Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah yang berjudul “Zat dan Perubahannya” dapat kami selesaikan sesuai
denganyang diharapkan. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam salah
satu materi dari Mata Pelajaran PROYEK IPAS , yang mana materi Zat dan
Perubahannya sangatdiperlukan untuk memahami lingkungan hidup manusia. Dalam
proses pembuatan makalah ini tentunya kami mendapatkan bimbingan dan arahan,
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
a d a kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu,d e n g a n t a n g a n t e r b u k a k a m i m e n e r i m a s e g a l a s a r a n d a n k r i t i k
y a n g b e r s i f a t membangun. Dan besar harapan kami bahwa makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................................

Daftar Isi ................................................................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................................


B. Rumusan masalah .......................................................................................................
C. tujuan ................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Materi...........................................................................................................
B. Sifat materi dan pengukurannya............................................................................
C. Perubahan materi.........................................................................................................
D. Bahan berbahaya dan beracun...............................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu ilmu yang membahas


tentanggejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada
hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.Ilmu Pengetahuan
Alam tidak bisa hanya berbentuk sebuah konsep saja namun pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam secara praktek juga harusditerapkan.Secara tidak
disadari kegiatan sehari-hari yang kita lakukan semuanya mengandung Ilmu
Pengetahuan Alam. Jadi, bisa dikatakan bahwaIlmu Pengetahuan Alam ada di sekitar
kehidupan kita.

Salah satu contoh Ilmu Pengetahuan Alam ada di kehidupan kita sehari-
hari adalah dengan adanya perubahan wujud benda. Seperti berubahnya
airmenjadi es, es yang mencair, proses terjadinya hujan, dan masih banyak
lagikejadian lainnya. Agar kita mendapatkan pengetahuan yang lebih lagi
makasebaiknya kita mempelajari tentang perubahan wujud benda

1.2 Rumusan Masalah

1. apa pengertian Wujud materi ?

2. apa yang dimaksud dengan perubahan Materi ?

3. apa pengertian B3?

1.3 Tujuan Pembelajaran

Siswa Dapat memahami tentang sifat zat dan perubahannya


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Materi

2.1.1 Pengertian wujud materi

Materi merupakan segala sesuatu (zat) yang menempati ruang dan memiliki massa.
Maksudnya menempati ruang itu apa, sih? Artinya, materi ini memiliki volume.
Sementara itu, maksud memiliki massa ini, artinya materi memiliki berat. 

Contohnya kayak es krim tadi, teman-teman. Es krim itu termasuk materi karena
bisa kita masukkan ke dalam wadah (memiliki volume). Terus, kalo kita pegang es
krimnya, pasti akan terasa beratnya

Wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase


materi berlainan. Secara historis, pembedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan
kualitatif dalam sifat bulk Dalam keadaan padatan zat mempertahankan bentuk dan
volume; dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi menyesuaikan
dengan bentuk wadah tersebut; dan sedangkan gas mengembang untuk
menempati volume apa pun yang tersedia.

Wujud zat juga dapat didefinisikan menggunakan konsep transisi fase. Sebuah
transisi fase menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari perubahan
drastis dari sifat-sifatnya. Menggunakan definisi ini, wujud zat yang berbeda adalah
tiap keadaan termodinamika yang dibedakan dari keadaan lain dengan sebuah
transisi fase. Air dapat dikatakan memiliki beberapa wujud padat yang berbeda.
2.1 Gambar wujud materi

a. Materi berwujud Padat


Benda padat adalah bentuk wujud benda yang memiliki wujud padat dengan massa
dan menempati sebuah ruang atau berada pada volume tertentu. Sifat
benda padat yang paling jelas adalah memiliki bentuk dan ukuran yang tetap
sebelum akhirnya diberi tindakan untuk melakukan perubahan.
Ada berbagai macam benda padat yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar yang
kemudian bisa berubah wujudnya. Benda padat memiliki sifat-sifat seperti berikut
ini:
 Memiliki bentuk yang cenderung tetap meskipun diletakan pada tempat tertentu,
bahkan cenderung sama meskipun dipindahkan ke tempat yang berbeda sekalipun
 Tidak mudah berubah wujud
 Untuk merubah wujud benda padat biasanya memerlukan proses yang lumayan
lama dengan berbagai macam effort, seperti memukul, menekan, dan
sebagainya.  

