Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol. 1 No.

HAKEKAT ASESMEN AUTENTIK DAN PENERAPANNYA


DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

Yuni Pantiwati
Universitas Muhammadiyah Malang
yuni_pantiwati@yahoo.co.id

ABSTRAK
Asesmen merupakan proses mencari informasi. Asesmen dapat dilakukan tanpa evaluasi,
tetapi evaluasi tidak dapat dilakukan tanpa asesmen. Asesmen autentik merupakan suatu penilaian
yang dilakukan melalui penyajian atau penampilan oleh siswa dalam bentuk pengerjaan tugas-tugas
atau berbagai aktivitas tertentu yang langsung mempunyai makna pendidikan. Pembelajaran
Biologi mejadi bermakna bila menggunakan asesmen yang tepat yaitu asesmen autentik karena
tidak cukup memahami pengatahuan Biologi saja tetapi dituntut dapat memecahkan masalah dalam
kehidupan sehar-hari. Pendekatan yang digunakan dalam mempelajari Biologi melalui Pendekatan
Keterampilan Proses, pendekatan ini juga menuntut penilaian yang autentik.

Kata Kunci: Asesmen Autentik, Biologi, Pendekatan Keterampilan Proses

PENDAHULUAN identifikasi materi pembelajaran yang efektif


Melakukan penilaian merupakan salah sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan e)
satu tugas guru selain menyusun program mengembangkan program pendidikan yang
pembelajaran dan mengimplementasikannya koheren untuk semua jenjang pendidikan.
di dalam kelas. Guru juga harus dapat Pendapat tersebut menunjukkan bahwa untuk
menetapkan apa yang dapat diperoleh atau saat ini dibutuhkan asesmen yang dapat
dicapai dari proses pembelajaran yang telah memperbaiki proses pembelajaran
diselenggarakan. Selanjutnya guru harus Zaamroni (2004) mengemukakan
dapat menetapkan apakah program yang ia bahwa evaluasi akan merupakan kebijakan
rencanakan dapat terlaksana sesuai harapan, yang dapat meningkatkan kualitas
dalam arti bahwa kompetensi yang pendidikan, apabila: a) memberikan umpan
dikembangkan pada diri siswa sesuai dengan balik yang efektif kepada siswa, b)
harapan. Semua ini dapat diketahui dan mendorong aktivitas siswa dalam proses
terjawab, jika guru melakukan asesmen dan pembelajaran mereka sendiri, c) umpan balik
evaluasi dengan baik. Hal ini sesuai pendapat bagi guru untuk melakukan penyesuaian
Johnson (2002) bahwa asesmen dapat dalam melaksanakan pembelajaran, d)
dilakukan tanpa evaluasi, tetapi evaluasi memahami pengaruh evaluasi terhadap
tidak dapat dilakukan tanpa asesmen. motivasi siswa dan kepercayaan diri mereka,
Asesmen sangat berperan dalam menentukan dan e) alat bagi siswa untuk melakukan
arah pembelajaran dan kualitas pendidikan. monitoring dan koreksi diri mereka sendiri.
Menurut Atkin, Black, & Coffey (2001) Dengan demikian apabila siswa dapat
bahwa ada beberapa prioritas dalam mengetahui kemajuan dan perkembangan
pembaharuan pendidikan, seperti a) inkuiri dirinya, siswa dapat mengatur belajarnya
saintifik dalam isi dan pendekatan dengan menentukan langkah-langkah
pembelajaran, b) asesmen untuk kegiatan belajar berikutnya sehingga kondisi
memperbaiki proses pembelajaran, c) peran ini memungkinkan siswa untuk belajar secara
teknologi dalam kurikulum, d) pemilihan dan

