Anda di halaman 1dari 29

BAB 2

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Teori Pengetahuan


2.1.1 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan
merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang,
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-
harapan (Ensiklopedia bebas berbahasa (2011), Budaya. .www.
Wikipedia. Co. Id. (download:20 Maret 2019).

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau


disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan
adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya (Ensiklopedia bebas berbahasa (2011), pengetahuan.
www. Wikipedia. Co. Id. (download:20 Maret 2019).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan


Dalam Wawan & Dewi, 2010, pengetahuan yang cukup di dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
2.1.2.1 Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

8
9

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap


suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Contoh, dapat
menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein
pada anak balita.
2.1.2.2 Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,
dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
Contoh menyimpulkan meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat
menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
2.1.2.3 Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
menggunakan rumus statistik dalam menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus
pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
2.1.2.4 Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
10

2.1.2.5 Sintesis (synthesis)


Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya: dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
2.1.2.6 Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.

2.1.3 Kriteria Pengetahuan


Menurut Arikunto (Dalam Wawan & Dewi, 2010 ), pengetahuan
seseorang dapat diketahui dan dipresentasikan dengan skala yang
bersifat kualitatif, yaitu :
2.2.3.1 Baik : Hasil Presentase 76%-100%

2.2.3.2 Cukup : Hasil Presentase 56%-75%

2.2.3.3 Kurang : Hasil Presentase <56%

2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan


Menurut (Notoatmodjo, 2010), dari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi dua, yakni :
2.1.4.1. Cara memperoleh kebenara nonilmiah
a. Cara Coba Salah ( Trial and Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah
digunakan oleh manusia dalam memperoleh
pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan
kata yang lebih dikenal “Trial and Error”. Metode ini
11

telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama


untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai
sekarang pun metode ini masih sering digunakan,
terutama oleh mereka yang belum atau tidak
mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan
suatu masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak
jasanya, terutama dalam meletakan dasar-dasar
menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan.
b. Cara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah
satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh
Summers pada tahun 1926.
c. Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan
oleh orang, tanpa melalui oleh penalaran apakah yang
dilakukan tersebut baik atau tidak kebiasaan seperti ini
tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Para
pemegang otoritas, baik pemimpin, pemerintah, tokoh
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya
mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan
pengetahuan.
d. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu
12

pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya


memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa yang lalu.
e. Cara Akal Sehat
Akal sehat atau common sence kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu
pendidikan ini berkemang, para orang tua zaman dahulu
agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau
agar anak disiplin menggunakana cara hukuman fisik
bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya
atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai
sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran,
bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun
bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak.
f. Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran
ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut
agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah
kebenaran tersebut rasional atau tidak.
g. Kebenaran secara Intuitif
Kebenaran intuitif diperoleh manusia cepat sekali
melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran atau berfikir. Kebenaran yang
diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena
kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang
rasional dan yang sitematis. Kebenaran ini diperoleh
seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau
bisikan hati saja.
13

h. Melalui Jalan Pikiran


Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat
manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang.
Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuannya manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
i. Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke
pertanyaan yang bersifat umum. Proses berfikir induksi
berasal dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang
nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak
dari hal-hal yang kongkret kepada hal-hal yang abstrak.
j. Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum yang khusus, mengembangkan cara
berfikir deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut
“silogis”. Silogisme merupakan suatu bentuk deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara
umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya
pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang
termasuk dalam kelas itu.

2.1.4.2 Cara Ilmiah Dalam Memperoleh Pengetahuan


Cara baru atau moderen dalam memperoleh pengetahuan
pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini
disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular
disebut metodologi penelitian (research methodology).
Cara ini mula-mula dikembangkan oleh francis Bacon
14

(1561-1626). Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh


kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi
langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap
semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Wawan dan Dewi , (2010) faktor yang mempengaruhi
pengetahuan ada dua yaitu :
2.1.5.1 Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi
misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB
Mantra dalam (Notoatmodjo, 2003).
b. Pekerjaan
Menurut Thomas (dalam Nursalam, 2003), pekerjaan
adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
c. Umur
Menurut Elizabeth BH (dalam Nursalam 2003), usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut
Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja.
2.1.5.2 Faktor Eksternal
a. Faktor Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder,
keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah
tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status
ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan
15

akan informai termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat


disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.
b. Kebudayaan/Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan kita.
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat
mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi atau sikap seseorang.

