1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
c. Dokter
1) Segera merespon laporanmedis.
2) Segera memberikan tindakan sesuai standarterapi.
3
BAB III
TATA LAKSANA
5
Cara:
Pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan, yang
dilambangkan dengan angka 0 –10.
Gambar :
Keterangan :
0 : Tidaknyeri
1- 3 : Nyeri ringan ( pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
4-6 : Nyeri sedang ( pasien nampak mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendiskripsikannya, dapat mengikuti perintah denganbaik)
7 - 10 : Nyeri berat ( kadang-kadang pasien tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendiskripsikannya,sudah tidak dapat diatasi dengan alih
posisi, nafas panjang dandistraksi.
6
Gambar:
Keterangan :
Wajah0 : pasien tidak merasakan nyeri
sama sekali. Wajah2 : pasien hanya
sedikit merasakannyeri.
Wajah4 : pasien merasa lebih nyeri ( agak mengganggu)
Wajah6 : pasien merasa jauh lebih nyeri ( mengganggu aktivitas)
Wajah8 : pasien merasa sangat nyeri tetapi tidak
sampai menangis (sangat mengganggu)
Wajah 10 : pasien merasa sangat nyeri sampai menangis
(tak tertahankan)
7
Skala :
Scor Nilai
Kategori e
Score
0 1 2
Menyeringai,
Dagu
Face Tidak ada mengerutkan
gemetar,
(Wajah) ekspresi dahi, tampak
gerutu
khusus, tidak tertarik
berulang
senyum (kadang-kadang)
(sering)
Posisi normal Menendang,
Leg (Kaki) Gelisah, tegang
atau kaki
santai tertekuk
Berbaring
Activity Menggeliat,
tenang, Kaku atau
(Aktivitas) tidak bisa
posisi tegang
diam, tegang
normal,
gerakan
mudah
Cry Merintih, merengek, Terus
(Menangis Tidak kadang-kadang menangis,
) menangis mengeluh, berteriak
Dapat
Consolabil
Rileks ditenangkan Sering
ity
dengan sentuhan, mengeluh,
(Kemamp
pelukan, sulit
uan
bujukan, dapat dibujuk
Consol)
Dialihkan
Skala 0:Tidak Nyeri
Skala 1 – 3 : Nyeri Ringan
Skala 4 – 6 : NyeriSedang
Skala 7 – 10 :NyeriBerat Total
Score
Keterangan :
Skala 0 : Tidak Nyeri
Skala 1-3 : Nyeri Ringan
Penialian SKOR
nyeri
BPS
Skal 1 2 3 4
a
Ekspresi Tenang Sebagian Seluruh Wajah
wajah wajah wajah menyering
tegang / tegang ai &
(dahi (kelopak mengkerut
mengkerut) mata
menutup)
Pergerak Tenang Sebagian Menekuk Menekuk
an pada total total
ekstermi daerah dengan dengan
tas atas siku jari-jari terus
atau menekuk mengepal menerus
posisi
toleran Bisa Adanya Melawan Tidak
si mengikuti respon pola mampu
terhad irama/pola batuk tetapi ventilasi mentolera
ap ventilasi tetap masih nsi pola
ventila dapat ventilasi
si mengikuti
mekan pola ventilasi
ik
/ventilator
TOTAL
9
KRITERIA NYERI
Berdasarkan skala nyeri atau berat ringannya nyeri , kriteria nyeri
dibagi menjadi 3 yaitu nyeri ringan, nyeri sedang dan nyeri berat.
a. Nyeri Ringan
Nyeri ringan adalah nyeri yang timbul dengan intensitas yang
ringan dimana pada pengukuran skala nyeri ada pada skala 1- 3.
Pada nyeri ringan biasanya pasien secara obyektif masih dapat
berkomunikasi denganbaik.
b. Nyeri Sedang
c. NyeriBerat
Nyeri berat adalah nyeri yang timbul dengan intensitas yang berat,
dimana pada pengukuran skala nyeri pada skala 7-10. Pada nyeri
berat secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikannya dan
tidak dapat diatasi dengan alih baring dan nafas panjang.
PENANGANAN NYERI
Sebelum melakukan penanganan nyeri , dokter/ perawat terlebih
dahulu melakukan asesmen nyeri yang dirasakan pasien karena nyeri
merupakan pengalaman interpersonal dari pasien sendiri.
10
Penanganan terhadap nyeri secara umum dilakukan dengan cara
Non Farmakologis dan Farmakologis. Dibawah ini cara penanganan
nyeri berdasarkan tingkat berat ringannnya nyeri yang dirasakan
pasien.
a. StimulasiKulit
Tehnik ini mendistraksi pasien dan menfocuskan perhatian pada
stimulas taktil jauh dari sensasi yang menyakitkan sehingga
mengurangi persepsi nyeri. Beberapa tindakan yang dapat
mengurangi rasa nyeri adalah :
1) Massage:
Suatu tindakan untuk memberikan rasa nyaman kepada
pasien sehingga dapat . membantu relaksasi dan
menurunkan ketegangan otot dan dapat mengurangi
kecemasan
Caranya : Mengusap, Menekan, Gesekan, Getaran dan Menepuk
2) Kompres panas ataudingin
Melakukan pengompresan pada daerah yang nyeri
Seperti : mandi hangat, bantalan pemanas, kompres panas
atau dingin, rendam air hangat atau dingin : secara umum
dapat meredakan nyeri dan meningkatkan pemulihan area
cidera.
