Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI KEUANGAN 2

AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN PRINSIP – PRINSIP


AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Putu Wenny Saitri, SE.,M.Si, Ak,CA

D AKUNTANSI MALAM

KELOMPOK 8 :

1. Putu Widya Permata Dewi (09/2102622010275)

2. Kadek Meita Nabila Putri (10/2102622010276)

3. Ni Kadek Dwi Indrayanti (20/2102622010286)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2021
AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN PRINSIP – PRINSIP

AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN

1.1 Pengertian Perubahan Metode Akuntansi

Laporan keuangan perusahaan kadang – kadang melaporkan hasil yang sangat berbeda
dari tahun ke tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perubahan keadaan
perekonomian, sebagaimana dicerminkan dalam laporan tersebut. Perbandingan
antarperusahaan harus memenuhi prinsip comparability, sedangkan perbandingin
antarperiode harus memenuhi prinsip konsistensi.

IASB memperbolehkan perubahan kebijakan akuntansi jika :


1. Dipersyaratkan oleh IFRS (misalnya ada perubahan standar akuntansi)
2. Dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih memberikan representasi tepat
dan informasi yang relevan.

Perubahan dalam metode akuntansi dipisahkan menjadi tiga, yaitu:


1. Perubahan Dalam Prinsip Akuntansi
2. Perubahan Dalam Estimasi Akuntansi
3. Perubahan Dalam Entitas Pelaporan

Koreksi kesalahan tahun-tahun lalu dapat terjadi karena berbagai macam sebab, seperti
kesalahan-kesalahan perhitungan, kesalahan penggunaan rekening, kesalahan dalam
penerapan prinsip akuntasi dan lain-lain.

1.2 Akuntansi Untuk Perubahan Prinsip – Prinsip Akuntansi

Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim
yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang digunakan dalam periode sebelumnya.
Perubahan prinsip akuntansi ini dapat terjadi karena perusahaan mempunyai beberapa
alternatif metode untuk penerapan suatu prinsip.

Perubahan dalam penggunaan prinsip akuntansi ini perlakuannya diatur dalam APB
Opinion Nomor 20 dengan klasifikasi sebagai berikut:

1. Perubahan Prinsip Akuntansi yang Mempunyai Akibat Kumulatif


a. Akibat kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut
Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip yang dilaporkan dalam laporan laba

1
rugi di antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporannya dengan jumlah
sesudah dikurangi pajak penghasilan.
b. Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi
c. Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya
ditunjukkan dalam laporan laba rugi tahun sekarang (di bagian bawah halaman
pertama) dengan jumlah yang sudah dikoreksi.

2. Perubahan Prinsip Akuntansi yang Mempunyai Akibat Retroaktif


Ketika perusahaan mengubah satu prinsip akuntansi, perubahan tersebut sebaiknya
dilaporkan dengan aplikasi retrospektif. Dalam cara ini laporan keuangan periode-periode
sebelumnya (yang dilaporkan) disusun kembali sesuai dengan prinsip yang baru.
Perubahan prinsip akuntansi yang memerlukan retroaktif adjustment adalah:
a. Perubahan dalam metode pembebanan harga pokok persediaan, seperti dari LIFO ke
LIFO atau ke rata-rata tertimbang.
b. Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining
balance method ke straight line method.
c. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari
metode kontrak selesai ke metode presentase penyelesaian.
d. Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri extractive.

3. Perubahan Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan ke LIFO


Apabila perusahaan mengganti metode penentuan harga pokok ke LIFO, maka
persediaan awal dalam periode pergantian metode itu merupakan dasar perhitungan untuk
periode tersebut dan periode-periode berikutnya.

1.3 Akuntansi Untuk Perubahan Estimasi

Perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya informasi baru atau bertambahnya
pengalaman. Banyak alokasi atau pembebanan biaya didasarkan pada taksiran-taksiran
yang dibuat dengan suatu kebijaksanaan, misalnya pembebanan kerugian piutang, taksiran
umur aktiva, taksiran jumlah garasi yang akan dibayar dan lain-lain, kemudian pada
periode-periode berikutnya diketahui bahwa taksiran tersebut tidak benar, sehingga perlu
dilakukan revisi pada periode - periode berikutnya.