2.2 Teori Ibu


2.2.1 Pengertian Ibu
Ibu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah wanita yang
telah melahirkan seseorang, maka anak harus menyayangi ibu,
sebutan untuk wanita yang sudah bersuami. Panggilan yang takzim
kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum.

Ibu adalah seseorang yang mempunyai banyak peran, peran sebagai


istri, sebagai ibu dari anak-anaknya, dan sebagai seseorang yang
melahirkan dan merawat anak-anaknya. Ibu juga bias menjadi
benteng bagi keluarganya yang dapat menguatkan setiap anggota
keluarganya. (Santoso, 2009).

2.2.2 Peran Ibu


Peran dan tanggung jawab seorang ibu adalah memelihara dan
menjaga kesehatan anggota keluarganya. Hal tersebut terdapat
dalam firman Allah SWT yang artinya
“Kewajiban seorang ibu untuk menyusukan anak-anaknya selama
dua tahun dan kewajiban ayah member makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara yang makruf. Sesungguhnya seseorang tidak
16

dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya” (QS. Al


Baqarah : 233).

Peran ibu adalah tingkah laku yang dilakukan seorang ibu terhadap
keluarganya untuk merawat suami dan anak-anaknya (Santoso,
2009).

2.3 Teori Anak Sekolah


2.3.1 Pengertian Anak Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada
periode usia pertengahan yaitu anak yang berusia 7-12 tahun yang
sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual dan melaksanakan
tugas tugas belajar yang menuntut kemampuan kognitif (seperti,
membaca, menulis dan menghitung. (Yusuf, 2011).

Siswa sekolah dasar merupakan kelompok anak yang berusia 7-12


tahun. Secara fisik anak laki-laki cendrung lebih baik dari anak
perempuan. Antara keduanya secara fisik belum begitu tampak
perbedaan otot-otot tubuh yang menonjol. (Nursidik Kurniawan,
2012).

Anak sekolah dapa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu masa kelas
rendah sekolah dasar, masa kelas tiga sekolah dasar, dan masa
pueral. Masa kelas rendah sekolah dasar umumnya memiliki sifat
kecendrungan untuk memuji diri sendiri, tunduk terhadap peraturan,
senang membandingkan dirinya dengan anak lain, dan jika tidak
mampu menyesuaikan sesuatu masalah maka hal tersebut akan
dianggap menjadi tidak penting. Masa kelas tiga sekolah dasar
memiliki ciri-ciri mulai menyukai mata pelajaran tertentu, sangat
realistic, ingin tahu dan belajar, mulai gemar membentuk teman
sebaya, dan bermain bersama. Masa pueral memiliki sifat yang
menonjol seperti sifat untuk berkuasa. Anak mulai mengakui
17

otoritas yang orang tua dan guru sebagai sesuatu yang wajar. Ciri-
ciri yang dimiliki oleh setiap anak akan mengalami perubahan
seiring dengan bertambahnya usia mereka. (Natoajmodjo, 2009).

Pada awal usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, dengan demikian
anak-anak ini mulai masuk ke dalam dunia baru. Dimana dia mulai
banyak berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan
dia berkenalan pula dengan suasana dan lingkungan baru dalam
kehidupannya.

2.3.2 Karakteristik Anak Sekolah


Karakteristik anak sekolah menurut Wardani 2012, yaitu sebagai
berikut:
2.3.2.1 Senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru sekolah
dasar untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan pemainan lebih-lebih untuk kelas rendah.
2.3.2.2 Senang bergerak. Siswa sekolah dasar dapat duduk dengan
tenang paling lama hanya sekitar 30 menit. Oleh karena itu,
guru hendaknya marancang model pembelajaran yang
memungkinkan siswanya untuk berpindah atau bergerak.
2.3.2.3 Senang bekerja didalam kelompok. Guru dapat meminta
siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-
4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan sesuatu
tugas secara kelompok.
2.3.2.4 Senang merasakan atau melakukan atau memperagakan
sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori perkembangan
kognitif, siswa sekolah dasar memasuki tahap operasional
konkret. Bagi siswa sekolah dasar, penjelasan guru tentang
materi pelajaran akan lebih dipahami jika siswa
melaksanakan sendiri.
18

