Anda di halaman 1dari 4

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

LAPORAN PENUGASAN (LAPGAS)

MP. : HUBUNGAN LEGISLATIF DAN POLRI DALAM


HARKAMTIBMAS
DOSEN : KOMBES POL Drs. SISMANTORO

JUDUL:
OPTIMALISASI SINERGITAS DPR TK II DAN POLRI
GUNA EFEKTIFITAS PENEGAKAN TINDAK PIDANA KORUPSI
DALAM RANGKA TERDUKUNGNYA PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan
perkembangan global. Pembangunan daerah di Indonesia diharapkan dapat
dilaksanakan secara merata sehingga dapat dirasakan seluruh lapisan
masyarakat. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila setiap
daerah mampu melakukan pembangunan daerah. Untuk tercapainya
keberhasilan pembangunan suatu daerah harus benar-benar memperhatikan
kebutuhan, kondisi dan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Dimana
setiap daerah memiliki kondisi yang berbeda sehingga mengakibatkan corak
pembangunan yang diterapkan berbeda pula. Oleh karena itu, untuk
mendukung pembangunan daerah diberlakukanlah otonomi daerah. Otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 1
Namun fakta yang ada saat ini menunjukkan bahwa otonomi daerah
menjadi pemicu timbulnya korupsi. Korupsi adalah setiap orang yang dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya

1
Wikipedia bahasa Indonesia “Otonomi Daerah” < https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah >
1
2

karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara.2 Korupsi sebagai salah satu tindak pidana perlu
ditangani secara serius. Dalam hal ini Polri sebagai lembaga penegak hukum
memiliki tugas dan kewenangan untuk menangani tindak pidana korupsi secara
efektif. Namun fakta yang ada saat ini menunjukkan bahwa penegakan hukum
atas tindak pidana korupsi bisa dikatakan masih belum efektif. Hal tersebut
dapat terlihat dari masih banyaknya kasus korupsi yang belum terselesaikan
secara tuntas. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan efektifitas penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi.
Adapun salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh Polri dalam
meningkatkan efektifitas penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi
adalah dengan menjalin sinergitas dengan DPRD TK II. Dimana DPRD TK II
merupakan sebuah lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi dalam hal
anggaran dan pengawasan di tingkat kabupaten/kota sehingga dengan
demikian upaya dalam meningkatkan efektifitas penegakkan tindak pidana
korupsi dapat berjalan secara optimal.

II. PEMBAHASAN
Kewenangan Polri dalam penegakan hukum pada tindak pidana korupsi
dainataranya adalah bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan
Penyelidikan dan Penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan
Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. 3 Selain itu
kewenangan Polri dalam penegakkan hukum tindak pidana korupsi yaitu
melakukan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
dalam perkara tindak pidana korupsi harus didahulukan dari perkara lain guna
penyelesaian secepatnya.4 Hal ini selaras dengan semangat reformasi Polri
yang membuat grand strategi Polri dengan Kebijakan Strategis Pimpinan Polri
di dalamnya, Bahwa pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah merupakan
prioritas bagi Polri.

2
Pasal 3 Undang-Udang No. 31 Tahun 1999
3
Pasal 14 huruf g Undang-undang No 2 tahun 2002 tentang kepolisian Negara Republik
Indonesia
4
Pasal 25 UU no 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
3

Adapun tugas dan wewenang DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) TK II yaitu


sebagai berikut:5
1. membentuk peraturan daerah kabupaten/kota bersama
bupati/walikota;
2. membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan
daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah
kabupaten/kota yang diajukan oleh bupati/walikota;
3. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah
dan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota;
4. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian bupati/walikota
dan/atau wakil bupati/wakil walikota kepada Menteri Dalam Negeri melalui
gubernur untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau
pemberhentian;
5. memilih wakil bupati/wakil walikota dalam hal terjadi kekosongan
jabatan wakil bupati/wakil walikota;
6. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;
7. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional
yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota;
8. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupati/walikota
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota;
9. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan
daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan
daerah;
10. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
11. melaksanakan wewenang dan tugas lain yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan
Dengan mengamati tugas serta fungsi Polri dan DPRD TK II tersebut,
pembangunan daerah dapat diwujudkan dengan bebas dari tindak pidana
korupsi melalui optimalnya sinergitas. Langkah-langkah yang dapat
diambil dari mengoptimalkan sinergitas tersebut diantaranya :

5
Wikipedia bahasa Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, < https://id.wikipedia.
org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat_Daerah_Kabupaten/Kota >
4

1. Polres bersama dengan DPRD TK II melakukan pemeriksaan LKPJ


instansi pemerintahan daerah tingkat II, sehingga dapat langsung
melakukan tindakan bila ditemukan indikasi adanya penyalahgunaan
anggaran.
2. Polri melakukan penyelidikan terhadap oknum-oknum yang diduga
melakukan tindak pidana korupsi bila data anggaran yang dilaporkan tidak
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
3. Anggota DPRD TK II segera memberikan informasi kepada Polri bila
menemukan adanya indikasi penyalahgunaan anggaran maupun
penyalahgunaan wewenang. Mengingat kewenangan DPRD yang
memungkinkan anggota DPRD lebih mengetahui kondisi internal
pemerintahan daerah TK II dengan hak-hak yang dimilikinya.
4. Personel polres bersama dengan DPRD TK II mengadakan
penyelidikan bersama atas tindakan para penyelenggara pemerintahan
kabupaten/kota yang menunjukan adanya indikasi korupsi.

III. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang ada Polri diharapkan dapat
mengoptimalkan sinergitas dengan DPR guna meningkatkan efektifitas
penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi sehingga dapat
mendukung pembangunan daerah. Adapun upaya yang dapat dilakukan
adalah Polres bersama dengan DPRD TK II melakukan pemeriksaan
LKPJ instansi pemerintahan daerah, Polri melakukan penyelidikan
terhadap oknum-oknum yang diduga melakukan tindak pidana korupsi,
Anggota DPRD TK II segera memberikan informasi kepada Polri bila
menemukan adanya indikasi penyalahgunaan anggaran, Personel polres
bersama dengan DPRD TK II mengadakan penyelidikan bersama.
2. Rekomendasi
Merekomendasikan kepada Kapolda Up Irwasda untuk menjalin
kerjsama dengan DPRD guna melakukan audit bersama pada instansi
pemerintahan daerah yang berpotensi terjadinya tindakan korupsi.

Anda mungkin juga menyukai