Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG

Banyak orang yang beranggapan bahwa Matematika itu rumit, karena alasan
itulah banyak orang yang menghindari Matematika. Padahal Matematika dapat
kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari, dan mau tidak mau kita pasti
menggunakan Matematika. Oleh karena itu kami membuat makalah ini dengan
maksud membantu pemahaman masyarakat agar mereka tidak menilai
Matematika adalah sesuatu yang buruk.

1.2       TUJUAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas mata kuliah
konsep dasar matematika yang diberikan oleh dosen kami Ibu Rintis Rizkia
Pangestika,M.Pd. Dan tujuan berikutnya adalah sebagai sumber informasi yang
kami harapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan para pembaca makalah
ini.

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 1


BAB II
SISTEM PERSAMAAN LINEAR

2.1 PENGERTIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER

Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu


pengetahuan. Di bidang ilmu ukur, diperlukan untuk mencari titik potong dua
garis dalam satu bidang. Di bidang ekonomi atau model regresi statistik sering
ditemukan sistem persamaan dengan banyaknya persamaan sama dengan
banyaknya variabel dalam hal memperoleh jawaban tunggal bagi variabel.
Apabila variabel lebih banyak dari persamaan, seperti dalam perancangan linear,
umumnya diperoleh jawaban yang tak hingga banyaknya. Namun dalam teknik
listrik sering ditemukan variabel lebih sedikit dari persamaan. Karena beberapa
dari persamaan mempunyai sifat ketergantungan maka jawaban masih mungkin
untuk diperoleh.

 Pengertian Sistem Persamaan Linear

Secara umum sebuah persamaan linear dalam n variable x1, x2, …, xn dapat
dinyatakan dalam bentuk : a1x1 + a 2x 2 + … + a n x n = b, dengan a 1, a 2, …, a
n dan b adalah konstanta real.

2.2 SISTEM PERSAMAAN LINER


Contoh :
 Persamaan berikut merupakan persamaan linear :

a. x + 3y = 7

b. y = 5x + 3z + 1

 Persamaan berikut bukan persamaan linear :

c. x2 + 3y = 5

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 2


d. y – sin x = 0

Himpunan berhingga dari persamaan linear- persamaan linear dalam n variable


x1, x2, …, xn dinamakan sistem persamaan linear atau sistem linear. Bentuk
umum sistem persamaan linear (disingkat SPL) yang terdiridari m persamaan dan
n variable x1, x2, …, xn dapat ditulis sebagai :

a11 x1 + a12 x2 + … + a1n xn = b1

a21 x1 + a22 x2 + … + a2n xn = b2

am1x1 + am2 x2 + … + amn xn = bm,

2.3 Penyelesaian Sistem Persamaan Linear

Sebuah penyelesaian persamaan linear a1x1 + a2 x2 + … + anxn = b adalah


sebuah urutan dari n bilangan s1, s2, …, sn sehingga persamaan tersebut dipenuhi
jika kita mensubstitusikan x1 = s1, x2 = s2, …, xn = sn. Himpunan semua
penyelesaian tersebut dinamakan himpunan penyelesaiannya.

Penyelesaian SPL adalah sebuah tupel n terurut bilangan-bilangan x1, x2, …, xn


yang memenuhi semua persamaan dalam SPL.

Contoh :

Pasangan terurut (1,2) adalah penyelesaian dari sistem

  x1 + 2x 2 = 5

2x1 + 3x 2 = 8

karena : 1(1) + 2(2) = 5 dan 2(1) + 3(2) = 8.

Tetapi, pasangan terurut (3,1) bukan penyelesaian dari SPL tersebut karena tidak
memenuhi persamaan kedua, yakni 2(3) + 3(1) ≠ 8.