b. Materi berwujud Cair


Benda cair adalah salah satu bentuk dan wujud benda yang berupa cairan
dengan sifat-sifatnya yang khusus dan berbeda dari benda padat dan
benda gas. Benda cair memiliki sifat yang tidak tetap karena molekul
penyusunnya bergerak bebas dan terus berubah mengikuti wujud dan bentuk
wadahnya
benda cair atau cairan yang sangat banyak kita temukan di rumah atau di
lingkungan sekitar. Benda cair tentu bisa berubah wujud menjadi bentuk lain seperti
menjadi padat atau gas. Sebelum terjadi perubahan, benda cair memiliki sifat- sifat
atau karakteristik seperti berikut ini:
 Bentuknya tidak tetap dan akan menyesuaikan dengan bentuk wadah yang
menampungnya
 Bersifat mengalir atau mudah berpindah tempat dari yang lebih tinggi menuju
tempat yang lebih rendah karena adanya hukum gravitasi
 Benda cair dapat meresap pada celah- celah kecil atau pori- pori suatu permukaan,
seperti tanah, kertas, tisu, kain, spons, dan sebagainya
 Memiliki tekanan untuk menuju ke segala arah
 Memiliki permukaan yang selalu datar dalam kondisi wadah berbentuk apapun
 Memiliki gerak gelombang yang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
angina dan gaya dorong

c. Materi berwujud Gas


Zat gas mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volume berubah-ubah.
Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat gas berjauhan,
tersusun tidak teratur, gaya tarik antar partikel sangat lemah. Volumenya berubah-
ubah dikarenakan partikel pada zat gas dapat bergerak bebas meninggalkan
kelompoknya.

Zat-zat yang berwujud gas merupakan kumpulan zat yang berada dalam kondisi
bukan cairan dan padatan. Lautan udara di bumi mempunyai komposisi volume secara
kasar adalah 68% N2, 21% O2, dan 1% gas lainnya termasuk CO 2.tahun 1990-an kimia
tentang campuran gas-gas penting ini menjadi perhatian yang besar, disebabkan oleh
efek kerusakan karena polusi pada lingkungan. disini dipusatkan perhatian pada
perilaku zat-zat yang berwujud gas di bawah kondisi atmosfer normal, yang
didefinisikan pada suhu 25 °C dan tekanan 1 atmosfer (atm).[1]

Hanya 11 unsur saja yang pada kondisi atmosfer normal berwujud gas disertai dengan
senyawa gasnya yaitu:

unsur

 H2 (molekul hidrogen)

 N2 (nolekul nitrogen)

 O2 (molekul oksigen)
 O3 (ozon)

 F2 (molekul fluorin)

 Cl2 (molekul klorin)

 He (helium)

 Ne (neon)

 Ar (argon)

 Kr (kripton)

 Xe (xenon)

 Rn (radon)

2.1.2 Berdasarkan Komposisi

a. Zat Tunggal

Zat tunggal adalah materi yang hanya terdiri atas satu jenis materi saja, sehingga
dinamakan tunggal. Menurut ilmu sains, zat tunggal juga disebut sebagai zat murni.
Mengapa disebut dengan zat murni? Hal ini dikarenakan zat ini terdiri atas atom-atom
dengan jenis kimiawi yang sama, misalnya adalah oksigen (O 2), air (H2O), besi (Fe), dan
lain sebagainya.

