut harus mengirimkan laporan hasil pemeriksaan spesimen yang
telah diperiksanya. Prosedur standar pengiriman rujukan spesimen dan Penunjang
Diagnostik lainnya

13. Prosedur Klinis:


a. Menyiapkan pelanggan/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.
b. Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan dikirim
dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi penularan penyakit,
keselamatan pelanggan dan orang lain serta kelayakan untuk jenis pemeriksaan
yang diinginkan.
c. Memastikan bahwa pelanggan/spesimen yang dikirim tersebut sudah sesuai
dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas (dilengkapi jam
pengambilan).

14. Prosedur Administratif:


a. Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya secara
cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta, informasi jenis spesimen/penunjang diagnostik lainnya
pemeriksaan yang diinginkan, identitas pelanggan dan diagnosa sementara serta
identitas pengirim.
b. Mencatat informasi yang diperlukan di buku register yang telah ditentukan
masing-masing instansinya.
c. Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke alamat tujuan
dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

15. Prosedur Menerima Rujukan Spesimen


Prosedur standar menerima rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya.

16. Prosedur Klinis


a. Menerima dan memeriksa spesimen/penunjang diagnostik lainnya sesuai dengan
kontaminasi penularan penyakit, keselamatan pelanggan, orang lain dan
kelayakan untuk pemeriksaan.
b. Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut layak untuk diperiksa sesuai
dengan permintaan yang diinginkan.
c. Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan penunjang
diagnostikanya dengan mutu standar dan sesuai dengan jenis dan cara
pemeriksaan yang diminta oleh pengirim.

17. Prosedur Administratif


a. Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya yang
diterima secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta, informasi pemeriksaan yang diinginkan, identitas
pelanggan dan diagnosa sementara serta identitas pengiriman
b. apabila specimen yang diterima tidak layak, maka spesimen tersebut
dikembalikan.
c. Mencacat informasi yang diperlukan di buku register I arsip yang telah ditentukan
masing-masing instansinya.
d. Memastikan kerahasiaan pelanggan terjamin.
e. Mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis dengan format standar
masing-masing sarana kepada pimpinan institusi pengirim.

18. Persyaratan Kompetensi Petugas Monitoring Pelanggan Selama Proses Rujukan


a. Perawat
1.) Ketrampilan Tindakan emergency
2.) Pendidikan minimal D3 Keperawatan
3.) Pelatihan-pelatihan: PPGD
4.) Pengalaman Kerja: 1 tahun.
b. Bidan
1.) Keterampilan: Penanganan Bumil, Bufas
2.) Pengalaman Kerja: 1 tahun
3.) Pendidikan minimal: D3 Kebidanan
4.) Pelatihan-pelatihan: APN, MTBS

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : 13 Februari 2017
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANGSONGAN

R. TARIQ F. C. KUSUMA

Anda mungkin juga menyukai