Tripel terurut (2,0,0) adalah penyelesaian dari SPL

x1 – x2 + x3 = 2

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 3


2x1 – x2 – x3 = 4

karena 1(2) – 1(0) + 1(0) = 2

2(2) + 1(0) – 1(0) = 4

Periksalah bahwa tripel terurut (2,1,1), (2,2,2), (2,3,3), …. juga merupakan


penyelesaian SPL tersebut. Jadi SPL tersebut mempunyai banyak penyelesaian.
Jika α adalah sebarang bilangan real, maka terlihat bahwa tripel terurut (2, α,α)
adalah penyelesaian SPL tersebut. Tidak semua sistem persamaan linear
mempunyai penyelesaian, hal ini dapat ditunjukkan pada sistem:

x1 + x2 = 2

x1 – x2 = 1

x1 = 4

Pada persamaan ketiga x1= 4, sehingga jika disubstitusikan ke persamaan pertama

dan kedua, maka x2 harus memenuhi :

4 + x2 = 2

4 – x2 = 1

Karena tidak ada bilangan real yang memenuhi kedua persamaan ini, maka SPL
ini tidak mempunyai penyelesaian. Sebuah SPL yang tidak mempunyai
penyelesaian disebut tak konsisten (inconsistent). Sebuah SPL yang mempunyai
paling sedikit satu penyelesaian disebut konsisten (consistent).

Dari contoh di atas, banyaknya penyelesaian suatu SPL dibedakan 3 yaitu :

1. SPL mempunyai satu penyelesaian (penyelesaian tunggal)

2. SPL mempunyai banyak penyelesaian (tak terhingga penyelesaian)

3. SPL tidak mempunyai penyelesaian

SPL homogen AX = 0 selalu mempunyai penyelesaian (konsisten) yaitu X = 0,


yang dinamakan dengan penyelesaian trivial. Jika ada penyelesaian lain, (yang
tidak nol) maka penyelesaian tersebut dinamakan penyelesaian tak trivial.

Contoh :

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 4


2x1 + x 2 – 3 x 3 = 0

x1+2x2=0

x2+x3=0

SPL homogen di atas mempunyai penyelesaian tak trivial yaitu :

x1=2x3

x2=–x3

Jika x3=t, dengan t bilangan real, maka x1 = 2t, x2 = –t sehingga himpunan


penyelesaiannya adalah {(t,2t,-t)} = {t(1,2,-1)}. Ini menunjukkan SPL di atas
mempunyai tak terhingga banyak penyelesaian, sebanyak bilangan real t.

2.4 Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel


Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua
variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu. Bentuk
umum persamaan linear dua variabel adalah:

ax + by = c
dimana = x dan y adalah variabel

2.5 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel


Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear dua
variabel yang mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai satu
penyelesaian. Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel adalah:

ax + by = c
px + qy = d
dimana: x dan y disebut variabel
a, b, p dan q disebut koefisien
c dan r disebut konstanta

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 5


2.6 Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

1. Cara Grafik

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Gambarlah grafik garis lurus pada bidang koordinat.


2. Tentukan titik potong kedua garis tersebut. Koordinat titik potong tersebut
merupakan pasangan penyelesaian dari system persamaan yang dimaksud.

1. Metode Eliminasi

Pada metode eliminasi, untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem


persamaan linear dua variabel, caranya adalah dengan menghilangkan
(mengeliminasi) salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. Jika
variabelnya x dan y, untuk menentukan variabel x kita harus mengeliminasi
variabel y terlebih dahulu, atau sebaliknya. Perhatikan bahwa jika koefisien dari
salah satu variabel sama maka kita dapat mengeliminasi atau menghilangkan salah
satu variabel tersebut, untuk selanjutnya menentukan variabel yang lain.

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari system persamaan linear 2x + 3y = 2.....(1)


x + y = 1 .....(2)

Jawab :
Dari persamaan x – y = 1 didapat x = 1 + y
2x + 3y = 2 → 2(y + 1) + 3y = 1 + y
x=y+1 2y + 2 + 3y = 2
5y = 0
y=0
y=0→x=1+y
x=1+0
x=1

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 6


jadi himpunan penyelesaiannya = {1, 0}

2. Metode Substitusi

Metode Substitusi Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel


dengan metode substitusi, terlebih dahulu kita nyatakan variabel yang satu ke
dalam variabel yang lain dari suatu persamaan, kemudian menyubstitusikan
(menggantikan) variabel itu dalam persamaan yang lainnya.
Contoh:
Dengan metode eliminasi tentukan himpunan penyelesaian dari:
2x + 3y = 6
2x + y = -2
Jawab :
2x + 3y = 6
2x + y = -2 -
2y = 8
y=4
2x + 3y = 6 │x 1 → 2x + 3y = 6
2x + y = -2 │x 3 → 6x + 3y = -6 -
-4x = 12
x = -3
Jadipenyelesaiannya x = -3, y = 4
HP = {-3, 4}

3. Metode Gabungan

Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode


gabungan, kita menggabungkan metode eliminasi dan substitusi.

