Anda di halaman 1dari 9

ILMU KALAM

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam
Dosen Pengampu : Drs. H.Dakwan Hadi,M.s.i

Disusun Oleh :
Aditya Ferry Febriyanto (1119065)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Tahun Pelajaran 2021

BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan masalah
1. Apa itu ilmu kalam
2. sejarah munculnya ilmu kalam
3. Aliran dalam ilmu kalam
Tujuan penulisan
1. Agar kita mengerti apa itu ilmu kalam
2. Agar kita tahu tentang sejarah ilmu kalam
3. Agar kita faham tentang aliran dalam ilmukalam

BABII
PEMBAHSAN

A. Pengertian Ilmu Kalam


Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah
ketuhanan/ketauhidan (mengesakan tuhan), atau kalam menurut loghatnya ialah
omongan atau perkataan,Menurut pengertian secara global yaitu Ilmu yang membahas
tentang masalah ketuhanan serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya
berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Tetapi Ulama beragam mendefenisikan
tentang ilmu kalam diantaranya yaitu:
1. Ibnu Khaldun
Sebagaimana dikutip oleh Ahmad Hanafi, Ilmu kalam ialah ilmu berisi alasan-
alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan
menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang
yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan golongan salaf dan ahli
sunah.
2. Muhammad abduh
Beliau berpendapat bahwa Ilmu kalam ialah Ilmu yang membicarakan tentang
wujud tuhan (ALLAH SWT.), sifat-sifat yang wajib baginya, sifat mustahil
baginya, Serta sifat yang jaiz baginya, Dan membicarakan pula tentang
rasulnya, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang
wajib, mustahil dan jaiz baginya.
3. Husain Bin Muhamad Al-Jassar
Beliau mengatakan bahwa Ilmu kalam ialah Ilmu yang membicarakan
bagaimana menetapkan kepercayaan-keperayaan keagamaan bukti-bukti yang
meyakinkan.
4. Musthafa Abdul Razak
Ilmu Kalam ialah ilmu yang berkaitan dengan akidah imani yang di bangun
dengan argumentasi-argumentasi rasional
B. Sejarah Ilmu Kalam

Dalam sejarahnya, benih ilmu kalam muncul sejak Nabi SAW masih hidup. Fakta
adanya sahabat yang bertanya kepada Nabi SAW tentang “al-qadar” sebuah tema
yang pada masa selanjutnya menjadi topik pembicaraan kalam, merupakan argument
yang memperkuat pernyataan ini (Al-Ghazali,1985:63). Pun jika kita sepakat dengan
penjelasan Louis Gardet dan Anawati (dalam Machine, 1999) bahwa ilmu kalam
tumbuh seiring dengan adanya kajian terhadap teks al-Qur’an. Namun, ilmu kalam

1
mulai mempunyai bentuknya yang definiti sejak masa kebangunannya yang ditandai
dengan masuknya pengaruh filsafat Yunani.
Atas kerja keras dan tekad bulat rasulullah untuk menciptakan agama islam yang
senantiasa membawa perdamaian antara sesama akhirnya dapat tercapai, pada masa
pertumbuhan islam yang dipimpin rasulullah tidak ada perpecahan sama sekali antar
sesama, setelah wafatnya rasulullah ( 632M) dan semakin berkembangnya umat islam
, akhirnya ummat islam mulai pecah belah. Awal mula terjadi perpecahan dikalangan
islam pada masa kekhalifaan Ali Bin Abi Thalib yang dipicu oleh terbunuhnya
Ustman Bin Affan yang menjadi khalifah sebelumnya, Ali yang menjadi khalifah
pada saat itu tidak mau melakukan Qishas atas terbunuhnya Ustman, dikarenakan
masih belum jelas tentang siapa pelakunya, dari hal tersebut terjadilah peperangan
dikalangan ummat islam, yakni Ali dengan kalangan Aisyah yang disebut perang
jamal yang akhirnya dimenangkan oleh sayydina Ali dan perang siffin atas
pemberontakan Muawwiyah terhadap kekhalifaan Ali yang berakhir dangan
perdamaian atas politik Muawwiyah yang mengangkat mushaf sebagai tanda
perdamaian atas hukum Allah. Pada Akhirnya kedua-duanya ( Ali Dan Muawwiyah)
diputuskan dengan tahkim dari pihak Ali di wakili oleh Abu musa Asy’ari dan dari
pihak Muawwiyah di wakili oleh Amar bin Ash, atas siasat Amar bin Ash akhirnya
Ali terjatuh dari kepemimpinan dengan keadaan terpaksa dan Muawwiyah tetap pada
jabatannya, dimana dari kejadian tersebut yang menyebabkan kontroversi dikalangan
umat islam yang tidak ada ujungnya. Dari sini timbulah bermacam-macam
pengklaiman para firqah diantarannya ialah Menurut Harun Nasution, kemunculan
persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa
pembunuhan Utsman Bin Affan yang bermula pada penolakan Muawiyah atas
kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi perang
Siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim. Sikap Ali menerima tipu muslihat
Amr bin Al ash, utusan dari pihak Muawiyah dalam tahkim. Kelompok yang awalnya
berada dengan Ali menolak keputusan tahkim tersebut mereka menganggap Ali telah
berbuat salah atas keputusan tersebut sehingga mereka meninggalkan barisannya,
kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu orang yang keluar dan
memisahkan diri.
Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar tetap mendukung
Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok syiah. Harun lebih jauh
melihat bahwa persoalan kalam yang pertama muncul adalah persoalan siapa yang
kafir dan siapa yang bukan kafir.
Sementara itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu kalam ini timbul berawal
dari masalah politik yaitu ketika Usman Bin Affan wafat terbunuh dalam suatu
pemberontakan . Sebagai gantinya Ali dicalonkan sebagai khalifah namun pencalonan
Ali ini banyak mendapat pertentangan dari para pemuka sahabat di Mekah. Tantangan
kedua datang dari Muawiyah, gubernur Damaskus salah seorang keluarga dekat
Usman bin Affan. Ia pun tidak mau pengangkatan Ali sebagai khalifah. Muawiyah
menuntut untuk menghukum para pembunuh Usman bin Affan.
Hingga sampai terjadinya peristiwa tahkim yang membuat Muawiyah naik tahta
secara illegal. Ketika Ali membiarkan hal itu terjadi sebagian tentara Ali tidak

