Teori Pembentukan Bumi
Teori Pembentukan Bumi
NIM : 15.420.410.0958
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Mahaesa, yang atas rahmat dan
kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Teori
Pembentukan Bumi”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk memenuhi
nilai tugas mata kuliah Geologi Dasar di Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada Dosen dan teman-teman
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada
penulis, baik selama mengikuti pelajaran maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan karya tulis ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan
bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari.
Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu
hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh,
tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar
(Matahari) tersebut.
Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah
mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet
yang jumlahnya delapan. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk susunan
Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
B. Batasan Masalah
C. Tujuan Makalah
a. Mengetahui terbentuk nya jagat raya dan sejarah pembentukan muka bumi.
b. Mengetahui semua yang ada di dalam jagat raya dan permukaan bumi serta
mengetahui faktor-faktor mendorong terbentuknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira 250
juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan
yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea
terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara,
Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika
Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua
besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet
yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan
bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi, yang sangat kita rasakan luas sekali.
Bayangkan saja jari-jari bumi 6.370 km. Panjang keliling khatulistiwa (garis ekuator)
40.000 km, berarti 40 kali panjang Pulau Jawa. Bumi merupakan salah satu anggota tata
surya (sistem matahari).
Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari.
Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal,
terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh, tetapi
gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari)
tersebut.
Bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lama-kelamaan
bagian luarnya makin padat sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati manusia,
tumbuh-tumbuhan serta makhluk hidup lainnya. Lapisan kerak bumi paling luar memiliki
ketebalan ± 1.200 km. Menurut ahli geologi, pada permukaan bumi ini terdapat berbagai
oksida yang sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon (SiO2).
Sesudah Bumi terbentuk bersama-sama planet lainnya, bahan-bahan yang lebih berat
menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas unsur-unsur silikon dan
magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur
persenyawaan logam sulfida.
Yang paling dalam adalah inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari masing-
masing bagian dapat diketahui dengan menyelidiki jalannya gelombang gempa karena
gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan gelombang pada lapisan
tersebut.
Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli antara lain:
5. Teori Konveksi
Teori ini menyatakan bahwa di alam bumi ini masih dalam keadaan panas dan berpijar
terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya.
Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti:
7. Teori Kabut(Nebula)
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755)
dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam
teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi
kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat
besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi
kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian
yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori nebula
ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu
• Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat
dan besar.
• Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di
pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan
materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang
disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
• Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara
teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.
8. Teori Planetisimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama
rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal
Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada
suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang
tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan
pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan
materi ringan pada bagian tepi.
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni
bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada
dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya
sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar
dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang
raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.
Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke
arah bintang besar itu.Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya
kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-
planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari
dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada
planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil
seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini,
galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga
banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya
gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada
porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke
luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat,
gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun,
nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama
Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan
yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk
planet-planet, termasuk planet bumi.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
Ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau
mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet
yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini
menjadi planet.
Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk
piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar
mengelilingi promatahari adalah protoplanet.Pusat piringan yang merupakan
protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan
tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet – planet.Dalam teorinya beliau juga
mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa. Kabut ini terdiri
dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya sehingga bagian-bagian yang
ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat berkumpul di pusatnya membentuk
sebuah cakram mulai menyusut dan perputarannya semakin cepat, serta suhunya
bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan
tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas.
Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium.
Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa
tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini
akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi
membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata
surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan.
Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya
menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan
yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad 20 yang bernama Sir
Fred Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut “Steady-State”.Teori steady-state
menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan
tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori
Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang
mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu
pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa
radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini
pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan
Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut 'radiasi
latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi
keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi
peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah
Nobel untuk penemuan mereka.Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic
Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi
latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz
dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal
pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang
masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal.
Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi
berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain
meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang
Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia
berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang
mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang
di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang',
dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol'
merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu
pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas
pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'.
Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta
muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa
alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20.
C. Perkembangan Bumi
Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di
bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata.
3.Teori Geosinklin
Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana
pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan sedimen
yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan Himalaya, Alpina
dan Andes.
Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami
depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal.
Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan.
Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang
membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah
terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi didalamnya dijelaskan
sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga
batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat
gaya isostasi.
Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan konsep
Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of Continents and Oceans.
Hipotesa utamanya adalah satu “super continent” yang disebut Pangaea (artinya semua
daratan) yang dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya, hipotesa ini
mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil.
Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini. Sedangkan
hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua super kontinen , yaitu pangea
utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang disebut juga Gondwanaland.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya
bumi, yaitu :
1. Bumi berasal dari duatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian
membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima
Sakti, lalu sistem tata surya. Bumi terbentuk dari bagian kecil yang terlempar ke luar saat
gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah
bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,
diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti
dlam inti luar, mantel dalam, mentel luar, dan kerak bumi.
B. Saran
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmati dan menjaga sebaik-baiknya
segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta beserta isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari koridor keilmuan.
C. Lampiran
Terbentuknya Bumi
Teori Kabut (Nebula)
Teori Planetisimal
Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Sutamar, Mustafa. 2006. Buku Alam Semesta dan Kehancurannya. Jakarta : Percetakan
Offcet.