18
Yuni Pantiwati , Hakekat Asesmen...

terus menerus dan mendorong terlaksananya juga berdampak buruk pada perilaku
life long learning. mengajar guru. Guru umumnya merasa sudah
Terlaksananya life long learning aman dan selesai tugasnya jika telah
tentunya tidak terlepas dari peran guru dalam melaksanakan semua kewajiban kurikuler
pembelajaran karena perilaku guru dalam meskipun murid-muridnya tidak memahami
mengajar dapat mempengaruhi perilaku apa yang diajarkan. Dengan demikian
siswa dalam belajar. Sedang perilaku guru pendidikan yang tidak menghasilkan lulusan
dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermutu bukanlah merupakan investasi
dipengaruhi oleh sistem dan teknik evaluasi., SDM (sumber daya manusia), melainkan
VHEDJDLPDQD VORJDQ ³Bagaimana evaluasi pemborosan beaya, tenaga dan waktu.
dilakukan begitulah guru mengajar´ Oleh karena itu perlu dipikirkan
Selanjutnya menurut Zamroni (2004) metode yang tepat dalam melakukan evaluasi
perilaku guru dan siswa dalam proses belajar agar penilaian yang dilakukan pada siswa
mengajar harus berubah, perubahan ini akan dapat memberikan informasi yang utuh
menjadi kenyataan apabila sistem evaluasi tentang siswa. Kalau seorang siswa dikatakan
sekolah juga berubah. Tanpa perubahan berhasil dalam belajarnya, maka keberhasilan
dalam evaluasi tidak akan ada perubahan itu haruslah diukur dengan alat ukur yang
dalam proses belajar mengajar. Namun sesuai dengan tujuan belajarnya atau
merubah perilaku guru pun tidak mudah, kompetensi yang harus dicapainya. Dengan
mengingat merubah paradigma seseorang kata lain informasi yang diperoleh dari
bukan sesuatu yang mudah dilakukan. asesmen harus komprensif dan telah
Berdasarkan pengamatan dilapangan dilakukan pada saat-saat yang tepat selama
menunjukkan bahwa sistem penilaian yang dan setelah siswa belajar. Artinya
digunakan para guru umumnya paper and pengukuran harus dilakukan di sepanjang
penci test karena mereka menilai cukup proses belajar yang dijalani siswa. Prinsip
praktis dalam arti tidak membutuhkan tenaga, inilah yang disebut dengan asesmen
biaya, dan waktu yang banyak. Sebaliknya berkelanjutan. Asesmen ini dilaksana-kan
jika menggunakan asesmen autentik secara terpadu dengan kegiatan belajar
membutuhkan tenaga, biaya, dan waktu yang mengajar sehingga disebut sebagai penilaian
lebih banyak, sehingga guru enggan berbasis kelas (PBK). Penilaian kelas
menggunakannya. Pemikiran dan perilaku merupakan suatu proses yang dilakukan
seperti inilah yang dapat menghambat melalui langkah-langkah Hubungan
tercapainya kualitas pembelajaran dan Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
pendidikan. Hasil penelitian Pantiwati (2013) Penilaian kelas merupakan suatu
tentang profil sistem penilaian oleh guru juga proses yang dilakukan melalui langkah-
menunjukkan bahwa tes tulis bentuk obyektif langkah perencanaan, penyusunan alat
mendominasi intrumen pengukuran hasil penilaian, dan pengumpulan informasi
belajar siswa, selain itu respon siswa juga melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
mendukung bentuk tes tertulis dibanding pencapaian hasil belajar peserta didik,
bentuk asesmen yang lain. Siswa juga tidak pengolahan, dan penggunaan informasi.
menyukai asesmen melalui analisis kritis Penilaian kelas dilaksanakan melalui
artikel yang menuntut siswa berikir tingkat berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja
tinggi. Demikian juga siswa tidak menyukai (performance), penilaian sikap, penilaian
asesmen bentuk portofolio. tertulis (paper and pencil test), penilaian
Hal senada juga diungkapkan oleh proyek, penilaian produk, penilaian melalui
Umar (2004) bahwa keadaan lulus 100% kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
siswa pada ujian nasional di suatu sekolah (portofolio), dan penilaian diri. Penilaian