Contoh:
Dengan metode eliminasi dan subsitusi tentukan himpunan penyelesaian dari:
3x + 4y = -1
x-y=2

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 7


Jawab :

3x + 4y = -1 │x 1 → 3x + 4y = -1
x-y=2 │x 3 → 3x - 3y = 6 -
7y = -7
y = -1
y = -1 → x – y =2
x – (-1) = 2
x =2–1
x =1
Jadi himpunan penyelesaiannya={1, -1}

4. Cara Determinan

Determinan adalah suatu bilangan yang berkaitan dengan matriks bujur sangkar
(persegi). Untuk  menyelesaikan dengan cara determinan dari bentuk persamaan :

ax + by = c

px + qy = r

diubah dalam susunan bilangan sebagai berikut dan diberi notasi : D, Dx, Dy.

Dengan :       D  =  aq – bp

Dx =  cq – br

Dy = ar – cp

Kemudian x dan y dapat ditentukan dengan :

x =  dan y =

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan :

dengan cara determinan !

Jawab:

D  =  = 2.1 – 3.3 = 2 – 9 = -7

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 8


Dx =  = 1.1 – 3.5 = 1 – 15 = -14

Dy =  = 2.5 – 1.3 = 10 – 3 = 7

x =  =  = 2

y =   -1

Jadi HP = {(2, -1)}

2.7     Pengertian Persamaan Linear Tiga Variabel


Persamaan linear tiga variabel adalah persamaan yang mengandung tiga
variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu. Bentuk
umum persamaan linear tiga variabel adalah:

ax + by + cz = p
dimana = x, y dan z adalah variabel

2.8   Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel


Sistem persamaan linear tiga variabel adalah tiga persamaan linear tiga
variabel yang mempunyai hubungan diantara ketiganya dan mempunyai satu
penyelesaian. Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel adalah:

ax + by + cz = u
px + qy + rz = t
dimana: x, y dan z disebut variabel
a, b,c, p, q, dan r disebut koefisien
u dan t disebut konstanta

2.9 Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel


Ada beberapa cara menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel, antara
lain :

1. Metode eliminasi

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 9


Metode ini bekerja dengan cara mengeliminasi (menghilangkan) variabel-variabel
di dalam sistem persamaan hingga hanya satu variabel yang tertinggal.
Pertama-tama, lihat persamaan-persamaan yang ada dan coba cari dua persamaan
yang mempunya koefisien yang sama (baik positif maupun negative) untuk
variabel yang sama. Misalnya, lihat persamaan (1) dan (3). Koefisien
untuk y adalah 1 dan -1 untuk masing-masing persamaan. Kita dapat mejumlah
kedua persamaan ini untuk menghilangkan y dan kita mendapatkan persamaan
(4).

x + y − z = 1     (1)
−4x − y + 3z = 1     (3)
————————- +
−3x + 2z = 2     (4)
Perhatikan bahwa persamaan (4) terdiri atas variabel x dan z. Sekarang kita perlu
persamaan lain yang terdiri atas variabel yang sama dengan persamaan (4). Untuk
mendapatkan persamaan ini, kita akan menghilangkan y dari persamaan (1) dan
(2). Dalam persamaan (1) dan (2), koefisien untuk y adalah 1 dan 3 masing-
masing. Untuk menghilangkan y, kita kalikan persamaan (1) dengan 3 lalu
mengurangkan persamaan (2) dari persamaan (1).

x + Y − z = 1     (1)      × 3 3x + 3y − 3z = 3     (1)


−8x + 3y − 6z = 1     (2) −8x + 3y − 6z = 1     (2)
————————- –
−5x + 3z = 2     (5)
Dengan persamaan (4) dan (5), mari kita coba untuk menghilangkan z.