2.3.3 Fase Anak Sekolah (Syamsu Yusuf, 2016)


Berikut fase anak sekolah (usia sekolah dasar) sebagai berikut:
2.3.3.1 Perkembangan intelektual
Anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau
melaksanakan tugas-tugas belajar menurut kemampuan
kognitif sepert membaca, menulis, dan menghitung.
2.3.3.2 Perkembangan bahasa
Pada awal masa ini,anak sudah menguasai sekitar 2.500
kata, dan pada masa akhir (11-12 tahun) telah dapat
menguasai skitar 50.000 kata.
2.3.3.3 Perkembangan sosial
Perkembangan social pada anak sekolah dasar ditandai
dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan
keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan
teman sebaya atau teman sekelas, sehingga ruang gerak
hubungan social telah bertambah luas.
2.3.3.4 Perkembangan emosi
Menginjak usia sekolah, anak mulai memahami bahwa
pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima
dimasyarakat. Emosi yang secara umum dialami pada tahap
perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut,
cemburu, iri hati, rasa saing, rasa ingin tahu, dan
kegembiraan.
2.3.3.5 Perkembangan moral
Pada usia sekolah dasar, anak sekolah sudah dapat
mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat
memahami alasan yang mandasari suatau peraturan.
Disamping itu, anak sudah dapat mengasosiasikan setiap
bentuk perilaku dengan konsep benar salah atau baik buruk.
19

2.3.3.6 Perkembangan keagamaan


Pada masa ini perkembangan penghayatan keagamaannya
ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan
pengertian.
b. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara
rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang
berpedoman pada indikator alam semesta manisfetasi
dari keagungannya.
c. Penghayatan secara rohaniah yang semakin mendalam,
pelaksanaan kegiatan ritual yang diterimanya sebagai
keharusan moral.

2.3.3.7 Perkembangan motorik


Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak
matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat
terkoordinasi dengan baik. Setiap geraknya sudah selaras
dengan kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas.
Kemampuan motorik adalah kapasitas seseorang yang
berkaitan dengan palaksanaan dan peragaan suatu
keterampilan yang dipelajari, sehingga akan member
dampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kemampuan motorik lebih tepat merupakan kapasitas yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan keterampilan
yang relatif melekat pada anak.

2.3.3 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah


Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Havighurst
dalam Mas Elna Gayatri, 2014 sebagai berikut:
2.3.3.1 Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permainan yang umum.
20

2.3.3.2 Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri


sebagai mahluk yang sedang tumbuh.
2.3.3.3 Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
2.3.3.4 Mulai mengembangkan peran social pria atau wanit yng
tepat.
2.3.3.5 Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk
membaca, menulis dan berhitung.
2.3.3.6 Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan
untuk kehidupan sehari hari.
2.3.3.7 Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan
tingkatan nilai.
2.3.3.8 Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok
sosial dan lembaga-lembaga.
2.3.3.9 Mencapai kebebasan diri.

2.3.4 Kebutuhan Anak Usia Sekolah


Anak tidak bias memperjuangkan nasipnya sendiri, mereka sangat
lemah, sehingga mereka sangat tergantung bagaimana orang tua
memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan mereka, salah
satu kebutuhan dasar anak antara lain pendidikan dasar, meliputi
meningkatkan kesempatan belajar untuk anak, pendidikan dimuli
sejak dini dilanjutkan dengan pendidikan dasar untuk
meningkatkan kecerdasan bangsa. Adapun kebutuhan anak yang
lain yaitu kebersihan tau hygiene dan sanitasi lingkungan. Higiene
merupakan kebutuhan anak karena apabila kebersihan anak kurang,
maka akan mempengaruhi tumbuh kembangnya dan rentan
terhadap penyakit. (Darmawan, 2012).
21

2.3 Teori Gizi


2.2.1 Pengertian Gizi Seimbang
Gizi berasal dari bahasa arab yaitu ghidza yang berarti makanan.
Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan disisi lain
berkaitan dengan tubuh manusia. Sedangkan pengertian makanan
adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi/unsur
kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh dan berguna
bila dimasukkan dalam tubuh.

Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh


untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses
kehidupan. Sedangkan, makanan adalah bahan selain obat yang
mengandung zat-zat gizi dan unsur-unsur /ikatan kimia yang dapat
diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan
kedalam tubuh (Almatsier dalam Rahma sari, 2013).