11
b. Immobilisasi
Pembatasan gerak bagian tubuh yang sakit dapat membantu
mengatasi nyeri akut. Dapat juga diberi bebat atau alat
penyangga untuk nyeri akut pada area persendian.
c. Tehnik distraksi
Untuk mengalihkan perhatian pasien ke dalam hal lain yang
dapat menurunkan atau mengurangi rasa nyeri bahkan sampai
dengan mampu meningkatkan toleransi terhadap nyerinya
sehingga pasien merasa berada dalam suasana yang nyaman
dan menyenangkan
Contoh : Pada pasien anak dapat diarahkan untuk melihat
gambar pada buku, bermain puzzle, meniup gelembung.
d. Relaksasi
Merupakan bagian dari terapi perilaku kognitif yang bertujuan
untuk mengendalikan nyeri dengan menurunkan ketegangan
fisiologis tubuh.
3 hal utama yang diperlukan untuk relaksasi :
Posisi yang nyaman berbaring ataupunduduk
Fikiran tenang / beristirahat
Kepaladitopang
Lingkungan yangtenang
Relaksasi nafasdalam
12
e. Guidedimagery
Tehnik menggunakan Imajinasi seseorang untuk mencapai efek
postif tertentu dapat juga dikombinasikan dengan tehnik
relaksasi nafas dalam sehingga menghasilkan ketenangan
dankedamaian
(Smeltzer, bare, Hinkle & Cheever, 2010)
Pada nyeri tingkat berat ini jika obat yang dberikan oleh DPJP
tidak dapat mengatasi nyerinya maka DPJP perlu untuk
melakukan kolaborasi dengan dokter syaraf / dokter anestesi.
Penggunaan obat-obatan yang sesuai dengan diagram based on the
3 step WHO analgetsic Ladder, yaitu :
Nyeri ringan –sedang diberikan Analgesik Non
Opioid (Aspirin, Paracetamol/ibuprofen)
Nyeri sedang diberikan Weak Opioid, Non Opioid,dananalgesik
adjuvant (
codein,tramadolandbuprenorphine)usedcombinationwithanonop
ioid,
e.g aspirin, paracetamo or ibuprofen)
13
Nyeri Berat diberikan Strong Opioid ( Morphin, hydromorphone,
oxycodone or buprenorphine) may be caused alone or in
combination with a nonopioid
14
Pemberian obat-obatan dalam pengelolaan pasien dengan
nyeriharusberdasarkan advis dokter.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri adalah :
a. Paracetamol
Efek analgesik untuk nyeri ringan - sedang dan anti piretik.
Dapat dikombinasikan dengan opoid untuk memberikan efek
analgesik yang lebihbesar.
Dosis 10 mg/kg BB/kali dengan pemberian 3-4 kali sehari.
Untuk dewasa dapat diberikan dosis 3-4 kali 500mg/hari.
b. Obat Anti Inflamasi Non Steroid( OAINS)
Efek analgesik pada nyeri akut dan kronik dengan
intensitas ringan- sedang,antipiretik.
Kontra indikasi : pasien dengan Triad Franklin (polip
hidung,angioedema dan urtikaria ) karena sering terjadi
reaksi anafilaktik)
Efek samping : gastrointestinal (erosi/ulkus gaster),
disfungsi renal, peningkatan enzymhati.
Ketorolak
merupakan satu-satunya OAINS yang tersedia untuk
parenteral. Efektif untuk nyerisedang-berat.
Bermanfaat jika terdapat kontraindikasi opioid atau
dikombinasikan dengan opioid untuk mendapat efek
sinergistik dan meminimalisasi efek samping opioid
(depresi pernafasan, sedasi,statis gastrointestinal).
Sangat baik untuk terapimultianalgesik.
15
c. Tramadol
Merupakan analgetik yang lebih paten dari OAINS oral, efek
samping lebih sedikit /ringan. Berefek sinergistik dengan
medikasiOAINS
Indikasi : efektif untuk nyeri akut dan kronik intensitas
sedang (nyeri kanker, osteoarthritis, nyeri punggung bawah,
neuropati DM, fibromyalgia, neuralgia pasca herpetik, nyeri
pascaoperasi.
Efeksamping : pusing, mual, muntah, letargi,konstipasi.
Pemberian : IV, epidural, rektal,oral.
Dosistramadoloral : 3-4 kali 50-100 mgperhari.
Dosismaximal : 400 mg dalam 24jam
d. Opioid
Merupakan analgetik paten (tergantung dosis ) dan efeknya
dapat ditiadakan oleh nalokson.
Contoh opioid yang sering digunakan adalah : morfin,
fentanyl, meperidin.
Dosis opioid yang diberikan disesuaikan tiap
individual untuk mendapatkan dosis yang tepat,
pemberian melaluititrasi.
Adiksi terhadap opioid sangat jarang terjadi bila digunakan
untuk penatalaksanaan nyeriakut.
Efek samping:
a. Depresi pernafasan , dapat terjadi bila:
Overdosis : pemberian dosis besar, akumulasi
akibat pemberiansecarainfus, opioid longacting.
Pemberian sedasi bersamaan ( benzodiazepin,
16
antihistamin, antiemetik tertentu )
f. Anti-konvulsan
Carbamazepine : efektif untuk nyerineuropatik.
Efek samping : somnolen,gangguanberjalan,pusing
Gabapentin : merupakan obat pilihan utama dalam
mengobati nyeri neuropati.
18
ALUR TATA LAKSANA NYERI
MULAI
PERAWAT
PERAWAT
Derajat nyeri >4 Lapor DPJP & tatalaksana Nyeri ringan
YA
YA PERAWAT
TIDAK
DPJP
Derajat nyeri >4 Konsultasi tim pelayanan Nyeri Anestesi
tidak
Ya
SELESAI 19
BAB IV
Nyeri tertangani
BAB IV
DOKUMENTASI
20
21