2
menyetujui hal tersebut.mereka memandang Ali telah berbuat salah dan berdosa
dengan menerima keputusan tahkim itu. Akhirnya mereka menganggap Ali dan
Muawiyah telah kafir. Dan hal itu berkembang bukan lagi menjadi masalah politik
namun telah menjadi masalah teologi. Mereka inilah yang dikenal dengan kaum
Khawarij.
C. Aliran Aliran Dalam Ilmu Kalam

1. Aliran Khawarij.
Pengertian dan latar belakang timbulnya Aliran khawarij
Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakn Aliran pertama
yang muncul dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani,
bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam yang hak
dan telah di sepakati para jema’ah, baik ia keluar pada masa sahabat khulafaur
rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-baik. Menurut bahasa nama khawarij ini
berasal dari kata “kharaja” yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka
yang keluar dari barisan Ali. Kelompok ini juga kadang kadang menyebut dirinya
Syurah yang berarti “golongan yang mengorbankan dirinya untuk allahdi samping
itu nama lain dari khawarij ini adalah Haruriyah, istilah ini berasal dari kata harura,
nama suatu tempat dekat kufah, yang merupakan tempat mereka menumpahakn rasa
penyesalannya kapada Ali bin abi Thalib yang mau berdamai dengan Mu’awiyah.

Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali yang
memisahkan diri, dengan beralasan ketidak setujuan mereka terhadap sikap Ali bin
abi Thalib yang menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan
persilisihan dan konfliknya dengan mu’awiyah bin abi sofyan, gubernur syam, pada
waktu perang siffin.

Latar belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa tahkim itu merupakan
penyelesaian masalah yang tidak di dasarkan pada ajaran Al-Qur’an, tapi ditentukan
oleh manusia sendiri, dan orang yang tidak Memutuskan hukum dengan al-quran
adalah kafir. Dengan demikian, orang yang melakukan tahkim dan merimanya
adalah kafir.

Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini selanjutnya
berbalik menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang tokoh pelaku tahkim
lainnya yaitu Abu Musa Al-Asyari, Mu’awiyah bin Abi Sofyan dan Amr Bin
Ash.Untuk itu mereka berusaha keras agar dapat membunuh ke empat tokoh ini, dan
menurut fakta sejarah, hanya Ali yang berhasil terbunuh ditangan mereka.

2. . Aliran Murji’ah
Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Murji’ah
Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat
dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagai
mana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka menangguhkan penilaian

3
terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan tuhan,
karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula
orang mukmin yang melukan dosa besar masih di anggap mukmin di hadapan
mereka. Orang mukmin yang melakukan dosa besar itu dianggap tetap mengakui
bahwa tiada tuhansealin allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. Dengan kata
lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap
mangucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh
karena itu orang tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir.
Pandangan mereka itu terlihat pada kata murji’ah yang barasal dari kata arja-a yang
berarti menangguhkan, mengakhirkan dan memberi pengharapan.

