Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi belajar mengajar penyelesaian masalah memberi tekanan pada

terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Pentingnya strategi belajar mengajar ini oleh

karena belajar pada prinsipnya adalah suatu proses interaksi antara manusia dan

lingkungannya. Proses ini dapat juga disebut sebagai proses internalisasi oleh karena didalam

interaksi tersebut manusia aktif memahami dan menghayati makna dari lingkungannya.

Proses ini berlangsung secara bertahap, mulai dari menerima stimulus dari lingkungan

sampai pada memberi respons yang tepat terhadapnya.

Hakikat belajar seperti itu sering tidak berjalan secara optimal dalam kehidupan anak

sehari-hari. Ada berbagai tantangan yang merupakan kendala bagi pelaksanaan strategi ini

disekolah, khususnya dari lingkungan budaya. Di dalam lingkungan keluarga, anak-anak

dituntut untuk mematuhi orang tua dan memelihara tata krama. Dalam lingkungan yang

demikian sering kepentingan anak-anak kurang diperhatikan. Sering mereka tidak dapat

bertanya kepada orang tua karena dianggap tidak pantas mencampuri urusan orang tua. Pada

pihak lain, situasi ekonomi keluarga yang makin baik sering merugikan perkembangan anak

di dalam keluarga karena mereka cenderung dimanjakan.

Banyak pekerjaan rumah tangga yang tidak diserahkan kepada anak, sehingga anak-

anak tidak memperoleh pengalaman tentang penyelesaian masalah dalam keluarga. Lama

kelamaan anak akan menjadi kurang mampu menyelesaikan masalah-masalah kehidupan

yang mereka hadapi sehari-hari dalam kenyataan. Keadaan ini perlu diperhatikan oleh setiap

guru dalam mengembangkan strategi belajar mengajar ini dikelas setiap hari.

1
Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari

pemecahan/jawaban oleh siswa (Mbulu, 2001:52). Penyelesaian masalah menurut Johnson

dan Johnson dalam Thobrani dan Musthofa (2011:337) dilakukan melalui kelompok. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah suatu model

pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan dapat melatih siswa untuk

menghadapi berbagai masalah serta mencari pemecahan masalah atau solusi dari

permasalahan tersebut baik secara individu maupun kelompok.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran penyelesaian masalah (problem

solving) ?

2. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving) ?

3. Apa saja model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran penyelesaian masalah

(problem solving) ?

5.Bagaimana langkah-langkah dari model pembelajaran penyelesaian masalah (problem

solving) ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan pengertian model pembelajaran penyelesaian masalah (problem

solving)

2. Untuk menjelaskan ciri-ciri model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)

3. Untuk mengetahui beberapa model pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving)

4. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran penyelesaian

masalah (problem solving)

2
5. Untuk menjelaskan langkah-langkah dari model pembelajaran penyelesaian masalah

(problem solving)

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini untuk memperluas pengetahuan para pembaca, khususnya para

mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa dan materi pembelajaran.

3
BAB II

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

2.1 Pengertian Penyelesaian Masalah (Problem Solving)

Problem solving adalah suatu proses belajar mengajar yang berupapenghilangan

perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang di peroleh dengan yang

diinginkan, (Pranata, 2005 : 3). Sejalan dengan pendapat tersebut Prawiro (1986 : 36)

mengatakan bahwa problem solving adalah metode mengajar dengan jalan menghadapkan

siswa pada suatu masalah yang harus dipecahkan oleh siswa sendiri dengan mengarahkan

segala kemampuan yang ada pada diri siswa tersebut.

Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari

pemecahan/jawaban oleh siswa (Mbulu, 2001:52). Penyelesaian masalah menurut Johnson

dan Johnson dalam Thobrani dan Musthofa (2011:337) dilakukan melalui kelompok.

Menurut Mbulu (2001:55), dalam pelaksanaan pemecahan masalah, guru hendaknya

membimbing siswa melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Siswa dibimbing oleh guru memilih dan merumuskan masalah.

2. Siswa menyadari mengapa permasalah tersebut dipilihnya merupakan suatu masalah dan

bagaimana kemungkinan alternatif pemecahannya.

3.Guru membimbing siswa dalam merumuskan hipotesis selanjutnya melaksanakan

pengumpulan data.