Contoh : Aktiva tetap dengan harga perolehan Rp. 10.000.000, taksiran umur ekonomis 8
tahun. Setelah dipakai selama 5 tahun ternyata aktiva tersebut masih bisa dipakai selama 5
tahun, jadi umur ekonomis sebenarnya adalah 10 tahun.
2
Perhitungannya

Harga perolehan Rp 10.000.000

Depresisasi = 5 x (10.000.000/8) (Rp 6.250.000)

Nilai Buku pada tahun ke5 Rp 3.750.000


Depresiasi tahun ke 6 sampai tahun 10 adalah
Rp 3.750.000 : 5 = Rp 750.000
Dampak perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi
pada :
1. Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau

2. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.

Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan laibilitas,


atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan
menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode
perubahan.

1.4 Perubahan Dalam Entitas Pelaporan

Perubahan Entitas Pelaporan, yaitu perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas
ke jenis entitas lainnya. Laporan keuangan bisa berubah karena adanya perubahan kesatuan
usaha. Sedemikian kasus, perusahaan melaporkan perubahan dengan mengubah laporan
keuangan semua sebelumnya periode yang disajikan. Pernyataan yang direvisi
menunjukkan informasi keuangan untuk yang baru entitas pelaporan untuk semua periode.

Contoh perubahan dalam entitas pelaporan adalah :


1. Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan perusahaan individual.
2. Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kemolpok perusahaan dimana
laporan keuangankonsolidasi disajikan.
3. Perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan di mana laporan
keuangan konsolidasi disusun.
4. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan.
5. Akuntansi untuk pooling of interests.
6. Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, atau konsolidasi untuk anak perusahaan
dan investasi. Perubahan dalam entitas pelaporan bukan berasal dari penciptaan,

3
pemutusan(cessation), pembelian,atau disposisi anak perusahaan atau unit bisnis
lainnya.

1.5 Akuntansi Untuk Koreksi Kesalahan

Koreksi kesalahan tidak dipandang sebagai perubahan akuntansi, tetapi perlakuannya


diatur dalam Opini APB No. 16. Akibatnya, kesalahan akuntansi yang terjadi pada tahun
– tahun sebelumnya, yang belum dikoreksi atau disesuaikan jumlahnya, dilaporkan
sebagai penyesuaian tahun sebelumnya dan dicatat langsung pada perkiraan laba yang
ditahan.
Kesalahan – kesalahan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Kesalahan – kesalahan ditemukan dalam kondisi prosedur akuntansi yang normal.
Contohnya adalah kesalahan klerikal, seperti kesalahan penambahan, posting ke akun yang
salah, salah saji suatu akun, atau tidak memasukkan suatu akun dari neraca saldo.
2. Kesalahan – kesalahan yang terbatas pada akun – akun neraca.

Contohnya mencakup mendebit piutang usaha bukan wesel tagih, mengkredit utang bunga
dan bukan wesel bayar,atau mengkredit utang bunga dan bukan utang gaji.

3. Kesalahan – kesalahan yang terbatas pada akun – akun laba rugi.


Contoh kesalahan ini adalah beban gaji kantor mungkin didebit dan bukannya beban gaji
penjualan. Jenis kesalahan ini harus dikoreksi sesegera mungkin setelah ditemukan.

4. Kesalahan – kesalahan yang mempengaruhi, baik akun – akun laba rugi maupun
akun –akun neraca. Kesalahan – kesalahan tertentu ketika tidak ditemukan pada periode
berjalan menghasilkan salah saji pada laba bersih, sehingga memengaruhi laba di masa
mendatang. Kesalahan – kesalahan seperti ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Kesalahan – kesalahan pada laba bersih yang ketika tidak ditemukan, otomatis saling
mengoreksi di periode fiskal berikutnya. Jumlah laba besih pada laporan laba rugi
untuk dua periode yang berturut – turut dinyatakan tidak secara akurat, saldo – saldo
akun tertentu pada neraca akhir periode berikutnya akan dinyatakan secara akurat.
Contoh kesalahan ini adalah salah saji persediaan persediaan dan tidak
dimasukkannya penyesuaian untuk pos – pos dibayar di muka dan akrual pada akhir
periode.
b. Kesalahan – kesalahan pada laba bersih yang , ketika tidak ditemukan, tidak secara
otomatis saling mengoreksi di periode fiskal berikutnya. Contoh kesalahan ini adalah

4
pengakuan pengeluaran modal sebagai beban dan tidak dimasukkannya beban
penyusutan atau amortisasi.
Apabila kesalahan yang mempengaruhi rugi laba ditemukan, diperlukan analisis yang
cermat untuk menentukan tindakan yang tepat guna mengoreksi saldo perkiraan.
Kebanyakan kesalahan ini akan ditemukan dan dikoreksi sebelum tutup buku.