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang


mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
atau variasi makanan dan berat badan ideal. Gizi seimbang di
Indonesia divisualisasikan dalam bentuk tumpeng gizi seimbang
(TGS) yang sesuai dengan budaya dengan jenis dan jumlah yang
tepat sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita,
anak, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan
kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit). (Kemenkes,
2014).

Menu seimbang ialah menu yang terdiri dari beraneka ragam


makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga
memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna memelihara dan
22

perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan


dan perkembangan. (Almatsier dalam Rahma Sari, 2013).

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang


Sumber : Pedoman Gizi Seimbang,Kemenkes RI (2014).

Menurut panduan 13 pesan dasar gizi seimbang. (Depkes dalam


Rahma Sari, 2013). Peranan berbagai kelompok bahan makanan
tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut.
Popular dengan istilah “Tri Guna Makanan”.
2.2.1.1 Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-
umbian serta tepung-tepungan yang digambarkan didasar
kerucut.
2.2.1.2 Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-
buahan digambarkan bagian tengah kerucut.
2.2.1.3 Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan,
makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan bagian
atas kerucut.
23

2.2.2 Sejarah Gizi Seimbang


Pada tahun 1992 diselenggarakan kongres gizi internasional di
Roma. Kongres tersebut membahas pentingnya gizi sembang
untuk menghasilkan kualitas SDM yang handal. Hasilnya adalah
rekomendasi untuk semua Negara menyusun PUGS (Pedoman
Umum Gizi Seimbang). Sebenarnya di Indonesia pada tahun 1950
pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna, yang
kemudian setelah adanya kongres gizi internasional di Roma
dikembangkan PUGS pada tahun 1995.

2.2.3 Tiga Belas Pesan Umum Gizi Seimbang


Menurut panduan 13 pesan dasar gizi seimbang (Depkes dalam
Rahma Sari, 2013).
2.2.3.1 Pesan 1: Makanlah Aneka Ragam Makanan
Makan makan yang beranekaragam sangat
bermanfaat untuk kesehatan. Makanan harus
mengandung unsur zat gizi yang diperlukan
tubuh baik kuantitas maupun kualitas. Idealnya,
ada zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur.
2.2.3.2 Pesan 2: Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kebutuhan
Energi.
Mebutuhan gizi dapat terpenuhi dengan
mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat,
protein dan lemak. Tanda kecukupan energi
dapat dipantau dengan keadaan berat badan
dilakuakan pada bayi, balita, usia sekolah dengan
menggunakan KMS, pada orang dewasa dengan
perhitungan IMT (Indeks Masa Tubuh), dan
pada lansia dengan KMS lansia. Kelebihan
energi disimpan dalam bentuk lemak/jaringan
24

lain. Bila kelebihan tersebut berlanjut maka akan


timbul penyakit (hipertensi, jantung, DM, dll).
Sedangkan untuk menutupi kekurangan energi,
diambilkan cadangan energi dari jaringan
otak/lemak. Bila keadaan ini berlanjut
menyebabkan penurunan daya kerja atau
produktivitas kerja, prestasi belajar dan
penurunan BB dan kekurangan gizi lain.
2.2.3.3 Pesan 3: Makan Makanan Sumber Karbohidrat, Setengah
dari Kebutuhan Energi.
Dua kelompok kerbohidrat adalah karbohidrat
kompleks dan karbohidrat sederhana.
Golongan karbohidrat kompleks: padi-padian
(beras, jagung, gandum), umbi-umbian
(singkong, ubi jalar, kentang) serta tepung, sagu
dan pisang. Karbohidrat kompleks
penyerapannya lebih lama sehingga tidak
membuat madah lapar. Golongan karbohidrat
sederhana: gula (menyebabkan mudah lapar).
Pembatasan konsumsi gula dianjurkan sampai
5% dari jumlah kecukupan energi kurang lebih
3-4 sendok makan setiap hari. Apabila energi
yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat
kompleks (selain gula) melebihi 60% atau 2/3
bagian dari energi yang dibutuhkan, maka
kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit
dipenuhi.
2.2.3.4 Pesan 4: Batasi Konsumsi Lemak dan Minyak Sampai 1/
4

dari Kecukupan Energi.


