Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
2014).
pasien, tidak menutup kemungkinan pasien tersebut akan selalu datang dan
harapan pasien akan mencari fasilitas layanan kesehatan yang lebih baik atau
1
keperawatan. Banyak yang mengira atau berpendapat bahwa komunikasi
terapeutik identik dengan senyum dan bicara lemah lembut. Hal ini tidak
(61,3) menyatakan puas dan 12 pasien (38,7) menyatakan kurang puas. Selain
itu, menurut hasil penelitian yang dilakukan Husna, dkk (2012) tentang
promosi atau iklan yang sesuai dengan kenyataan, dan komunikasi terapeutik
2
komunikasi terapeutik berguna dalam pelaksanaan keperawatan, sehingga
dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan dan yang dibutuhkan oleh
yang hangat, tulus, dan penuh perhatian dapat menimbulkan saling percaya,
baik, senyum yang ramah, empati yang tinggi dan penuh perhatian.
menimbulkan dan meneruskan makna atau arti (Taylor, dkk 2015). Namun
pelayanan yang diberikan itu merupakan upaya yang efektif dan efisien
dilihat dari segi waktu, tenaga dan sumber daya yang digunakan (Wensley,
2012).
1.3 Tujuan
3
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
a. Bagi Peneliti
1.4.2 Praktis
1. Bagi Puskesmas
4
2. Bagi Pasien
maksimal.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.1.2 Kepuasan
2013):
7
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
tiga kemungkinan:
yang diterima.
8
pelanggan merasa sangat puas dengan pelayanan kesehatan yang
diterima.
lain:
9
kesepuluh faktor tersebut dirangkum menjadi lima dimensi mutu
juga.
(2014), yaitu :
10
a. Mengetahui ke kurangan masing-masing tingkat
11
b. Sarana fisik. Berupa bukti fisik yang dapat dilihat meliputi
dan memuaskan
situasi psikis waktu itu, dan pengaruh lingkungan waktu itu (Novianti,
2014).
a. Kenyamanan
12
Banyak faktor yang bisa ditingkatkan yang memperngaruhi
b. Pelayanan Petugas
langsung.
c. Prosedur Pelayanan
petunjuk pelayanan.
d. Hasil Layanan
13
2.2 Konsep Komunikasi Terapeutik
2.2.1 Definisi
informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta
14
terencana, bertujuan memperoleh pengalaman belajar bersama dalam
b. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi terhadap diri
sendiri.
pasien.
a. Keikhlasan (Genuiness)
15
yang dipunyai oleh pasien sehingga mampu belajar untuk
b. Empati (Emphaty)
merupakan suatu yang jujur, sensitif, apa adanya dan tidak dibuat-
buat (objektif) didasarkan atas apa yang dialami orang lain. Empati
c. Kehangatan (Warmth)
a. Mendengarkan (Listening)
16
Mendengarkan merupakan dasar dari komunikasi yang akan
berikut :
1. Mengulang (Restating)
17
Merupakan teknik yang dilakukan atau dilaksanakan dengan
2. Penerimaan (Acceptance)
3. Klarifikasi (Clarification)
4. Refleksi (Reflection)
18
Refleksi adalah mengarahkan kembali ide, pikiran, perasaan,
5. Memfokuskan (focusing)
pembahasan.
6. Diam (Silence)
19
dan kemandirian diri untuk penyembuhan pasien. Informasi
8. Menyimpulkan (summarizing)
10. Eksplorasi
20
mendapatkan gambaran yang detail tentang masalah yang
14. Humor
21
menggunakan humor untuk menutupi rasa takut untuk menutupi
pasien.
seorang individu.
22
18. Asertif
a. Fase Prainteraksi
b. Fase Orientasi
Fase ini dimulai ketika tenaga kesehatan pertama kali bertemu dan
23
dari pasien. Tujuan akhir pada fase ini ialah terbina hubungan
c. Fase Kerja
d. Fase Terminasi
a. Perkembangan
24
Agar dapat berkomunikasi efektif tenaga kesehatan harus mengerti
pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, cara berfikir dan
dewasa dengan usia balita tentunya berbeda, pada usia dewasa kita
b. Persepsi
c. Nilai
berkomunikasi seseorang.
25
e. Emosi
f. Jenis Kelamin
g. Pengetahuan
26
dibanding dengan seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan
pasien.
dengan muridnya.
i. Lingkungan
pasien.
berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga
27
k. Masa Kerja
komunikasinya.
baik jika skor > 75%, cukup baik jika skor 45%-74% dan kurang baik
1. Memandang pasien
2. Kontak mata
3. Sikap terbuka
4. Rileks
5. Mengangguk
1. Mendengarkan
28
2. Memberikan umpan balik
Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang masuk
Instalasi rawat jalan bukanlah suatu unit pelayanan rumah sakit yang
dapat bekerja sendiri, melainkan juga mempunyai kaitan dengan sangat erat
dengan instalasi lain di rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan kepada
pasien dengan baik. Instalasi atau bagian lain yang mempunyai kaitan erat
dengan rawat jalan, antara lain unit rekam medik, staf medis fungsional,
pasien maka dalam melakukan kegiatan pelayanan, unit atau bagian tersebut
pertama dan merupakan pintu gerbang rumah sakit, serta merupakan satu-
29
satunya bagian dari pelayanan medik yang memberikan kesan pertama bagi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Tempat
Jayapura.
3.2.2. Waktu
3.3.1. Populasi
yang terdiri dari objek atau subjek, yang mempunyai kualitas dan
30
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti ini untuk dipelajari.
pasien kunjungan rawat jalan pada bulan april 2022 di puskesmas sentani
Kabupaten Jayapura.
