Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

CERITA PENDEK (CERPEN)

KD : 3.2 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau
didengar.

4.2 Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan

Pengertian Cerpen
Cerpen adalah sebuah karya sastra pendek yang bersifat fiktif dan mengisahkan tentang
suatu permasalahan yang dialami oleh tokoh secara ringkas mulai dari pengenalan sampai akhir
dari permasalahan yang dialami oleh tokoh. Pada umumnya cerpen hanya mengisahkan satu
permasalahan yang dialami oleh satu tokoh. Selain itu, cerpen hanya terdiri tidak lebih dari
10.000 kata. Hal inilah yang membuat cerpen dapat selesai dibaca dalam sekali duduk.

Ciri-Ciri Cerpen
Cerpen memiliki ciri-ciri yang berbeda dari jenis prosa lainnya, antara lain:

 Terdiri atas 1.600—10.000 kata sehingga membutuhkan 10 – 30 menit saja untuk


membacanya.
 Cerpen biasanya berfokus pada satu subjek atau tema. Subjek atau tema berupa sesuatu yang
biasa seperti tugas sehari-hari sehingga mempunyai nilai moral yang tinggi.
 Cerpen biasanya berlangsung dalam satu latar sehingga berfokus pada satu alur sehingga
hanya bersifat satu konflik dan tidak ada konflik turunan.
 Cerpen biasanya fokus hanya pada satu atau beberapa karakter sehingga karakter bersifat
datar atau watak yang dimiliki tidak berubah secara berangsur-angsur.
 Diksi yang digunakan bersifat mudah dipahami.

Struktur Cerpen
Dilihat dari isi, cerpen memiliki beberapa bagian, antara lain:
 Orientasi: Pengertian orientasi pada cerpen berhubungan dengan waktu, suasana
dan tempat di dalam cerita pendek tersebut, yang menjawab pertanyaan kapan,
dimana serta bagaimana.
 Komplikasi: adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat.
Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur komplikasi ini yang
menggambarkan plot cerita.
 Evaluasi: adalah konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks. Dalam evaluasi,
konflik sudah mulai mendapatkan solusi dan penyelesaian serta menuju ke tahap
akhir.
 Resolusi: adalah ketika pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang
dialami tokoh dalam cerpen.
 Koda: adalah nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh
pembaca. Pesan dan amanat menjadi intisari cerita yang bisa dipetik oleh pembaca
setelah membaca teks cerpen. Bagian ini adalah bagian akhir dari cerpen. Penulis akan
menyampaikan pesan moralnya baik secara eksplisit atau pun implisit.

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen


Cerpen dibangun dari unsur-unsur di dalamnya. Secara garis besar, terdapat dua unsur:
unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik cerpen terdiri atas tema, tokoh, penokohan, watak, latar, alur/plot, sudut
pandang, dan amanat.
 Tema: adalah pokok atau gagasan utama sebuah cerpen. Tema berbeda dengan judul. Tema
bersifat lebih umum dari permasalahan yang diangkat dan pada umumnya disampaikan
dalam bentuk kata benda (nomina), seperti kesetiakawanan, persahabatan, percintaan,
perjuangan kelas, pertempuran, dsb. Tema emansipasi wanita contohnya cerpen berjudul
―Dua Dunia‖ karya N.H Dini; tema kemiskinan contohnya cerpen berjudul ―Hari Pertama di
Bulan Ini‖ karya Surya Gemilang; tema percintaan contohnya cerpen berjudul ―Cintaku
Setahun Jagung‖ karya Ramlis Harman; dsb.
 Tokoh dan Penokohan:
Tokoh adalah sosok rekaan yang diciptakan penulis. Tokoh-tokoh ini tentunya ada yang
diberikan nama tertentu, seperti Ahmad, Hasan, Dini dsb, ataupun terjadi secara umum,
seperti ayah, ibu, nenek, kakek, dsb.

Tokoh merupakan pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh
tambahan.

o Tokoh utama merupakan tokoh yang melakukan interaksi secara langsung atau terlibat
dalam konflik.
o Tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya diungkapkan dalam cerpen tanpa
adanya interaksi yang dilakukan tokoh atau tokoh yang tidak terlibat dalam konflik.

Penokohan: watak atau karakter tokoh yang terdapat dalam sebuah cerita.

Contoh : Tokoh Bandung Bondowoso dalam cerita Roro Jonggrang memiliki watak gigih.

Watak atau karakter tokoh dapat diklasifikasi menjadi tiga: tokoh protagonis (baik),
tokoh antagonis (jahat), dan tokoh tritagonis (penengah). Ada juga yang disebut tokoh
Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan
warna dalam cerita. Berdasarkan perubahan wataknya, tokoh terbagi menjadi dua:
tokoh datar dan tokoh bulat. Tokoh datar adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan
watak, dan tokoh bulat adalah kebalikannya.

 Latar: dibedakan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

o Latar tempat menjelaskan di mana kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi.
o Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi.
o Latar suasana menjelaskan gambaran suasana dalam sebuah cerpen.