4. Siswa menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.

Dalam model pembelajaran problem solving seorang pendidik atau dosen sering

menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving) dalam membimbing para

mahasiswa belajar mungkin melakukan persiapan dengan cara memilih beberapa masalah

4
yang diambil dari bahan pelajaran yang akan dibahas pada hari itu. Masalah yang diambil itu

bukan fakta yang dapat dijawab dengan fakta pula. Melainkan suatu persoalan yang

jawabannya hanya dapat diperoleh melalaui suatu pemikiran yang ilmiah. Sebab metode ini

bermaksud melatih daya pikir mahasiswa dalam memecahkan persoalan-persoalan yang akan

dijumpainya kelak baik dalam pekerjaan maupun dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.

(Made Pidarta, 1990: 55)

2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Problem Solving

Ciri-ciri pembelajaran problem solving menurut Tjadimojo (2001 : 3) yaitu :

1. Metode problem solving merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam implementasi

problem solving ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.

2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, metode ini menempatkan

sebagai dari proses pembelajaran.

3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.

Menurut Mbulu (2001:55), ciri-ciri permasalahan yang baik sesuai dengan tujuan dari

pembelajaran model pembelajaran problem solving yaitu:

1. Permasalahan hendaknya nyata dan dapat mengembangkan atau mempertinggi mental

siswa-siswa untuk memecahkannya.

2. Permasalahan hendaknya bermakna bagi siswa-siswa sehingga mereka mempelajarinya

dengan sungguh-sungguh.

3. Permasalahan hendaknya sama dengan tujuan sekolah atau pendidikan dan sesuai pula

dengan lingkungan belajar siswa.

4. Permasalahan hendaknya sesuai dengan kemampuan siswa-siswa yang memungkinkan

mereka dapat melaksanakannya.

J. Dewey mengemukakan bahwa berfikir merupakan usaha dari seseorang untuk memeriksa

dan menilai informasi-informasi berdasarkan kriteria tertentu. Jika kemampuan berfikir tidak

5
dikembangkan maka akan tercipta generasi yang labil dalam menghadapi kehidupan. Dalam

pengambilan keputusan yang kurang kritis mengakibatkan keputusan yang diambil kurang

tepat. Para ahli mendefinisikan kemampuan berfikir kritis dengan berbagai sudut pandang,

diantaranya Krulik dan Rudnick (1995) mengemukakan bahwa berfikir kritis adalah

kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi seseorang. Agar mampu

memecahkan masalah yang baik dituntut kemampuan analisis, sintesis, evaluasi, generalisasi,

membandingkan, mendeduksi, mengklasifikasi informasi, menyimpulkan, dan mengambil

keputusan.

Menurut Glaser dalam Fisher, 2009:3) kemampuan berfikir kritis merupakan 1) Suatu

sikap mau berfikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal dalam jangkauan

pengalaman seseorang, 2) Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran

yang logis, dan 3) Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.

Berfikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan

asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang

diakibatkannya.

2.3 Beberapa Model Pembelajaran Problem Solving

Proses penyelesaian masalah dapat dilakukan dalam beberapa model. Beberapa

diantara model penyelesaian masalah tersebut sebagai berikut ;

a. Penyelesaian Masalah (Problem Solving) Menurut J.Dewey

Penyelesaian masalah menurut model ini dilakukan dalam enam tahap, yaitu :

Tahap-tahap Kemampuan yang diperlukan

1. Merumuskan masalah

Mengetahui dann merumuskan masalah secara jelas.

2. Menelaah masalah

Menggunakan pengetahuan untuk memperinci,menganalisis masalah dari berbagai sudut.

6
3. Merumuskan hipotesis

Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat dan alternatif penyelesaian.

4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis

Kecakapan mencari dan menyusun data, menyajikan data dalam bentuk diagram,gambar

dan tabel.

5. Pembuktian hipotesis

Kecakapan menelaah dan membahas data. Kecakapan menghubung-hubungkan dan

menghitung.Keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan

6. Menentukan pilihan penyelesaian

Kecakapan membuat alternatif penyelesaian. Kecakapan menilai pilihan dan

memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

b. Penyelsaian Masalah (Problem solving) Menurut Lawrence Senesh

Senesh adalah seorang guru besar ekonomi yang mengemukan tahap-tahap

penyelesaian masalah dalam pengajaran ekonomi. Ia mengemukakan tiga tahap dalam proses

penyelesaian masalah ekonomi, yaitu :

1. Tahap motivasi

2. Tahap pengembangan, dan

3. Tahap kulminasi.

Penyelesaian masalah itu sendiri berada dalam tahap yang kedua yaitu tahap

pengembangan dengan langkah-langkah penyelesaiannya sebagai berikut :