Karakteristik dari zat tunggal antara lain:


 Zat tunggal sebagian besar bersifat homogen dan hanya mengandung satu jenis
atom atau molekul.
 Zat tunggal adalah zat yang memiliki komposisi konstan atau seragam di seluruh
bagiannya.
 Zat tunggal adalah zat yang memiliki titik didih dan titik leleh yang tetap.
 Zat tunggal biasanya memiliki peran dalam suatu reaksi kimia untuk membentuk
produk yang dapat diprediksi

b . Zat campuran

Zat campuran adalah suatu zat yang tidak murni dan terdiri dari berbagai jenis
elemen yang digabungkan secara fisika ataupun kimia. Zat campuran bisa disebut juga
dengan zat tidak murn
zat campuran adalah zat yang terdiri atas dua atau lebih zat yang bergabung
menjadi satu tanpa komposisi tetap dan masih mempunyai sifat zat asalnya. Sebagai
contoh udara, air laut, sirop, tanah, lem, makanan, kuningan, perunggu, dan sebagainya.
contoh dari zat campuran juga biasanya bisa ditemukan di kehidupan sehari-hari, antara
lain:

 Gas nitrogen yang ada di atmosfer.


 Larutan minyak yang digunakan untuk menggoreng.
 Campuran gas dan cairan seperti air.
 Campuran padat dan cair seperti pasir dan air.
 Campuran lain seperti air dan susu kental manis.

2.1.3 Pemisahan Campuran

Cara cara pemisahan campuran beserta contohnya adalah sebagai berikut ini:

1. Pengayakan

Metode pengayakan digunakan untuk memisahkan campuran padatan yang memiliki


ukuran partikel yang berbeda-beda. Contohnya, mengayak pasir untuk memisahkan
pasir dengan kerikil atau batu-batu kerikil.

2. Decanter
Metode decanter digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunnya berupa
cairan dan padatan. Ukuran partikel yang dipisahkan cukup besar sehingga dapat
mengendap di bawah cairan. Contohnya, memisahkan tanah dalam air.

3. Penyaringan

Metode penyaringan digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunannya


berupa cairan dan padatan. Ukuran partikel padatan yang dipisahkan cukup kecil
sehingga dapat mengendap dibwah cairan. Contohnya pemisahan santan dengan
ampasnya.

4. Pemusingan (Sentrifungsi)

Metode sentrifungsi digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunnya


berupa cairan dan padatan yang merupakan partikel sangat kecil dan tersebar merata
dalam cairan. Contohnya pengambilan VCO (virgin coconut oil) dari sari air santan
kelapa.

5. Penguapan (Evaporasi)

Metode evaporasi digunakan untuk memisahkan campuran yang berupa cairan dan
padatan yang larut dalam cairan tersebut. Contohnya penguapan dalam pembuatan
garam dari air laut.

6. Sublimasi
Metode sublimasi digunakan untuk memisahkan campuran yang penyusunnya
merupakan zat yang menyublim ketika dipanaskan. Contohnya pemisahan iodine dari
campuran dengan pasir.

7. Penyaringan (ekstraksi)

Metode penyaringan digunakan untuk memisahkan campuran berdasarakan perbedaan


kelarutan zat terlarut di dalam pelarut yang berbeda. Contohnya pembuatan minyak
atsiri.

8. Penyulingan( Distilasi)

Metode distilasi digunakan untuk memisahkan campuran yang berupa larutan.


Pemisahan didasarkan pada perbedaan titik didih zat penyusunnya. Contohnya
penyulingan air tawar dari airu laut.

9. Kromatografi

Metode kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran yang berupa larutan dan
volume campuran yang dipisahkan sangat sedikit hingga tidak mungkin dilakukan
dengna ekstraksi. Contohnya pemisahan campuran zat senyawa.