Adapun guna lemak dan minyak adalah untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu
25

penyerapan vitamin A, D, E, K dan menambah


lezat hidangan. Tiga golongan lemak: lemak
yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda
(paling mudah dicerna), lemak yang mengndung
asam lemak tak jenuh tunggal (mudah dicerna),
dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh
(sulit dicerna). Makanan yang mengandung asam
lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal:
berasal dari nabati, kecuali minyak kelapa,
sedangkan makanan sumber asam lemak jenuh:
berasal dari hewani. Konsumsi lemak dan
minyak kurang sama dengan 10% dan tidak
lebih dari 25% dari kebutuhan energi. Komposisi
konsumsi lemak nabati : hewani = 2:1. Kebiasaan
mengkonsumsi lemak hewani berlebihan
menyebabkan penyempitan pembuluh darah
arteri dan penyakit jantung korone. Sedang
makan ikan mengurangi resiko penyakit jantung
koroner, oleh karena lemak ikan mengandung
asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3
berperan mencegah terjadinya penyumbatan
lemak pada dinding pembuluh darah.
2.2.3.5 Pesan 5: Gunakan Garam Beryodium
Garam beryodium yang dianjurkan adalah garam
dengan KIO3 (kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm.
Sesuai Keppers No. 69 tahun 1994, menyatakan
bahwa kekurangan yodium dapat mengakibatkan
GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodum),
gondok, kretin dan penurunan IQ. Indonesia
kehilangan 140 juta IQ point akibat GAKY.
26

Tabel 1.1 Perhitungan Klasifikasi


Pengurangan Poin IQ
Kretin (GAKY berat) 50 point
Gondok 5 point
Bayi di daerah GAKY 10 point
GAKY bentuk lain 10 point
(Sumber Rahma Sari, 2016 tentang Perhitungan
Klasifikasi Pengurangan Poin IQ).

Rata-rata IQ manusia normal = 110, IQ dibawah


80 point tergolong bodoh. IQ point merupakan
ukuran kemampuan seseorang dalam hal
berpikir, memecahkan masalah dan
menyelesaikan masalah diri dengan keadaan
yang baru. Pemberian yodium dianjurakan pada
anak SD (daerah endemic berat, wanita usia
subur (WUS), ibu hamil dan ibu menyusui.
Konsumsi garam beryodium kurang lebih 6 gram
per har/1 sendok teh. Mutu garam baik dengan
Tes Kit Yodina. Hasil warna garam yang
bermutu baik adalah biru keunguan.
2.2.3.6 Pesan 6: Makanlah Makanan Sumber Zat Besi.
Zat besi (Fe) merupakan unsur penting untuk
pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat
besi (Fe) dapat berakibat Anemia Gizi Besi
(AGB). Adapun tanda-tanda AGB seperti
pucat,lemah,lesu, pusing dan penglihatan
berkunang-kunang, kadar Hb kurang dari normal.
Resiko AGB bagi ibu hamil adalah BBLR,
perdarahan dan kematian. Bagi anak-anak adalah
kemampuan belajar turun. Sedangkab bagi orang
27

dewasa adalah penurunan produktivitas kerja.


Sumber utama zat besi adalah bahan pangan
hewani dan kacang-kacangan serta sayuran
berwarna hijau tua. Zat besi (Fe) pengan asal
hewani/haeme lebih mudah diserap (10-20%)
dari pada zat besi pangan asal nabati non haeme
(1-2%). Insidensi atau angka kejadian AGB di
Indonesia tidak lebih sama dengan 63% bumil
dan 55% balita. Zat gizi membantu penyerapan
Fe diantaranya protein hewani seperti daging,
ikan, telur, vitamin C, vitamin A, Zink(Zn), dan
asam folat.
2.2.3.7 Pesan 7: Berikan ASI Pada Bayi Sampai Umur 6 Bulan
dan Tambahkan MP-ASI Sesudahnya.
ASI merupakan makanan terbaik bayi.
Pemberian 0-6 bulan (ASI Ekslusif yaitu
pemberian ASI saja tanpa makanan lain).
Kegagalan ASI Ekslusif menyebabkan jumlah sel
otak berkurang 15-20%. MP-ASI seperti
makanan atau minuman pendamping ASI untuk
memenuhi kebutuhan gizinya.
2.2.3.8 Pesan 8: Biasakan Makan Pagi
Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara
ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan
tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan
meningkatkan konsentrasi belajar. Kebiasaan
makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi
sehari-hari. Sedangkan resiko tidak membiasakan
makan pagi adalah ganguan kesehatan yang
berupa penurunan kadar gula darah.
28

