Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Pentingnya strategi belajar mengajar ini oleh
karena belajar pada prinsipnya adalah suatu proses interaksi antara manusia dan
lingkungannya. Proses ini dapat juga disebut sebagai proses internalisasi oleh karena didalam
interaksi tersebut manusia aktif memahami dan menghayati makna dari lingkungannya.
Proses ini berlangsung secara bertahap, mulai dari menerima stimulus dari lingkungan
Hakikat belajar seperti itu sering tidak berjalan secara optimal dalam kehidupan anak
sehari-hari. Ada berbagai tantangan yang merupakan kendala bagi pelaksanaan strategi ini
dituntut untuk mematuhi orang tua dan memelihara tata krama. Dalam lingkungan yang
demikian sering kepentingan anak-anak kurang diperhatikan. Sering mereka tidak dapat
bertanya kepada orang tua karena dianggap tidak pantas mencampuri urusan orang tua. Pada
pihak lain, situasi ekonomi keluarga yang makin baik sering merugikan perkembangan anak
Banyak pekerjaan rumah tangga yang tidak diserahkan kepada anak, sehingga anak-
anak tidak memperoleh pengalaman tentang penyelesaian masalah dalam keluarga. Lama
yang mereka hadapi sehari-hari dalam kenyataan. Keadaan ini perlu diperhatikan oleh setiap
guru dalam mengembangkan strategi belajar mengajar ini dikelas setiap hari.
1
Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari
dan Johnson dalam Thobrani dan Musthofa (2011:337) dilakukan melalui kelompok. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan dapat melatih siswa untuk
menghadapi berbagai masalah serta mencari pemecahan masalah atau solusi dari
solving) ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran penyelesaian masalah
(problem solving) ?
solving) ?
solving)
2
5. Untuk menjelaskan langkah-langkah dari model pembelajaran penyelesaian masalah
(problem solving)
Manfaat penulisan ini untuk memperluas pengetahuan para pembaca, khususnya para
mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tingkat
3
BAB II
perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang di peroleh dengan yang
diinginkan, (Pranata, 2005 : 3). Sejalan dengan pendapat tersebut Prawiro (1986 : 36)
mengatakan bahwa problem solving adalah metode mengajar dengan jalan menghadapkan
siswa pada suatu masalah yang harus dipecahkan oleh siswa sendiri dengan mengarahkan
Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari
dan Johnson dalam Thobrani dan Musthofa (2011:337) dilakukan melalui kelompok.
2. Siswa menyadari mengapa permasalah tersebut dipilihnya merupakan suatu masalah dan
pengumpulan data.
Dalam model pembelajaran problem solving seorang pendidik atau dosen sering
mahasiswa belajar mungkin melakukan persiapan dengan cara memilih beberapa masalah
4
yang diambil dari bahan pelajaran yang akan dibahas pada hari itu. Masalah yang diambil itu
bukan fakta yang dapat dijawab dengan fakta pula. Melainkan suatu persoalan yang
jawabannya hanya dapat diperoleh melalaui suatu pemikiran yang ilmiah. Sebab metode ini
bermaksud melatih daya pikir mahasiswa dalam memecahkan persoalan-persoalan yang akan
dijumpainya kelak baik dalam pekerjaan maupun dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.
Menurut Mbulu (2001:55), ciri-ciri permasalahan yang baik sesuai dengan tujuan dari
dengan sungguh-sungguh.
3. Permasalahan hendaknya sama dengan tujuan sekolah atau pendidikan dan sesuai pula
J. Dewey mengemukakan bahwa berfikir merupakan usaha dari seseorang untuk memeriksa
dan menilai informasi-informasi berdasarkan kriteria tertentu. Jika kemampuan berfikir tidak
5
dikembangkan maka akan tercipta generasi yang labil dalam menghadapi kehidupan. Dalam
pengambilan keputusan yang kurang kritis mengakibatkan keputusan yang diambil kurang
tepat. Para ahli mendefinisikan kemampuan berfikir kritis dengan berbagai sudut pandang,
diantaranya Krulik dan Rudnick (1995) mengemukakan bahwa berfikir kritis adalah
memecahkan masalah yang baik dituntut kemampuan analisis, sintesis, evaluasi, generalisasi,
keputusan.
Menurut Glaser dalam Fisher, 2009:3) kemampuan berfikir kritis merupakan 1) Suatu
sikap mau berfikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal dalam jangkauan
yang logis, dan 3) Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.
Berfikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan
diakibatkannya.
