BAB I
PENDAHULUAN
terbentuk karena adanya ikatan perkawinan. Biasanya rumah tangga terdiri atas
ayah, ibu dan anak-anak. Akan tetapi, di Indonesia seringkali dalam rumah tangga
juga terdapat sanak saudara yang ikut dalam tempat tinggal, sebagai contoh orang
tua, baik dari istri atau suami, satudara kandung/tiri dari kedua belah pihak,
kemenakan dan keluarga yang lain yang mempunyai hubungan darah. Disamping
itu, terdapat juga pembantu rumah tangga yang bekerja dan tinggal bersama-sama
Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana adalah mereka
perkawinan.
istri atau orang tua dengan anak merupakan hal yang sudah wajar, akan tetapi hal
tersebut menjadi tidak wajar apabila menyelesaikan konflik yang terjadi dengan
sifat-sifat khas, yaitu dilakukan di dalam rumah, pelaku dan korban merupakan
anggota keluarga dan anehnya KDRT ini sering tidak dianggap sebagai suatu
kekerasan yang terjadi di dalam lingkup rumah tangga adalah hal yang biasa dan
Undang Nomor 23 Tahun 2004 ini dilandasi oleh berbagai pertimbangan, antara
lain bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebas dari
kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Sanksi
Pada dasarnya kekerasan dalam rumah tangga adalah bukan hal yang baru,
bentuk-bentuk kekerasan ini dapat ditemui dan terkait pada bentuk perbuatan
pidana tertentu, seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan dan pencurian.1
Pada awalnya pengertian kekerasan dapat kita jumpai pada Pasal 89 Kitab
1
Moerti Hadiati Soeroso. 2010. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dalam
prespektif yuridis-viktimologis. Jakarta: Sinar Grafika. Hal. 58.
3
Sejak didirikan berdasarkan Keputusan presiden RI No. 181 tahun 1998, Komnas
dalam KDRT lebih banyak diderita oleh istri dan anak-anak hal ini sangat
berbahaya bila terus didiamkan dan akan menjadi Bad Cultur (budaya buruk) bagi
2
Satrio Putro Wihanto, Implementasi Mediasi Penal Dalam Penyelesaian Kasus KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga), http://hukum.studentjournal.ub.ac.id, diakses tanggal 05
Desember 2017.
4
kekerasan dapat juga terjadi karena hal-hal sebagai berikut : (1) Masalah
keluarga; (2) Cemburu; (3) Masalah Anak; (4) Masalah Orang Tua; (5) Masalah
Saudara; (6) Masalah Sopan Santun; (7) Masalah Masa Lalu; (8) Masalah Salah
Paham; (9) Masalah Tidak Memasak; (10) Suami mau menang sendiri;5
3
Moerti Hadiati Soeroso, Op.Cit, Hal. 62.
4
LKBHUWK. (Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Untuk Wanita dan Keluarga),
Kekerasan dalam Rumah Tangga, 1991.
5
Moerti Hadiati Soeroso, Loc.Cit, Hal.77-80
5
tersebut kurang berhasil, yang secara empiris diukur oleh masyarakat dari
intensitas kejadian di LAPAS. Hal ini disebabkan, baik dengan kendala internal
masalah sarana dan prasarana, serta petugas di dalam LAPAS itu sendiri.
6
Moerti Hadiati Soeroso. 2010. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dalam
prespektif yuridis-viktimologis. Jakarta: Sinar Grafika. Hal. 78.
6
Selain sebab-sebab diatas, hal lain yang mendasari tidak berjalannya dengan
baik proses peradilan atas tindak pidana kekerasan dalan rumah tangga ialah
antara lain : 1) Proses peradilan yang rumit dan panjang; 2) Rasa malu para pihak
sehingga sebagian besar tidak mau melaporkan kasus Kekerasan Dalam Rumah
tahun 2004.