19
Yuni Pantiwati, Hakekat Asesmen Autentik...

dilakukan sebelum pengukuran karena mengevaluasi program pembelajaran sesuai


pengukuran (measurement) merupakan dengan harapan, dalam arti mampu
pemberian angka pada objek atau peristiwa menunjang tercapainya kompetensi lulusan
menurut aturan yang memberikan arti yang ditargetkan.Tercapainya kompetensi
kuantitatif (Wiersma dan Jurs,1990). lulusan tidak hanya tergantung pada program
Selanjutnya Grounlund (1993) pembelajaran, namun terkait langsung
menyatakan pengukuran adalah proses untuk dengan asesmen seperti yang diungkapkan
memperoleh deskripsi angka tentang derajat oleh Johnson dan Johnson (2002) bahwa
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh asesmen dapat dilakukan tanpa evaluasi
individu. Pengumpulan informasi ini tetapi tidak dapat mengevaluasi di luar
dilakukan selain menggunakan tes, juga asesmen dan evaluasi dilakukan sesaat
dilakukan dengan mengobservasi siswa sedang asesmen secara terus menerus.
ketika sedang belajar, mewawancarai, atau Asessmen merupakan suatu proses
memeriksa produk siswa. Guru diberi pengumpulan informasi tentang apa yang
kebebasan untuk memilih teknik diketahui dan apa yang dapat dikerjakan
pengujiannya yang dirancang menyangkut siswa (Hart,1994). Menurut Linn dan
penentuan jenis tagihan, bentuk instrumen, Gronlund (1995) penilaian adalah istilah
dan butir-butir instrumen yang akan dipakai umum yang melibatkan semua rangkaian
untuk mengukur indikator yang telah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
dirumuskan. informasi tentang hasil belajar siswa atau
Hasil penilaian sangat diperlukan peserta didik. Sedang menurut Brown (2004)
dalam melakukan evaluasi, hal ini terkait penilaian sebagai suatu proses yang secara
dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, berkelanjutan dilakukan untuk
seperti dinyatakan oleh Brown (2004) bahwa mengumpulkan informasi tentang
evaluasi adalah kegiatan melakukan pembelajaran siswa dengan menggunakan
keputusan berdasarkan informasi yang telah berbagai macam prosedur. Berdasarkan
diperoleh dalam penilain tersebut. Gay uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
(2000) menyatakan evaluasi menentukan asesmen merupakan kegiatan mengumpulkan
tingkat ketercapaian tujuan melalui proses informasi tentang kemajuan belajar siswa
yang sistematis mulai dari mengumpulkan dengan menggunakan bermacam-macam
data, menganalisis dan memberikan prosedur, seperti tes formal, inventori,
penilaian. Evaluasi juga memberikan checklist, asesmen diri, portofolio, proyek
keputusan melalui proses sistematis dari dan kegiatan lainnya.
mengumpulkan data, menganalisis, dan
mengambil keputusan.Berdasarkan pendapat Hakekat Asesmen Autentik dan
tersebut, maka evaluasi dapat diartikan Penerapannya dalam Pembelajaran
sebagai kegiatan melakukan keputusan Biologi
dengan mempertimbangkan data-data atau Akuntabilitas merupakan salah satu
bukti yang telah diambil sebelumnya prinsip pelaksanaan penilaian yang dapat
sehingga ada keterkaitan antara kegiatan dipertanggungjawabkan, baik dari segi
penilaian dengan evaluasi. teknik, prosedur, maupun hasilnya. Oleh
Grounlund (1981)mengungkapkan karena itu, penilaian dilakukan dengan
bahwa penilaian dan evaluasi saling terkait mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam
karena hasil penilaian merupakan salah satu penilaian sehingga keputusan yang diambil
sumber informasi yang sangat penting dalam memiliki dasar yang objektif. Penilaian
lingkungan belajar. Oleh karena itu hasil secara autentik dalam pembelajaran
penilaian dapat dipakai sebagai dasar untuk dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan

20
Yuni Pantiwati , Hakekat Asesmen...

dan memutuskan hasil belajar secara akurat. bersifat non-autentik. Demikian juga dengan
Hart (1994) menyatakan asesmen autentik traditional test tidak serta merta menjadi alat
merupakan suatu penilaian yang dilakukan ukur pada asesmen non-autentik, sehingga
melalui penyajian atau penampilan oleh traditional assessment tidak sekaligus
siswa dalam bentuk pengerjaan tugas-tugas tergolong asesmen non-autentik.
atau berbagai aktivitas tertentu yang langsung Perbandingan antara asesmen tradisional
mempunyai makna pendidikan. dan asesmen autentik secara rinci
Menurut Corebima (2004) berbicara perbedaannyua disajikan pada Tabel 0.1.
tentang asesmen autentik, sebenarnya juga Uraian ini memberikan pemahaman bahwa
berbicara tentang asesmen non-autentik; asesmen autentik harus melibatkan siswa di
NDUHQD ³ODZDQ´ GDUL DVHVPHQ DXWHQWLN DGDODK dalam tugas-tugas autentik yang bermanfaat,
asesmen non-autentik, karena sudut penting, dan bermakna. Selain itu asesmen
pandangnya memang demikian. Oleh karena autentik merupakan bagian tidak terpisahkan
itu tidak tepat membayangkan lawan dari dari pembelajaran di dalam kelas, terintegrasi
asesmen autentik adalah asesmen yang dalam setiap jenis pembelajaran yang
menggunakan alat paper and pencil test; digunakan guru.
tidak semua paper and pencil secara otomatis