 Alur atau plot: rangkaian kronologi peristiwa. Alur dibedakan menjadi alur maju, alur
mundur, dan alur campuran.

o Alur maju adalah cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari awal sampai akhir.
o Alur mundur adalah cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari akhir cerita ke awal
cerita. Alur mundur disebut juga dengan istilah kilas balik.
o Alur campuran adalah alur cerpen yang merupakan gabungan antara alur maju dan
alur mundur

Berikut ini merupakan skema tahapan alur

Keterangan :

o Orientasi : penentuan peristiwa, menciptakan gambaran visual latar, suasana perasaan,


dan waktu kisah. pengenalan karakter, dan arah menuju komplikasi.
o Rangkaian Peristiwa : kisah berlanjut menuju peristiwa.
o Komplikasi : cerita bergerak menuju konflik (pertentangan yang salah) atau puncak
masalah yang memengaruhi latar waktu dan karakter.
o Resolusi : solusi masalah, yakni bagaimana pengarang mengakhiri cerita.

 Sudut pandang: seorang pengarang menempatkan posisi dirinya dalam cerita, bisa saja
pengarang menjadi orang pertama atau orang ketiga.

o Sudut pandang orang pertama adalah pengarang terlibat langsung atau orang pertama
dalam cerita yang ditandai dengan penggunaan kata ganti orang aku, saya, dan
sebagainya.
o Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak terlibat langsung dalam cerita yang
ditandai dengan penggunaan kata ganti orang seperti dia, mereka, dan sebagainya atau
menggunakan nama tokoh. Sudut pandang orang ketiga terbagi atas orang ketiga terarah
dan orang ketiga serba tahu.

 Pesan atau amanat: merupakan pesan moral (mengandung nilai pendidikan/nasihat) yang
disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui cerpen. Pada dasarnya, seorang penulis
menyiapkan amanatnya terlebih dahulu kemudian dituangkan ke dalam cerita. Amanat
disampaikan baik secara eksplisit maupun implisit. Selain itu, amanat dari sebuah cerpen
akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

 Gaya Bahasa : merupakan ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan

oleh penulis. Hal ini meliputi :

ž Diksi, pilihan kata.


ž Penggunaan kalimat
ž Pemakaian majas.

Contoh Cerpen dan Cara Menganalisis Unsur Intrinsiknya

Di bawah ini akan kami berikan tentang contoh cerpen / cerita pendek yang di dalamnya
terdapat unsur intrinsik yang merupakan bagian penting di dalam sebuah alur cerita.

Menemukan Dompet

Berbulan-bulan sudah aku menanti panggilan kerja. Hari-hariku terasa seperti penuh
kebingungan dan tanpa arah. Bahkan, kerjaanku hanya luntang lantung tak karuan di rumah.
Mengalami kebingungan harus melakukan apa. Ingin memulai usaha namun tak punya modal.

Pada suatu hari, aku berniat untuk berjumpa dengan sahabat untuk menceritakan masalahku
ini. Ketika sedang berada di jalan menuju rumah sahabatku, tepatnya di bagian samping jalan
ujung dari trotoar, aku melihat sebuah dompet berwarna cokelat.

Aku mengambil dompet tersebut kemudian akupun membuka dan melihat isinya. Di dalam
dompet tersebut ada SIM, KTP, beberapa surat penting, tabungan yang isinya sangat banyak
dan sebuah kartu kredit. Dalam fikiran sempat muncul keinginan untuk menggunakan isi dari
dompet tersebut.
Namun aku berubah fikiran dan berfikir harus mengembalikan dompet tersebut kepada yang
memiliki. Selang beberapa saat sesudah aku pulang dari rumah sahabatku, akupun
mengembalikan dompet tersebut. Mencoba mencari alamat pemilik yang ada di KTP.

―Permisi pak, apakah benar ini alamat pak Herman?‖ Tanyaku


―Iya benar, Anda siapa?‖ Tanya seorang tukang kebun
―Saya Andi, ingin bertemu dengan bapak Herman. Ada urusan yang sangat penting.‖

Kebetulan pak Herman ada di rumah dan aku diminta untuk masuk ke dalam rumah. Kemudian
duduk di dekat beliau sembari menyerahkan dompet yang tadinya aku temukan.

―Kamu tinggal dimana Nak? Terus kerja dimana?‖ Tanya pak Herman dengan sangat penasaran.
―Di kompleks Asri Cempaka Pak. Kebetulan saya masih menganggur dan menunggu panggilan
kerja. Namun sudah beberapa bulan belum ada panggilan.‖ Tambahku
―Kamu sarjana apa?‖ Tanyanya
―Ekonomi Managemen pak‖
―Baiklah nak. Di perusahaan saya sedang membutuhkan staf administrasi. Jika kamu tertarik
silahkan besok mengunjungi kantor saya jam 9 pagi. Ini kartu nama saya.‖ Sambung pak
Herman.
―Sungguh Pak?‖ Tanyaku penasaran.
―Iya Nak. Saya sangat memerlukan karyawan yang jujur dan penuh dedikasi sepertimu‖
―Terima kasih pak.‖

Aku seolah tidak percaya dan yakin bahwa ini merupakan keajaiban.