3.3.2. Sampel
Keterangan:
n : Jumlah sampel
31
N : Populasi
4162
n=
4162 x ¿ ¿
4162
n=
4162 x ¿ ¿
4162
n=
42,62
n=97,6
Dari rumus sampel diatas, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 97,6
responden
b. Kriteria Eksklusi
32
3.4 Kerangka Konsep Penelitian
(Notoatmodjo, 2015).
Variabel tunggal
Keterangan
33
3.5 Definisi Operasional
Definisi
Variabel Alat ukur Skor Skala Hasil ukur
operasional
34
komunika Pengalaman Kueisner berupa
si interaktif item Menunjukkan - Jawaban Ordinal Kriteria :
terapeutik bersama antara perhatian iya =1
Baik
perawat tenaga a. Memadang - Jawa dengan
kesehatan pasien ban skor >
dengan pasien b. Kontak mata tidak 75%
c. Sikap terbuka skor
d. Rileks =0 Cukup baik
e. Mengangguk skor 45%-
f. Mencondong 74%
kan tubuh kea
rah pasien Kurang baik
2. Menunjukkan < 45%
penerimaan (Anita, 2013)
a. Mendengarkan
b. Memberikan
umpan balik
c. Komunikasi
non verbal dan
verbal sesuai
d. Tidak mendebat
dan
mengekspresika
n keraguan.
model scala guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas,
35
likert yaitu suatu bentuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur sikap,
untuk jawaban positif seperti benar, ya, tinggi, baik dan semacamnya diberi
skor 1, sedangkan jawaban negative seperti salah, tidak, rendah, buruk, dan
tidak pernah (TP), jarang (JR), kadang- kadang (KD), sering (SR), dan selalu
(SL) (Sugiyono, 2013). Jawaban soal dari masing-masing soal akan diberikan
pembobotan atau nilai. Pertanyaan diatas diberi nilai seperti tidak pernah
Kuisioner ini dikutip dari hasil penelitian Ayu Reni Astuti (2018) dengan
hasil uji validitas menunjukan mean validitas yaitu 0,976 yang berarti r
hitung 0,976 > dari r tabel 0,444 sehingga kuesioner dikatakan valid.
36
a. Setelah mendapat persetujuan dari kepala Puskesmas sentani Kabupaten
responden.
ruangan
dianalisis.
37
Pengolahan data yang dikumpulkan perlu diolah agar menjadi
a) Editing
b) Processing
responden.
c) Coding
d) Tabulating
e) Analyzing
f) Cleaning
responden baru.
38
3.8.2 Penyajian Data
kesimpulan secara narasi dengan diagram atau grafik. Analisis data yang
f
P= 100 %
n
Keterangan:
P = Persentase
39
3.10 Etika Dalam Penelitian
3.10.2 Beneficience
responden.
40
3.10.4 Respect for autonomy
3.10.5 Anonymity
3.10.6 Veracity
3.10.7 Justice
41
3.10.8 Confidentiality
hasil penelitian. Selain itu, semua data dan informasi yang telah
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Junaidi, S. 2002. Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Kategori
Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan
Perpindahan Merek. Jakarta : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia
Kompas Online. 7 Agustus, 2015. Rumah Sakit Berbbenah Atasi MEA.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua
Belas. Jakarta : Indeks
Kumendong, L.D. 2012. Hubungan Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan
dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Klinik Physio Sakti Makassar Tahun
2012. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Lovelock, Christopher, & Jochen Wirtz. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa.
Jakarta : Indeks.
Machfoedz, M. 2009. Komunikasi Kepelayan kesehatanan : Komunikasi
Terapeutik. Yogyakarta : Salemba
Muhit, A., Mubarak, & Nasir. 2009. Komunikasi dalam Kepelayan kesehatanan :
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Selemba Medika.
Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan : Aplikasi Komunikasi dalam
Pelayanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Novianti, Eka. 2014. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Pada Mutu Pelayanan
Fisioterapi di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar Tahun
2013. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Nugraheni, Angesti. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang SADARI
dengan Perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada
mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS. Skripsi tidak diterbitkan.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Nurhasanah, Sitti. 2013. Analisis Hubungan Obesitas Sentral dengan Kejadian
Nyeri Pinggang Bawah pada Pasien di Poli Fisioterapi Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin Makassar 2012. Skripsi tidak diterbitkan.
Makassar : Universitas Hasanuddin.
Pondaag, dkk. 2014. Hubungan Komunikasi Terapeutik Pelayan kesehatan
dengan Kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Irina A RSUP Prof. Dr. R.
44
D. Kandou Manado. Skripsi tidak diterbitkan. Manado : Universitas Sam
Ratulangi.
Program Studi Fisioterapi Unhas. 2016. Buku Pedoman Penulisan Skripsi.
Makassar: Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
Sareong, Kiky Miranti dkk. 2013. Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan
Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Rantepao Kabupaten Toraja Utara
Tahun 2013. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. 2006. Buku Saku Kepelayan Kesehatanan Jiwa.
Alih Bahasa , Achrir. Y. S. Jakarta: EGC
Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Swarjana, I Ketut. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).
Yogyakarta: ANDI
Tamsuri. 2005. Buku Saku : Komunikasi dalam Kepelayan Kesehatanan. Jakarta :
EGC
Tjiptono, F,. & Chandra, G. 2011. Service, Quality, & Satisfication. Yogyakarta:
ANDI
45