Tabel 1. Perbandingan Asesmen Autentik dan Asesmen Tradisional


Asesmen Tradisional Asesmen Autentik
Periode waktu tertentu Waktu ditentukan oleh guru dan siswa
Mengukur kecakapan tingkat rendah Mengukur kecakapan tingkat tinggi
Menerapkan drill dan latihan Menerapkan strategi-strategi kritis dan kreatif
Memiliki perspektif sempit Memiliki perspektif menyeluruh
Mengungkapkan fakta Mengungkap konsep
Menggunakan standar kelompok Menggunakan standar individu
Bertumpu pada ingatan (memorisasi) Bertumpu pada internalisasi
Hanya satu solusi yang benar Solusi yang benar banyak
Mengungkap kecakapan Mengungkap proses
Mengajar untuk ujian Mengajar demi kebutuhan

(Sumber: Fraze dan Rudnitski, 1995 dalam Corebima, 2004:9)


Muller (2003) membedakan asesmen kehidupan sehari-hari seperti halnya karakter
autentik dengan asesmen tradisional melalui pembelajaran Biologi. Biologi merupakan
penggambaran gerak titik kontinum dari salah satu dari cabang ilmu pengetahuan
asesmen tradisional (kiri) menuju asesmen yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
autentik (ke kanan). Pada asesmen lingkungannya. Mempelajari biologi tidak
tradidional siswa diberi sejumlah pilihan sekedar mendapatkan pengetahuan tentang
(seperti a, b, c, d; benar-salah) dan hanya makhluk hidup, namun juga mendapat
mencari jawaban yang benar saja. Berbeda pengetahuan tentang metode mempraktekkan
dengan asesmen autentik yang meminta ilmu pengetahuan tersebut. Pengetahuan yang
siswa untuk mendemonstrasikan apa yang diperoleh diharapkan dapat membantu untuk
dipahami baik pengetahuan, keterampilan, memecahkan masalah guna meningkatkan
dan kompetensi apapun yang mereka miliki kesejahteraan hidup manusia. Dalam
sehingga lebih aplikatif dan bermakna. mencapai tujuan tersebut memerlukan
Prinsip asesmen ini sangat tepat digunakan metode yang sistematis yang disebut metode
dalam pembelajaraan yang menuntut siswa ilmiah. Penerapaan metode ilmiah dalam
tidak sekedar memahai pengetahuan tetapi pembelajaran khususnya pembelajaran IPA
diharapkan dpat memecahkan masalah

21
Yuni Pantiwati, Hakekat Asesmen Autentik...

dapat digunakan dalam pendekatan dengan keterampilan proses sains (sciense


keterampilaan proses (PKP). process skills). Keterampilan ini pada diri
Demikian juga dengan Pendekatan siswa harus diukur agar dapat memberikn
Keterampilan Proses memandang sains informasi bagaimana kondisi sebelum, pada
sebagai proses ilmiah dan pendidikan sains saat, dan setelah pembelajaran sehingga
adalah pelatihan keterampilan proses sains pembelajaran menjadi bermakna.
yang biasa digunakan oleh para ilmuwan Asesmen autentik mendorong siswa
kepada siswa. Oleh karena itu siswa harus untuk menggunakan pengetahuan ilmiah
memperoleh pengalaman ilmiah untuk pada konteks riil bukan membuat/menyusun
memperoleh produk ilmiah seperti konsep, sesuatu yang baru dan tidak dikenal siswa.
prinsip dan hukum. Belajar dengan Asesmen tradisional bersifat hafalan bukan
menggunakan PKP mempunyai cara pandang membangun dan mengaplikasikan konsep
bahwa belajar adalah mempelajari bagaimana yang telah dimiliki siswa seperti terlihat pada
para ilmuwan belajar sains atau diungkapkan Gambar 0.1 menunjukkan gerak titik
dengan "learning how to learn". Dalam kontinum asesmen tradisional ke asesmen
mempelajari sains, para ilmuwan autentik.
menggunakan keterampilan yang disebut
Tradisional Authentic
Selecting response ............................................... Performing a task
Contrived ............................................................ Real-life
Recall/Recognition .............................................. Construction/Application
Teacher-structured ............................................. Student-structured
Indirect Evidence ............................................... Direct Evidence
Gambar 0.1 Gerak Titik Kontunum Asesmen Tradisional
ke Asesmen Autentik