2.2 Sifat Materi dan Pengukurannya

2.2.1 Sifat Fisis


Sifat fisika adalah sifat suatu zat yang dapat diamati, diukur, atau dirasakan oleh
panca indra tanpa mengubah zat-zat yang menyusun materi tersebut.
a. bersaran pokok
Besaran adalah segala sesuatu yang memiliki ukuran, perhitungan, nilai, dan satuan
ukuran. Nilai meningkatkan properti objek. Properti ini ditampilkan sebagai angka
setelah hasil pengukuran. Karena satu besaran berbeda dari yang lain, satuan ukuran
ditentukan untuk setiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap besaran diukur
secara berbeda.
Besaran pokok yang paling umum adalah panjang (m), massa (kg), waktu (s), suhu (K),
kuat arus (A), intensitas cahaya (cd), dan jumlah zat (mol). Besaran pokok, antara lain,
mempunyai sifat khusus, diambil langsung dari pengukuran, mempunyai satuan (bukan
banyak satuan), dan sudah ditentukan sebelumnya.
b. besaran turunan
Besaran turunan adalah suatu besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Pada
dasarnya, besaran turunan ini hampir sama dengan besaran pokok yang di mana
kedua besaran tersebut sama-sama berfungsi untuk menghitung suatu yang
dinyatakan dalam Satuan Internasional (SI). Adapun besaran yang dihitung pada
besaran turunan, seperti luas, volume, gaya, tekanan, kecepatan, dan lain-lain

2.2.2 Sifat Kimia


Sifat kimia adalah sifat zat yang berkaitan dengan kemampuan suatu zat untuk
bereaksi atau mengalami perubahan tertentu.
Sifat kimia suatu zat tidak mudah diamati, sifat kimia berhubungan dengan
pembentukan zat baru. Dengan kata lain, sifat kimia adalah sifat suatu zat yang
berhubungan dengan zat lain membentuk zat baru.

2.2.3 Pengukuran
a. toleransi pengukuran
Untuk definisi toleransi ukuran menjadi dua batas penyimpangan yang masih
diperhitungkan ataupun diijinkan terutama pada semua ukuran elemen. Hal ini
membuat toleransi mampu menggunakan semua perannya dalam proses produksi

Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran yang diukur

menggunakan besaran lain yang sudah ditentukan skala dan satuannya. Hasil

pengukuran tunggal biasa ditulis sebagai berikut. 

Keterangan:
x = nilai besaran yang diukur;
xo = hasil pengukuran yang terbaca; dan
∆x = ketidakpastian pengukuran = 1/2 skala terkecil alat ukur.

b. alat ukur

Berikut ini merupakan contoh pengukuran beberapa besaran di dalam Fisika.

1. alat ukur panjang


- Mistar
- Jangka sorong
- Mikrometer sekrup
2. Pengukuran massa
- . neraca
3. Pengukuran arus dan tegangan listrik
- volmeter
4. Pengukuran volume benda tak beraturan
- gelas ukur
5. Pengukuran waktu
- stopwacth

2.3 Perubahan Materi

Perubahan materi dibedakan menjadi perubahan fisika


dan perubahan kimia. Perubahan fisika adalah perubahan materi yang tidak
menghasilkan zat baru. Pada perubahan fisika, susunan komponen zat tidak
berubah. Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan jenis dan
sifat materi yang berbeda dengan zat asalnya

2.3.1 Perubahan Fisika

Perubahan Fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat, namun tidak


menyebabkan terbentuk zat baru dan bersifat reversible. Perubahan wujud yang terjadi
pada suatu zat seperti menguap, mencair, meleleh, membeku, menyublim, melebur dan
mendidih merupakan perubahan fisika

a. Perubahan Wujud

Perubahan wujud benda adalah salah satu bentuk terjadinya gejala


perubahan pada suatu benda menjadi berbeda wujud dari sebelumnya, baik ukuran,
bentuk, warna, dan aroma atau bau nya yang berubah. Proses perubahan bentuk
benda ini dapat terjadi dengan berbagai cara dan beberapa prosesnya dapat dilihat
dengan mata telanjang manusia. Wujud benda dapat berupa cair. Gas, atau padat
yang memiliki molekul gerak translasi atau gerak pindah tempat dan gerak vibrasi
atau bisa saja bergerak di tempat. 