−3x + 2z = 2     (4)      × 3 −9x + 6z = 6     (4)


−5x + 3z = 2     (5)      × 2 −10x + 6z = 4     (5)
————————- −
x = 2     (6)
Dari persamaan (6) kita dapatkan x = 2. Sekarang kita bisa subtitusikan
(masukkan) nilai dari x ke persamaan (4) untuk mendapatkan nilai z.

−3 (2) + 2z = 2     (4)

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 10


−6 + 2z =2
2z =8
z =8÷2
z =4
Akhirnya, kita substitusikan (masukkan) nilai dari z ke persamaan (1) untuk
mendapatkanya.

2 + y − 4 = 1     (1)
y =1−2+4
y =3
Jadi solusi sistem persamaan linier di atas adalah x = 2, y = 3, z = 4

2. Metode Subsitusi

Contoh :

Dengan metode subsitusi tentukan himpunan penyelesaian persamaan


berikut !
2x + y - z = 3 ....(1)
x + y + z = 1 ....(2)
x – 2y – 3z = 4 ....(3)
Jawab :
Dari persamaan (2) x + y + z = 1 → x = 1 – y – z ....(4)
(4 dan 1) → 2x + y – z =3
2(1 – y – z) + y – z = 3
2 – 2y – 2z + y – z = 3
-y – 3z = 1
y = -3z – 1 ....(5)

(3 dan 4) → x – 2y – 3z =4
1 – y – z – 2y – 3z = 4
-3y – 4z = 3 ....(6)

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 11


(5 dan 6) → -3y – 4z =3
-3 (-3z – 1) – 4z = 3
9z + 3 – 4z = 3
5z = 0
z = 0 ....(7)

untuk z = 0 disubsitusikan ke persamaan (5)


y = -3z – 1
y = -3(0) – 1
y = -1
untuk z = 0, y = -1, disubsitusikan ke persamaan (2)
x+y+z=1
x–1+0=1
x=2
Jadi himpunan penyelesaiannya {(2, -1, 0)}

3. Cara Gabungan (Eliminasi dan Substitusi)

Contoh:

Dengan metode gabungan tentukan himpunan penyelesaian dari sistem


persamaanberikut!

2x – y - 2z = -1 ....(1)
3x + 2y – z = 10 ....(2)
4x – y - 3z = - 3 ....(3)

Jawab

Dari persamaan (1) dan (3)


2x – y + 2z = -1 │ x 2 → 4x – 2y + 4z = -2
-4x – y – 3z = -3 │ x 1 →-4x – y – 3z = -3 +

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 12


-3y + z = -5 .... (4)

Dari persamaan (2) dan (3)


3x – 2y + z = 10 │ x 4 → 12x + 8y - 4z = 40
-4x – y – 3z = -3 │ x 3 →-12x – 3y – 9z = -9 +
5y – 13z = 31 .... (5)

Dari persamaan (4) dan (5)


-3y + z = -5 │ x 13 → -39y + 13z = -65
-3y(1) + z = -5 │ x 1 →5y – 13z = 31 +
-34y = -34 .... (5)
y=1

y = 1 disubsitusikan ke persamaan (4)


-3y + z = -5
-3(1) + z = -5
z = -5 + 3
z = -2
untuk y = 1, z = -2 disubsitusikan ke persamaan (1)
2x – y + 2z = -1
2x – 1 + 2(-2) = -1
2x – 5 = -1
2x = -1 + 5
2x = 4
x=2
Jadi himpunan penyelesaiannya {(2, 1, -2}

BAB III

PENUTUP

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 13


Saran
Alangkah baiknya kita mengenal Matematika dulu sebelum kita
menganggap Matematika itu sulit, karena bila kita telah mengenal Matematika
dengan baik dan menikmati bagaimana Matematika itu bekerja akan terasa bahwa
Matematika itu tidaklah seburuk apa yang kita pikirkan.

Kesimpulan

Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa persamaan matematika terdiri


dari persamaan linear,persamaan 2 variabel,sistem persamaan 3 variabel dan
persamaan kuadrat. Persamaan matematika dapat digunakan dalam memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anton, Howard, SistemPersamaanlinear ,Jakarta: Erlangga, 2004


ESIS,Erlangga, Matematika SMA 2007

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 14


LAMPIRAN

SISTEM PERSAMAAN LINEAR 15

Anda mungkin juga menyukai