Hukum pidana tidak boleh hanya berfokus pada perbuatan manusia saja (daad
strafrecht) sebab dengan demikian hukum pidana menjadi tidak manusiawi dan
dapat direstorasi kembali, maka perlu ada terobosan untuk melakukan perubahan
Restorative Justice adalah suatu proses dimana semua pihak yang terlibat
dalam suatu tindak pidana tertentu bersama-sama memecahkan masalah
bagaimana menangani akibatnya dimasa yang akan datang. Dilihat dari kaca mata
restorative justice, tindak pidana adalah suatu pelanggaran terhadap manusia dan
relasi antara manusia. Tidak pidana menciptakan suatu kewajiban untuk membuat
segala sesuatunya menjadi lebih baik dengan melibatkan korban, pelaku dan
masyarakat dalam mencari solusi untuk memperbaiki, rekonsiliasi, dan
menentramkan hati.7
pola penyelesaian masalah sosial melalui jalur alternatif selain proses hukum atau
untuk kasus-kasus tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang sudah
7
Heru Susetyo, S.H., M.Si., LL.M. 2013. Pengkajian Hukum Tentang Sistem Pembinaan
Narapidana Berdasarkan Prinsip Restorative Justice. Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Hal 16
8
Ibid.
8
mekanismenya saja tetapi sampai sekarang belum jelas apa yang di “restorasi”
atau di pulihkan, dan apakah sudah tercapai tujuan dari pendekatan restorative
B. Rumusan Masalah
permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan penelitian ini, yakni sebagai
berikut :
C. Tujuan Penelitian
gambaran kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang pernah ada di
D. Manfaat Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
Hukum Pidana.
F. Metode Penelitian
Untuk memecahkan permasalahan pada topik yang akan diteliti, peneliti telah
memilih Lokasi Penelitian, Metode Pendekatan, Jenis dan Sumber data, Teknik
Pengumpulan data yang akan digunakan dan Teknik Analisa data yang sudah
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah di Polres
Gresik yang beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 22 Gresik – Jawa Timur.
topik penelitian yaitu antara lain kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga
yang pernah terjadi di Polres Gresik dan juga mengenai konsep penyelesaian
2. Metode Pendekatan
lain yaitu peneliti menganalisis bagaimana Das Sollen dan Das Sein yang ada.
yang tidak tertulis atau baik bahan hukum primer maupun bahan hukum
Data yang hendak didapatkan untuk menopang hasil penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Namun penelitian ini lebih menitikberatkan pada data
primer yaitu data yang didapat langsung dari lokasi penelitian, sedangkan data
Sumber data yang digunakan terdiri dari sumber primer dan sekunder yaitu:
a. Data Primer
Data primer ini didapat lagsung dari lokasi penelitian, yaitu degan cara
b. Data Sekunder
Data sekunder ini adalah penunjang untuk menganalisis data primer yang
sudah penulis dapat dari observasi antara lain yaitu berupa bahan hukum yang
undangan yang dipakai oleh peneliti untuk menganalisis data antara lain yaitu
2012 tentang Penyesuaian Batas Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam
KUHP.
Guna memperoleh data yang sesuai dan yang mencakup permasalahan yang
diteliti, maka dalam penulisan ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
13
a. Interview/Wawancara
cara tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan
Narasumber yang sudah penulis mintai keterangan antara lain adalah (1)
Polres Gresik, (2) Bripka Novalia Anita, SH selaku penyidik di Polres Gresik, (3)
Bripka Wawan Supriono, SH selaku penyidik di Polres Gresik, (4) Brigadir Teguh
Wahyu P, SH selaku penyidik di Polres Gresik, (5) Briptu Rahma Kartika Putri,
peneliti akan menggali informasi yang berhubungan dengan topik dan masalah
yang akan diteliti oleh peneliti antara lain yaitu apa saja bentuk-bentuk tindak
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang pernah ditangani oleh Polres
b. Penelusuran Dokumen/Pustaka
informasi terkait dengan topik yang akan diteliti, yaitu segala usaha yang
dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik
14
atau masalah yang akan diteliti, yaitu mencari sumber data sekunder yang akan
penelitian yaitu di Polres Gresik, selain itu peneliti juga akan mengkaji literatur,
untuk mendapatkan data yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian yang
sedang dilaksanakan.
tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses
Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum
tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. dalam
penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada
Analisis data kualitatif sebagai cara penjabaran data berdasarkan hasil temuan
di lapangan dan studi kepustakaan, kemudian disusun dan dilakukan reduksi dan
15
pengolahan data sehingga menghasilkan suatu sajian data yang kemudian dari
G. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
dari latar belakang memuat suatu masalah yang akan dibahas dan
permasalahan tersebut.
Bab IV : Penutup
ini yang terdiri atas kesimpulan dari Bab III dan berisikan saran