Hal-hal yang melatarbelakangi kehadiran murji’ah antara lain adalah

a. adanya perbedaan pendapat antara Syi’ah dan Khawarij; mengkafirkan pihak-


pihak yang ingin merebut kekuasaan ali dan mengakfirkan orang- yang terlihat
dan menyetujui tahkim dalam perang siffin.
b. adanya pendapat yang menyalahkan aisyah dan kawan-kawan yang
menyebabkan terjadinya perang jamal.
c. adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan
Usman bin Affan.
3. Aliran Qadariyah
Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Qadariyah
Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki
kekuatan atau kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam,
qadariyah adalah nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan penekanan
terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-
perbuatannya. Dalam paham qadariyah manusia di pandang mempunyai qudrat atau
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa
manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada Tuhan

Mazhab qadariyah muncul sekitar tahun 70 H(689 M). Ajaran-ajaran tentang Mazhab
ini banyak memiliki persamaan dengan ajaran Mu’tazilah sehingga Aliran Qadariyah
ini sering juga disebut dengan aliran Mu’tazilah, kesamaan keduanya terletak pada
kepercayaan kedunya yang menyatakan bahwa manusia mampu mewujudkan
tindakan dan perbuatannya, dan tuhan tidak campur tangan dalam perbuatan manusia
ini, dan mereka menolak segala sesuatu terjadi karena qada dan qadar Allah SWT.

Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari pada
prinsip ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka tafsirkan
berdasarkan logika semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu tidak bisa
menjamin seluruh kebenaran, sebab logika itu hanya jalan pikiran yang menyerap
hasil tangkapan panca indera yang serba terbatas kemampuannya. Jadi seharusnya
logika dan akal pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-Qura’n dan Hadits, bukan
sebaliknya.

4
4. Aliran Jabariyah

Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Sedangkan
menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba
secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebutkepada Allah.Dan dalam bahasa
inggris disebut dengan fatalism atau predestination, yaitu paham yang menyatakan
bahwa perbuatan manusia di tentukan sejak semula oleh qada dan qadar tuhan.

Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini di duga telah ada sejak sebalum agama
Islam datangke masyarakat arab. Kehidupan bangsa arab yang diliputi oleh gurun
pasir sahara telah memberi
kan pengaruh besar terhadap hidup mereka, dengan keadaan yang sangat tidak
bersahabat dengan mereka pada waktu itu. Hal ini kemudian mendasari mereka untuk
tidak bisa berbuat apa-apa, dan menyebankan mereka semata-mata tunduk dan patuh
kepada kehendak tuhan.

Munculnya mazhab ini berkaitan dengan munculnya Qadariyah. Daerah kelahirannya


pun berdekatan. Qadariyah muncul di irak, jabariyah di khurasan. Aliran ini pada
mulanya di pelopori oleh al-ja’ad bin dirham. Namun, dalam perkembangannya.
Aliran ini di sebarluaskan oleh jahm bin Shafwan. Karena itu aliran ini terkadang
disebut juga dengan Jahmiah.

5. Aliran Mu’tazilah

Pengertian dan latar belakang munculnya Mu’tazilah


Perkataan Mu’tazilah berasal dari kata Í’tizal” yang artinya “memisahkan diri”, pada
mulanya nama ini di berikan oleh orang dari luar mu’tazilah karena pendirinya,
Washil bin Atha’, tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-
Bashri. Dalam perkembangan selanjutnya, nama ini kemudian di setujui oleh pengikut
Mu’tazilah dan di gunakan sebagai nama dari bagi aliran teologi mereka.

Aliran mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua hijrah di kota
basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya, aliran ini telah
muncul pada pertengahan abad pertama hijrah yakni diisitilahkan pada para sahabat
yang memisahkan diri atau besikap netral dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni
pada peristiwa meletusnya perang jamal dan perang siffin, yang kemudian mendasari
sejumlah sahabat yang tidak mau terlibat dalam konflik tersebut dan memilih untuk
menjauhkan diri mereka dan memilih jalan tengah.

5
Disisi lain, yang melatarbelakangi munculnya kedua Mu’tazilah diatas tidaklah sama
dan tidak ada hubungannya karena yang pertama lahir akibat kemelut politik,
sedangkan yang kedua muncul karena didorong oleh persoalan aqidah.
Dalam perkembangannya, Mu’tazilah pimpinan Washil bin Atha’ lah yang menjadi
salah satu aliran teologi dalam islam.

6. Ahlussunah Wal- Jamaah

Pengertian dan para tokoh serta pemikiran-pemikiran mereka.


Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW, dan
jemaah berarti sahabat nabi. Jadi Ahlussunnah wal jama’ah mengandung arti
“penganut Sunnah (ittikad) nabi dan para sahabat beliau.