2.2.3.9 Pesan 9: Minum Air Bersih, Yang Cukup Jumlahnya.


Air yang kita minum harus bersih dan aman
(bebas dari kuman). Fungsi air dalam tubuh
adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi
dalam tubuh, mengatur suhu tubuh, melancarkan
dalam buang air besar dan air kecil. Kebutuhan air
minumkurang dari 2 liter sehari/8gelas sehari,
dengan kecukupan air minum dapat mencegah
dehidrasi dan menurunkan resiko batu ginjal.
2.2.3.10 Pesan 10: Melakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur
Manfaat dari melakukan aktivitas fisik adalah
meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan
berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru
dan otot, memperlambat proses penuaan. Olahraga
teratur disesuaikan dengan usia, jenis kelamin,
pekerjaan dan kondisi kesehatan. Salah satunya
dengan membiasakan jalan kaki dengan jarak
tempuh kurang lebih 50-100 m.
2.2.3.11 Pesan 11: Hindari minuman yang beralkohol
Alkohol mengandung energi tapi tidak terdapat
unsure gizi lain, akibat kebiasaan minum-
minuman beralkohol adalah terhambatnya proses
penyerapan gizi seperti hilangnya zat-zat gizi
yang penting, meski mengkonsumsi makanan
bergizi dalam jumlah yang cukup, kurang gizi,
penyakit gannguan hati, kerusakan saraf otak dan
jaringan. Sedangkan efek samping minuman
alkohol seperti sering buang air kecil, ketagihan
dan hilang kendali diri.
29

2.2.3.12 Pesan 12: Makanlah Makanan yang Aman Untuk Kesehatan


Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan
juga harus layak konsumsi (aman untuk
kesehatan). Syarat makanan aman adalah
“wholesome” (zat-zat gizi tidak banyak yang
hilang dan bentuk fisiknya masih utuh kecuali
apabila makanan sengaja diolah dan bentuk untuk
fisiknya). Ciri makanan yang tidak sehat adalah
berlendir, berjamur, aroma dan rasa berubah,
lewat tanggal kadaluwarsa dan rusak pada
kemasan, terdapat zat/bahan pengawet, cara
pengolahan yan tidak benar.
2.2.3.13 Pesan 13: Bacalah Label pada Makanan yang Dikemas.
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, ukuran
bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi,
tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain.
Beberapa singkatan yang lazim digunakan dalam
label antara lain:
a. MD: Makanan yang dibuat dalam negeri
b. ML: Makanan luar negeri (import)
c. Exp: Dikonsumsi sesudah tenggak
tersebut, makanan tidak layak
konsumsi.
d. SNI: Standar Nasional Indonesia.
e. SP : Sertifikat penyuluhan.

2.2.4 Kelompok gizi seimbang menurut Sunita Almatsier dalam Rahma


Sari, 2013.
2.2.4.1 Sumber energi atau tenaga yaitu padi-padian tau serealia
seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian, seperti ubi
30

singkong dan talas serta hasil olahannya seperti tepung-


tepungan, mie dan bihun.
2.2.4.2 Sumber protein yaitu, sumber protein hewani, seperti
daging ayam, telur, kacang tanah, kacang hijau, kacang
merah, serta hasil olahannya seperi tempe, tahu, susu
kedelai, dan oncom.
2.2.4.3 Sumber zat pengatur seperti sayuran dan buah, sayuran
diutamakan yang berwarna hijau dan jingga, seperti
bayam, dang singkong, daun katuk, kangkung, wortel,
serta sayur kacang-kacangan seperi kacang panjang,
buncis dan kecipir. Buah-buahan yang diutamakan yang
berwarna jingga dan kaya akan serat dan berasa asam,
seperti papaya, mangga, nanas, nangka masak, jambu biji,
apel, sirsak dan jeruk. Selain bahan makanan tersebut,
dalam makanan sehari-hari kita mengenal sumber lemak
murni, seperi minyak goring, margarin, mentega, serta
sumber karbohidrat murni seperti gula pasir, gula merah,
madu dan sirup. Zat gizi seimbang tersebut telah dijadikan
patokan oleh para ahli gizi sehingga lahirlah apa yang
disebut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).