Hart (1994) menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran menurut paham


asesmen autentik memberikan kesempatan konstruktivisme. Ketiga, tidak menggunakan
kepada siswa untuk melaksanakan tugas- sistem tes tradisional tetapi menggunakan
tugas autentik yang menarik, bermanfaat, dan berbagai cara.
relevan dengan kehidupan siswa. Tugas ini Dengan demikian asesmen autentik
dapat menjadikan siswa inovatif dan kreatif mengubah peran siswa dalam proses
karena memiliki kesempatan untuk asesmen, dari sifat pasif menjadi partisipan
mengembangkan diri, menumbuhkan sikap aktif, siswa aktif berkolaborasi untuk
yang lebih positif terhadap sekolah, kegiatan bekerjasama dan dapat berpartisipasi dalam
belajar dan dirinya sendiri. Sikap positif akan mengevaluasi kemajuannya. Asesmen
mempengaruhi pada pola berpikir siswa, autentik dapat mengaktifkan pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan prestasi yang melalui banyak cara sementara tes terstandar
positif. Hal ini sesuai pendapat Marzano et. bersifat ekskusif dan sempit. Rivers (2001),
al (1993) bahwa penilaian autentik Schraw & Dennison (1994) melaporkan
mengandung tiga unsur inovasi dalam bidang bahwa para siswa yang terampil melakukan
penilaian. Pertama, tidak mengukur asesmen terhadap diri sendiri sadar akan
ketercapaian tujuan pembelajaran yang kemampuannya, bertindak lebih strategis dan
tradisional, tetapi lebih menekankan pada lebih baik dibanding mereka yang tidak
kemampuan nyata subyek belajar. Kedua, terampil. Asesmen autentik dapat
bersifat menyeluruh, mengembangkan mempertajam keterampilan berpikir tingkat
seluruh kemampuan subyek belajar melalui tinggi pada saat mereka menganalisis,

22
Yuni Pantiwati , Hakekat Asesmen...

mensisntesis, mengidentifikasi masalah, dengan benar. Kompetensi yang diharapkan


menciptakan pemecahan, dan mengikuti dalam belajar Biologi Ketrampilan proses
keterkaitan sebab akibat (Johnson, 2002). sains dibedakan menjadi ketrampilan proses
Penerapan tahapan keterampilan dalam dasar dan ketrampilan proses terintegrasi.
PKP menuntut asesmen yang sesuai, Pembedaan keterampilan ini perlu dicermati
maksudnya kegiatan yang ddilakukan harus karena sebenarnya keterampilan berbeda
diukur dengan instrumen yang sesuai, tepat, menghendaki jenis asesmen yang sesuai
efektif agar tujuan pembelajar tercapai dan dengan target keterampilan yang
siswa benar-benar belajar sains (Biologi) dikehendaki.
Tabel 2. Analisis Ketrampilan Proses Sains dan Aspek Tagihannya
Keterampilan deskripsi Aspek task (tagihan)
Proses
DASAR Pengidentifikasian dan pemberian Megidentifikasi dan memberikan nama
Observasi nama ciri-ciri benda dan kejadian ciri benda
dalam dunia fisik
Klasifikasi Mengatur benda, kejadian atau Mengklasifikasikan benda atau kejadian
informasi dengan metode atau
sistem tertentu
Pengukuran Membandingkan suatu obyek dari Melakukan pengukuran suatu obyek
dimensi yang tidak diketahui
dengan dimensi yang diketahui
Komunikassi Menyampaikan ide melalui komunikasi, diskusi-presentasi
hubungan sosial
Pengambilan Kesimpulan Membuat kesimpuian Menyusun kesimpulan
berdasarkan reasoning untuk
menjelaskan satu set observasi
Prediksi Meramalkan kejadian di masa Kemampuan menyusun ramalan
datang berdasarkan bukti nyata
Penggunaan hubungan Menggunakan bentuk geometri Kemampuan menghubungkan
tempat waktu untuk pengamatan
Penggunaan angka Mengaplikasikan hukum atau Keterampilan mengaplikasikan
rumus matematik untuk
menghitung angka
Identifikasi variabel Mengenal karakteristik obyek Kemampuan mengidentifikasi
atau kejadian yang bersifat
konstan atau berubah

TERINTEGRASI Membuat pernyataan yang Kemampuan menyusun hipotesis


Penyusunan Hipotesis dipercaya benar tentang satu
kejadian
Pengontrolan variabel Mengubah suatu obyek atau Kemampuan melakukan pengonrolan
kondisi sementara yang lain
dibiarkan konstan
Investigasi Mencari data dalam suatu situasi Kemampuan melakukan investigasi
belajar diskovery
Membuat definisi Menciptakan definisi suatu istilah Kemampuan membuat definisi
operasional sesuai dengan konteksnya operasional