***

Analisis Unsur Intrinsik Cerpen di atas :

 Tema : Nilai Moral

 Tokoh : Andi dan Pak Herman


 Alur : Maju

 Latar : Trotoar, rumah pak Herman, sedih, Bahagia

 Gaya Bahasa : Lugas

 Sudut pandang : Orang pertama

 Amanat : Kejujuran merupakan suatu sifat yang sangat mulia dan orang yang jujur
akan memperoleh balasan tersendiri.

Unsur Ekstrinsik Cerpen


Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik
meliputi:

 Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)


 Latar belakang kehidupan pengarang
 Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan

Kaidah Kebahasaan Cerpen


1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga
kepribadian tokoh yang diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau
perawakannya gagah, rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai
contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan
dan lain sebagainya.
3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam
percakapan di dalam cerpen
4. Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya : pucuk langit,
memanggang bus, bajing loncat dan mulut terminal.
5. Bahasa yang digunakan tidak baku dan tidak formal.
6. Bisa menggunakan gaya bahasa Perbandingan, pertentangan, pertautan maupun
perulangan.

a. Gaya Bahasa Perbandingan


1. Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan
yang sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata
perumpamaan disamakan saja dengan "persamaan"
misalnya:
Laksana bulan kesiangan
Umpama memadu minyak dengan air
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau sebagai di
antara dua hal yang berbeda. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah
sebuah kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi objek; dan satu lagi
merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang
belakangan itu menjadi yang terdahulu.
misalnya:
Tati jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Perpustakaan gudang ilmu
4. Personifikasi
Personifikasi merupakan jenis majas yang melekatkan sifat -sifat insani kepada
barang yang tidak bernyawa.
Misalnya:
a. Angin yang meraung,
b. Angin membelai indah sampai kerelung hatiku
b. Gaya Bahasa Pertentangan
1. Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang berlebih-lebihan, yang memberi penekanan
pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan
pengaruhnya.
Contoh:
a. Sempurna sekali tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik atau cantik
b. Hatiku hancur, terkoyak, darahku mendidih, dadaku serasa sesak, mendengar
dia memutuskan diriku
2. Litotes
Majas yang didalamnya mengungkapkan sesuatu yang positif dengan bentuk yang
negatif atau bentuk yang bertentangan, litotes, mengurangi atau melemahkan
kekuatan pernyataan yang sebenarnya.
Contoh:
Hasil usahanya tidaklah mengecewakan
Jakarta sama sekali bukanlah kota kecil dan sepi
3. Ironi
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir.
Contoh :
Bagus benar tulisanmu seperti cakar ayam
Saking merdunya suaramu sampai-sampai memecahkan pendengarangku

c. Gaya Bahasa Pertautan


1. Metonimia
Jenis gaya bahasa yang mempergunakan sesuatu yang lain berkaitan erat
dengannya. Dalam metonomia sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud
dengan barang yang lain.
Contoh:
Ia naik honda ke kantor.
2. Alusio
Alusio merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan perbandingan dengan
menggunakan ungkapan atau pribahasa yang sudah lazim.
Contoh:
Sejak tadi aku perhatikan, pekerjaanmu hanya menggantang asap saja
3. Sinekdoke
Ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya, atau sebaliknya.
Contoh:
Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi makan di tanah air kita
Pasanglah telinga baik-baik dalam menghadapi masalah itu

d. Gaya Bahasa Perulangan


1. Aliterasi
Adalah jenis gaya bahasa yang memanfaatkan pemakain kata-kata yang
permulaannya sama bunyi
Contoh:
dara damba daku
datang dari danau
duga dua duka
diam didiriku
2. Asonansi
Gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama.
Contoh:
Muka muda mudah muram
Tiada siaga tiada bisa
Jaga harga tahan raga
3. Simploke
Merupakan gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir
beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh:
Kau katakan aku wanita pelacur,
aku katakan biarlah
Kau katakan aku wanita mesum,
aku katakan biarlah

Contoh Cerpen-Cerpen Terbaik


1. ―Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-Kata‖ karya Putu Wijaya.
2. ―Tanah Air‖ karya Martin Aleida.
3. ― Inem‖ karya Pramoedya Ananta Toer.
4. ― Malam‖ karya Leila S. Chudori.
5. ―Sepasang Sepatu Tua‖ karya Sapardi Joko Damono.
6. ―Lelaki yang Membelah Bulan‖
7. ―Manusia Kamar‖ karya Senon Gumira Ajidarma.
8. ―Malaikat Juga Tahu‖ karya Dee Lestari.
9. ―Waktu Nayla‖ karya Djenar Mahesa Ayu.
10. ―Terbang‖ karya Dee Lestari.

***

Anda mungkin juga menyukai