2.2.5 Macam-macam Zat Gizi


Zat gizi dapat digolongkan dalam dua bagian yakni zat gizi makro
(makro nutrien) dan zat gizi mikro (mikro nutrien). Zat gizi makro
terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan air sedang yang
termasuk zak gizi mikro adalah vitamin dan mineral. Tubuh
menggunakan zat tersebut untuk membentuk dan memelihara
jaringan, sebagai sumber tenaga, sebagai zat pengatur system
dalam tubuh serta melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Dengan demikian zat gizi dapat diartikan sebagai subtansi kimiawi
yang terdapat dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
31

proses pertumbuhan. (Pustaka Serpong, Pedoman Menu Bergizi,


2011).

Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat dijadikan acuan untuk


perbaikan asupan makanan yang dianalisis secara individual
meupun kelompok. AKG ini diantaranya dapat dipengaruhi oleh
usia, jenis kelamin, dan faktor infeksi (Almatsier,2004). Beberapa
zat gizi yang diperlukan anak usia sekolah sesuai AKG dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2 Kebutuhan Zat Gizi Makro dan Mikro Anak


Sekolah
Usia 7-9 Usia 10- 12 Tahun
Zat Gizi Tahun
Laki-laki Perempuan
Energi (kkal) 1600-1850 2100 2000
Protein (g) 35-49 56 60
Karbohidrat (g) 220-254 289 275
Lemak (g) 62-72 70 67
Vitamin A (mcg) 450-500 600 600
Vitamin C (mg) 45 50 50
Vitamin B1 (mg) 0,8-0,9 1,1 1,0
Besi (mg) 8-9 13 20
Zink (mg) 5-11 14 12
Yodium (mcg) 120 120 120
Sumber: AKG 2013, Tentang Kebutuhan Zat Gizi Makro dan
Mikro Anak Sekolah.

2.2.6 Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekola


Kebutuhan gizi anak usia sekolah relatif lebih besar dari pada anak
dibawahnya, karena pertumbuhan lebih cepat terutama tinggi
badan. Perbedaan kebutuhan gizi anak laki-laki dan perempuan
dikarenakan anak laki-laki lebih banyak melakukan aktifitas fsik
sehingga membutuhkan energi lebih banyak. Sedangkan
perempuan sudah masuk masa baligh sehingga membutuhkan
32

protein dan zat besi yang lebih banyak. (Istianty dan Ruslianti,
2013).

Golongan ini disebut golongan anak sekolah yang biasanya


mempunyai banyak perhatian dan aktifitas diluar rumah sehingga
sering melupakan waktu makan. Makan pagi (sarapan) perlu
diperhatikan untuk menjaga kebutuhan tubuh, dan supaya akan
lebih mudah menerima pelajaran disekolah. Makanan anak usia
sekolah seperti makanan orang dewasa. Bertambahnya berbagai
ukuran tubuh pada proses tubuh, salah satunya dipengaruhi oleh
factor gizi. (Istianty dan Ruslianti, 2013)

Kebutuhan zat gizi yang diperlukan anak sekolah selain untuk


proses kehidupan, juga diperlukan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan kognitif anak, oleh sebab itu anak memerlukan zat
gizi makro meliputi karbohidrat, protein, lemak, dan zat besi, dan
mikro meliputi vitamin dan mineral. Umumnya pada anak sekolah
gigi susu tanggal secara berangsur dan diganti dengan gigi
permanen. Anak juga sudah lebih aktif memilih makanan yang
disukai. Kebutuhan energi lebih besar karena mereka lebih banyak
melakukan aktivitas fisik. (Hardiansyah dan Supariasa, 2016).

2.2.7 Anjuran Konsumsi Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah


2.2.7.1 Protein
Protein dibutuhkan untuk membangun dan memelihara otot,
darah, kulit dan jaringan serta organ tubuh. Pada anak,fungsi
terpenting protein adalah untuk pertumbuhan.
2.2.7.2 Karbohidrat
Asupan karbohidrat secara tidak langsung berperan dalam
proses pertumbuhan. Konsumsi karbohidrat akan disimpan
dalam tubuh dalam bentuk glikogen atau lemak tubuh.
33

2.2.7.3 Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi, penyerapan
beberapa vitamin. Selain itu, lemak juga berfungsi untuk
pertumbuhan, terutama sel otak.
2.2.7.4 Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dala jumah kecil dari
pada protein, lemak, dan karbohidrat tetapi sangat esensial
untuk tubuh. Keduanya mengatur keseimbangan kerja tubuh
dan kesehatan secara keseluruhan.

