Anda di halaman 1dari 11
Sr { Doomaneled ait oe Perdahulaan. Sistem sistem tenaga uap pada Bab 8 menggunakan fluida-luida kerja yang diuapkan dan dikondensasikan Secara bergantian. Tyjuam dari bab ini adalah mempelajari sistem tenaga yang menggunakan fluida kerja berupa gas. Yang termasuk di dalam kelompok ini adalah turbin gas (gas turbine) dan motor pembakaran dalam (internal combustion engine) baik dengan tipe Pengapian-nyala (spark ignition) dan kompresi- nyala (compression ignition). Bagian Pertama dari bab ini akan membahas motor pembakaran dalam. Mesin pembangkit tenaga dengan turbin gas akan dibahas pada bagian kedua dari bab ini. Bab ini akan ditutup dengan penjelasan singkat mengenai aliran mampu-mampat (compressible flow) di dalam nozel dan difuser, yang merupakan komponen di dalam tuibin gas untuk pendorong pesawat terbang dan berbagai perangkat aplikasi penting lainnya. MOTOR PEMBAKARAN DALAM Pada bab ini akan dibahas motor-motor pembakaran dalam, Walaupun kebanyakan turbin gas juga tergolong motor pembakaran dalam, istilah ini biasanya berlaku untuk mesin-mesin pembakaran dalam bertorak dengan tipe yang umum dipakai pada mobil. truk dan bus. Mesin-mesin ini memiliki perbedaan jika ibandingkan dengan mesin pembangkit tenaga (power plant) yang dibahas sejauh ini Karena proses pembakaran terjadi melalui pengaturan piston-silinder secara bolak-balik dan bukan melalui suatu deretan komponen-komponen berbeda yang saling-terhubung. Dua jenis dari mesin pembakaran dalam bertorak adalah mesin dengan pengapian-nyala (spark- ignition) dan kompresi-nyala (compression-ignition). Di dalam mesin pengapian-nyala, campuran antara bahan bakar dengan udara dibakar dengan menggunakan busi (spark plug). Pada mesin kompresi nyala, udara terlebih dahulu dikompresikan hingga tercipta kondisi tekanan dan temperatur yang cukup tinggi sehingga pembakaran secara spontan terjadi pada saat bahan bakar diinjeksikan. Mesin pengapian-nyala memiliki kelebihan di dalam aplikasi yang membutuhkan tenaga hingga 225 kW (300 horsepower), Karena memiliki bobot relalif ringan dan membutuhkan biaya relatif murah, mesin ini sangat cocok digunakan di dalam mobil. Mesin kompresi-nyala biasanya lebih disukai untuk aplikasi yang membutuhkan keekonomisan bahan bakar dan tenaga yang relatif besar (truk dan bus, kereta api dan kapal laut, mesin pembangkit tenaga tambahan), Pada Kelas menengah, mesin pengapian-nyala maupun kompresi-nyala dapat digunakan. 9.1. IsTILAH MESIN Gambar 9.1 memperlihatkansmesin pembakaran dalam bertorak yang terdiri dari piston yang bengerak di dalam silinder yang memiliki 2 katup. Sketsa tersebut diberi beberapa istilah khusus. Bore dari silinder adalah diameter dalamnya. Langkah (stroke) adalah jarak piston bergerak ke satu arah. Piston dikatakan 56 BAD 9; SISTEM TENAGA GAS Volume silinder ‘minimum Katup buang Dinding silinder terbuka Katup buang tenutup ts, >< Katup masuk Gerakan tertutup bolak-balik Tk mati sme engkol fk mat aaeminer es bawah Perpindshan tJ nem Gembes 4.2. Diagram tekanan-perpindahan Gemben 4.1 Nomenklatur untuk mesin bertorak untuk mesin pembakaran dalam bertorak. piston-silinder. berada pada titik mati atas (top dead center) pada saat piston telah bergerak ke posisi di mana volume silinder minimum. Volume minimum ini disebut juga volume sisa (clearance). Pada saat piston berada pada posisi di mana volume silinder maksimum, maka piston dikatakan berada pada titik mati bawah (bottom dead center). Total volume yang dikeluarkan pada saat piston bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas adalah volume perpindahan (displacement volume). Rasio kompresi r didefinisikan sebagai volume pada titik mati bawah dibagi dengan volume pada titik mati atas. Pergerakan bolak-balik dari piston dikonversikan menjadi gerakan memutar (rotary motion) dengan menggunakan mekanisme enekol (crank). Di dalam motor pembakaran dalam empar-langkah, piston melakukan empat langkah translasi di dalam silinder untuk tiap dua putaran dari poros engkol (crankshaft). Gambar 9.2 memperlihatkan skemni hubungan antara tekanan dengan mekanisme perpindahan dari piston yang dapat dilihat dengan menggunakan osiloskop. Pada saat Katup masuk terbuka, maka piston melakukan langkah isap untuk menarik campuran baru ke dalam silinder. Pada mesin tipe pengapian-nyala, camy adalah campuran antara bahan bakar dan udara. Sementara pada mesin kom; masuk Ke dalam silinder (ruang bakar). Langkah selanjutnya, maka piston melakukan langkah kompresi, sehingga temperatu Kondisi ini merupakan pemberian kerja oleh piston terhadap dilakukan (dengan kedua katup pada posisi tertutup), sehingga menghasilkaw dan bersuhu tinggi. Pada mesin tipe pengapian-nyala, pombakaran tradi pada saat nendeean oink a langkah kompresi dengan menggunakan bantuan busi (sparkplug) sebagai pemantik apt oe oa mmesin Kompresinyals,pembakaranterjai pada sat bahan bakardinjeksikan ke dalag ane es telah terkondisikan dengan udarapanas terkompresi, yang dimulai sat mendekat aki Ione dan berlanjut sampai bagian aval dari proses ekspansi Sesaat setelah langkah kermneen eee diikuti dengan langkah kerja (power stroke) berupa ekspansi campuran gas hasit aera ae mendorong piston untuk bergerak mens tik mai bawah. Sesaat menieloee een oe berakhir, akan dimulailah fase langkah buang, di mana gas hasil pembakaran akan dikeluerk or = Fi fas rang bakar melalui katup buang. Mesin yang berukuran lebih kecil menggunakan sition oy eee Pada siklus dua-langkah ini, beberapa tahapan seperti langkah isap, Komprest kerja dan buang terjadi ampuran baru yang masuk ipresi-nyala, hanya udara yang Pada saat kedua katup silinder tertutup. dan tekanan dalam silinder akan naik. silinder. Proses pembakaran kemudian ‘TERMODINAMIKA TEKNIK, JILID 2 57 pada satu kali putaran poros engkol (crankshaft mekanis, di dalam silinder tidak terja memiliki suatu komposisi dan kemudiar ). Walaupun motor pembakaran dalam melewati siklus Sis fermadnamita, kena dalam bal in bakan yang. masok s ikeluarkan dengan komposisi yang berbeda. Parameter yang digunakan dalam upaya untuk mendeskripsikan kinera dari mesin piston bertorak adalah tekanan efektf rata-rata (mean effective pressure mep). Tekanan efektifrata-rata adalah tekenan konstan teoritis yang apabila diberikan ke piston selama Jangkah kerja, akan menghasilkan kerja netto yang sama dengan yang pada kenyataannya dihasilkan dalam satu aittvs arawe ep = Ketia netto untuk satu siklus 9.1 volume perpindahan a) Pada dua buah mesin yang memiliki nilai volume perpindahan yang sama, mesin yang memiliki nilai tekanan efektif rata-rata yang lebih besar akan menghasilkan Kerja netto yang lebih besar dan, jika kedua mesin tersebut bekerja pada kecepatan yang sama, maka tenaga yang dihasilkan akan lebih besar. Analisis Standar-Udara, Pembahasan rinci mengenai kinerja dari suatu mesin pembakaran dalam bertorak akan melibatkan berbagai fitur. Fitur-fitur terscbut antara lain adalah proses pembakaran yang terjadi di dalam silinder, dan efek ireversibilitas yang berkaitan dengan gesekan dan dengan perbedaan-perbedaan tekanan dan temperatur, Perpindahan Kkalor yang terjadi di antara gas-gas yang berada di dalam silinder dan dinding silinder dan kerja yang dibutuhkan untuk pengisian silinder dan pengeluaran gas hasil pembakaran dari silinder juga akan dibahas. Karena berbagai fenomena yang sangat kompleks tersebut, maka pemodelan yang akurat untuk mesin pembakaran dalam bertorak biasanya melibatkan simulasi komputer. Dalam upaya untuk mempermudah pemahaman mengenai proses termodinamika yang terjadi di dalam motor pembakaran dalam bertorak, maka diperlukan beberapa penyederhanaan. Salah satu prosedur penyerhanaan tersebut adalah penerapan analisis standar-udara yang terdiri dari elemen-elemen berikut: (1) Fluida kerja merupakan udara dalam jumlah tertentu yang dimodelkan sebagai gas ideal. (2) Proses pembakaran digantikan oleh perpindahan kalor yang berasal dari sebuah sumber luar eksternal. (3) Tidak ada proses isap dan buang sebagaimana terdapat pada mesin