Pada kondisi tertentu suatu zat benda yakni padat, cair, dan gas tidak bisa
mempertahankan bentuknya. Itulah sebabnya bisa mengalami perubahan wujud
seperti berubah warnanya, berubah bentuknya, dan muncul bau atau aroma lain
dari wujud sebelumnya.  Hal tersebut terjadi tentu bukan tanpa sebab, melainkan
karena zat benda tersebut dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh panas,
suhu, kelembapan, dan sebagainya. 
Perubahan wujud tersebut dapat bersifat atau tidak sementara yang artinya
menghasilkan zat benda yang baru dan tidak bisa dikembalikan lagi pada wujud
awalnya. Itulah sebabnya perubahan wujud benda sangat berkaitan dengan
perubahan fisika, kimia, dan biologi yang menjadi penyebab mengapa suatu zat
benda dapat berubah menjadi wujud benda yang lain. Pada proses perubahan
wujud tersebut ada yang memerlukan kalor atau melepaskan kalor.
benda-benda yang mudah berubah wujud. Untuk mengalami proses perubahan
wujud biasanya zat benda tersebut memiliki sifat atau karakteristik sebelum atau
sesudah terjadinya perubahan wujud.

b. Perubahan bentuk dan ukuran

Dalam kehidupan sehari-hari perubahan kimia dan perubahan fisika dapat diamati dari
keadaan awal dengan keadaan akhir materi/zat setelah mengalami perubahan Misal pada saat
kita menyalakan lilin. Pada saat lilin menyala apa yang terjadi? Coba Saudara amati pada sumbu
lilin dan batangan lilin!

Perubahan Fisika lainnya Beras adalah bahan makanan pokok penduduk di Indonesia. Beras
yang ditumbuk atau digiling menjadi tepung hanya menunjukkan perubahan bentuk da nukuran
saja

c. Pelarutan

Pelarutan zat berupa gas, cairan, atau padatan menjadi sebuah cairan atau larutan
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk membuat zat asli menjadi larutan,
mengubah bentuk dari gas, cairan, atau padatan dari bentuk asalnya

Dalam ilmu kimia, perubahan zat tanpa disertai terbentuknya zat baru disebut
perubahan fisika. Perubahan fisika yang lain dapat diamati pada lingkungan di sekitar
kita. Misal pada proses melarutkan gula dalam air.
d. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya
pelarut organik. Proses ekstraksi dapat berlangsung pada: Ekstraksi parfum, untuk
mendapatkan komponen dari bahan yang wangi.

2.3.1 Perubahan kimia


Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan suatu zat baru dan tidak dapat
dikembalikan. Perubahan menghasilkan jenis dan sifat materi berbeda dari zat semula
dinamakan yang melibatkan penataan ulang atom dari satu atau lebih zat dan
perubahan dalam sifat atau komposisinya.
a. pembakaran
Contoh perubahan kimia adalah pembakaran kayu, jika kayu dibakar akan
menghasilkan arang kayu. Jika dibandingkan antara kayu dan arang kayu, keduanya
memiliki jenis dan sifat yang berbeda, karena itu pembakaran kayu bukan perubahan
fisika, tetapi tergolong perubahan kimia

b. perkaratan / korosi
Berkaratnya besi merupakan perubahan kimia zat, hal tersebut dikarenakan reaksi
redoks mendorong pembentukan karat. Selain itu, berkaratnya besi mengubah
komposisi kimia dan sifat dari besi.