Tabel 1.3 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Untuk


Anak Usia Sekolah.
Umur BB TB Energi Protein Lemak Karbohidr
(tahun) (kg) (cm) (kkal) (g) (g) at
(g)
7-9 27 130 1850 49 72 10
10-12 34 142 2100 56 70 13
(pria)
10-12 36 145 2000 60 67 20
(wanita)
Sumber: Kemenkes 2013, Tentang Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan Untuk Anak Sekolah.

2.2.8 Faktor masalah akibat gizi tidak seimbang yang mendominasi di


Indonesia. (Almatsier dalam Rahma Sari 2013).
Faktor masalah gizi yang mendominasi di Indonesia yaitu :
2.2.8.1 Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang energi protein (KEP) disebabkan oleh kekurangan
makanan sumber energi secara umum dan kekurangan
sumber protein. Pada anak-anak, KEP dapat menghambat
pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi dan
mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang
dewasa, KEP bisa menurunkan produktivitas kerja dan
34

derajat kesehatan sehingga rentan terhadap penyakit.


Kemiskinan merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi terjadinya KEP, namun selain kemiskinan
factor lain yang mempengaruhi adalah kekurangan
pengetahuan masyarakat tentang makanan pendamping
serta tentang pemeliharaan lingkungan yang sehat.
2.2.8.2 Anemia Gizi Besi
Suatu kondisi pada anak sekolah dengan kadar
haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal
(kurang dari 12 gr%). Akibat buruk dari anemia zat besi
adalah anak menjadi lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai
(5L) dan mengurangi daya serap otak terhadap pelajaran.
2.2.8.3 Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
Suatu gejala yang diakibatkan oleh kekurangan asupam
yodium dalam makanan sehari-hari yang berlangsung
dalam jangka waktu lama. Masalah GAKY pada umumnya
ditemukan di dataran tinggi. Akibat buruk GAKY adalah
anak menjadi lamban dan sulit menerima pelajaran.
2.2.8.4 Kurang Vitamin A (KVA)
Suatu kondisi yang diakibatkan oleh jumlah asupan
vitamin A tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Akibat buruk
dari kurang vitamin A adalah menurunnya daya tahan
tubuh terhadap infeksi sehingga anak mudah sakit.
Disamping itu vitamin A terkait dengan fungsi
penglihatan.
2.2.8.5 Kurang Gizi
Merupakan permasalahan yang terjadi karena kurangnya
mengkonsumsi makanan yang mengandung energi, protein
yang bermutu tinggi (seperti ikan, telur, daging) serta
mineral terutama kalsium yang mudah diserap oleh tubuh.
Selain itu gizi kurang dapat pula disebabkan oleh cacingan
35

yang menderita 50% anak-anak. Status gizi pada seseorang


dapat dilihat dari tinggi badan, berat badan, data biokimia,
dan lainnya. Gangguan pertumbuhan pada usia anak-anak
ini terjadi akibat berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dan
gizi kurang pada usia balita. Kekurangan gizi secara umum
(makanan kurang dalam kualitas dan kuantitas)
menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan,
produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak,
serta perilaku. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi,
yang terjadi akibat asupan gizi dibawah kebutuhan, maka ia
akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif.
Untuk itu dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung karbohidrat, protein
lemak, vitamin, mineral dan lainnya sebagainya. Karena
itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan
yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan
dan aktivitas fisik.
2.2.8.6 Kegemukan atau Gizi Lebih
Kondisi dimana konsumsi makanan yang mengandung
energi, protein dan lemak yang melebihi kebutuhan. Gizi
lebih menyebabkan obesitas yang merupakan kelebihan
energi yang disimpan dalam jaringan berupa lemak.
Kegemukan merupakan salah satu resiko dalam terjadinya
berbagai penyakit degeneratif.
36

2.4 KERANGKA KONSEP

Faktor Internal

- Pendidikan
- Umur
- Pengalaman

Pengetahuan Anak Sekolah


Tentang Gizi Seimbang
a. Definisi gizi seimbang
Pengetahuan b. Makanan yang menjadi
sumber gizi
c. Manfaat Gizi Seimbang

Faktor Eksternal

-Faktor Ekonomi
-Faktor
Kebudayaan/Lingkungan

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

: Faktor yang Mempengaruhi

2.2 Gambar Kerangka Konsep Penelitian

Anda mungkin juga menyukai