Ahlussunnah sering juga disebut dengan Sunni dapat di bedakan menjadi 2


pengertian, yaitu khusus dan umum, Sunni dalam pengertian umum adalah lawan
kelompok Syiah, Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagai mana juga Asy’ariyah
masuk dalam barisan Sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah mazhab yang
berada dalambarisan Asy’ariyah dan merupakan lawan Mu’tazilah.
Aliran ini, muncul sebagai reaksi setelah munculnya aliran Asy’ariyah dan
maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.

Tokoh utama yang juga merupakan pendiri mazhab ini adalah Abu al hasan al
Asy’ari dan Abu Mansur al Maturidi.

7. Aliran Syiah

Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut disini ialah
para pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syi’ah sering di maksudkan pada
kaum muslimin yang dalam bidang spritual dan keagamaannya selalu merujuk pada
keturuan Nabi Muhammad SAW, atau yang sebut sebagai ahl al-bait.selanjutnya,
istilah yiah ini untuk pertama kalinya di tujukan pada para pengikut ali (syi’ah ali),
pemimpin pertama ahl- al bait pada masa Nabi Muhammad SAW.
Para pengikut ali yang disebut syi’ah ini diantaranya adalah Abu Dzar al Ghiffari,
Miqad bin Al aswad dan Ammar bin Yasir.

Mengenai latar belakng munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat, pertama
menurut Abu Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman bin
Affankemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi
Thalib, Adapun menurut Watt, Syi’ah bener-bener muncul ketika berlangsung
peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal denganPerang siffin. Dalam
peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan ali terhadap arbitrase yang
diatwarkan Mu’awiyah, pasukan Ali di ceritakan terpecah menjadi dua, satu

6
kelompok mendukung sikap Ali –kelak di sebut Syi’ah dan kelompok lain menolak
sikap Ali, kelak di sebut Khawarij.

8. Aliran Salafiyah

Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang
dimaksud terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul SAW,
para sahabat, para tabi’in, dan tabitt tabi’in. sedangakan salafiyah berarti orang-
orang yang mengikuti salaf.

Istilah salaf mulai dikenal dan muncul beberapa abad abad sesudah Rasul SAW
wafat, yaitu sejak ada orang atau golongan yang tidak puas memahami al Qur’an dan
hadits tanpa ta’wil, terutama untuk menjelaskan maksud-maksud tersirat dari ayat-
ayat al-Qur’an sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak layak bagi Allah
SWT.
Orang yang termasuk dalam kategori salaf adalah orang yang hidup sebelum tahun
300 hijriah, orang yang hidup sesudah tahun 300 H termasuk dalam kategori khalaf.
Tokoh-tokoh ulama salaf dan perkembangan Aliran salafiyah.
Tokoh terkenal ulama salaf adalah Ahmad bin Hambal. Nama lengkapnya, Ahmad,
bin Muhammad bin Hambal, beliau juga di kenal sebgai pendiri dan tokoh mazhab
Hambali. .

Tokoh salafiyah yang terkenal lainnya adalah Taqiyuddin Abu al Abbas Ahmad bin
Abdul Halim bin Abd al salam bin Abdullah bin Muhammad bin Taimiyah al
Hambali, atau yang lebih di kenal dengan nama Ibnu Taimiyah. Beliau merupakan
seorang teolog dan ahli Hukum yang banyak menghasilkan karya tulis.beliau juga
ahli di bidang tafsir dan hadist.

BAB III
Analisa Penulis
Ilmu kalam yaitu ilmu yang mempeelajarai mengenai tuhan / Allah atau semua yng ber kaitan
deengan Allah SWT. berdasar kan dalil dalil dari Al Qur'an . ilmu klam muncul pada zaman
rosulullah masih hidup akan tetapi pada masa itu seemua teratasidengan adanya nabi
muhamad. akan tetapi seetelah nabi muhamad wafad mulailah terjadi perselisihan di antara
umat islam yaitu di mulai pada masa kholifah ali bin abitholib yang di karenakan
terbunuhnya usman bin affan dan ali tidak mau meng qisos karena pelaku pembunuh usman
belum jelas akhirnya di situlah mulai perdebatan dan muncul lah perang jamal dan setelah itu
muncullah beberapa firqoh di antaranya qowarij, murjiah, qodariyah, jabariyah, syiah,
mutazilah dll

DAFTAR PUSTAKA

7
Drs. H. Bakri Dusar. Tauhid dan ilmu kalam.
Ahmad Hanafi, teologi islam (Ilmu Kalam), Jakarta: Bulan Bintang, 1979
Nata, Abuddin, Ilmu kalam, Filsafat, dan tasawuf, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995
Abudin Nata, Dr, Metodologi Studi Islam, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2008

Anda mungkin juga menyukai