2.3.2 Perubahan biologi


Perubahan biologi adalah salah satu perubahan yang terjadi karena adanya
pengaruh aktivitas dari makhluk hidup lain atau mikroorganisme pengurai. Sama
seperti perubahan kimia, perubahan biologi juga menyebabkan perubahan benda yang
tidak bisa kembali ke bentuk semula.
a. fotosintesis
hasil fotosintesis adalah oksigen, hidrogen, dan karbohidrat (glukosa). Oksigen ini
bermanfaat bagi hewan dan manusia, agar dapat bernapas dan sel-sel tubuh tetap
berfungsi dengan baik. Hidrogen adalah hasil fotosintesis yang digunakan lagi oleh
tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang

b. peragian (fermentasi)
Fermentasi atau peragian adalah proses produksi energi dalam sel dengan keadaan
anaerobik yang menghasilkan perubahan biokimia organik melalui aksi enzim

Tape dibuat dari beras, tepung beras ataupun ubi singkong dengan cara fermentasi.
Untuk membuat tape biasanya digunakan ragi sebagai bahan fermentasi agar
menghasilkan tekstur ubi singkong yang lunak dengan cita rasa manis dan agak asam

c. pembusukan (dekomposisi)
Pembusukan atau dekomposisi merupakan salah satu perubahan secara kimia yang
membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat mengalami perusakan
susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer atau media pembusukan

d. pelapukan akibat organisme biotik


Pelapukan Biologi atau Pelapukan Organik adalah pelapukan yang disebabkan oleh
makhluk hidup. Penyebabnya adalah proses organisme yaitu hewan, tumbuhan dan
manusia, yaitu: Hewan yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah,
serangga.

2.3 Bahan berbahaya dan beracun (B3)

Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan,


penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap,
gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,
keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan
bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan
kerusakan pada barang-barang.

2.3.1 Klasifikasi B3

Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya. Oleh karena
itu, pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat
dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan,
dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Limbah B3 bukan
hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga
menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan
rumah tangga domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian,
deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai,
pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu
baterai.

Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan


pengenalan serta cara penanganan dan transportasi.  Secara umum bahan kimia
berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia
atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan atau kontak lewat kulit.

Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar
keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu.  Zat-zat tersebut dapat
langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. 
Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan
limpa dan  menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang.  Pengeluaran zat-zat
beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan
keringat.

2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.

Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. 
Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan
menjadi amat peka terhadap bahan kimia).

 3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan
kebakaran.  Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.

4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)

Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi
kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang
tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.

Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau
tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak
seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).

 5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat
menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
 6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)

Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan
panas dan gas yang mudah terbakar.

 7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)

Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan
gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.

 8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)

Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair
atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.

 9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif


dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram.

Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena
memang mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.

a. menurut peraturan pemerintah RI


Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Bahan Berbahaya dan
Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya; 2. Pengelolaan B3
adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan
atau membuang B3; 3. Registrasi B3 adalah pendaftaran dan pemberian nomor terhadap B3 yang
ada di wilayah Republik Indonesia; 4. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3
untuk menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap
lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya; 5. Pengemasan B3 adalah
kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu wadah dan atau kemasan,
menutup dan atau menyegelnya; 6. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
7. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3; 8.
Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan; 9. B3 terbatas dipergunakan adalah B3 yang dibatasi
penggunaan, impor dan atau produksinya; 10. B3 yang dilarang dipergunakan adalah jenis B3
yang dilarang digunakan, diproduksi, diedarkan dan atau diimpor; 11. Impor B3 adalah kegiatan
memasukkan B3 ke dalam daerah kepabeanan Indonesia; 12. Ekspor B3 adalah kegiatan
mengeluarkan B3 dari daerah kepabeanan Indonesia; 13. Notifikasi untuk ekspor adalah
pemberitahuan terlebih dahulu dari otoritas negara pengekspor ke otoritas negara penerima dan
negara transit apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas batas B3 yang terbatas
dipergunakan; 14. Notifikasi untuk impor adalah pemberitahuan terlebih dahulu dari otoritas
negara pengekspor apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas batas untuk B3 yang terbatas
dipergunakan

b. menurut National Fire protection Agentcy (NFPA)

NFPA 704 adalah standar yang diterapkan oleh National Fire Protection


Association dari Amerika Serikat. Mereka menetapkan label yang digunakan oleh
personel darurat dengan cepat dan mudah mengidentifikasi risiko yang ditimbulkan dari
material berbahaya. Label ini berguna untuk menentukan peralatan khusus yang harus
digunakan, prosedur yang harus dilakukan, atau pencegahan apabila terjadi situasi
darurat.