aktual. Siklus diselesaikan melalui sebuah proses perpindahan panas yang terjadi pada volume konstan sementara piston berada pada pos titik mati bawah. (4) Semua proses yang terjadi bersifat reversibel. Sebagai tambahan, pada analisis standar-udara dingin, kalor spesifik dianggap mempunyai nilai konstan sebagaimana pada kondisi temperatur ruang. Dengan menggunakan metode analisis standar-udara, kita menghindari kompleksitas dalam proses pembakaran dan perubahan komposisi yang terjadi selama proses pembakaran, Walaupun yang disebut juga cutoff ratio (rasio pemotongan). Karena V, = Vj), maka rasio volume pada proses isentropik 3-4 dapat dinyatakan sebagai (9.12) di mana rasio kompresi r dan cutoff rario r telah diperkenalkan untuk menyingkat penulisan. Dengan menggunakan Persamaan 9.12 dan data v,, pada temperatur 75. nilai temperatur 7, dapat dihitung melalui interpolasi setelah nilai dari Uy diperoleh melalui persamaan isentropik i r sy, Pada analisiy veandar-udara dingin, persamaan yang tepat untuk digunakan untuk mendapatkan nilai dari T, adalah 4 i (4) ‘1 (k konstan) Temperatur 7, dapat dihitung dengan ‘menge Ty sh (VA) 4 B-(4) -(£) & konstan) di mana Persamaan 9.12 telah digunakan untuk menggantikan rasio volume. Kompresi_ pada Kinerja. Sebagaimana terdapat pada siklus On ilai : si i 0, nil termal pada siklus Diesel kan meningkat seiting dengan naiknya nilai tasio Kompresh Hal iat dogt dibuktikan dengan menggunskah analsis standa-udara dingin Pada basis standarwdone tine ge efisiensi termal dari siklus Diesel dapat dinyatakan sebagai berikut en | k konstan) 0.13) ‘TERMODINAMIKA TEKNIK, LID 2 65 ° 10 15 20 Gambler 9.6 Efisiensi termal dari siklus Rasio Kompresi, -. Diesel standar-udara dingin, k = 14 di mana nilai r adalah rasio kompresi dan r_ adalah cutoff ratio. Penurunan persamaan tersebut disisihkan sebagai bahan latihan, Hubungan tersebut diperlihatkan pada Gambar 9.6 untuk nilai k = 1,4, Persamaan 9.13 untuk siklus Diese! berbeda dengan Persamaan 9.8 untuk siklus Otto pada suku yang berada di dalam tanda kurung, untuk 7, > 1 mem nil besar dari satu. Dengan demikian pada Kondisi rasio kompresi yang sama, nilai efisieisi-termal pada siklus Diesel standar-udara dingin lebih kecil jika dibandingkan dengan siklus Otto standar-udara dingi Di dalam contoh soal berikut akan dijelaskan analisis siklus Diesel standa vudara, OBA IE. 0 SOAL ANALISIS SIKLUS DIESEL Di awal proses kompresi pada siklus Diesel standar-udara yang beroperasi dengan rasio kompresi 18, temperatur adalah 300 K dan tekanan 0,1 MPa. Cutoff ratio dari siklus ini adalah 2, Hitunglah (a) temperatur dan tekanan akhir dari tiap proses pada siklus tersebut, (b)efisiensitermal, (c)tekanan efektf rata-rata, dalam satuan MPa PENYELESAIAN Diketahui: Sebuah siklus Diesel standar-udara dengan kond dari langkah Kompresi, Rasio kompresi dan cutoff ratio juga telah diberikan advter penambahan kalor pada volume Konstan: proses 3-4 adalah penambahan kalor pada tek+-20 konstan, Proses 3-4 juga rere Pakan tahap awal dari langkah Kerja, Ekspansiisentropik dari Kondisi ~ «- kondisi 3 merupakan tahap akhir dari langkah kerja. Sebagaimana terdapat pada siklus Otto maupu: lus Diesel siktue rangkap diakhiri dengan proses pelepasan kalor pada volume konstan, Proses 5-1 Pada diagram 7-5 dan p— » dapat diartikan berturut-turut sebagai kalor dan Kerja, seperti yang terc=-2: pada siklus Otto maupun siklus Diesel. san siklus Otto dan siklus dan kalor dengan mengacu i isentropik 1-2 tidak Analisis Siklus. Karena siklus rangkap terdiri dari jenis proses yang samz Diesel, kita dapat dengan mudah menuliskan hubungan-hubungan untuk ks: kepada pengembangan-pengembangan sebelumnya. Jadi, selama proses < ‘erjadi perpindahan kalor, dan kerja dinyatakan sebagai Me = My = My ss . Seperti pada proses serupa yang terdapat pada siklus Otto, di dalam bagicn volume Konstan dari proses Penambahan kalor, Proses 2-3, tidak terdapat kerja, dan perpindahan kalor dinyatakan sebagai Qs Sy - 4, ly Mp m

Anda mungkin juga menyukai