Eksperimentasi Merancang dan melaksanakan Merancang eksperimen


eksperimentasi dengan
melibatkan semua keterempilan
proses terintegrasi

Berdasarkan analisis tagihan pada digunakan dalam pembelajaran Biologi (IPA)


Tabel 0.1 menunjukkan bahwa asesmen yang dengan PKP tidak cukup hanya dengn

23
Yuni Pantiwati, Hakekat Asesmen Autentik...

mengukur kognitif saaja karena cukup pengetahuan dan keterampilan; 3) penilaian


banyak kompetensi yang dituntut pada siswa terhadap produk atau kinerja; 4) tugas-tugas
terkait sikap dan psikomotor. Jelas sekali kontekstual dan relevan; 5) proses dan
dibutuhkan asesmen autentik yang dpat produk, yang dapat diukur.
menjadikan siswa aktif berkolaborasi, Sesuai hasil penelitian Mary dan Issac
kerjasama, dan berpartisipasi dalam (2006) menjelaskan penilaian berkelanjutan
mengevaluasi kemajuannya, hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mengharuskan siswa menjadi performer secara kuantitatif dan kualitatif. Secara
efektif dengan pengetahuan yang kuantitatif meningkatkan skoring nilai,
didapatkannya. Tes tradisional cenderung sedangkan secara kualitatif dapat
hanya menampakkan tentang apakah siswa meningkatkan motivasi, minat dan kebiasaan
dapat mengenal, mengingat atau belajar. Respons siswa kelompok pandai
³PHPDKDPL´ DSD \DQJ WHODK GLSHODMDULQ\D GL menjadi beruntung dengan nilai bagus,
luar konteks yang ada. Menurut Marzano sedang kelompok rendah kurang menyukai
(1993), asesmen kinerja dapat memberikan karena sulit serta jenuh sehingga nilainya
suatu sarana yang efektif dalam mengukur cukup jika dibanding kelompok pandai.
kemampuan yang sulit atau yang tidak dapat Berdasarkan uraian di atas maka guru
dilakukan paper and penciltest. Kemampuan harus berupaya agar pembelajaran
yang dapat diukur, seperti kemampuan untuk berlangsung autentik harus selalu
berkomunikasi, memecahkan masalah, dan mengkaitkan materi dan tugas siswa dengan
menggunakan keahlian untuk berpikir kritis. permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut pendapat tersebut, maka Hal ini dilakukan agar sejalan dengan tujuan
asesmen kinerja membantu siswa melakukan asesmen autentik, dengan tetap
metakognitif yaitu mengarahkan bagaimana memperhatikan prinsip-prinsip asesmen.
cara siswa belajar. Hal ini tidak dapat Inovasi dalam pendidikan akan tercapai bila
dilakukan bila menggunakan paper and prinsip-prinsip dalam pembelajaran tetap
pencil test. Ibrahim (2002) menyatakan tidak diterapkan dengan baik.
ada paper and pencil dengan gradasi jawaban Salah satu prinsip asesmen adalah
benar atau salah dapat mengevaluasi kinerja, assessment is instruction yaitu Assessment
guru seharusnyalah merubah cara mengajar and teaching can be one and the same,
dengan mengubah bentuk asesmen, karena melalui kelas autentik berbasis asesment,
jika guru mengubah cara mengases siswa, guru, siswa, dan yang lainnya dapat melihat
maka guru pun harus merubah cara mengajar pembelajaran riil dan perkembangan yang
dan bagaimana siswa belajar (Hart, 1994). terjadi (Stiggins, 1994) Asesmen yang baik,
Dengan demikian asesmen performance dalam hal ini asesmen autentik dapat
GLGHVDLQ XQWXN PHPEDQWX VLVZD ³EHODMDU meningkatkan pengajaran, dan dengan
EDJDLPDQD EHODMDU´ pengajaran yang baik dapat meningkatkan
Menurut Nur (2001) prinsip sistem prestasi siswa. Menurut Marzano (1993),
penilaian berkelanjutan adalah menilai asesmen berpengaruh langsung dan tidak
semua kompetensi dasar, menganalisis hasil langsung terhadap belajar, secara langsung
penilaian dan melakukan tindak lanjut yang asesmen memberikan feedback untuk belajar
berupa program perbaikan atau program secara efektif, sedang pengaruh tidak
pengayaan, dengan agar asesmen yang langsungnya adalah pengajaran umumnya
digunakan dapat dikategorikan autentik cenderung pada apa yang diajarkan dan
sebaiknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempengaruhi apa yang dipelajari.
1) mengukur pengetahuan dan keterampilan Sejalan dengan pendapat di atas, maka
siswa; 2) mempersyaratkan penerapan asesmen merupakan bagian dari