1. Menemukan gejala-gejala problematik (Symptus of the problem )

2. Mempelajari aspek-aspek permasalahan ( Aspects of the problem)

3. Mendefinisikan masalah ( Definition of the problem )

4. Menentukan ruang lingkup permasalahan ( Scope of the problem )

5. Menganalisis sebab-sebab masalah ( Causes of the problem )

7
6. Menyelesaikan masalah ( Solution of the problem )

c. Penyelesaian Masalah (Problem solving) Menurut David Johnson & Johnson

Penyelesaian masalah menurut Johnson & Johnson ini dilakukan melalui kelompok.

Suatu isu yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa

untuk diselesaikan. Masalah yang dipilih mempunyai sifat conflict issue atau kontoversial,

masalahnya dianggap penting (Important), urgen dan dapat diselesaikan (Solutionabel).

Bahan-bahan ini dapat diambil dari kliping atau peristiwa disekitar siswa. Prosedur

penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut :

1. mendefinisikan masalah

2. Mendiagnosis masalah

3. Merumuskan alternatif strategi

4. Menentukan dan menerapkan startegi

5. Mengevaluasi keberhasilan strategi

6. Skenario kegiatan belajar mengajar.

8
Contoh model pembeljaran problem solving dalam biologi.

Populasi Tikus makin Banyak

Sleman , kompas- penanggulangan hama tikus yang mengakibatkan turunnya produktivitas

padidi beberapa wilayah Kabupaten Sleman perlu dilakukan dengan melibatkan pendekatan

ekosistem. Upaya ini pun perlu didukung dengan perbaikan pola tanam, pola kebersihan, dan

perilaku masyrakat dalam melestarikan alam. Kegiatan ini juga perlu didukung dengan

penyamaan pola tanam para petani. “ pola tanam yang tidak sama akan menjamin

ketersediaan pangan bagi tikus yang menyenangi padi pada fase vegetatif, yaitu fase sebelum

munculnya bulir-bulir padi. Tikus akan semakin mudah berpindah dari satu lahan kelahan

lain ketika pola tanam berbeda-beda.” Tutur Andi, seorang peneliti memutus siklus hama.

Dingatkan oleh Andi, para petani juga perlu selalu menjaga kebersihan karena pematang dan

galangan sawah yang kotor menjadi tempat hidup yang sangat disukai tikus. Sumber :

dicuplik dari Kompas, edisi 23 juli 2007.

Perintah/pertanyaan dari wacana diatas

1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan yang terkandung di

dalamnya?

2. Dari tiap pokok permasalahan yang ditemukan itu, rumuskan menjadi pertanyaan-

pertanyaan atau rumusan-rumusan masalah yang memudahkan untuk menemukan

jawabannya?

3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dengan atau

kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan jawaban-jawaban

sementara menjadi langkah-langkah solusi, yang kemungkinannya merupakan jawaban

permasalahan yang telah dirumuskan tersebut?

4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawabanyang kemungkinan paling

tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut?

9
5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang dimiliki, temukan jawaban-jawaban

pertanyaan –pertanyaan yang telah dirumuskan pada nomor 2 tersebut. Ingat gunakan

waktu yang tersedia.

6. Tuliskan jawaban ditempat yang telah disediakan.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving

Menurut Polya (2002 : 30) problem solving memiliki kelebihan dan

kekurangan antara lain adalah:

Kelebihan penyelesaian masalah (Problem solving) antara lain adalah:

1. Dapat membuat siswa menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari.

2. Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah

secara terampil.

3. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara kreatif.

4. Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.

Kekurangan Penyelesaian masalah (Problem solving) antara lain adalah:

1. Memerlukan cukup banyak waktu.

2. Melibatkan lebih banyak orang.

3. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi

dari guru.

4. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah.

Dalam buku “Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA” (Drs. Sriyono,dkk, 1992 : 119)

terdapat kebaikan dan kelemahan dalam problem solving, yaitu ;

 Kelebihan problem solving :

a. Mendidik murid berfikir secara sistematis.

b. Mampu mencari jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.

c. Belajar menganalisa suatu masalah dari berbagai aspek

10
d. Mendidik anak tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan

e. Mendidik anak percaya pada diri sendiri.

 Kelemahan problem solving :

a. Memerlukan waktu yang cukup banyak.

b. Tidak bisa digunakan dikelas-kelas rendah.

c. Bisa menjadikan pelajaran tertinggal, sebab satu dua masalah yang sulit dipecahkan akan

memakan waktu yang tidak sedikit.

Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan , diantaranya :

a. Pemecahan masalah (problem solving ) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran.

b. Pemecahan masalah (problem solving ) dapat menentang kemampuuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran

siswa.

d. Pemecahan masalah ( problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu siswa untuk mengembangkan

pengetahuan yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga dapat

mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses

belajarmya.

f. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa

setiap mata pelajaran ( matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya

merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya

sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

11
g. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan diskusi

siswa.

h. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk

berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan

pengetahuan baru.

i. Pemecahan masalah ( problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

j. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk terus

menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Di samping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya:

a. Manakala siswa tidak memiliki minaat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah

yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutukan cukup waktu

untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang

dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. (Wina

Sanjaya ,2006:220-221)

4.5 Langkah-langkah dalam Problem Solving

Menurut Polya (2002 : 27) memberi empat langkah pokok cara pemecahan masalah,

yaitu ;

1. Memahami Masalahnya

Masing-masing siswa mengerjakan lathan yang berbeda dengan teman sebelahnya.

2. Menyusun Rencana Penyelesaian

Pada tahap ini siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi masalah,kemudian mencari

cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

12
3. Melaksanakan Rencana Penyelesaian Itu

Langkah yang ketiga, siswa dapat menyelesaikan masalah dengan melihat contoh atau

dari buku, dan bertanya pada guru.

4. Memeriksa Kembali Penyelesaian yang telah Dilaksanakan

Terakhir siswa mengulang kembali atau memeriksa jawabab yang telah dikerjakan,

kemudian siswa bersama guru dapat menyimpulkan dan dapat mempresentasikan di

depan kelas.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode problem solving menurut

Abdul Majid. 2009.142-143 adalah sebagai berikut :

1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa

sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,bertanya, berdikusi, dan

lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban itu tentu saja

didasarkan kepada data yang telah diperoleh.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha

memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwajawaban tersebut itu betul-betul

cocok.

5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang

jawaban dari masalah tadi.

Sedangkan menurut David Johnson & Johnson ada 5 langkah SPBM ( Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah) atau problem solving melalui kegiatan kelompok. (Wina

Sanjaya ,2006:217-218)

13
1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang

mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam

kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang

menarik untuk dipecahkan.

2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah serta

menganalis berbagai faktor baik yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat

mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi

kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan

prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan.

3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan

melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir

mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang

dapat dilakukan.

4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang

strategi mana yang dapat dilakukan.

5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi poses adalah

evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi hasil adalah

evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan, maka dapat disimpulan bahwa :

1. Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha

mencari pemecahan/jawaban oleh siswa.

2. Ciri-ciri model problem solving yaitu : ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa,

aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, Pemecahan masalah

dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.

3. Ada beberapa model problem solving menurut para ahli yaitu :

a. Penyelesaian masalah ( problem solving) menurut J.Dewey

b. Penyelsaian Masalah (Problem solving) Menurut Lawrence Senesh

c. Penyelesaian Masalah (Problem solving) Menurut David Johnson & Johnson

4. Kelebihan dan kekurangan penyelesaian masalah (Problem solving) antara lain adalah:

a. Dapat membuat siswa menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari.

b. Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan

masalah secara terampil.

c. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara kreatif.

d. Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.

Sedangkan kekurangannya antara lain adalah:

a. Memerlukan cukup banyak waktu.

b. Melibatkan lebih banyak orang.

15
c. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima

informasi dari guru.

5. Langkah-langkah dalam penyelesaian masalah (problem solving) yaitu : memahami

masalahnya, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian,

memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan.

3.2 Saran

Pada kesempatan ini kami mengajak pembaca untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman mengenai model pembelajaran problem solving yang bisa digunakan saat proses

belajar mengajar baik di sekolah maupun di perguruan tinggi untuk meningkatkan

kemampuan siswa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana, Prenada Media Group.

Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Banjarmasin. Jakarta: Anggota

IKAPI, PT Rineka Cipta.

Pidarta, Made . 1990. Cara Belajar Mengajar di Univeritas maju. Jakarta : Bumi Aksara.

Gulo, W . 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Grasindo.

Paidi. 2006. Model pemecahan masalah dalam pembelajaran Biologi di SMA. FMIPA : UNY

17

Anda mungkin juga menyukai