Klasifikasi Kebakaran berdasarkan NFPA berikut dengan media efektifnya antara


lain :

Kelas Kebakaran Pemadam

Padat Non Kertas, Kain, Plastik, Air, Uap Air, Pasir, Busa,
Logam Kayu CO2, Serbuk Kimia Kering, Cairan Kimia

Metana, Amoniak, CO2, Serbuk Kimia Kering,


Gas/Uap/Cairan Solar Busa

Listrik Arus Pendek CO2, Serbuk Kimia Kering, Uap Air


Kelas Kebakaran Pemadam

Aluminium, Serbuk Kimia sodium Klorida,


Logam Tembaga, Besi, Baja Grafit

Bahan-Bahan
Radioaktif Radioaktif <Belum Diketahui Secara Spesifik>

Lemak dan Minyak


Bahan Masakan Masakan Cairan Kimia, CO2

2.3.2 Pengelolaan B3

Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup


penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3
termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan pelaku
pengelolaan limbah B3 antara lain : Penghasil Limbah B3. Pengumpul Limbah B3.

a. prosedur penyimpanan B3
B3 harus disimpan di dalam wadah yang dapat ditutup rapat, apabila setelah digunakan
wadah tempat penyimpanan tidak segera ditutup atau tidak rapat menutupnya maka
dapat merusak B3 karena B3 di antaranya merupakan bahan yang mudah teroksidasi
dengan adanya oksigen di udara

b. Pelabelan B3
Label Limbah B3 adalah setiap keterangan mengenai limbah B3 yang berbentuk tulisan
yang berisi informasi penghasil, alamat penghasil, waktu pengemasan, jumlah, dan
karakteristik limbah B3
c. Pengolahan Limbah B3
Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi, solidifikasi
secara fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah
lingkungan. Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999.

BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan suatu zat baru dan tidak dapat
dikembalikan. Perubahan menghasilkan jenis dan sifat materi berbeda dari zat semula
dinamakan yang melibatkan penataan ulang atom dari satu atau lebih zat dan
perubahan dalam sifat atau komposisinya.

Perubahan Fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat, namun tidak


menyebabkan terbentuk zat baru dan bersifat reversible. Perubahan wujud yang terjadi
pada suatu zat seperti menguap, mencair, meleleh, membeku, menyublim, melebur dan
mendidih merupakan perubahan fisika
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ruangguru.com/blog/penggolongan-materi-secara-fisika-padat-cair-dan-
gas
https://www.gramedia.com/literasi/sifat-benda-gas/
https://indonesiasafetycenter.org/bahan-kimia-berbahaya-dan-klasifikasinya/

https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-limbah-b3-bahan-
berbahaya-beracun-41

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/53080/pp-no-74-tahun-2001

https://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/13/6-kelas-klasifikasi-kebakaran-
menurut-nfpa-national-fire-protection-association-amerika/

https://id.wikipedia.org/wiki/Wujud_materi
https://www.gramedia.com/literasi/perubahan-wujud-benda/
https://www.gramedia.com/literasi/zat-tunggal/
https://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-zat-campuran.html
https://www.gramedia.com/literasi/besaran-turunan/

https://www.gramedia.com/literasi/macam-macam-besaran-pokok-dalam-fisika/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengukuran-fisika-kelas-10/
#Konsep_Pengukuran

Anda mungkin juga menyukai