24
Yuni Pantiwati , Hakekat Asesmen...

pembelajaran yang tidak terpisahkan, diterapkan dengan baik dalam pembelajaran


sebagaimana dikemukakan Gronlund (1998) akan memberikan hasil sesuai tuuan yang
bahwa hubungan antara pembelajaran dengan diharapkan, sebagaimana yang telah
asesmen seperti diuraikan berikut: 1) ditemukan oleh Pantiwati (2011) bahwa
Pembelajaran menjadi efektif apabila siswa di sekolah kategori rendah yang
langsung ke arah penyelesaian hasil belajar menggunakan asesmen autentik kemampuan
dengan memberi tanda, metode dan bahan kognitif, berpikir kritis, dan berpikir
pembelajaran selaras dengan karakteristik kreatifnya sama dengan siswa di sekolah
dan kebutuhan siswa, pembelajaran kategori tinggi yang tidak menggunakan
dirancang sesuai dengan karakteristik dan asesmen aautentik. Hasil ini membuktkan
kebutuhan siswa, pembelajaran diputuskan bahwa asesmen autentik dapat meningkatkan
didasarkan pada informasi yang berarti, kemampua kognitif, berpikir kritis, dan
saling berkait dan relevan, kemajuan belajar berpikir kreatif dengan tetap memperhatikan
siswa diinformasikan secara periodik, remidi karakter siswa.
sebagai tindakan bagi siswa yang belum Adapun bentuk tugas-tugas tersebut
berhasil dalam belajar, pembelajaran efektif meliputi: 1) portofoio, 2) pembuatan
adalah secara periodik mengulang, dan pada jurnal/paper, 3) simulasi, 4) membuat desain
waktu yang akan datang hasil belajar dan dan presentasi, 5) observasi kritis, 6)
pengajaran dimodifikasi sesuai dengan yang mengerjakan proyek individu dan kelompok,
dibutuhkan; 2) penilaian menjadi efektif 7) melaporkan hasil studi lapangan, 8)
ketika dirancang dengan jelas untuk melakukan kegiatan pemecahan masalah, 9)
menandai hasil belajar yang berlangsung membuat peta konsep, dan sebagainya.
pada waktu tertentu, pembawaan dan fungsi Selanjutnya strategi-strategi asesmen yang
penilaian selaras dengan hasil yang dinilai, digunakan dalam melakukan asesmen
penilaian dirancang sesuai dengan berkelanjutan adalah sebagai berikut:
karakteristik siswa yang relevan dan terbuka asesmen kinerja (Performance Assessment),
untuk setiap orang, penilaian untuk observasi (Observation), penggunaan
melengkapi informasi yang berarti, pertanyaan (Questioning), Presentasi
berhubungan dan relevan, serta perlengkapan (Presentation), diskusi (Discusions),
dibuat untuk memberi siswa umpan balik Eksperimen/demonstrasi
lebih awal hasil penilaian. Dengan demikian (Experiments/demonstration),
asesmen autentik harus dipahami dan Projek/Pameran (Projects/Exhibition),
dilakukan sebagai bagian yang tidak Bercerita (Story or text retelling),
terpisahkan dari proses pembelajaran. Investigasi/penyelidikan (Investiga-tion),
Prinsip dasar tugas-tugas asesmen Portofolio (Portofolio), Jurnal (Journal),
dalam pembelajaran yaitu asesmen Wawancara (Interview), Konferensi, Evaluasi
merupakan: 1) bagian dari perencanaan yang diri oleh siswa (Self Evaluation)(O'Malley
efektif; 2) menitikberatkan pada bagaimana and Pierce, 1996).
siswa belajar; 3) pusat dari pelatihan di
kelas; 4) kunci keterampilan professional; 5) SIMPULAN DAN SARAN
sesitif dan konstruktif; 6) meningkatkan Biologi merupakan salah satu cabang
motivasi; 7) mendukung pencapaian tujuan; sains yang mempunyai karakter dalam
8) membantu siswa mengetahui bagaimana mempelajarinya tidak cukup pengetahannya
memperbaiki; 9) mengembangkan saja tetapi menuntut untuk diterapkan dalam
kemampuan melalui penilaian diri; 10) kehidupan sehari-hari sehingga membantu
mengembangkan pendidikan (ARG: manusia mendapaatkan kesejateraan.
2002).Tentunya prinsip asesmen ini jika Pembelajarn yang digunakan dalam Biologi