Penyelesaian masalah menurut model ini dilakukan dalam enam tahap, yaitu :
1. Merumuskan masalah
2. Menelaah masalah
6
3. Merumuskan hipotesis
Kecakapan mencari dan menyusun data, menyajikan data dalam bentuk diagram,gambar
dan tabel.
5. Pembuktian hipotesis
penyelesaian masalah dalam pengajaran ekonomi. Ia mengemukakan tiga tahap dalam proses
1. Tahap motivasi
3. Tahap kulminasi.
Penyelesaian masalah itu sendiri berada dalam tahap yang kedua yaitu tahap
7
6. Menyelesaikan masalah ( Solution of the problem )
Penyelesaian masalah menurut Johnson & Johnson ini dilakukan melalui kelompok.
Suatu isu yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa
untuk diselesaikan. Masalah yang dipilih mempunyai sifat conflict issue atau kontoversial,
Bahan-bahan ini dapat diambil dari kliping atau peristiwa disekitar siswa. Prosedur
1. mendefinisikan masalah
2. Mendiagnosis masalah
8
Contoh model pembeljaran problem solving dalam biologi.
padidi beberapa wilayah Kabupaten Sleman perlu dilakukan dengan melibatkan pendekatan
ekosistem. Upaya ini pun perlu didukung dengan perbaikan pola tanam, pola kebersihan, dan
perilaku masyrakat dalam melestarikan alam. Kegiatan ini juga perlu didukung dengan
penyamaan pola tanam para petani. “ pola tanam yang tidak sama akan menjamin
ketersediaan pangan bagi tikus yang menyenangi padi pada fase vegetatif, yaitu fase sebelum
munculnya bulir-bulir padi. Tikus akan semakin mudah berpindah dari satu lahan kelahan
lain ketika pola tanam berbeda-beda.” Tutur Andi, seorang peneliti memutus siklus hama.
Dingatkan oleh Andi, para petani juga perlu selalu menjaga kebersihan karena pematang dan
galangan sawah yang kotor menjadi tempat hidup yang sangat disukai tikus. Sumber :
dalamnya?
2. Dari tiap pokok permasalahan yang ditemukan itu, rumuskan menjadi pertanyaan-
jawabannya?
4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawabanyang kemungkinan paling
9
5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang dimiliki, temukan jawaban-jawaban
pertanyaan –pertanyaan yang telah dirumuskan pada nomor 2 tersebut. Ingat gunakan
2. Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil.
3. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi
dari guru.
Dalam buku “Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA” (Drs. Sriyono,dkk, 1992 : 119)
10
d. Mendidik anak tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan
c. Bisa menjadikan pelajaran tertinggal, sebab satu dua masalah yang sulit dipecahkan akan
a. Pemecahan masalah (problem solving ) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
siswa.
pengetahuan yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga dapat
mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses
belajarmya.
f. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa
setiap mata pelajaran ( matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya
11
g. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan diskusi
siswa.
pengetahuan baru.
i. Pemecahan masalah ( problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
j. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk terus
a. Manakala siswa tidak memiliki minaat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. (Wina
Sanjaya ,2006:220-221)
Menurut Polya (2002 : 27) memberi empat langkah pokok cara pemecahan masalah,
yaitu ;
1. Memahami Masalahnya
Pada tahap ini siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi masalah,kemudian mencari
12
3. Melaksanakan Rencana Penyelesaian Itu
Langkah yang ketiga, siswa dapat menyelesaikan masalah dengan melihat contoh atau
Terakhir siswa mengulang kembali atau memeriksa jawabab yang telah dikerjakan,
depan kelas.
1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa
2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
lain-lain.
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban itu tentu saja
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha
cocok.
5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang
Sedangkan menurut David Johnson & Johnson ada 5 langkah SPBM ( Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah) atau problem solving melalui kegiatan kelompok. (Wina
Sanjaya ,2006:217-218)
13
1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang
mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam
kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang
menganalis berbagai faktor baik yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat
mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi
prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan.
3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan
melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir
dapat dilakukan.
5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi poses adalah
evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi hasil adalah
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha
2. Ciri-ciri model problem solving yaitu : ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa,
4. Kelebihan dan kekurangan penyelesaian masalah (Problem solving) antara lain adalah:
b. Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan
15
c. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
3.2 Saran
Pada kesempatan ini kami mengajak pembaca untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai model pembelajaran problem solving yang bisa digunakan saat proses
kemampuan siswa.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Banjarmasin. Jakarta: Anggota
Pidarta, Made . 1990. Cara Belajar Mengajar di Univeritas maju. Jakarta : Bumi Aksara.
Paidi. 2006. Model pemecahan masalah dalam pembelajaran Biologi di SMA. FMIPA : UNY
17