Contoh Ilustratif Untuk Koreksi Kesalahan

1. Kesalahan dalam Pembelian dan Persediaan Barang


Misalnya Barang-barang seharga Rp 20.000,00 yang dibeli tahun 2005 baru dicatat dalam
tahun 2006. Barang-barang tersebut tidak termasuk dalam perhitungan persediaan tahun
2005. Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai
berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca

2005 HPP benar karena pembelian terlalu Aktiva dan utang terlalu kecil.
kecil diimbangi dengan persediaan akhir
terlalu kecil. Jadi laba bersih benar.

Laba bersih benar Laba tidak dibagi benar

2006 HPP benar karena pembelian terlalu Aktiva dan utang sudah benar
besar diimbangi dengan persediaan awal karena kesalahan tahun 2005
yang terlalu kecil. dibenarkan oleh kesalahan tahun
Laba bersih benar. 2006.

- Jika kesalahan diketahui pada tahun 2006 sebelum tutup buku, kesalahan perlu
dibetulkan. Maka jurnal koreksinya :

Persediaan barang Rp 20.000,00

Pembelian Rp 20.000,00

- Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 tidak diperlukan
jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir dan pembelian tahun 2005 sudah
dibetulkan kesalahan persediaan awal dan pembelian tahun 2006.

5
2. Kesalahan mencatat pendapatan diterima dimuka

Misalnya pada tahun 2005 diterima uang sewa sebesar Rp.45.000,00 dan pada tahun
2006 diterima Rp.50.000,00. Penerimaan sewa ini dikreditkan ke rekening pendapatan
sewa. Pada akhir tahun 2005 dan tahun 2006 tidak dibuatkan penyesuaian untuk mencatat
pendapatan diterima dimuka sebesar Rp.30.000,00 dan Rp.35.000,00. Akibat kesalahan ini
terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca

2005 Penghasilan terlalu besar karena Utang terlalu kecil karena pendapatan
pendapatan sewa terlalu besar. diterima di muka tidak dicatat.
Laba bersih terlalu besar. Laba tidak dibagi terlalu besar.

2006 Penghasilan terlalu kecil karena Neraca sudah benar karena


pendapatan sewa terlalu kecil. kesalahan tahun 2005 dibenarkan oleh
kesalahan tahun 2006.

Akibat tidak dicatatnya pendapatan diterima di muka pada akhir tahun 2006 sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca

Penghasilan terlalu tinggi Utang terlalu kecil karena pendapatan


diterima di muka tidak dicatat

Laba bersih terlalu tinggi Laba ditahan terlalu tinggi.

Jika kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 maka tidak perlu dibuatkan
koreksi karena kesalahan tahun 2005 sudah dibetulkan oleh kesalahan tahun 2006.
Kesalahan tahun 2006 yang tidak mencatat pendapatan diterima dimuka belum menjadi
benar pada tahun 2007 sebelum buku-buku ditutup. Oleh karena itu perlu dibuatkan koreksi
untuk membetulkan kesalahan tahun 2006 sebagai berikut :

Koreksi laba tahun – tahun lalu (laba tidak dibagi) Rp35.000,00

Pendapatan sewa Rp35.000,00

6
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting Edisi 8, Yogyakarta. BPFE- Yogyakarta

Anonim. 2017. PSAK 25 (Penyesuaian 2014): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi


Akuntansi, dan Kesalahan. (2022). Diakses 29 October 2022, dari
https://accounting.binus.ac.id/2017/08/15/psak-25-penyesuaian-2014-kebijakan-
akuntansi-perubahan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan/

Anonim. 2019. Contoh perubahan dalam entitas pelaporan. Diakses 29 Oktober 2022, dari
https://www.coursehero.com/file/p37nfkn/Contoh-perubahan-dalam-entitas-pelaporan-
adalah-1-Menyajikan-laporan-konsolidasi/

Kartika. D. 2019. Perubahan akuntansi dan analisis kesalahan. Diakses 28 Oktober 2022, dari
https://www.slideshare.net/dianwahyukartikadian/perubahan-akuntansi-dan-analisis-
kesalahan#:~:text=3.Perubahan%20Entitas%20Pelaporan%2C%20yaitu,mana%20lapora
n%20keuangan%20konsolidasi%20disusun.

Sitanggang, D. (2022). TUGAS AKUNTANSI PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI


KESALAHAN. Diakses 27 Oktober 2022, dari https://www.academia.edu/19550537/TUG

Anda mungkin juga menyukai