25
Yuni Pantiwati, Hakekat Asesmen Autentik...

menggunakan pendekatan keterampilan Johnson, D.W & Johnson, R.T. 2002.


proses, sehingga siswa tidak cukup dinilai Meaningful Assessment. Arlington
pengetahuannya saja yaitu dari domain Street Boston: Ally & Dacon A
kognitif. Guru membutuhkan asesmen Pearson Education Company
autentik yang dapat melakukan penilailan Marry, J.S., & Issac, B. 2006. Observation of
secara holistik meliputi kognitif, afektif, dan Assessment Effects and Student
psikomotor. Jenis asesmen autentik sangat Perception in Higher Education.
bervariasi, oleh karena itu guru perlu Makalah disajikan pada
menyesuaikan apa kriteria dan aspek yang International Conference on
akan diukur agar penialaian bermakna Measurement and Evaluation in
sehingga dapat menggambarkan kemampuan Education tanggal13-15Pebruari
siswa. Sekolah dan pemerintah hendaknya 2006 di School of Educational
memberikan fasilitas bagi guru untuk Studies Universiti Sains Malaysia
melakukan penilaian secara autentik baik Penang-Malaysia
berupa fisik material atau kebijakan. Marzano, R. J. (1993). Designing a New
Taxonomy of Educational
DAFTAR PUSTAKA Objectives. Thousand Oaks, CA:
ARG. 2002. Assessment for Learning: 10 Corwin Press.
Principles. University of Mueler John, 2003, What is Authentic
Cambridge: Assessment Reform Assessment?,
Group. http://jonathan.mueller.faculty.noctr
Brown, Janet. H. S. & Richard, J. l.edu/toolbox/whatisit.htm .
1996.Assessing Hands-On Diakses: 24 September 2005
Science.California: Corwin Press, Nur, M. 2000. Strategi-strategi Belajar.
Inc. Surabaya: UNESA Press.
Corebima. 2004. Pemahaman Tentang Pantiwati, Yuni. 2011. Pengaruh Jenis
Asesmen Autentik. Makalah Asesmen Biologi dalam
disijikan pada Pelatihan PBMP Pembelajaran TPS terhadap
pada Pembelajaran Bagi Para Kemampuan Konitif, Kritis, dan
Guru Sains Biologi dalam Rangka Kreatif. Prosiding Seminar
RUKK VA, 9-10 Juli 2004. Nasional Pendidikan Asesmen
Grounlund, N.E. 1981. Measurement and Otentik dalm Implementasi
Evaluation in Teaching. New York: Pembelajaran Aktif dan Kreatif.
MacMilan Publishing CO. Inc. Bandar Lampung, Januari, 29-30
2011.
Gronlund, G. 1998. Portfolios as an
Assessment Tool: is Collection of Pantiwati, Yuni. 2013. Profil Sistem
Work Enough? Young Children, Penilaian dalm Pembeljaran
53(3), 4-10. Biologi. Prosiding Seminar
Hart, Diane. 1994. Authentic Assessment A Nasional Pendidikan Sains. Iperan
handbook for Educators. Sains dalam Abad 21. Surabaya,
California, New York: Addison Januari, 2013.
Wesley Publishing Company
Johnson, D.W. 2002.Meaningful Assessment Stiggins, RJ. 1994. Student Centered
A Manageable and Cooperatve Classroom Assessment. New York:
Process. USA: Allyn and Bacon maxwell Macmillan International
Simon & Schuster Company

26
Yuni Pantiwati , Hakekat Asesmen...

Umar, Jahja.2004. Pengembangan Sistem Wierma, William and Stephen G. Jurs. 1990.
Penilaian Untuk meningkatkan Educational Measurement and
Mutu Pendidikan Nasionan di Era Testing. Boston: Allyn and Bacon.
Global. Makalah disajikan pada Zamroni. 2004. Pengembangan Sistem
Seminar Nasional Rekayasa Sistem Penilaian Pendidikan Menengah yang
Penilaian dalam Rangka Menerapkan KBK dalam Kerangka
Meningkatkan Kualitas Otonomi Daerah. Makalah disajikan
Pendidikan. Himpunan Evaluasi pada Seminar Nasional Rekayasa Sistem
Pendidikan Indonesia (HEPI) Penilaian dalam Rangka Meningkatkan
tanggal 26 dan 27 Maret 2004 di Kualitas Pendidikan. Himpunan
Yogyakarta Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI)
tanggal 26 dan 27 Maret 2004 di
Yogyakarta

27

Anda mungkin juga menyukai